Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipertermi (demam) adalah proses alami untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh saat suhu naik di atas normal (> 37,5 ° C). Demam
adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi. Demam biasanya
disebabkan oleh infeksi (virus atau parasit herbal), penyakit autoimun,
keganasan, atau obat-obatan (Surina dalam Khartini 2015).
Demam adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh naik di atas normal
sebagai akibat dari peningkatan pusat kendali suhu di hipotalamus.
Kebanyakan demam pada anak-anak merupakan akibat dari perubahan
pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit yang ditandai dengan
demam dapat memengaruhi sistem tubuh. Selain itu, demam dapat
berperan dalam meningkatkan perkembangan kekebalan spesifik dan non-
spesifik untuk mempercepat penyembuhan atau melindungi terhadap
infeksi (Sodikin dalam Wardiyah 2016).
B. Etiologi
Demam terjadi jika pembentukan panas melebihi pengeluarannya.
Demam dapat dikaitkan dengan infeksi kolagen, keganasan, gangguan
metabolisme, atau penyakit lainnya. Demam dapat disebabkan oleh
kelainan pada otak itu sendiri atau oleh zat beracun yang mempengaruhi
pusat kendali suhu penyakit bakterial, tumor otak, atau dehidrasi. Demam
sering kali disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
sinusitis, bronchiolitis, pneumonia, faringitis, abses gigi, gingi
vostomatitis, gastroenteritis stomatitis ekor gastroenteritis, infeksi saluran
kemih, pielonefritis, meningitis, bakteremia, reaksi imun, neoplasma
osteomielitis (Guyton 2014)
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
antara lain: akurasi riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan
fisik, observasi jalannya penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium
serta faktor pendukung lainnya. tepat dan holistik. Ketidaknyamanan dan
gejala yang berhubungan dengan demam
C. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala demam adalah
a. Anak rewel (suhu di atas 37,5˚C - 39˚C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan laju atau frekuensi pernapasan
e. Nadi cepat
f. Mengigil
g. Dehidrasi
h. Kehilangan selera makan
D. Patofisiologi
Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Ketika infeksi atau zat asing
masuk ke dalam tubuh, itu merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
melepaskan pirogen. priogen merupakan zat penyebab demam, ada yang
berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan diluar tubuh (pirogen
eksogen), yang dapat terjadi sebagai akibat infeksi oleh mikroorganisme
atau reaksi imunologis terhadap benda asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan
asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin.
Hal tersebut akan memicu reaksi peningkatan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan mencegah atau menghambat
sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas yang
menyebabkan demam pada anak-anak. Temperatur yang tinggi ini akan
merangsang “pasukan” tubuh (sel makrofag dan limfosit T) untuk
melawan zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang
menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi
atau sistem kekebalan tubuh (Sinarty, 2003).
E. Penatalaksanaan berdasarkan artikel
Dari artikel yang telah kami temukan dan bahas sebelumnya, didapatkan
penatalaksanaan untuk pasien yang mengalami hipertermi, yaitu antara
kompres hangat dan kompres bawang merah.
F. Persamaan dan perbedaan antara tiga artikel yang menjadi
pembahasan

No. Judul Jurnal Persamaan Perbedaan


1. The effect of onion (allium 1. Ketiga artikel 1. Pada artikel 2
ascalonicum l) Compres tersebut sama- menggunakan
toward body temperature of sama membahas sampel anak
children with Hipertermia tentang perbedaan yang mengalami
in bougenville room dr. penurunan suhu demam di Desa
Haryoto Lumajang hospital tubuh anak Semboro
2. Perbedaan kompres hangat dengan demam sedangkan pada
dan kompres bawang merah antara kompres artikel 1 dan 3
terhadap penurunan suhu hangat dan menggunakan
tubuh anak dengan demam kompres bawang sampel yang
3. Perbedaan efektifitas
merah anak yang
pemberian kompres hangat
2. Artikel 1, 2, dan 3 dirawat di rumah
dan kompres bawang merah
sama-sama artikel sakit
terhadap penurunan suhu
yang 2. Pada artikel
tubuh anak usia 0-1 tahun
menggunakan pertama
yang mengalami demam
desain quasi didapatkan hasil
pasca imunisasi dpt di desa
experiment kompres dengan
semboro
dengan pretest bawang merah
postest 1.09˚C hasil ini
menunjukkan
Bahwa kompres
bawang merah
dapat
menurunkan
suhu tubuh pada
klien dengan
peningkatan suhu
tubuh
3. Pada artikel ke 2
didapatkan hasil
kompres hangat
rerata penurunan
suhu sebesar
0,976˚C
sedangkan pada
kelompok
kompres bawang
merah rerata
penurunan suhu
sebesar 1,106˚C
4. Pada artikel ke 3
didapatkan hasil
kelompok
kompres hangat
rerata selisih
penurunan suhu
tubuh sebesar
3ºC sedangkan
pada kelompok
kompres bawang
merah rerata
selisih penurunan
suhu tubuh
sebesar 4,57ºC.
BAB IV

a. Kesimpulan
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi. Salah satu
intervensi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah hipertermi
adalah dengan kompres bawang merah, dengan kompres bawang merah ini
akan lebih cepat mencapai suhu tubuh normal dibanding dengan
pemberian kompres hangat.
b. Rekomendasi
Artikel ini kami rekomendasikan pada pihak rumah sakit khususnya
perawat agar dapat menerapkan kompres bawang merah untuk intervensi
keperawatan terkait masalah hipertermi. Selain itu kami juga
merekomendasikan pada masyarakat umum agar dapat kompres bawang
merah ini untuk mengatasi masalah hipertermi, karena kompres bawang
merah ini sangat mudah untuk dilakukan sendiri.
Daftar Pustaka
Hartini, sri, pertiwi. 2015. Efektifitas kompres air hangat teradap
penurunan suhu tubuh anak demam usia 1-3 tahun di SMC RS
Telogarejo Semarang. Jurnal Keperawatan
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 12.
Jakarta: EGC
Sinarty hartanto. 2003. Anak demam perlu kompres
Wardiyah, A., Setiawati, dan Setiawan. 2016. Perbandingan pemberian
kompres hangat dan tepidsponge terhadap penurunan suhu tubuh anak
yang mengalami demam di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. Jurnal ilmu keperawatan

Anda mungkin juga menyukai