Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada

Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

PENGARUH KOMPRES HANGAT PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DI


WILAYAH KERJA PUSKES KAHURPIAN KOTA TASIKMALAYA

SITI ROHIMAH, ELI KURNIASIH


Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Prodi DIII Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya
e-mail: sitirohimah21@yahoo.com

ABSTRAK

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam arteri, tand dan gejala yang muncul dari penyakit
hipertensi ini adalah pusing, sakit kepala, tengkuk terasa pegal (nyeri leher), mudah marah, sulit
bernapas, tengkuk terasa pegal atau nyeri leher dapat menganggu aktivitas sehari-hari penderi
hipertensi esensial. Salah satu tindakan non farmakologis untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri
leher yaitu kompres hangat. Kompres hangat adalah pemberian rasa hangat/panas didaerah tertentu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap nyeri leher pada
penderita hipertensi esensial. Metode penelitian: jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi
eksperimen dengan desain pre test dan post test with control group. Besaran sampel sebanyak 40
respondedn, 20 responden kelompok intervensi dan 20 responden kelompok kontrol. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian sebagian besar respondedn sebelum
perlakuan (pre test) mengalami neri sedang sebanyak 12 respondedn (60%) dan setelah perlakukan
(post test) mengalami nyeri irngan yaitu sebanyak 17 responden (75%). Terdapat pengaruh yang
significan skala nyeri sebelum perlakukan dan sesudah diberikan kompres hantar dengan p value
0.003. terdapat perbedaan skala nyeri yang significan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dengan p valuer 0.000. kesimpulan bahwa kompres hangat dapat menurunkan skala nyeri leher pada
penderita hipertensi esensial.

PENDAHULUAN juga menjadi faktor resiko ketiga terbesar


Latar Belakang penyebab kematian dini (Kartikasari,
Kardiovaskuler berasal dari kata 2012). Pada umumnya, tekanan yang
cardio dan vaskuler. Cardio artinya dianggap optimal adalah 120 mmHg untuk
jantung dan vaskuler artinya pembuluh tekanan sistoliknya dan 80 mmHg untuk
darah. Sistem kardiovaskuler adalah suatu tekanan diastoliknya, sementara tekanan
sistem organ yang berfungsi untuk 17 yang dianggap hipertensi adalah lebih
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem dari 140 mmHg untuk sistolik, dan lebih
kardiovaskuler terdiri dari jantung, darah, dari 90 mmHg untuk diastolik (Corwin,
dan pembuluh darah. Jika terjadi ganguan 2008). World Health Organization
pada sistem kardiovaskuler yang (WHO) dan The International Society of
merupakan bagian vital dari tubuh kita, Hipertension menyatakan saat ini terdapat
maka akan sangat membahayakan 600 juta penderita hipertensi di seluruh
kesehatan. Ganguan kardiovaskuler sangat dunia. WHO juga mengatakan tahun 2002
banyak ditemukan dan banyak diderita di Jenewa prevelensi penyakit hipertensi
oleh hampir semua masyarakat di dunia. 15-35% dari populasi penduduk dewasa di
Penyakit kardiovaskuler ini pun dunia. Pada tahun 2005 di Amerika
bermacam-macam seperti: jantung penderita hipertensi sekitar 21,7%. Pada
koroner, jantung bawaan, stroke, tahun 2008 penderita hipertensi
hipertensi, aneurisma, dan lain-lain. Salah mengalami peningkatan sekitar satu miliar
satu jenis penyakit kardiovaskuler yang orang di seluruh dunia dan diperkirakan
banyak diderita oleh masyarakat atau tahun 2025 akan mengalami peningkatan
penyakit yang mendunia yaitu hipertensi sekitar 1,6 miliar. Data WHO bulan
(Underwood,1999). September 2011 juga menyatakan
Hipertensi merupakan salah satu hipertensi menyebabkan 8 juta kematian
penyakit yang tidak menular yang menjadi per tahun di seluruh dunia (Kartikasari,
masalah kesehatan penting di seluruh 2012).
dunia karena prevalensinya yang tinggi Di Asia, hipertensi juga
dan terus menerus meningkat. Hipertensi mengalami peningkatan yang drastis. Pada

213
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

tahun 2001, WHO melaporkan penelitian hipertensi akan menggangu aktivitasnya


di Bangladesh dan India dengan hasil sehari-hari. Pada umumnya penderita
prevelensi penderita hipertensi mencapai hipertensi akan merasakan nyeri tengkuk
65% dari jumlah penduduknya dengan atau leher namun tidak semua penderita
prevelensi tertinggi pada penduduk di hipertensi mengalami nyeri tengkuk bisa
daerah perkotaan (Kartikasari, 2012). saja tanda dan gejala hipertensi yang lain
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2007), yang akan muncul karena biasanya tanda
mengungkapkan kasus hipertensi di dan gejala hipertensi yang muncul
Indonesia mencapai 31,7% dari total merupakan tanda dan gejala dari penyakit
jumlah penduduk. Hal ini membuktikan lain. Salah satu terapi nonfarmakologis
bahwa kejadian hipertensi di Indonesia yang digunakan untuk meredakan nyeri
lebih tinggi dari Singapura 27,3%; salah satunya kompres hangat (Siburian,
Thailand 22,7%; dan Malaysia 20% 2006).
(Kresnawan, 2011). WHO (2013), Penggunaan kompres
mengatakan pada tahun 2008 jumlah hangat/panas untuk area yang tegang dan
penderita hipertensi untuk Asia Tenggara nyeri dianggap mampu meredakan nyeri.
mencapai 37,3% laki-laki dan 34,9 % Panas dapat mengurangi spasme otot yang
perempuan. Berdasarkan data WHO bulan disebabkan oleh iskemia neuron yang
September 2011 juga menyatakan memblok transmisi lanjut rangsang nyeri
hipertensi menyebabkan kematian sekitar yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi
1,5 juta kematian per tahun di wilayah dan peningkatan aliran darah di daerah
Asia Tenggara (Kartikasari, 2012). Data yang dilakukan. Berdasarkan penelitian
dari Depkes RI (2010), memaparkan yang dilakukan oleh Rasysidah (2011),
bahwa hipertensi menjadi penyebab tentang pengaruh teknik kompres hangat
kematian no 3 setelah stroke dan terhadap perubahan nyeri sendi pada
tuberculosis Menurut Dinkes Kota pasien asam urat didapat data: sebelum
Tasikmalaya (2012), jumlah penderita dan sesudah dilakukan intervensi terdapat
hipertensi primer atau esensial berjumlah perbedaan yang signifikan pada skala
18755 orang dan penderita hipertensi nyerinya. Berdasarkan hasil studi
sekunder berjumlah 508 orang. pendahuluan yang telah dilakukan oleh
Seseorang yang telah didiagnosis peneliti pada Wilayah Puskesmas
menderita hipertensi atau mengalami Kahuripan Tasikmalaya didapatkan
peningkatan tekanan darah yang perisisten jumlah penderita hipertensi primer
harus segera mencari pengobatan untuk berjumlah sekitar 613 orang. Laki-laki
mengontrol tekanan darah, mencegah berjumlah 180 orang sedangkan wanita
terjadinya komplikasi, dan mengurangi berjumlah 430 orang. Dari hasil
atau mengatasi tanda dan gejala yang wawancara dengan 7 responden yang
muncul seperti pusing, sakit kepala, menderita hipertensi, 5 mengatakan sering
tengkuk terasa pegal, mudah marah, sulit mengalami nyeri leher. Mereka
bernapas, pandangan kabur, dan lain-lain. menggunakan balsem atau digosok dengan
Pada umumnya ketika seseorang yang minyak untuk mengatasi nyeri leher
menderita hipertensi akan terjadi tersebut, 2 orang mengatakan
peningkatan tekanan darah yang lebih dari membiarkan saja bila mengalami nyeri
normal dan biasanya akan muncul tanda leher. Berdasarkan fakta yang telah
dan gejala yaitu salah satu tengguk terasa diuraikan maka peneliti tertarik untuk
pegal. Tengkuk terasa pegal atau melakukan penelitian untuk mengurangi
kekakuan pada otot tengkuk diakibatkan atau menghilangkan nyeri dengan cara
karena terjadi peningkatan tekanan pada non farmakologi yaitu kompres hangat
dinding pembuluh darah di daerah leher pada penderita hipertensi esensial.
sehingga aliran darah menjadi tidak Rumusan Masalah
lancar, dan hasil akhir dari metabolisme di Berdasarkan latar belakang yang
daerah leher akibat kekurangan O2 dan telah diuraikan maka diperoleh rumusan
dan nutrisi tertimbun dan menimbulkan masalah sebagai berikut ”Apakah
peradangan pada daerah perlekatan otot Kompres Hangat Berpengaruh Dalam
dan tulang sehingga muncul rasa nyeri. Menurunkan Nyeri leher Pada Penderita
Nyeri yang dirasakan oleh penderita

214
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Hipertensi Esensial di Wilayah Puskesmas Menurut Berman, dkk (2003), beberapa


Kahuripan Tasikmalaya?” faktor yang dapat mempengaruhi tekanan
Tujuan darah yaitu: Usia, jenis kelamin,
Untuk mengetahui pengaruh raga,stress, obat-obatan, Ras, obesitas,
kompres hangat dalam menurunkan nyeri variasi diurnal, demam /panas/dingin.
leher pada penderita hipertensi esensial di Cara mengukur Tekanan darah
Wilayah Puskesmas Kahuripan Pengukuran tekanan darah meliputi
Tasikmalaya deteksi timbul hilangnya bunyi korotkoff
Manfaat Penelitian secara auskultatoris diatas arteri yang
Penelitian ini diharapkan dapat ditekan. Bunyi korotkoff adalah bunyi
digunakan sebagai bahan informasi untuk yang bernada rendah yang berasal dari
menambah pengetahuan bagi perawat dalam pembuluh darah yang berkaitan
dalam ilmu kesehatan khususnya Ilmu dengan turbulensi yang dihasilkan dengan
Keperawatan Medikal Bedah tentang menyumbat arteri secara parsial dengan
pengaruh kompres hangat. manset tekanan darah. Ada beberapa fase
yang terjadi secara berurutan ketika
STUDI PUSTAKA tekanan penyumbatan turun. Fase 1 terjadi
Hipertensi atau penyakit tekanan bila tekanan penyumbat turun sampai
darah tinggi adalah suatu ganguan pada tekanan sistolik dan dimana bunyi pulsasi
dinding pembuluh darah yang mengilang (bunyi korotkoff/fase 1 adalah
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi tekanan sistolik).Fase 2 terjadi pada
yang dibawa oleh darah terhambat sampai tekanan kira-kira 10-15 mmHg dibawah
kejaringan yang membutuhkan. Menurut fase 1 dan terdiri dari suara mengetuk
WHO, batas ormal tekanandarah adalah yang diikuti dengan bising. Fase 3 terjadi
120-140 mmHg untuk sistoliknya bila penyumbatan turun cukup banyak
sedangkan diastoliknya 80-90 mmHg. sehingga sejumlah besar volume darah
Jadi, seseorang yang dikatakan hipertensi dapat mengalir melalui arteri yang
bila tekanan darahnya selalu terbaca di tersumbat sebagian. Bunyinya hampir
atas 140/90 mmHg (Sustrani, dkk, 2006). serupa dengan fase 2 kecuali bahwa
Menurut Tambayong (1999), terdengar bunyi ketukan. Fase 4 terjadi
hipertensi adalah peningkatan tekanan bila intesitas suara tibatiba melemah
sistole, yang tingginya tergantung umur ketika tekanan mendekati tekanan darah
individu yang terkena. Tekanan darah diastolik. Fase 5 terjadi bila bunyi sama
berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, sekali menghilang. Yang mana pembuluh
tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat darah tidak tertekan lagi oleh manset.
stres yang dialami. Etiologi Hipertensi Menurut Anies
Tekanan darah adalah gaya yang (2006), berdasarkan penyebabnya,
diberikan darah pada di dinding pembuluh hipertensi dapat dibedakan menjadi 2
darah. Tekanan ini bervariasi sesuai golongan besar yaitu: hipertensi esensial
pembuluhdarah terkait dan denyut (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang
jantung. Tekanan darah paling tidak diketahui penyebabnya dan
tinggiterdapat pada arteri-arteri besar yang hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang
meninggalkan jantung dansecara bertahap disebabkan penyakit lain. Lebih dari 90 %
menurun sampai arteriole (Watson,2002). penderita hipertensi termasuk golongan
Menurut Gunawan (2001), primer,maka secara umum dapat
tekanan darah dibagi menjadi 3 golongan disimpukan yang disebut hipertensi adalah
yaitu: hipertensi primer. Penyebab hipertensi
Normotensi yaitu bila tekanan sistoliknya golongan ini belum diketahui secara
120-140 mmHgsedangkan tekanan pasti.Menurut Dalimartha (2008), ada
diastoliknya 80-90 mmHg. Hipotensi beberapa faktor yang menjadi
adalah suatu keadaan dimana tekanan penyebabnya yaitu seperti: 1) Faktor
darah kurang dari normal, yakni bila resiko yang tidak dapat dikontrol a)
tekanannya 90/60 mmHg. Hipertensi jika Keturunan Sekitar 70-80% penderita
tekanan darahnya diatas normal yaitu hipertensi esensial ditemukan memiliki
tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan riwayat hipertensi. Apabila riwayat
tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. hipertensi didapatkan pada kedua orang
215
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

tua maka dugaan hipertensi esensial lebih sebatang rokok. Nikotin dapat
besar. b) Jenis kelamin Hipertensi lebih menyebabkan penggumpalan darah dalam
banyak menyerang laki-laki dibandingkan pembuluh darah dan pengapuran dinding
perempuan. Hal itu mungkin dikarenakan pembuluh darah. Sedangkan alkohol dapat
laki-laki memiliki faktor pendorong meningkatkan sintesis katekolamin dalam
terjadinya hipertensi misalnya seperti jumlah besar yang memicu kenaikan
stres, kelelahan, dan makanan yang tidak tekanan darah. e) Stres atau ketegangan
terkontrol. Sedangkan wanita dilindungi jiwa Stres atau ketegangan jiwa (rasa
oleh hormon estrogen berfungsi untuk tertekan, murung, marah, dendam, rasa
melindungi wanita dari kejadian takut, rasa bersalah) dapat merangsang
arteriosklerosis, namun ketika wanita kelenjar anak ginjal melepaskan hormon
mengalami pra menopause sampai adrenalin dan memacu jantung bekerja
menopause hormon ini akan berkurang lebih cepat dan lebih kuat sehingga terjadi
seiring juga dengan pertambahan usia peningkatan tekanan darah (Gunawan,
sehingga pada usia diatas 45 tahun wanita 2001).
mulai mengalami penyakit kardiovaskular Tanda dan Gejala Hipertensi
(Anggraini, 2009).Umur Insiden Menurut Palmer (2007), penderita
hipertensi meningkat seiring dengan hipertensi cenderung tidak menampakan
pertambahan umur. Pasien yang berumur gejala yang pasti, dan biasanya gejalanya
diatas 60 tahun, 50-60% mempunyai bervariasi pada masing-masing individu
tekanan darah lebih besar atau sama serta gejalanya hampir sama dengan
dengan 140/90mmHg. Hal ini merupakan penyakit lain Menurut Vitahealth (2001),
merupakan pengaruh degenarasi yang tanda dan gejala hipertensi meliputi 1)
terjadi pada orang yang bertambah Jantung berdebar-debar 2) Sulit bernafas
usianya. Dengan bertambahnya umur, setelah bekerja keras atau mengangkat
maka tekanan darah juga akan meningkat. beban berat 3) Mudah lelah 4) Mudah
Setelah umur 45 tahun dinding arteri akan marah 5) Tengkuk terasa tegang atau berat
mengalami penebalan oleh karena adanya 6) Sukar tidur 7) Mata berkunang-kunang
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot 8) Muka merah 9) Vertigo (dunia terasa
yang mengakibatkan pembuluh darah akan berputar). Salah satu tanda dan gejala
menyempit dan kaku dimana akan hipertensi adalah tengkuk terasa pegal
berdampak pada tekanan sistolik dan atau kekakuan pada otot tengkuk yang
diastolik meningkat karena kelenturan otot diakibatkan karena terjadi peningkatan
pembuluh darah berkurang (Oktora, tekanan pada dinding pembuluh darah di
2005). daerah leher yang mana pembuluh darah
Faktor resiko yang dapat tersebut membawa darah ke otak sehingga
dikontrol, Kegemukan Kegemukan ketika terjadi peningkatan tekanan
merupakan ciri khas dari populasi vaskuler ke otak yang mengakibatkan
hipertensi. Daya pompa jantung dan terjadi penekanan pada serabut saraf otot
sirkulasi volume darah pada penderita leher sehingga penderita merasa nyeri atau
obesitas dengan hipertensi lebih tinggi ketidaknyamanan pada leher (Bararah,
dibandingkan dengan penderita hipertensi 2011).
dengan berat badan normal. b) Konsumsi Patofisiologi Hipertensi Tekanan
garam berlebihan Konsumsi garam yang arteri yang meliputi kontrol sistem
berlebihan dengan sendirinya akan persarafan yang kompleks dan hormonal
menaikkan tekanan darah.c) Kurang olah yang saling berhubungan satu sama lain
raga Olah raga seperti bersepeda, joging, dalam mempengaruhi curah jantung dan
aerobik yang teratur dapat memperlancar tahanan vaskuler perifer serta refleks
predaran darah sehingga dapat baroreseptor yang berperan dalam
menurunkan tekanan darah. Dengan pengaturan tekanan darah dengan
berolahraga dapat mengurangi atau mekanisme sebagai berikut ini. Curah
mencegah obesitas dan mengurangi jantung ditentukan oleh volume sekuncup
asupan garam dalam tubuh yang akan dan frekuensi jantung. Tahanan perifer
dikeluarkan lewat keringat. d) Konsumsi ditentukan oleh diameter arteriol. Bila
alkohol dan merokok Hipertensi juga diameternya menurun (vasokontriksi),
dirangsang oleh nikotin yang ada dalam tahananan perifer akan meningkat, dan

216
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

bila diameternya meningkat (vasodilatasi), hormon dan ginjal (Hendi, 2008). Menurut
tahananan perifer akan menurun. Underwood (1994), hipertensi sekunder
Pengaturan primer tekanan arteri disebabkan oleh berbagai kondisi
dipengaruhi oleh baroreseptor pada diantaranya hipertensi renalis, sebab-sebab
stimulus karotikus dan arkus aorta yang endokrin, koarktasio aorta dan terapi obat-
akan menyampaikan implus ke pusat saraf obatan. Berdasarkan Bentuknya
simpatis di medulla, yang akan Hipertensi sistolik Hipertensi sistolik
menghambat stimulasi sistem saraf (isolated systolic hypertension) adalah
simpatis. Mekanisme dengan efek yang peningkatan hanya pada sistoliknya saja
lama dimana ketika renin diproduksi oleh misalnya 160/90 mmHg dan biasanya
ginjal ketika aliran darah ke ginjal dijumpai pada lansia. Hipertensi diastolik
menurun, sehingga terbentuklah Hipertensi diastolik (diastolic
angiotensin I yang akan berubah menjadi hypertension) merupakan hipertensi
angiotensin II. Angiotensin II akan dimana terjadi peningkatan hanya pada
meningkatkan tekanan darah dengan diastoliknya saja misalnya 120/100 mmHg
mengakibatkan kontraksi langsung pada dan biasanya ditemukan pada anak-anak.
arteriol. Hipertensi campuran (sistolik-diastolik).
Pelepasan aldosetron yang Hipertensi campuran merupakan
mengakibatkan retensi air dan garam di peningkatan pada sistolik dan diastolik
dalam ginjal sehingga terjadi peningkatan misalnya 150/100 mmHg (Gunawan,
volume ekstraseluler. Jika terjadi 2001).
gangguan yang menetap maka akan Menurut JNC 7 Joint National
enyebabkan konstriksi arteriol, tahanan Committee on the preventive, detection,
perifer total dan arteri rata-rata meningkat. evaluation, and treatment of high blood
Mekanisme tersebut bersifat kompensasi pressure (JNC) membagi hipertensi
yang akan meningkatkan beban kerja seperti pada tabel dibawah ini. Normal < 1
jantung namun pada saat yang sama 2 0 <80, PraHipertensi 120 – 139 80 – 89,
terjadi perubahan degeneratif pada arteriol Hipertensi derajat I 140 – 159 90 – 99,
yang menanggung tekanan tinggi yang Hipertensi derajat II ≥160 ≥ 100,
terus menerus sehingga terjadi Penatalaksanaan Hipertensi
peningkatan tahanan perifer yang disebut Penatalaksanaan pada penderita hipertensi
hipertensi (Muttaqin, 2009). yaitu dengan dua cara yaitu dengan terapi
Klasifikasi Hipertensi farmakologis dan terapi non farmakologis.
Berdasarkan Penyebab Hipertensi primer Terapi Farmakologi Ada enam obat yang
(esensial) Hipertensi esensial terjadi sering digunakan dalam pengobatan
karena peningkatan perisisten tekanan hipertensi yaitu sebagai berikut: Diuretik
arteri akibat ketidakteraturan mekanisme Diuretik misalnya chlortalidone,
hemostatik normal. Faktor yang bendroflumethiazide dan lain-lain.
menyebabkan hipertensi esensial seperti: Diuretik ini dapat menurunkan tekanan
genetik, lingkungan, konsumsi garam darah dengan bekerja pada ginjal yang
yang berlebihan, aktivitas berlebihan, menyebabkan ginjal mengeluarkan
sistem saraf simpatis, dan sistem garam dalam darah melalui urin.
reninangiotensin- aldosteron yang Alfa-Bloker Alfa-bloker misalnya
abnormal, serta faktor-faktor yang doxazonsin, terazosin dan lain-lain,
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dimana alfa-bloker ini dapat menurunkan
seperti merokok, minuman beralkohol, tekanan darah dengan memblokade
dan makanan dengan kadar lemak tinggi zeseptor pada otot yang melapisi
(Underwood, 1994). Hipertensi sekunder. pembuluh darah. Jika reseptor tersebut
Hipertensi sekunder adalah hipertensi diblokade, pembuluh darah akan melebar
yang penyebabnya diketahui, dan diderita (berdilatasi) sehingga darah dapat
sekitar 10% dari kasus-kasus hipertensi. mengalir lebih lancar. Beta-Bloker Beta-
Hipertensi sekunder disebabkan oleh bloker misalnya atenolol dan bisoprolol,
penyakit seperti penyakit ginjal, tumor dimana dapat menurunkan tekanan darah
adrenal, sindrome Chusing dan lain-lain. dengan memperlambat denyut dan
Hampir semua penderita hipertensi kontraksi jantung. Sehingga tekanan yang
sekunder mengalami ganguan sekresi disebabkan pompa jantung berkurang.
217
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Kalsium kanal Kalsium kanal misalnya sedang dalam 30 menit sehari selama
amlodipine, felodipine dimana dapat beberapa hari dalam seminggu dapat
menurunkan tekanan darah dengan menurunkan tekanan darah. Beberapa
memblokade masuknya kalsium ke dalam jenis latihan yang dapat menurunkan
sel. Dengan menghambat kontraksi otot, tekanan darah yaitu: berjalan kaki,
pembuluh darah akan melebar sehingga bersepeda, berenang, aerobik. Namun
darah akan mengalir dengan lancar tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi
(Williams, 2007). Antagonis resptor untuk melakukan kegiatan olahraga seperti
angiotensin II Jenis angiotensin II tinju, gulat, angkat besi, karena akan
misalnya losartan dan valsartan yang meningkatkan tekanan darah.Stres
mana akan bekerja antagonis terhadap emosional Stres berpengaruh terhadap
aksis angiotensin renin. Dianjurkan pada peningkatan tekanan darah. Semakin stres
penderita gagal jantung atau ganguan tekanan darah semakin tinggi. Oleh karena
ventrikel kiri (Davey, 2005). Inhibitor itu salah satu cara untuk untuk
enzim pengubah angiotensin (Angiotensin menurunkan tekanan darah adalah dengan
converting enzim inhibitor). Jenis mengelola stres. Merokok Di dalam rokok
angiotensin II misalnya katopril, terdapat banyak zat yang beracun
enaplapril, lisinopril dan ramipil. Yang (oksidan) yang dapat melukai dinding
mana akan menghambat pembentukan pembuluh darah dan mempercepat
angiotensin II. Efek sampingnya berupa pengerasan pembuluh darah. Dianjurkan
batuk kering dan angioedema (Davey, pada penderita hipertensi untuk berhenti
2005). Berapa hal yang perlu atau mengurangi rokok. Konsumsi serat.
dipertimbangkan pada penggunaan obat Buah-buahan dan sayuran segar, yang
anti hipertensi yaitu: saat mulai mengadung serat tinggi sangat efektif
pengobatan harus dengan dosis kecil, bila dalam menurunkan kadar kolesterol darah.
efek tidak memuaskan tambahkan obat Ada 2 jenis serat yaitu serat yang dapat
untuk kombinasi, penggunaan obat long larut dan serat yang tidak dapat larut.
acting dengan dosis tunggal yang dapat Keduanya mempunyai manfaat
mencangkup efek selama 24 jam. masingmasing. Serat yang dapat larut
Terapi Non-farmakologis Terapi dapat menurunkan kadar kolesterol
non farmakologis untuk menangani sedangkan serat yang tidak dapat larut
hipertensi yaitu dengan: Menurunkan dapat melancarkan pembuangan sisa
berat badan bila gemuk Tekanan darah makanan secara alami (Anise, 2006).
cenderung kuat atau meningkat seiring Nyeri merupakan mekanisme
dengan kegemukan atau kenaikan berat fisiologis yang bertujuan untuk
badan. Dengan menurunkan berat badan, melindungi diri. nyeri juga merupakan
berpengaruh juga pada penurunan tekanan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan
darah, walaupun penurunan berat badan jaringan, yang arus menjadi
belum mencapai normal (Freitag, 2010). pertimbangan utama keperawatan saat
Pengurangan berat badan sekitar 10 kg mengkaji nyeri (Potter&Perry, 1999).
berat badan dapat menurunkan tekanan MenurutAsmadi (2008), merupakan
darah rata-rata 2-3 mmHg per kgBB. sensasi yang rumit, unik, universal dan
Mengurangi konsumsi Na Natrium bersifat individual. Dikatakan individual
memiliki hubungan yang sangat erat karena respon individu terhadap
dengan timbulnya hipertensi. Oleh karena sensasinya beragam dan tidak bisa
itu konsumsi garam dikurangi (kurang dari disamakan satu dengan yang lain. Nyeri
3gr per hari) mampu menurunkan tekanan juga menandakan adanya suatu kerusakan
darah (Sunardi, 2000). Minuman jaringan atau faktor lain, sehingga
beralkohol Minuman yang beralkohol individu merasa tersiksa, menderita yang
yang terlalu banyak, dapat meningkatkan akhirnya akan menggangu aktivitas sehari-
tekanan darah dan resiko komplikasi hari, psikis, dan lain-lain. Jadi nyeri
kardiovaskuler (Willams, 2007). Olahraga adalah pengalaman sensori dan emosional
Orang yang memiliki aktivitas yang yang bersifat individual atau subyektif,
rendah akan lebih rentan mengalami yang tidak menyenangkan akibat adanya
tekanan darah tinggi. Penderita hipertensi kerusakan jaringan, sehingga
dianjurkan untuk melakukan aerobik mengakibatkan individu akan merasa

218
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

tersiksa, menderita, sehingga menggangu mukosa, khususnya pada visera,


aktivitasnya sehari-hari dan psikis dan persendian, dinding arteri, hati dan
cenderung individu tersebut akan mencari kantung empedu. Reseptor nyeri akan
perawatan atau pengobatan. memberikan respon jika ada stimulasi atau
Klasifikasi Nyeri Menurut Judha rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
(2012), terdapat beberapa klasifikasi nyeri berupa histamin, bradikinin, prostaglandin
yaitu sebagai berikut: Nyeri Berdasarkan dan macam-macam asam yang akan
Tempatnya: Peripheral pain, yaitu nyeri dilepaskan jika terjadi kerusakan pada
yang terasa pada permukaan tubuh jaringan akibat kekurangan oksigen. Serta
misalnya pada kulit, mukosa. Deep pain, stimulasi lain bisa berupa termal, listrik
yaitu nyeri yang terasa pada permukaan atau mekanis (Mutaqin, 2009). Stimulasi
yang lebih dalam atau pada organ-organ yang diterima oleh reseptor akan
tubuh visceral,) Refered pain, yaitu nyeri ditransmisikan berupa implus-implus
yang sangat dalam yang disebabkan nyeri ke sumsum tulang belakang oleh
karena penyakit organ/struktur dalam serabut delta A (bermyelin rapat) dan
tubuh yang ditransmisikan ke bagian serabut C (serabut lamban). Implus yang
tubuh di daerah yang berbeda, bukan ditransmisikan oleh serabut delta A
daerah asal nyeri. Central pain, yaitu nyeri memiliki sifat inhibitor yang
yang terjadi karena perangsangan pada ditransmisikan ke serabut C. Serabut-
sistem saraf pusat, spinal cord, batang serabut aferen akan masuk ke spinal
otak, thalamus, dan lain-lain. melalui akar dorsal (dorsal root) serta
Nyeri Berdasarkan Sifat sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn
Incidental pain yaitu nyeri yang timbul terdiri dari beberapa lapisan yang saling
sewaktu-waktu lalu menghilang.Steady bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga
pain, yaitu nyeri yang ditimbulkan dan terbentuk substantia gelatinosa yang
menetap serta dirasakan dalam waktu merupakan saluran utama implus. Implus
lama. Paroximal pain, yaitu nyeri yang nyeri akan menyeberangi sumsum tulang
dirasakan berintesitas tinggi dan kuat belakang pada interneuron dan
sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ± bersambung ke jalur spinal asendens yaitu
10-15 menit, lalu menghilang kemudian jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur
mucul lagi. Berdasarkan Ringan dan Berat spinothalamus dan spinoreticular tract
Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intesitas yang membawa informasi tentang sifat
rendah. Nyeri sedang , yaitu nyeri yang dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi
menimbulkan reaksi. Nyeri berat, yaitu terdapat dua jalur mekanisme terjadinya
nyeri dengan intesitas tinggi. nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur
Berdasarkan Waktu: Nyeri akut, nonopiate. Jalur opiate ditandai dengan
yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu pertemuan reseptor pada otak yang terdiri
singkat dan berakhir kurang dari enam dari jalur spinal desendens dari tahalmus
bulan, sumber, dan daerah nyeri diketahui yang melalui otak tengah dan medulla ke
jelas. Rasa nyeri mungkin sebagai akibat tanduk dorsal dari sumsum tulang
dari luka, seperti luka operasi, ataupun belakang yang berkonduksi dengan
pada suatu penyakit aretriosklerosis pada nociceptror implus supresif. Serotonin
arteri koroner. Nyeri kronis, yaitu nyeri merupakan neurontransmiter dalam
yang dirasakan lebih dari enam bulan, implus supresif. Jalur nonopiate
dengan pola yang beragam. Nyeri timbul merupakan jalur desenden yang tidak
dengan periode yang diselingi interval memberikan respon terhadap naloxone
bebas nyeri lalu timbul kembali lagi nyeri, (Muttaqin, 2009).
dan seterusnya, serta semakin meningkat Faktor-Faktor yang
intesitasnya. Mempengaruhi Nyeri menurut Judha
Fisiologi Nyeri munculnya nyeri (2012), terdapat faktor-faktor yang
berkaitan dengan erat dengan reseptor dan mempengaruhi nyeri adalah sebagai
adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang berikut: Usia Usia merupakan variabel
dimaksud adalah nociceptor, merupakan yang penting yang mempengaruhi nyeri,
ujung-ujung saraf yang bebas yang khususnya pada anak-anak dan lansia.
memiliki sedikit atau tidak memiliki Yang mana terjadi perbedaan dalam
myelin yang tersebar pada kulit atau bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak
219
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

mengalami kesulitan dalam memahami dihindari atau hilang. Dukungan Keluarga


nyeri dan beranggapan bahwa apa yang dan Sosial Faktor yang bermakna
dilakukan oleh perawat dapat mempengaruhi respons nyeri ialah
menimbulkan nyeri. Sedangkan pada kehadiran orang-orang terdekat klien dan
dewasa melaporkan nyeri ketika sudah bagaimana sikap mereka terhadap klien.
patologis atau terjadi kerusakan fungsi Tanda dan Gejala NyerivMenurut
(Farida,2010). Jenis kelamin Secara umum Judha (2012), tanda dan gejala nyeri yang
pria dan wanita tidak berbeda secara dapat ditunjukan oleh individu yang
bermakna dalam berespon terhadap nyeri. merasakan nyeri yaitu sebagai
Ada beberapa kebudayaan yang berikut:Vokalisasi, Mengaduh,
mempengaruhi jenis kelamin misalnya Mengangis, Sesak nafas, Mendengkur, ,
mengangap bahwa seorang anak laki-laki Ekspresi wajah, Meringis, Menggeletukan
harus berani dan tidak boleh menangis, gigi, Mengernyit dahi, Menutup mata atau
sedangkan anak perempuan boleh mulut dengan rapat atau membuka, mata
menangis dalam situasi yang atau mulut dengan lebar. Menggigit bibir,
sama.Kebudayaan Keyakinanan dan nilai- Gerakan tubuh: Gelisah, Imobilisasi,
nilai budaya mempengaruhi cara individu Ketegangan otot, Peningkatan gerakan jari
mengatasi nyeri. Beberapa kebudayaan dan tangan, Aktivitas melangkah yang
yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah tunggal ketika berlari atau, berjalan.
sesuatu yang alamiah sedangkan Gerakan ritmik atau gerakan menggosok:
kebudayaan lain cenderung untuk melatih Gerakan melindungi bagian tubuh,
perilaku yang tertutup (introvert) Makna Interaksi sosial, Menghindari percakapan,
nyeri Individu akan mempersepsikan nyeri Fokus hanya pada aktivitas untuk
secara berbeda-beda. Misalnya seorang menghilangkan nyeri, Menghindari kontak
wanita yang sedang bersalin akan sosial, Penurunan rentang perhatian.
mempersepsikan nyeri berbeda dengan Pengukuran Nyeri: Intesitas
seorang wanita yang mengalami nyeri nyeri: Intensitas nyeri ini mencangkup
akibat cedera karena dipukul suaminya. seberapa berat nyeri yang dirasakan oleh
Perhatian Tingkat seseorang untuk klien. Individu akan diminta untuk
memfokuskan perhatiannya pada nyeri membuat tingkatan nyeri yang dirasakan
dapat mempengaruhi persepsi nyeri. dengan menggunakan skala nyeri.
Perhatian yang meningkat dihubungkan Misalnya: tidak nyeri, nyeri sedikit, nyeri
dengan nyeri yang meningkat. Sedangkan sedang, atau dengan menggunkan angka
upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan (skala), skala nyeri 1-10. Dimana 0 berarti
dengan respon nyeri yang menurun. tidak nyeri dan 10 berarti nyeri hebat
Ansietas hubungan antara nyeri Karateristik nyeri, Karakteristik
dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas nyeri dapat dilihat dengan metode PQRST
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, dimana: Provocate (P): Penyebab
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu terjadinya nyeri pada penderita, dimana,
perasaan ansietas. Keletihan keletihan dalam hal ini perlu dipertimbangkan
yang meningkatkan persepsi nyeri. Rasa bagian tubuh mana, yang mengalami
kelelahan menyebabkan sensasi nyeri cedera termasuk menghubungkan nyeri,
semakin intensif dan menurunkan dengan faktor psikologisnya. Quality (Q):
kemampuan koping. Apabila keletihan Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang
disertai kesulitan tidur, maka persepsi subyektif yang, diungkapkan klien.
nyeri bahkan dapat terasa lebih berat lagi. Biasanya klien mendeskripsikan nyeri,
pengalaman Sebelumnya Setiap individu seperti nyeri yang dirasakan seperti
belajar dari pengalaman nyeri. Jika ditusuk-tusuk, terbakar, sakit nyeri dalam
individu sejak lama mengalami atau superfisial atau bahkan seperti,
serangkaian episode nyeri yang tidak digencet. Region (R): Lokasi dimana
pernah sembuh atau menderita nyeri yang penderita merasakan nyeri. Meminta klien
berat maka ansietas atau cemas akan menunjukan dimana atau di daerah bagian
muncul. Gaya Koping mempengaruhi mana yang, terasa nyeri. Severe (S):
kemampuan individu tersebut untuk Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan
mengatasi nyeri, dengan berbagai cara klien, dan bersifat subyektif. Time (T):
sehingga efek fisik dan psikologis dapat Durasi atau rangkaian nyeri atau berapa

220
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

lama nyeri yang dirasakan klien. Menurut dengan demikian menurunkan


Smelzer (1997), ada beberapa skala kewaspadaan terhadap nyeri bahkan
pengukuran nyeri yaitu sebagai berikut: meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Skala Intensitas Nyeri Salah satu distraksi yang efektif adalah
Numerik/NRS(Numeric Rating Scale) , musik. Biofeedback: Merupakan terapi
Skala Numerik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10. perilaku yang dilakukan dengan
Skala Deskriptif Skala Analog Visual memberikan individu informasi tentang
Skala Nyeri Analog Visual respon fisiologis (misalnya tekanan darah)
(Potter&Perry, 2009). dan cara untuk melatih control volunteer
Penatalaksanaan Nyeri Terapi terhadap respon tersebut. Hipnosis-diri:
farmakologis Obat-obatan yang sering Hipnosis dapat membantu mengubah
digunakan untuk menangani nyeri adalah persepsi nyeri melalui pengaruh sugestif
obatan dengan golongan analgesik. positif. Mengurangi Persepsi Nyeri Salah
Berdasarkan aksinya analgesik dibagi satu cara sederhana untuk meningkatkan
menjadi dua golongan yaitu: Analgesik rasa nyaman ialah dengan membuang atau
Nonopioid/Perifer (Non-Opioid mencegah stimulus nyeri. Stimulasi
Analgesics), Obat-obatan dalam kutaneus Stimulus kutaneus adalah
kelompok ini memiliki target aksi pada stimulasi kulit yang dilakukan untuk
enzim, yaitu enzim siklooksigenase menghilangkan nyeri, seperti masase,
(COX). COX, berperan dalam sintesis mandi air hangat, kompres panas atau
mediator nyeri, salah satunya adalah dingin dan stimulasi saraf elektrik
prostaglandin. Mekanisme umum dari transkutan (TENS).
analgetik jenis ini adalah mengblok Kompres Hangat: Kompres
pembentukan prostaglandin dengan jalan hangat adalah memberikan rasa hangat
menginhibisi enzim COX pada daerah pada daerah tertentu dengan menggunakan
yang terluka dengan demikian mengurangi kantung yang berisi air hangat sehingga
pembentukan mediator nyeri. Efek menimbulkan rasa hangat pada bagian
samping yang paling umum dari golongan tubuh yang memerlukan. Kompres hangat
obat ini adalah gangguan lambung usus, yang digunakan dengan suhu 45-50, C
kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal (Asmadi, 2008). Jadi kompres hangat
serta reaksi alergi di kulit. Efek samping adalah pemberian rasa hangat/ panas di
biasanya daerah tertentu. Tujuan Kompres Hangat
disebabkan oleh penggunaan dalam jangka Beberapa tujuan yang dari dilakukan
waktu lama dan dosis besar. kompres hangat yaitu: memperlancar
Analgesik Opioid Analgesik Sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
opioid digunakan untuk nyeri sedang memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang
hingga berat. Analgesik ini bekerja pada pada klien, memperlancar pengeluaran
pusat otak yang lebih tinggi dan tulang eksudat, merangsang peristaltik usus, dan
belakang melalui cara pengikatan reseptor merelaksasi otot yang tegang dan
opiatuntuk memodifikasi persepsi nyeri. meningkatkan kontraktilitas (Asmadi,
Efek dari opiod adalah mual, muntah, 2008). Manfaat Kompres Hangat Terapi
konstipasi, rasa gatal, retensi urine, dan kompres hangat ini dapat bermanfaat
spasme otot (Potter & Perry, 2009). karena dapat memberikan rasa nyaman,
Terapi non farmakologis mengurangi atau membebaskan nyeri,
Menurut Potter & Perry (2009), ada mengurangi atau mencegah terjadinya
beberapa terapi farmakologis yang spasme otot, dan memberikan rasa hangat.
digunakan untuk menangani nyeri adalah Karena jika diberikan kompres hangat,
sebagai berikut: Bimbingan antisipasi: rasa panas atau hangat akan mendilatasi
Klien diberi penjelasan tentang semua pembuluh darah sehingga aliran darah dan
prosedur medis dan rasa nyaman suplai oksigen akan lancar, sehingga
pascaoperasi yang akan dialami sehingga meredakan ketegangan otot akibatnya
membantu klien mengontrol rasa cemas nyeri dapat berkurang di daerah yang
dan secara kognitif memperoleh diberi kompres (Asmadi, 2008).
penanganan nyeri dalam tingkatan
tertentu. Distraksi: Distraksi mengalihkan
perhatian klien ke hal yang lain dan
221
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

METODE PENELITIAN dimana subyek penelitian tidak dapat


Jenis penelitian ini adalah Quasi mewakili sampel karena tidak memenuhi
Eksperimental, dengan desain penelitian syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat,
pre test dan post test dengan kelompok 2007). Kriteria inklusi dan eksklusi dari
kontrol (pre test-post test with control penelitian ini adalah sebagai berikut:
group) yang mana pengelompokkan Kriteria Inklusi: 1) Penderita hipertensi
anggota kelompok eksperimen dan esensial yang mengalami nyeri leher
kelompok kontrol dilakukan dengan cara dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, 2)
nonrandom. Kemudian dilakukan pre test Usia 30-55 tahun, 3) Tidak,
kepada dua kelompok tersebut dan mengkonsumsi obat anti nyeri, 4) Tidak
diberikan perlakuan pada kelompok mempunyai penyakit penyerta, 5)
eksperimen, kemudian setelah itu Bersedia jadi responden
dilakukan post test pada dua kelompok Kriteria Ekslusi: 1) Mengalami penyakit
tersebut. Rancangan penelitian ini nyeri tulang leher, 2) Cedera traumatik di
digambarkan digambarkan sebagai daerah leher, 3) Perdarahan aktif, 4)
berikut: Edema inflamsi, 5) Tumor ganas
R1 O1 X O2 terlokalisir di daerah leher, 6) Ganguan
R2 O3 O4 kulit.
Ket: 3.2.1 Besar Sampel
R1 : Kelompok intervensi Besar sampel dapat dihitung
R2 : Kelompok kontrol berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
O1 : Observasi pre test kelompok sebagai P1 yaitu jumlah responden yang
intervensi diberikan kompres hangat dan mengalami
O2 : Observasi post test kelompok penurunan nyeri rematik adalah 80%
intervensi (Fanada, 2012), jumlah responden yang
O3 : Observasi pre test kelompok kontrol diberikan kompres hangat dan mengalami
O4 : Observasi post test kelompok kontrol penurunan nyeri sendi adalah 51,90%
X : Perlakuan/intervensi (pemberian (Widyastuti, 2012) sebagai P2. Nilai P1
kompres hangat) dan P2 dimasukan kedalam rumus besar
Populasi adalah wilayah sampel (Murti, 2013) . Untuk mengatasi
generalisasi yang terdiri atas objek/subyek jika saat penelitian adanya droup out dari
yang mempunyai kuantitas dan responden maka jumlah cadangan yang
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh harus dipersiapkan oleh peneliti 10% dari
peneliti untuk dipelajari dan kemudian jumlah sampel yaitu 1 orang. Dari
ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). perhitungan sampel diperoleh jumlah
Sedangkan menurut Arikunto (2010), sampel pada penelitian ini adalah 20
mengatakan populasi adalah keseluruhan orang. Jadi untuk kelompok intervensi
subyek penelitian. Populasi dalam jumlah ampelnya 20 orang dan untuk
penelitian ini adalah seluruh penderita kelompok kontrol jumlah sampelnya 20
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas orang.
Kahuripan Tasikmalaya, . Populasi target Teknik sampling adalah teknik
pada penelitian ini berjumlah 88 orang, pengambilan sampel (Hidayat, 2007).
yang diambil 2 bulan yaitu Nopember dan Teknik pengambilan sampel dalam
Desember 2014. penelitian ini menggunakan teknik
Sampel adalah bagian populasi Accidental Sampling yaitu pengambilan
yang akan diteliti atau sebagian jumlah sampel secara asidental yang mana
dari karateristik yang dimiliki oleh dilakukan dengan mangambil kasus atau
populasi (Hidayat, 2007). Sampel dari responden yang kebetulan ada atau
penelitian ini adalah penderita hipertensi tersedia di suatu tempat sesuai dengan
esensial di Wilayah Puskesmas Kahuripan konteks penelitian (Notoadmojo,2012).
Tasikmalaya, yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi HASIL PENELITIAN DAN
adalah kriteria dimana subyek penelitian PEMBAHASAN
mewakili sampel penelitian yang Jumlah responden yang mengikuti
memenuhi yarat sebagai sampel. sampai selesai penelitian berjumlah 20
Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria responden kelompok kontrol, 20

222
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

responden kelompok intervensi. Mayoritas intervensi resonden dengan umur lebih


responden dalam kelompok kontrol dari 50 tahun sebanyak 60% dan dan 90%
mayoritas perempuan (85%) dan bermur berjenis kelamin perempuan.
lebih dari 50 tahun (75%). Pada kelompok

4.1.2. Skala Nyeri Kelompok Intervensi


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Kelompok Kontrol
Skala Nyeri Pre Test Post Test
N % n %
Ringan 8 40% 17 85%
Sedang 12 60% 3 15%
Jumlah 20 100% 20 100%

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Kelompok Kontrol


Skala Nyeri Pre Test Post Test
N % n %
Ringan 5 25% 5 25%
Sedang 15 75% 15 75%
Jumlah 20 100% 20 100%

Pengaruh Kompres Hangat terhadap Nyeri Leher pada kelompok Intervensi Penderita
Hipertensi Esensial.

Tabel 4.3 Pengaruh Kompres Hangat terhadap Nyeri Leher pada kelompok
Intervensi Penderita Hipertensi Esensial
Skala Skala Nyeri Post Test Total
Nyeri Pre Ringan Sedang p
Test N % n % n %
Ringan 8 40 0 0 8 40
0.003
Sedang 9 45 3 15 12 60
Total 17 85 3 15 20 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai Pvalue 0,003 dengan taraf
bahwa saat pre test pada kelompok signifikasi 5% (0,05) sehingga dapat
intervensi sebanyak 8 responden (40%) ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima,
mengalami nyeri ringan dan saa post test dimana nilai Pvalue 0.003<0.05, hal ini
tetap mengalami nyeri ringan. Pada saat menunjukan ada pengaruh pemberian
pre test sebanyak 12 responden (60%) kompres hangat terhadap nyeri nyeri leher
mengalami nyeri sdang dan saat post test pada penderita hipertensi esensial di
mayoritas responden mengalami nyeri wilayah kerja puskesmas Kahuripan
ringan yaitu 9 responden (45%) Tasikmalaya.
Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji wilcoxon menunjukan

Tabel 4.4 Pengaruh Kompres Hangat terhadap Nyeri Leher pada kelompok
Intervensi Penderita Hipertensi Esensial
Skala Skala Nyeri Post Test Total
Nyeri Pre Ringan Sedang p
Test N % n % n %
Ringan 5 25 0 0 5 25
1.000
Sedang 0 0 15 75 15 75
Total 5 25 15 75 20 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui tetap mengalami nyeri ringan. Pada saat
bahwa saat pre test pada kelompok pre test sebanyak 15 responden (75%)
intervensi sebanyak 5 responden (25%) mengalami nyeri sedang dan saat post test
mengalami nyeri ringan dan saa post test tetap mengalami nyeri sedang.
223
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Hasil uji statistik dengan menunjukan tidak ada perbedaan skala


menggunakan uji wilcoxon menunjukan nyeri pre test dan post test pada kelompok
bahwa nilai Pvalue 1,000 dengan taraf kontrol penderita hipertensi esensial di
signifikasi 5% (0,05) sehingga dapat wilayah kerja puskesmas Kahuripan
ditarik kesimpulan bahwa H0 diterima, Tasikmalaya.
dimana nilai Pvalue 1,000>0.05, hal ini

Tabel 4.5 Perbedaan Skala Nyeri Post Test pada Kelompok Intervensi dan Kelompok
Kontrol Penderita Hipertensi Esensial

Kelompok Skala Nyeri P value


n Mean Rank
Intervensi 20 14.50
0,000
Kontrol 20 26.50

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui subyektif dimana individu atau responden


bahwa Mean Rank kelompok intervensi itu sendiri yang menjelaskan dan
14,50 sedangkan kelompok kontrol 26,50, mengevaluasi perasaan yang dirasakan.
hasil uji statistik dengan menggunakan uji Menurut Asmadi (2008) nyeri merupakan
Mann Whitney menunjukan bahwa P value sensasi yang rumit, unik dan universal dan
0,000 artinya ada perbedaan yang bersifat individual, dikatakan individual
signifikan antara skala nyeri kelompok karena respon individu terhadap sensainya
intervensi dan skala nyeri kelompok beragam dan tidak bisa disamakan satu
kontrol dengan yang lain.
Pada kelompok intervensi setelah
Pembahasan diberikan kompres hangat mayoritas
Mayoritas responden pada respondedn mengalami nyeri ringan yaitu
kelompok intervensi mengalami nyeri 17 responden (85%) ketika dilakukan post
sedang ketika dilakukan pre tests sebelum test, hal ini berarti mayoritas penderita
diberikan kompres hangat yaitu sebanyak hipertensi esensial di wilayah kerja
12 responden (60%). Hal ini berarti puskesmas Kahuripan setelah dilakukan
mayoritas penderita hipertensi esensial di kompres hangat, responden mengalami
wilyah kerja puskesmas Kahuripan nyeri ringan yaitu sebanya 14 responden
menglami nyeri sedang dengan skala 4 (51,9%). Dan yang dilakkan Fanada
samapai 6. Hal ini mendukung penelitian (2012) skala nyeri post test, mayoritas
yang dilakukan oleh Marlingga (2011), respondedn mengalami nyeri dengan skala
tentang pengarh stimulasi cutaneus 1. Ini menunjukan bahwa terjadi
kompres hangat basah terhadap penurunan penurunan skala nyeri setelah diberikan
nyeri sendi pada lansia dimana diperoleh kompres hangat.
skala nyeri pre test mayoritas responden Nyeri leher yang dirasakan
mengalami sedang yaitu 16 repondedn respondedn merupakan salah satu tanda
(53,3%) namun ada beberapa penelitian dan gejala pada hipertensi. Hipertensi
yang berbeda yaitu penelitian yang adalah peningkatan tekanan sistole yang
dilakukan oleh Widyastuti (2012), tentang tingginya tergantung umur individu yang
pengaruh kompres hangat terhadap nyeri terkena (Tambayong 1999). Seorang
sendi diperoleh skala nyeri pre test penderita hipertensi esensial akan
mayoritas respondedn mengalami nyeri mengalami peningkatan tekanan darah,
berat sebanyak 20 responden (74%), salah satunya peningkatan tekanan dinding
penelitian lain yang dilakukan oleh pembuluh darah didaerah leher sehingga
Fanada (2012) tentang pengaruh kompres aliran darah menjadi tidak lancar, dan
hangat dalam menurunkan nyeri reumatik hasil akhir dari penumpukan sisa
pada lansia diperoleh skala nyeri pre test, metabolisme di daerah leher akibat
mayoritas responden mengalami nyeri kekurangan oksigen dan nutrisi tertimbun
dengan skala 3. Menurut peneliti ini dan menimbulkan peradangan pada daerah
dikarenakan nyeri sesuatu yang bersift perlekatan otot dan tulang sehinga muncul

224
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

rasa nyeri (Siburian, 2006). Menurut pekerjaan fisik dengan jam kerja yang
peneliti ada beberapa faktor yang tidak terbatas sehingga ibu rumah tangga
mempengaruhi nyeri yang dirasakan mudah untuk mengalami nyeri. Menurut
respondedn seperti usia, jenis kelamin dan Gunawan (2001), stres menjadi salah satu
pekerjaan. faktor resiko terjadinya hipertensi, ketika
Pada penelitian ini mayoritas seseorang mengalami stres maka dapat
respondedn yang mengalami nyeri merangsang kelenar anak ginjal
berusia 41 – 49 tahn yaitu sebanyak 8 melepaskan hormon adrenalin dan
respondedn (40%). Menurut Judha memacu jantung bekerja lebih cepat dan
(2012), usia merupakan variabel yang lebih kuat sehingga peningkatan tekanan
sangat penting yang mempengaruhi nyeri, darah sehingga muncul gejala tengkuk
khususnya pada anak dan lansia dimana terasa tegang atau nyeri leher.
terjado perbedaan dalam bereaksi terhadap Salah tindakan non farmakologis
nyeri. Anak-anak mengalami kesulitan untuk menghilangkan nyeri atau
dalam memahami nyeri dan beranggapan mengurangi nyeri adalah kompres hangat.
bahwa apa yang dilakukan oleh perawat Kompres hangat dapat memberikan rasa
dapat menimbulkan nyeri sedang pada hangat pada daerah tertentu, karena panas
skala nyeri yang mereka rasakan sangat yang diberikan mampu mendilatasi
kompleks, karena mereka pada umumnya pembuluh darah sehingga aliran darah dan
memiliki banyak penyakit dengan gejala suplai oksigen menjadi lancar. Dan
yang sama dan pada bagian tubuh yang meredakan ketegangan akibatnya nyeri
lain (Potter& Perry, 2009). Usia 41 – 49 dapat berkurang (Asmadi, 2008). Hal ini
merupakan usia dewasa dimana pada dibuktikan dengan respon responden
umumnya orang dewasa menganggap penelitian mengatakan bahwa mereka
nyeri sebagai suatu kelemahan, kegagalan merasa rileks ketika diberikan kompres
dan kehilangan kontrol. Orang dewasa hangat, berdasarkan hasil penelitian dan
melaporkan keika sudah patologis atau uji statistik dengan menggunakan uji
terjadi kerusakan fungsi (Farida, 2010). Wilcoxon didapatkan hasil terjadi
Mayoritas respondedn dalam penurunan skala nyeri leher setelah
kelompok intervensi berjenis kelamin diberikan kompres hangat dengan nilai p
perempuan yaitu 18 respondedn (905) dan value 0,003 yang berarti bahwa ada
bekerja sebagai ibu rumah tangga pengaruh kompres hangat terhadap
sebanyak 11 responden (55%). penurunan nyeri leher pada penderita
Perempuan mudah merasakan nyeri hipertensi esensial.
dibandingkan laki-laki, hal ini didukung Hasil penelitian ini mendukung
oleh Judha (2012) yang mengatakan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti
secara umum pria dan wanita tidak (2012), tentang kompres hangat terhadap
berbeda secara bermakna dalam berespon nyeri sendi diperoleh skala nyeri pre test
terhadap nyeri, namun beberapa mayoritas respondedn mengalami nyeri
kebudayaaan yang mempengaruhi jenis berat sebanyak 20 respondedn (74%).
kelamin misalnya menganggap seorang Setelah diberikan kompres hangat (post
laki-laki harus berani dan tidak boleh test) sebagan besar respondedn mengalami
menangis sedangkan anak perempuan nyeri ringan yairu 14 responden
boleh menangis dalam situasi yang sama, (51,9%).peneliti lain yang dilakukan oleh
menurut Octavianim ( 2013) menyatakan Fanada (2012), dimana ketika dilakukan
perempuan memiliki tingkat ambang batas pre test diperoleh mayoritas responden
nyeri dan tingkat toleransi nyeri lebih mengalami nyeri skala 3 dan pos test
rendah dibandingkan dengan laki-laki. sebagain besar respondedn mengalami
Bekerja sebagai ibu rumah tagga nyeri dengan skala 1. Penelitian Marlingga
dintuntut harus mengerjakan semua urusan (2011), dimana ketika dilakukan
rumah tangga dengan jam kerja yang tidak pengukuran skala nyeri pre test sebagian
terbatas , menurut Sukmana ( 1995) tugas besar responden mengalami nyeri sedang
ibu rumah tangga, pekerjaan sebagai ibu yaitu 16 respondedn (53,3%) dan setelah
rumah tangga dapat mempengaruhi nyeri diberikan stimulus cutaneus kompres
yang dirasakan, hal ini dikarenakan basah hangat sebagian besar respondedn
pekerjaan yang dilakukan merupakan tidak merasakan nyeri yaitu 21 (70%).
225
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

4.3.1. Perbandingan Skala nyeri pada kelompok intervensi dan skala nyeri leher
kelompok intervensi dan kelompok post test kelompok kontrol.
kontrol
Pada kelompok kontrol mayoritas KESIMPULAN DAN SARAN
responden mengalami nyeri sedang yaitu Berdasarkan hasil penelitian dan
15 respondedn (75%) ketika dilakukan pembahasan yang telah dilakukan, maka
post test, responden pada kelompok ini kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
tidak mengalami penurunan nyeri . berikut: Skala nyeri leher sebelum
Berdasarkan data penelitian dilakukan kompres hangat pada
responden dalam kelompok kontrol kelompok intervensi mayoritas mengalami
setelah dilakukan pre test dan post test nyeri sedang sebanya 12 respondedn
terdapat 2 responden yang mengalami (60%), Skala nyeri pre test pada kelompok
penurunan skala nyeri, namun karena kontrol mayoritas mengalami nyeri sedang
peneliti langsung menginterpretasikan sebanya 15 respondedn (75%),Skala nyeri
maka walaupun responden mengalami setelah dilakukan intervensi pada
penurunan skala nyeri dari skala 6 menjadi kelompok intervensi mayoritas mengalami
5 tetap peneliti menginterpretasikan nyeri nyeri skala ringan yaitu sebanya 17
sedang . penurunan skala nyeri tersebut respondedn (85%), Skala nyeri post tes
kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa kelompok kontrol mayoritas respondedn
faktor yaitu kondisi rileks, ketika kita mengalami nyeri sedang sebanyak 15
dalam kondisi ketegangan otot-otot akan respondedn (75%), Ada pengaruh
berkurang. significan pemberian kompres hangat
Pada kelompok intervensi mayoritas terhadap skala yeri leher pada penderita
responden ketika dilakukan post tests hipertensi esensial di wilayah kerja
mengalami nyeri iringan yaitu sebanya 17 puskesmas Kahuripan Tasikmalaya
responden (85%), respondedn dalam dengan p value 0.003, Ada perbedaan
kelompok intervensi terjadi penurunan significan antara skala nyeri post test
skala nyeri setelah dilakukan kompres kelompok intervensi dan kelompok
hangat pada leher. Berdasarkan data kontrol dengan p value 0.000
penelitian respondedn dalam kelompok Saran: Diharapkan kepada peneliti
intervensi setelah dilakukan pre test dan selanjutnya untuk menjadikan penelitian
post test terdapat 3 responden yang tidak ini sebagai data awal dalam melakukan
mengalami penurunan nyeri, menurut penelitian selanjutnya tentang faktor-
peneliti kemungkinan ada beberapa hal faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri
yang dapat mempengaruhi intensitas nyeri dengan responden yang bervariasi seperti
yang dirasakan oleh resonden pada dari segi usia, jenis kelamin dan budaya.
kelompok intervensi yaitu usia, jenis
kelamin dan makna nyeri, perhatian, DAFTAR PUSTAKA
ansietas dan keletihan . American Heart association. (2010). Heart
Skala nyeri pos test pada kelompok deases and stroke statistic: our
intervensi dan skala nyeri post test pada guide to current statistics and the
kelompok kontrol berdasarkan hasil pada suplement to our heart and stroke
tabel 4.5 dimana Mean Rank kelompok fact- 2010
intervensi 14.50 sedangkan kelompok update.http://www.americanheart.
kontrol 26.50, hal ini menunjukan bahwa org. Diakses pada tanggal 14
rata-rata yang dirasakan oleh responden Maret 2011.
setelah diberikan perlakuan berupa Anonim. (2003). Complications stroke
kompres hangat lebih kecil yaitu 14.50 during hospitalization.
dibandingkan rata-rata kelompok yang http://www.strokecenter.org. Diakses
tidak diberikan intervensi kompres hangat tanggal 24 Desember 2011
yaitu 25. 50. Ariawan, I. (1998). Besar dan metode
Hal ini juga diperkuat dengan hasil sampel pada penelitian kesehatan.
uji statistik dengan menggunakan uji Jakarta : Jurusan Biostatistik dan
Mann Whitney didapatkan hasil nilai p kependudukan Fakultas Kesehatan
value 0.000 yang berarti bahwa ada Masyarakat, Universitas
perbedaan skala nyeri leher post test Indonesia.

226
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian :


suatu pendekatan praktik. Jakarta
: Rhineka Cipta.
Astrid. (2008). Tesis : Pengaruh latihan
range of motion (rom) terhadap
kekuatan otot, luas gerak sendi
dan kemampuan fungsional pasien
stroke di RS Sint Carolus Jakarta.
Depok : Program Studi Pasca
Sarjana FIK UI. Tidak
dipublikasikan.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (2008). Laporan
nasional riskesda 2007, Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
Departemen Kesehatan, Republik
Indonesia. Diakses dari
http://www.litbang.depkes.go.id.
Diakses pada tanggal 20
Desember 2010
Bagg, S., Pombo, A.P. & Hopman, W.
(2002). Effect of age functional
outcomeafter stroke rehabilitation.
American Stroke Association, 33 ;
179-185
Bethesda Stroke Centre. (2007). Faktor
resiko stroke usia muda.
Black,J.M., & Hawks,J.H., (2009)
Medical surgical nursing clinical
management for positive
outcomes, 8th Edition. St Louis
Missouri : Elsevier Saunders.
Broadley, S.A. & Thompson, P.D., Time
to hospital admission for acute
stroke. The Medical Journal of
Australia 2003 178 (7): 329-331.
Castledine, G. (2002). The important
aspects of nurse specialist role.
British Journal of Nursing, 11( 5),
350.

227

Anda mungkin juga menyukai