Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TEORI DAKWAH DAN KOMUNIKASI 1”

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tabligh)

Dosen Penganpu : Lisfa Sentosa Aisyah, M.A.

Disusun Oleh:

1. Firmansah Almaarip 11200340000137


2. Rif’ah Muhassanah 11200340000118
3. Yunida Fadhila Gaffar 11200340000127
4. Reza Palevi 11200340000141
5. Vega Pavonis 11200340000135

KELAS D

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada kita semua dan tidak lupa juga sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari kesesatan menuju jalan kebenaran.

Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kami sebagai penulis
berterima kasih kepada dosen karena telah memberikan kami kesempatan untuk membuat
makalah yang berjudulkan “Teori Dakwah Dan Komunikasi 1”. Kami juga sadar bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kami berharap kepada pembaca
untuk memberi saran agar terciptanya makalah yang baik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………...3

2.1 Definisi Dakwah ………………………………………………………………….3


2.2 Bentuk-Bentuk Dakwah…………………………………………………………..4
2.3 Metode Dakwah…………………………………………………………………..8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………..13

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dakwah merupakan kewajiban umat islam, lebih-lebih mereka yang telah memiliki
pengetahuan agama islam menurut batas kemampuan masing-masing. Dakwah adalah upaya
menyampaikan ajaran agama islam oleh seseorang/kelompok orang kepada seseorang atau
sekelompok orang agar mereka meyakini/memahamidan mengamalkan ajaran islam dengan
benar. Jadi dalam dakwah yang menjadi tujuan adalah perubahan keyakinan, pengetahuan
dan perilaku sasaran dakwah yang sesuai dengan ajaran islam. Merujuk apa yang dilakukan
rasulullah, upaya penyampaian ajaran islam (dakwah) dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, yaitu : lisan, tulisan, dan perbuatan maka perilaku beliau pun merupakan
dakwah.
 Pendekatan lisan (bil lisan) adalah upaya dakwah yang mengutamakan pada
kemampuan lisan.
 Pendekatan tulisan (ul- risalah) adalah dakwah yang dialakukan dengan melalui
tulisan baik beruapa buku, brosur maupun media elektronik.
 Sedangkan,pendekatan perbuatan (dakwah bil-hal) yakni kegiatan dakwah yang
mengutamakan kemampuan kreavitas prilaku da’i secara luas atau yang dikenal
dengan perbuatan nyata. Misalnya menyatuni fakir miskin, menciptakan lapangan
pekerjaan, memberi keterampilan dan sebagainya.

Selama ini dakwah lebih banyak dilakukan dengan pendekatan lisan yang banyak
menyentuh aspek kognisi. Dakwah lisan yang banyak dilakukan lebih mementingkan tampilan
lahir yang berkesan murah meriah dan tidak pernah dipikirkan apa tindak lanjutnya. Untuk era
revormasi seperti sekarang ini perlu dipikirkan format dakwah yang berkesinambungan dan
terukur dakwah bil-hal dalam hal ini sama sekali bukan tandingan dakwah billisan. Tetapi justru
antara satu dengan yang lain saling melengkapi, karena tidak ada satu aktivitas atau amal senyata
apapun yang tidak membutuhkan campur tangan lisan dan bahkan banyak masalah dakwah yang
pemecahannya membutuhkan dua pendekatan tersebut. Sejalan denagan perubahan social di era
revormasi yang sedang berlangsung, dimana terkadang ucapan lisan tidak lebih sekedar lipstick
hiasan bibir yang tidak ada bukti nyatanya,maka dalam rangka mengiringi proses reformasi
dakwah harus dilakukan dengan contoh teladan yang baik. Hal ini perlu agar dakwah memiliki
peran yang berarti supaya tidak hanya melalui lisan yang lebih menyentuh aspek kognitif dan
kurang mendalam, tetapi diskusi juga dengan amal nyata yang menekankan pada sikap prilaku
efektif artinya agar seru seruan dakwah melalui lisan juga diimbangi dengan amal nyata yang
dapat dilihat secara empiritis yang mampu menggerakan kesadaran sasaran dakwah.untuk itu
diperlukan bagaiman format dakwah bil-hal yang dapat menjawab persoalan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dakwah

Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il mudhari‟)
dan ada‟a (fi‟il madli) yang artinya adalah memanggil , mengundang , mengajak , menyeru ,
mendorong dan memohon . Selain kata “dakwah”, al-qur’an juga menyebutkan kata yang
Memiliki pengertian yang hampir sama dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang berarti
penyampaian, dan “bayan” yang berarti penjelasan. Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat
dijumpai dalam ayat Al-qur’an yaitu surah yunus : 25 yang artinya “Allah menyeru manusia ke
darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-nya kepada jalan yang lurus
(islam)”.(departemen agama ri, 1990: 310)

Ditinjau dari segi terminologi,ada beberapa pendapat dari kalangan para ahli, beberapa
diantaranya :

 A.hamsy

Dakwah menurut al-quran yaitu(mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah
dan syariat islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan pendakwah itu sendiri

 Syekh Ali Mahfud

Memotivasi manusia agar melakukan kebaikan menurut petunjuk, menyuruh mereka berbuat
kebajikan, dan melarang mereka berbuat kemungkaran agar mereka mendapat kebahagiaan dunia
dan akhirat

 Amin Rais

Gerakan simultan (berjama'ah) dalam berbagai bidang kehidupan untuk mengubah status
quo(masa kini) agar nilai-nilai islam memperoleh kesempatan untuk tumbuh subur demi
kebahagiaan seluruh umat manusia
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia
dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi muhammad mencontohkan dakwah kepada umatnya
dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya,
dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Kata dakwah sering
dirangkaikan dengan kata "ilmu" dan kata "islam", sehingga menjadi "ilmu dakwah" dan dakwah
islam" atau ad-dakwah al-islamiyah.

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara dan tuntunan untuk menarik perhatian
orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama,
pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "da'i" sedangkan
yang menjadi objek dakwah disebut "mad'u". Setiap muslim yang menjalankan fungsi dakwah
islam adalah "da'i".

Fiqhud-dakwah adalah ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan
dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran islam akan tetapi
mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan risalahal islamiyah.

Kesimpulan definisi dakwah, dakwah merupakan bagian yang sangat penting di dalam
islam, karena berkembang tidaknya ajaran agama islam dalam kehidupan masyarakat merupakan
aktifitas dari berhasil tidaknya dakwah yang dilaksanakan, sebagai ajaran yang menuntut
penyampaian dan penyebaran. Setiap muslim senantiasa berada dalam kisaran fungsi dan misi
risalah melalui media dakwah, baik ke dalam maupun ke luar lingkungan umat Islam, dengan
memperhatikan akidah, akhlak, dan ketentuan lainya yang intinya sesuai dengan konsep islam.

2.1 Bentuk-Bentuk Dakwah

A. Dakwah Fardiah

Dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa
orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah berlangsung tanpa adanya
kesiapan dan tersusun secara tertib.
B. Dakwah Ammah

Dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang
banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Mereka biasanya menyampaikan
khotbah (pidato).

C. Dakwah bi al-lisan

Secara substantif, dakwah adalah ajakan yang bersifat islami. Sedangkan kata lisan,
dalam bahasa arab berarti “bahasa”. Maka dakwah bi al-lisan bisa diartikan: “penyampaian
pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi antara da’i dan mad’u (objek
dakwah). Dakwah adalah proses mengkomunikasikan pesan-pesan ilahiah kepada orang lain.
Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahami dengan baik maka, diperlukan adanya
penguasaan terhadap teknik berkomunikasi yang efektif. Da’i dalam menyampaikan
pesan/informasi kepada mad’u (objek dakwah) hendaklah baik, benar, dan mendidik.

Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang
berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah
yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh
kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. Da’i dalam
menyampaikan informasi kepada mad’u (objek dakwah) hendaklah baik, benar, dan mendidik.
Bahasa dakwah yang digambarkan dalam al-qur’an, yakni tegas dalam menetapkan urusan, dan
halus cara penyelesaiannya. Pemilihan kata-kata yang tepat ketika berdakwah, diklasifikasikan
al-qur’an dalam beberapa bentuk sesuai dengan siapa mad’u (objek dakwah) yang
dihadapi,diantaranya:

 Qaulan balighan (perkataan yang membekas pada jiwa)

Menyampaikan pesan dakwah di hadapan orang-orang munafik diperlukan bahasa yang


bisa mengesankan dan membekas pada hati mereka, sebab dihatinya banyak dusta,
khianat serta ingkar janji. Kata ‘baligh’ dalam bahasa arab artinya sampai, mengenai
sasaran, atau mencapai tujuan. Bila dikaitkan dengan qaul (ucapan/komunikasi), ‘baligh’
berarti fasih, jelas maknanya. Karna itu qaulan balighan dapat diartikan komunikasi yang
efektif. Da’i sebagai komunikator dituntut agar mampu berbicara yang efektif dalam
menyampaikan pesan dakwahnya agar tepat mengenai sasaran.

 Qaulan layyinan (perkataan yang lembut)

Pesan dakwah yang disampaikan kepada penguasa yang dzalim dan kejam hendaknya
dengan lembut karena jika dilakukan dengan perkataan yang keras dan lantang akan
memancing respon yang lebih keras dari mereka.

 Qaulan ma’rufan (perkataan yang baik)

Pengertian ma’rufan secara etimologi adalah al-khair atau al-ikhsan yang berarti baik.
Jadi qaulan ma’rufan adalah perkataan atau ungkapan yang pantas dan baik. Allah
menggunakan frase ini ketika bicara tentang kewajiban orang-orang kuat atas kaum
dhuafa (lemah). Qaulan ma’rufa berarti pembicaraan yang bermanfaat, memberikan
pengetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukan pemecahan terhadap kesulitan orang
lemah.

 Qaulan maisuran (perkataan yang ringan)

Maisuran berasal dari kata yasara-yaisiru-yusran, yang artinya mudah. Maka qaulan
maisuran ialah perkataan yang mudah diterima, ringan, pantas, dan tidak berbelit-belit.
Dakwah dengan qaulan maisuran berarti pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah
dimengerti dan dipahami, tanpa memerlukan pemikiran yang mendalam. Dakwah dengan
qaulan maisuran biasanya ditujukan terhadap anak kecil. Yang dimasa umurnya memang
sedang banyak bertanya.

 Qaulan kariman (perkataan yang mulia)

dakwah dengan qaulan kariman sasarannya adalah orang yang telah lanjut usia.
Sedangkan pendekatan yang digunakan ialah dengan perkataan yang mulia, santun,
penuh hormat, dan penghargaan, tidak menggurui, sebab kondisi fisik mereka yang mulai
melemah membuat mudah tersinggung apabila menerima perkataan yang keras dan
terkesan menggurui. Oleh karenanya, da’i harus bersikap hormat terhadap mad’u yang
tergolong usia lanjut seperti memperlakukan pada orang tua sendiri.

D. Dakwah bi al-qolam / at-tadwin

Suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan. Seperti menerbitkan kitab-
kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah.
Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan
atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar.

Di era sekarang, peluang dakwah di internet terbuka lebar. Berdakwah lewat internet bisa
dengan membuat blog. Keunggulan internet terletak pada kecepatan akses dan jangkauan
jaringannya yang luas. Dari sinilah, para da’i dituntut tidak hanya memiliki kemampuan bicara,
namun juga kecakapan menuangkan gagasan-gagasannya dalam sebuah tulisan.

E. Dakwah bi al- hal

Dakwah bi al-hal adalah bentuk ajakan kepada islam dalam bentuk amal, kerja nyata,
baik yang sifatnya seperti mendirikan lembaga pendidikan islam, kerja bakti, mendirikan
bangunan keagamaan, penyantunan masyarakat secara ekonomis atau bahkan acara-acara
hiburan keagamaan. Dakwah bi al-hal merupakan aktivitas dakwah islam yang dilakukan dengan
tindakan nyata terhadap penerima dakwah. Sehingga tindakan nyata tersebut sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh penerima dakwah.Dakwah jenis ini dilaksanakan dengan maksud tidak
hanya membuat pendengar memahami arti yang disampaikan dari dakwah tersebut, tapi juga
mengaplikasikan berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

F. Dakwah bi al-hikmah
Menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yakni melakukan pendekatan
sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah bisa melaksanakan dakwah atas kemauannya
sendiri.

2.2 Metode Dakwah

A. Pengertian metode dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,
cara). Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus
dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari
bahasa jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa yunani metode berasal
dari kata methodos yang artinya jalan. Dalam bahasa arab disebut thariq.

Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu
maksud. Sedangkan arti dakwah menurut pandangan beberapa pakar atau ilmuan adalah sebagai
berikut:

1. Pendapat bakhial khauli, dakwah adalah suatu proses menghidupkanperaturan-peraturan


islam dengan dimaksud memindahkan umat dari suatu keadaan kepada keadaan lain.

2. Pendapat syekh ali mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untukmengerjakan


kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuatbaik dan melarang mereka
dari perbuatan jelek agar mereka dapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendapat ini juga
selaras dengan pendapat al-ghazali bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah inti gerakan
dakwahdan penggerak dalam dinamika masyarakat islam.

3. Menurut al-bayanuni (1993: 47) definisi metode dakwah (asalib alda’wah) sebagai
berikut “yaitu cara-cara yang di tempuh oleh pendakwah dalam berdakwah atau
menerapkan strategi dakwah”.
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa metode dakwah adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai suatu
tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah
harus bertumpu pada suatu pandanganhuman oriented menempatkan nilai kemuliaan atas diri
manusia.

B. Bentuk bentuk metode dakwah

Ayat yang berkaitan dengan bentuk-bentuk metode dakwah terdapat dalam surah An-
Nahl : 125 “serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baikdan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialahyang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya dan dialah yanglebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”.

Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan,
yaitu:

1. Al-hikmah

Bentuk madsarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinyaadalah mencegah,
jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kezaliman,dan jika dikaitkan dengan dakwah
maka berarti menghindari hal hal yang kurangrelavan dalam melaksakan tugas dakwah.Sebagai
metode dakwah, al-hikmah diartikan bijaksana, akal budi yangmulia, dada yang lapang, hati
yang bersih, dan menarik perhatian orang lain.

Ibnu qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalahseperti yang
dikatakan oleh mujahid dan malik yang mendefenisikan bahwahikmah adalah pengetahuan
tentang kebenaran dan pengalaman. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami al-
qur’an, dan mendalami syariat islam serta hakikat iman.

Imam abdullah bin mahmud an-nasafi berpendapat arti hikmah, yaitu: “dakwah bil-
hikmah” adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benardan pasti.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa al-hikmah merupakan
kemampuan dan ketepatan da’i dalam memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan
kondisi objektif mad’u. Al-hikmah merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan doktrin-
doktrin islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif.
Oleh karena itu, al-hikmah sebagai sebuah sistem yang menyatukan antara kemampuan teoritis
dan praktis dalam berdakwah

2. Al-mau’idzhah al-hasanah

Secara bahasa, mau’idzhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’idzhah dan hasanah. Kata
mau’idzhah berasal dari kata wa’adza ya’idzu-wa’dzan-‘idzatan yang berarti; nasihat,
bimbingan, pendidikan dan peringatan. Sementara hasanah merupakan kebalikan dari sayyi’ah
yang artinya kebaikan lawanmya kejelekan.

Pengertian secara istilah, menurut Abd. Hamid al-bilali al-mau’idzhah al-


hasanah ,merupakan suatu manhaj (metode) dalam berdakwah untuk mengajak kejalan allah
dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat
baik.

Mau’idzhah hasanah juga dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsur
bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif
(wasyiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia
akhirat. Jadi, kesimpulan dari mau’idzhah hasanah mengandung arti kata-kata yang masuk ke
dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan ke dalam perasaan dengan penuh kelembutan.
Sebab kelemah lembutan dalam menasehati, sering kali dapat meluluhkan hati yang keras dan
menjinakkan kalbu yang liar. Ia lebih mudah melahirkan kebaikan daripada larangan dan
ancaman.

3. Al-mujadalah bi-al-lati hiya ahsan

Etimologi (bahasa): dari kata “jadala” yang bermakna memintal, memilit. Kata “jadala”
dapat bermakna menarik tali danmengikatnya guna menguatkan sesuatu.
Menurut Ali al-jarisyah, dalam kitab adab al-hiwar wa-almunadzarah, mengartikan bahwa
“al-jidal” secara bahasa bermakna pula “datang untuk memilih kebenaran” dan apabila berbentuk
isim “al-jadlu” maka berarti “pertentangan atau perseteruan yang tajam. Al-jarisyah
menambahkan bahwa, lafalz “al-jadlu” musytaq dari lafalzh “al-qotlu” yang berarti sama-
samapertentangan, seperti halnya terjadi perseteruan antara dua yang saling
bertentangan ,sehingga saling melawan/menyerang dan salah satu menjadi kalah.

Istilah (terminologi) : terdapat bahwa pengertian al-mujadalah (al-hiwar). Al-mujadalah (al-


hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan olehdua pihak secara senergis, tanpa adanya
suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduaanya.Sedangkan menurut
dr.sayyid muhammadtantawi ialah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat
lawan , dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat. Menurut tafsiran an-nasafi :
berbantahan yang baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya dalambermujadalah, antara lain
dengan perkataan yang lunak, lemah lembut, tidakdengan ucapan yang kasar, atau yang
mempergunakan sesuatu (perkataan) yangbisa menyadarkan hati, membangunkan jiwa dan
menerangi akal pikiran, inimerupakan penolakan bagi orang-orang yang enggan melakukan
perdebadatandalam agama.

Dari pengertian diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwa al-mujadalahmerupakan tukar


pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis yang tidakmelahirkan permusuhan
dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi
dan bukti yang kuat. Antara satu danlainnya saling menghargai dan menghormati pendapat
keduanya berpegang padakebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima
hukumankebenaran tersebut.

Sebuah hadits nabi muhammad saw yang diriwayatkan oleh muslim disebutkan ‘’barang
siapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka cegahlahdengan tanganmu, jika tidak mampu,
maka cegahlah dengan lisanmu, jika tidakmampu, maka cegahlah dengan hatimu, dan mencegah
kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman.” [ h.r. Muslim ].

Dari hadits dapat disimpulkan ada 3 (tiga) tahapan metode, yaitu:


1. Metode dengan tangan (bil yad). Tangan secara tekstual diartikan sebagai tanganyang
digunakan dalam menggunakan situasi kemungkaran. Secara tekstual kata “tangan” dapat
diartikan sebagai kekuatan kekuasaan (power). Metode ini efektifbila dilakukan oleh
penguasa yang berjiwa dakwah.

2. Metode dengan lisan (bil lisan). Maksudnya dengan perkataan yang baik, lemah lembut
dan dapat dipahami oleh penerima dakwah (mad’u), bukan dengan kata-katasukar apalagi
menyakitkan hati.

3. Metode dengan hati (bil qalb). Tahapan ini digunakan dalam situasi yang sangat berat.
Ketika mad’u sebagai penerima pesan menolak pesan yang disampaikan, mencemooh
bahkan mendzalimi da’i, yang sebaiknya dilakukan oleh da’i ialah bersabar serta terus
mendo’akan agar pesan dakwah dapat diterima suatu saat nanti.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

 Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata yad‟u (fi‟il
mudhari‟) dan ada‟a (fi‟il madhi) yang artinya adalah memanggil , mengundang ,
mengajak , menyeru, mendorong dan memohon .
 Ditinjau dari segiterminologi pengertian dakwah menurut A.Hamsy (mengajak), Syekh
Ali Mafud (memotivasi), dan Amin Rais (gerakan simultan (berjama’ah) untuk
menerapkan nilai-nilai islam dimasa kini ).
 Tujuan Utama DakwahIalahMewujudkanKebahagiaan Dan KesejahteraanHidup Di
Dunia Dan Di Akhirat Yang Diridai Oleh Allah.
 IlmuDakwahAdalahSuatuIlmu Yang Berisi Cara Dan TuntunanUntukMenarikPerhatian
Orang Lain SupayaMenganut, Mengikuti, MenyetujuiAtauMelaksanakanSuatuIdeologi,
Agama, PendapatAtauPekerjaanTertentu.
 Fiqhud Dakwah adalah ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan
dengan dakwah
 Bentuk- bentuk dakwah : Dakwah fardiyah, ammah, bi al-lisan, bi al-qalam, bi al-hal,dan
bi al-hikmah
 Metode dakwah terdapat tiga macam yaitu al-hikmah, al-mau’idzhah hasanah, al
mujadalah billati hiya ahsan.
DAFTAR PUSTAKA

 http://eprints.walisongo.ac.id/2611/3/091311016_bab2.pdf
 https://www.tongkronganislami.net/pengertian-dakwah-islam/
 https://id.wikipedia.org/wiki/dakwah
 https://itha911.wordpres.com/kumpulan-makalah-2/ilmu-dakwah-bentuk-bentuk-dakwah/
 https://republika.co.id/olv2d3313/6-metode-dakwah
 https://www.academia.edu/40305041/ragam_bentuk_dakwah
 https://www.academia.edu/31926574/makalah_metode_dakwah
 https://www.academia.edu/9787536/makalah_konsep_dakwah_dalam_islam
 http://muhammadilyas440.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai