4.1 Hasil
koping keluarga selama 2 minggu (14 hari) terhitung dari tanggal 24 agustus
Tegalampel Kabupaten Bondowoso, yaitu keluarga Tn. B yang terdiri dari suami
dan istri. Penelitian tersebut dilakukan selama 7 kali kunjungan dalam 2 minggu,
rumah Tn. B yang ditempati 9 x 4 meter persegi dengan 2 kamar tidur, ruang
tamu, ruang keluarga dan dapur. Tipe rumah permanen, keadaan lantai terbuat dari
plester, jumlah ventilasi 6 pada ruang tamu, rumah cukup dan pencahayaan di
ruang tamu cukup, di 2 kamar tidur tidak ada jendela namun cukup pencahayaan
dari genteng kaca. Rumah Tn. B berada dilingkungan yang bersih serta kamar
Kamar
56
2
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
P R O G R A M S T U D I D I I I K E P E R AWATA N
Jalan Khairil Anwar No.3B Tlp/Fax
(0332)433015 Bondowoso
DATA KELUARGA
Agama & Suku Islam & Madura Status Kelas Sosial Menengah
Kebawah
P:20x/mnt
LANJUTAN
Status Kesehatan
No Nama Alat Bantu/ Protesa Riwayat Penyakit/ Alergi
Saat ini
GENOGRAM
78
Keterangan :
x
: Perempuan Meninggal : Garis Keturunan
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
4
Keterangan : Klien berumur 78 tahun tinggal bersama istrinya. Saat ini klien
bekerja sebagai buruh tani sedangkam istrinya mengurus rumah tangga. Klien
menderita gangguan jiwa sejak 10 tahun yang lalu. Keluarga mengatakan tidak
Jamban Memenuhi Syarat : Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Ya/Tidak* Menggunakan jamban leher angsa Ya/ Tidak* : keluarga mengatakan mencuci
jongkok dan milik sendiri, jarak septic tank ± tangan menggunakan air bersih, akan tetapi
20 m terkadang menggunakan sabun, kadang tidak.
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan Kemandirian II : jika memenuhi
secara benar kriteria 1 s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran kriteria 1 s.d 6
5. Melaksanakan perawatan Kemandirian IV : Jika memenuhi
sederhana sesuai anjuran kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
√Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
DO :
- Keluarga tampak bingung saat
di wawancara
- Keluarga tampak jarang
berbicara dengan Tn. B karena
Tn. B sering berbicara ngelantur
- Tidak adanya kontak mata
antara keluarga dan
perawat,keluarga seperti melihat
ke objek lain
- Keluarga tampak cemas karena
khawatir dengan penyakit Tn. B
yang tidak kunjung sembuh
- Keluarga tampak terlalu
memaksakan peran Tn. B
sebagai kepala keluarga untuk
bekerja
- Keluarga tampak sering
memarahi jika Tn. B susah di
atur
14
15
Pelemahan Setelah diberikan 1. Kemampuan Respon verbal 1. Keluarga dapat Peningkatan koping
koping asuhan keperawatan keluarga mengungkapkan 1. Sediakan informasi aktual
keluarga selama 7 kali untukmengenal hambatan dalam mengenai diagnosis,
kunjungan dalam 2 masalah merawat klien penanganan, dan prognosis
minggu, keluarga 2. Kemampuan gangguan jiwa di 2. Sediakan pasien pilihan-
klien mampu keluarga rumah pilihan yang realistis mengenai
mengatasi mengambil 2. Keluarga aspek perawatan
pelemahan koping keputusan yang mengetahui tentang 3. Bantu pasien dalam
keluarga yang tepat gangguan jiwa yang mengidentifikasi tujuan jangka
dialaminya 3. Kemampuan dialami klien pendek dan jangka panjang
keluarga dalam 3. Keluarga mampu yang tepat
merawat memperagakan cara 4. Berikan penilaian mengenai
anggota merawat klien pemahaman pasien terhadap
keluarga yang dengan gangguan proses penyakit
sakit jiwa di rumah 5. Dukung keterlibatan keluarga
4. Kemampuan 4. Keluarga mampu dengan cara yang tepat
keluarga dalam mendemonstrasikan 6. Bantu pasien untuk
memodifikasi cara mengatasi stres menyelesaikan masalah
lingkungan yang dialami oleh dengan cara yang konstruktif
rumah yag sehat keluarga 7. Cari jalan untk memahami
5. Kemampuan 5. Keluarga mampu perspektif pasien terhadap
keluarga dalam menyebutkan cara situasi yang penuh stres
memanfaatkan mengatasi 8. Dukung kemampuan dalam
fasilitas pelemahan koping penerimaan terhadap
pelayanan keluarga dalam keterbatasan orang lain
kesehatan yang merawat klien 9. Dukung keluarga untuk
ada gangguan jiwa memverbalisasikan perasaan
16
lain Afektif :
15.25 6. Menganjurkan keluarga untuk rutin control ke pelayanan - Keluarga mengatakan tidak memahami cara
kesehatan merawat klien dengan gangguan jiwa
Respon : keluarga mengatakan membawa rutin
membawa Tn. B control ke pelayanan kesehatan dan Psikomotor :
minum obat teratur - TD : 130/90 mmHg
15.30 7. Mengobservasi tanda tanda vital. - N : 80x/ menit
Respon : - RR : 20x/ menit
TD : 130/90 mmHg, N : 80x/ menit, RR : 20x/ menit - S : 36,5oC
S : 36,5oC
15.35 8. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya. A : Masalah belum teratasi
Respon : keluarga klien kooperatif dan setuju P : Lanjutkan intervensi
membawa Tn. B control ke pelayanan kesehatan dan merawat klien dengan menggunakan SP 3 dan 4
minum obat teratur halusinasi (bercakap-cakap dan melakukan
15.25 6. Mengobservasi tanda tanda vital. kegiatan harian)
Respon : Psikomotor :
TD : 120/80 mmHg, N : 78x/ menit, RR : 20x/ menit - TD : 120/80 mmHg
S : 36,1oC - N : 78x/ menit
15.30 7. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya. - RR : 20x/ menit
Respon : keluarga klien kooperatif dan setuju - S : 36,1oC
15.10 3. Mendiskusikan cara merawat klien dengan gangguan lain dan klien
jiwa yang selama ini dilakukan oleh keluarga
Respon : keluarga mengatakan memahami cara Psikomotor :
merawat klien dengan gangguan jiwa - Keluarga mengatakan membawa rutin membawa
15.15 4. Mendemonstrasikan cara merawat klien dengan Tn. B control ke pelayanan kesehatan
gangguan jiwa dengan menggunakan SP 5 Halusinasi - Keluarga mengatakan rutin setiap hari untuk
Respon : keluarga dapat mendemonstrasikan kembali memantau ketika Tn. B mengkonsumsi obat
cara merawat klien dengan menggunakan SP 5
halusinasi (latihan menghardik, minum obat, becakap- O:
cakap dan melakukan kegiatan harian) Knowledge:
15.20 5. Menganjurkan keluarga untuk rutin control ke - Keluarga mengatakan memahami cara merawat
pelayanan kesehatan klien dengan gangguan jiwa
Respon : keluarga mengatakan membawa rutin
membawa Tn. B control ke pelayanan kesehatan dan Afektif :
minum obat teratur - Keluarga dapat mendemonstrasikan kembali cara
15.25 6. Mengobservasi tanda tanda vital. merawat klien dengan menggunakan SP 5
Respon : halusinasi (latihan menghardik, minum obat,
TD : 120/80 mmHg, N : 78x/ menit , RR : 20x/ menit becakap-cakap dan melakukan kegiatan harian)
S : 36,1oC
15.30 7. Mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya. Psikomotor :
Respon : keluarga klien kooperatif dan setuju - TD : 120/80 mmHg
- N : 78x/ menit
- RR : 20x/ menit
- S : 36,1oC
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
28
4.2 Pembahasan
Pada kasus Skizofrenia yang terjadi sesuai dengan teori, mengatakan bahwa
Skizofrenia dapat terjadi karena gangguan yang terjadi pada otak. Pada penderita
skizofrenia ini terdapat gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran),
emosi yang baik. Tn. B berumur 78 sering menghadapi banyak masalah sehingga
masalah tersebut menjadi beban pikiran dan Tn. B mengalami emosi yang
berlebihan .
Keluhan utama Tn.S adalah sering mendengarkan suara yang berbisik- bisik
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga usia lanjut, tugas
beradaptasi dengan perubahan yang ada saat usia lanjut. Keluarga masih
Fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan baik dimana terdapat masalah
pada fungsi afektif yaitu keluarga tidak mampu mengatasi sikap dan perilaku klien
dengan orang lain dan fungsi ekonomi keluarga tidak terdapat masalah dimana Tn.
uang untuk biaya hidup dikarenakan Tn. B hanya bekerja sebagai buruh tani dan
kebutuhan sehari harinya tidak mencukupi, keluarga juga mengeluh dalam hal
29
stres dalam memikirkan masalah dalam keluarga karena beban hidup yang berat.
4 meter persegi dengan 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan dapur. Tipe
rumah permanen, keadaan lantai terbuat dari plester, jumlah ventilasi 6 pada ruang
tamu, rumah cukup dan pencahayaan di ruang tamu cukup, di 2 kamar tidur tidak
ada jendela namun cukup pencahayaan dari genteng kaca. Rumah Tn. B berada
dilingkungan yang bersih serta kamar mandi terdapat diluar rumah tepatnya
kesenjangan antara data fokus yang ditemukan pada saat pengkajian dengan teori
keluarga tersebut.
30
Diagnosa keperawatan yang muncul sama pada tinjauan kasus pada kasus
tersebut yang sesuai dengan teori adalah sebagai berikut pelemahan koping
Berdasarkan fakta dan teori yang penulis uraikan di atas, maka terdapat
Pada prinsipnya antara teori-teori yang ada dengan kasus nyata dalam
klien masih mengacu pada perencanaan, tetapi tidak semua perencanaan dapat
diterapkan. Hal ini disebabkan karena keadaan klien yang tidak memungkinkan
dibuat. Namun ada juga beberapa intervensi tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan waktu, akan tetapi hal itu dapat dimodifikasi dengan alternatif
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan 15.05 Menjelaskan maksud
menanyakan bagaimana perasaan saat ini dengan adanya anggota keluarga yang
sakit 15.15 Menanyakan adakah masalah apa saja yang dialami oleh setiap
anggota keluarga dengan adanya anggota keluarga yang sakit 15.20 Menanyakan
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
tentang gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu anggota keluarga 15.10
Mendiskusikan cara merawat klien dengan gangguan jiwa selama ini dilakukan
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan 15.05 Mengundang anggota
32
Mendiskusikan cara merawat klien dengan gangguan jiwa selama ini dilakukan
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan 15.05 Melakukan Focus
cara merawat klien dengan gangguan jiwa selama ini dilakukan oleh keluarga
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan 15.05 Menanyakan pada
keluarga terkait stres yang mereka alami dengan adanya klien gangguan jiwa
selanjutnya.
33
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan 15.05 Melakukan evaluasi
terkait cara perawatan klien gangguan jiwa di rumah dengan menggunakan SP 1-5
yang telah dilakukan dengan anggota keluarga terdekat 15.15 Melakukan evaluasi
terkait cara mengurangi stres dalam merawat klien gangguan jiwa dengan
intervensi, pada pukul 15.00 Membina hubungan pribadi dengan klien dan
Halusinasi 15.15 Melakukan review mengenai cara mengurangi stres dan beban
yang dialami keluarga dengan menggunakan teknik relaksasi napas dalam 15.20
Opini dari semua impelementasi yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
karena beban hidup yang berat dan tidak mengetahui cara mengatasi stres dan
orang lain dan klien, Keluarga tidak memahami cara merawat klien dengan
mengatasi stres yang dialaminya, Keluarga juga mengatakan gangguan jiwa yang
dialami klien adalah halusinasi dimana klien sering mendengar suara bisikan yang
lain dan klien, Keluarga mulai memahami cara merawat klien dengan gangguan
120/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 20 x/mnt S : 36,5 oC. Dilihat dari tujuan khusus
cara merawat klien dengan gangguan jiwa Afektif : Keluarga mulai sering
keempat.
koping dalam keluarga setelah melakukan diskusi dengan anggota keluarga yang
lain, Keluarga juga mengatakan memahami cara merawat klien dengan gangguan
36
jiwa Afektif : Keluarga mulai sering berkomunikasi dengan orang lain dan klien,
36,1 oC. Dilihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa belum
stres yang dialami keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa Afektif : Keluarga
120/80 mmHg N : 80 x/mnt RR : 18 x/mnt S : 36,1 oC. Dilihat dari tujuan khusus
koping keluarga, Keluarga juga mengatakan mengetahui cara mengatasi stres yang
dialami keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa Afektif : Keluarga mampu
keluarga pada keluarga Tn. H sudah tercapai karena pelemahan koping keluarga
koping keluarga, Keluarga juga mengatakan mengetahui cara mengatasi stres yang
dialami keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa Afektif : Keluarga mampu
perawatan yang diberikan mengacu pada tujuan khusus yang ada pada
perencanaan serta konsistensi dari perawatan yang diberikan dan tingkat kemauan
atau kesediaan klien untuk dirawat dan komitmen untuk mencapai kesembuhan.