Anda di halaman 1dari 7

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan
kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan
psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor
manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang
dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan
kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang
nyata.

A. Pengertian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

Perlindungan pada tenaga kerja perusahaan memiliki beberapa aspek dan salah
satunya adalah perlindungan keselamatan, perlindungan tersebut bermaksud agar
tenaga kerja secara aman melakukan kerjanya secara aman melakukan kerjanya
sehari-hari untuk meningkatkan produktivitas.

Menurut Bangun Wilson (2012:377) Keselamatan kerja adalah perlindungan atas


keamanan yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan
pekerjaan.

Menurut Mondy dan Noe, dalam (Pangabean Mutiara, 2012:112), Manajemen


Kesalamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja
sedangkan, kesehatan merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara
fisik maupun mental.
Keselamatan adalah suatu keadaan aman, dalam suatu kondisi yang aman
secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologis, ataupun
pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai
hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan
terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan.

Menurut Moekijat (2004), Program keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan


karena tiga faktor penting sebagai berikut :

1. Berdasarkan Perikemanusian
Pertama manajer akan mengadakan pencegahan kecelakaan kerja atas dasar
perikemanusiaan yang sesungguhnya dengan tujuan untuk mengurangi rasa
sakit dari pekerjaan yang diderita serta keluarga dari pekerjaanya.
2. Berdasarkan Undang – Undang
Para manajer akan melalukan pencegahan kecelakaan kerja berdasarkan
undang – undang yang telah tertera tentang keselamatan dan kesehatan
kerja, bila ada yang melanggar akan dijatuhi hukuman berupa denda.
3. Berdasarkan Ekonomi
Alasan untuk melakukan prosedur pencegahan kecelahaan kerja
dikarenakan biaya kecelakaan memiliki dampak sangat besar bagi
perusahaan.

Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993


Menurut Kepmenaker, kesehatan dan keselamatan Kerja  yakni upaya perlindungan
yang ditujukan agar pekerja dan orang lainnya yangberada di ditempat kerja/perusahaan
atau di suatu instansi selalu dalam keadaan selamat dan sehat, selain itu juga agar setiap
sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

OHSAS (180001:2007)
Menurut OHSAS, Kesehatan dan Keselamatan Kerja yakni ialah kondisi dan faktor
yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja serta orang-orang yang berada
di tempat kerja tersebut.
Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja yakni


setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Aspek, Faktor Dan Prinsip Keselamatan Kesehatan Kerja ( K3 )

Menurut Anoraga, 2005, Beberapa aspek Keselamatan Kesehatan Kerja yang perlu


diperhatikan oleh perusahaan antara lain, ;

Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yaitu adalah tempat dimana seseorang atau karyawan dalam
beraktifitas bekerja. Adapun lingkungan kerja ini menyangkut kondisi kerja, seperti
ventilasi, suhu, penerangan dan situasi kerja.

Alat Kerja & Bahan

Alat kerja & bahan yakni suatu hal yang pokok diperlukan oleh suatu perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam hal memproduksi barang, peralatan kerja sangatlah vital
yang harus digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi.

Cara Melakukan Pekerjaan

Adapun beberapa cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua
kegiatan pekerjaan, seperti menggunakan peralatan yang telah tersedia dan pelindung
diri dan mematuhi peraturan-peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami
cara mengoperasionalkan mesin.

Budiono dkk, 2003 : Berikut ini merupakan beberapa faktor yangdapat mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) ialah sebagai berikut :

 Yang pertama beban kerja, yakni maksudnya berupa beban fisik, mental dan
sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya
harus diperhatikan.
 Yang kedua kapasitas kerja yakni ialah hal yang banyak tergantung pada
pendidikan keterampilan, kesegaran jasmani, bentuk tubuh, keadaan gizi dan
lainnya.
 Yang ketiga lingkungan kerja yang berupa faktor fisik,biologik, ergonomik,
psikososial dan kimia, .

Sutrisno & Ruswandi, 2007 ; Prinsip-prinsip yang  mesti dilakukan oleh perusahaan


dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja yakni sebagai berikut :

 Memiliki APD (Alat Pelindung Diri)


 Memiliki buku petunjuk mengenai penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
 Terdapat peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
 Memiliki penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
 Memiliki sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
 Memiliki kesadaran dalam menjaga keselamatan & kesehatan kerja.
 Tempat kerja harus aman sesuai dengan standar SSLK (syarat-syarat lingkungan
kerja) seperti tempat kerja steril dari kotoran,uap gas, radiasi, getaran mesin dan
peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara.

Berikut ini adalah peralatan pelindung diri dalam bekerja :


1. Alat pelindung mata
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan debu. Berbagai
jenis kacamata pengaman mempunyai kegunaan yang berbeda.
Seperti Kacamata las berguna melindungi mata dari bahaya sinar yang
menyilaukan (kerusakan retina mata) pada saat melaksanakan pengelasan.
2. Alat pelindung kepala
Topi adalah alat pelindung kepala secara umum, bila kita bekerja pada mesin-
mesin topi melindungi terpuntirnya rambut oleh putaran mesin bor atau rambut
terkena percikan api pada saat mengelas.
3. Alat pelindung telinga/Ear plug
Alat pelindung telinga ialah alat yang melindungi telinga dari gemuruhnya
mesin yang bising, juga penahan bising dari letupan / letusan.
4. Pelindung hidung dan mulut                                                                               
Ditempat- tempat tertentu dari bagian bengkel, udara sering dikotori terutama
akibat kimiawi, akibat gas yang terjadi, akibat semprotan cairan, akibat debu dan
partikel lainnya yang lebih kecil. Misalnya pengotoran pada pernafasan akibat
debu kasar dari gerinda, kabut dari proses pengecatan, asap yang timbul ketika
pahat sedang digerinda dan asap ketika mengelas.
5. Alat pelindung tangan
Alat pelindung tangan yaitu (sarung tangan) (sarung tangan asbes)
a. Sarung tangan kain
Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya dibiasakan bila
memegang benda yang berminyak, bagian-bagian mesin atau bahan
logam lainnya
b. Sarung tangan asbes
Sarung tangan asbes digunakan terutama untuk melindungi tangan
terhadap bahaya pembakaran api. Sarung tangan ini digunakan bila setiap
memegang benda yang panas, seperti pada pekerjaan mengelas dan
pekerjaan menempa (pande besi)

6. Alat pelindung kaki


Untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam, tertimpa benda
yang berat, terbakar oleh zat kimia, maka sebagai pelindung digunakan sepatu.
Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
7. Alat pelindung badan
8. a. Apron
9. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung harus dibiasakan diluar baju kerja.
Apron kulit dipakai untuk perlindungan dari rambatan panas nyala api. Dengan
menggunakan pakaian pelindung yang dibuat dari kulit, maka pakaian biasa
akan terhindar dari percikan api terutama pada waktu mengelas dan menempa.
Lengan baju jangan digulung, sebab lengan baju akan melindungi tangan dari
sinar api.
Tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja ( K3 )

Seperti yang telah tercantum di undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, bahwa tujuandari adanya keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan
mesin, peralatan, landasan tempat kerja serta lingkungan tempat kerja yakni guna
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja,  dan juga memberikan
perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.

Pendapat lain mengenai tujuan keselamatan kesehatan kerja ( K3 ) Menurut Suma’mur (


1992 ) ialah sebagai berikut:

 Agar melindungi para pekerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraaan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja.
 Agar menjamin keselamatan orang-orang yang berada di tempat kerja tersebut.
 Dan umber produksi dipelihara serta dipergunakan secara aman & efisien.

Menurut Mangkunegara “2004” tujuan keselamatan kesehatan kerja yaitu agar :

 Setiap pegawai mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik


secara fisik, sosial dan psikologis.
 Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya.
 Semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
 Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi terhadap
tenaga kerja.
 Meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
 Terhindar dari adanya gangguan kesehatan yang disebabkan dari lingkungan
atas kondisi kerja.
 Menjadikan para pekerja merasa aman dan terlindungi dalam kegiatan mereka.

Peran Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) :


 Setiap karyawan atau tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya, dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas perusahaan pada
khususnya; juga produktivitas nasional secara umum.
 Setiap individu / orang / manusia yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya.
 Setiap sumber produksi / alat-alat / inventory perlu dipakai dan dipergunakan
secara aman, efisien, serta tepat guna.
 Merupakan tindakan preventif / antisipatif / pencegahan dari sebuah lembaga /
perusahaan untuk mengurangi / meminimalkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan atau sakit akibat kerja; sehingga dapat mengurangi anggaran biaya
perusahaan.

Bahaya Pada dasarnya diproteksi kedalam 3 faktor utama dilingkungan kerja


diantaranya:
1. Manusia atau Karyawan.
2. Material, alat atau Mesin.
3.  Lingkungan Kerja  atau Lingkungan Sekitar.

Adapun kerugian yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:


1. Kerugian Secara Langsung
Berupa :
a. Biaya pengobatan dan kompensasi
b. Keusakan sarana atau fasilitas akibat dari bahaya yang timbul
2. Kerugian Tidak Langsung
Kerugian yang ditimbulkan :
a. Kerugian jam kerja
b. Kerugian produksi
c. Kerugian social
d. Kerugian dari efek menurunnya citra dan kepercayaan konsumen

Anda mungkin juga menyukai