Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR PENDIDIKAN DI INDONESIA

2.1 Uraian Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai konsep dasar pendidikan di

indonesia.

2.1.1 Pengertian Dari Konsep Dasar Pendidikan

Ditinjau dari segi etimologis menurut para ahli

A.      Carter V.Good

Dalam “Dictionary of Education” dijelaskan sebagai berikut :

1.       Pedagogy

a. The art, practice or profession of teaching

b. The systematiced learning or instruction concerning

princples and methods of tecahing and of

guidance;largely replaced by the term education. (7:387).

c. Seni, praktek, atau profesi sebagai pengajar (pengajaran).

d. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan

dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar,

pengawasan dan bimbingan murid;dalam arti luas

dengan istilah pendidikan.

2.      Menurut Carter,Education berarti :

a. Proses perkembangan pribadi

3
b. Proses sosial

c. Profesional courses

d. Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan

yang tersusun, diwarisi masa lampau oleh setiap generasi

bangsa.

B.      Prof.Rechey

Dalam buku “Planning for Teaching, an Intrudaction to

Education” dinyatakan :

The term Education refers to the broad function of

preserving and improving the life of the group through bringing

new members into its shared concerns. Education is thus a far

broader process than that which occurs in school. It is an essential

social activity by which communicaties continue to exist. In

complex communicaties this function is specialized and

institutionalized in formal education, but there is always the

education outside the school with wich the formal process in

related. (12:489).

Istilah “pendidikan” berkenaan dengan fungsi yang luas

dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat

terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda)

bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya didalam

masyrakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lbh luas

daripada proses yang berlangsung didalam sekolah saja.

4
Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang esensial yang

memnungkinkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi

pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga

pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses

pendidikan in formal di luar sekolah.

C.      Prof. Lodge

Dalam buku “Philosophy of Education” dinyatakan

sebagai berikut :

1. In this wider sense, life is education, and education is life.

(8:23)

Dalam pengertian yang lebih luas ini, hidup adalah

pendidikan dan pendidikan adalah hidup.

2. In the narrower sense education becomes, in practice

identia with schooling, i.e. formal instruction under

controlled conditions. (8:23).

Dalam pengertian yang lebih sempit ini, pendidikan berarti, bahwa

prakteknya, identik dengan sekolah yaitu pengajaran formal dalam

kondisi-kondisi yang sudah diatur.

5
2.1.2 Ruang Lingkup Pendidikan

Di dalam pendidikan juga terdapat ruang lingkupnya,diantaranya yaitu:

A.    Mendidik

Kata mendidik adalah kata kunci dari pendidikan. Mengingat hal itu,

sangat penting untuk dipahami hakikat mendidik yang bermakna

luhur dalam proses pendidikan. Mendidik menurut Langeveld adalah

mempengaruhi dan membimbing anak dalam usaha mencapai

kedewasaan. Ahli lainnya, yaitu Hoogveld mengatakan mendidik

membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan tugas

hidupnya. Menurut tokoh pendidikan yang tidak asing lagi bagi

bangsa Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik

adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar

mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

B.    Anak Didik

Anak didik merupakan obyek yang penting dari paedagogik.

Mengingat pendidikan itu merupakan bimbingan terhadap

perkembangan anak didik dan agar supaya bimbingan tersebut tidak

bertentangan dengan kodrat anak, maka pendidik perlu memahami

sifat-sifat anak didik atau segala sesuatu tetang anak didik umum dan

khusus di rumah, sekolah, perkumpulan pemuda.

1.      Sifat-sifat umum anak didik

6
a.       Anak bukan miniatur orang dewasa, pandangan kuno

berpendapat bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk

kecil (miniatur).

b.      Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan

tertentu.

c.       Anak didikn mempunyai pola perkembangan sendiri.

d.      Tugas perkembangan

e.       Kebutuhan anak didik

f.       Perbedaan individual

g.      Anak sebagai keseluruhan (the whole chile)

2.      Anak didik dalam lembaga pendidikan keluarga

Disamping sifat-sifat umum perlu di perhatikan pula beberapa hal

khusus yang berhubungan dengan anak didik dalam lembaga

pendidikan keluaraga antara lain :

a.       Sifat menguntungkan diri

b.      Anak didik kodrat

c.       Kedudukan anak didik dalam keluarga dan kesukaran-

kesukaran pendidikan

3.      Anak didik dalam lembaga pendidikan sekolah

a.       Matang bersekolah

b.      Hak bersekolah

c.       Wajib bersekolah

d.      Co-educasi dan Co-instruksi

7
4.      Anak didik dalam organisasi pemuda

a.       Matang berorganisasi pemuda

b.      Hak memasuki organisasi pemuda

c.       Kebebasan berorganisasi pemuda

C.    Dasar dan Tujuan Pendidikan

Pembahasan tujuan pendidikan merupakan suatu penting, mengingat

perjalanan setiap institusi yang memilki visi yang jelas yang selalu di

mulai dari tujuan. Demikian pula pendidikan yang kini menjadi

harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya

selalu berangkat dari tujuan yang akan dicapai. Apabila tujuan yang

dicapai sudah jelas, maka langkah selanjutnya dapat diteruskan

dengan memikirkan perangkat-perangkat lain yang mendukung

pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.

Plato mengadakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah

penyadaran terhadapa self knowing dan self realization kemudian

inquiry dan reasoning and logic. Jadi bahwa tujuan pendidikan

memberikan penyadaran terhadapa apa yang diketahuinya, kemudian

pengetahuan tersebut harus direalisasikan sendiri dan selanjutnya

mengadakan penelitian serta mengetahui hubungan kausal, yaitu

alasan dan alur pikirnya.

D.     Pendidik

Pendidik merupakan faktor “human” kedua sesudah anak didik.

Walaupun pandangan dari faham “teacher Centered” pada umumnya

8
tidak dapat diterima,tetapi guru atau pendidik mempunyai peranan

penting didalam proses pendidikan. Agar supaya para pendidik dapat

melaksanakan tugas paedagogisnya dengan sebaik-baiknya.

2.1.3 Metode Dalam Pendidikan

Macam-macam metode dapat dilihat dari dua sisi, yaitu metode dari
sisi internal materi dan metode dari sisi eksternal materi.
a.    Metode Internal Materi
Yang dimaksudkan disini adalah cara penyampaian bahan
materi pelajaran yang efektif agar cepat dipahami oleh peserta didik.
Jadi titik tekan metode ini adalah pemahaman materi pendidikan yang
meliputi teks ataupun non-teks. Di antara metode-metode tersebut
adalah:
1.    Metode Induktif
Metode ini bertujuan untuk membimbing peserta didik
untuk mengetahui fakta-fakta dan hukum-hukum umum melalui
jalan pengambilan kesimpulan atau induksi. Dalam melaksanakan
metode ini pendidik hendaknya memulai dari bagian-bagian yang
kecil untuk sampai pada undang-undang umum, pendidik memberi
contoh detail yang kecil, kemudian mencoba memandingkan dan
menentukan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil kesimpulan dan
membuat dasar umum yang berlaku terhadap bagian-bagian dan
contoh-contoh yang sudah diberikan maupun yang belum
diberikan.
2.    Metode Deduktif
Metode ini merupakan kebalikan dari metode induktif,
dimana perpindahan menurut metode ini dari yang umum kepada
yang khusus, jadi metode ini sangat cocok bila digunakan pada
pengajaran sains, dan pelajaran yang mengandung perinsip-
perinsip, hukum-hukum, dan fakta-fakta umum yang dibawahnya
mengandung masalah-masalah cabang. Metode ini sebagai

9
pelengkap dari metode induktif, maka sebaiknya seorang guru
menggabungkan diantara dua metode tersebut.
Metode ini juga telah digunakan oleh para tokoh pendidikan
Islam sebelumnya dalam perbincangan dan pembuktian kebenaran
pikiran dan kepercayaan terhadap karya-karya mereka, terutama
ketika mereka menghubungkan dengan ilmu logika.
3.    Metode Dialog (Diskusi)
Metode ini biasanya dikemas dalam tanya jawab, hal ini
dimaksudkan agar peserta didik dapat memahami materi secara
lebih mendalam. Metode ini terdapat dalam Al Qur`an surat Al
Ankabut ayat 46: “Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab,
melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-
orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah: “Kami Telah
beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan
yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu;
dan kami Hanya kepada-Nya berserah diri”.
Dari ayat diatas dapat dijelaskan bahwa diskusi atau dialog
harus dilaksanakan dengan cara yang baik. Cara yang baik ini perlu
dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah etika berdiskusi,
misalnya tidak memonopoli pembicaraan, saling menghargai
pendapat orang lain, kedewasaan pikiran dan emosi, berpandangan
luas dan sebagainya.
b.    Metode Eksternal Materi
Pelaksanaan proses pendidikan tentunya tidak cukup hanya
pada pemahaman materi saja, namun yang terpenting dan yang
menjadi esensi dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah
pendemonstrasian dan transformasi pada kehidupan riil. Maka hal ini
yang kami sebut dengan sisi eksternal materi yang sangat urgen dalam
pemilihan metode penyampaiannya.
Dibawah ini adalah metode yang perlu diperhatikan demi terwujudnya
esensialitas pendidikan:

10
1.    Metode Teladan
Keteladanan merupakan bahan utama dalam pendidikan,
karena mendidik bukan sebatas penyampaian materi saja, melainkan
membangun karakter dalam setiap jiwa peserta didik, oleh karena itu
pendidik mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta
didik mengenai tingkah laku dan perbuatannya yang dapat dibuat
contoh dan di ikutinya.
2.    Metode Cerita
Metode cerita atau kisah dianggap efektif dan mempunyai
daya tarik yang kuat sesuai dengan sifat alamiah manusia yang
menyenangi cerita, oleh karena itu Islam mengeksplorasikan cerita
menjadi salah-satu tehnik dalam pendidikan
3.    Metode Pembiasaan
Menjadikan pembiasaan sebagai sebuah metode pendidikan
memang sangat tepat, dalam pembiasaan peserta didik tidak dituntut
secara serta merta menguasai sebuah materi dan melaksanakannya,
memang dalam pemahaman sangat gampang namun dalam
pengamalan yang agak sulit untuk terealisasikan, maka dari itu
dibutuhkan sebuah proses dalam mencapainya, yaitu, melalui
pembisaan.

11

Anda mungkin juga menyukai