TINJAUAN PUSTAKA
7
8
b) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang
agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring, meskipun selisihnya
relatif kecil.
c) Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang
baru bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah, yang
dinamakan tekanan darah basal. Tekanan darah yang diukur setelah berjalan
kaki atau aktivitas fisik lain akan memberi angka yang lebih tinggi dan
disebut tekanan darah kasual. Oleh karena itu, sebelum pengukuran tekanan
darah, orang sebaiknya beristirahat duduk santai minimal 10 menit.
Disamping itu juga tidak boleh merokok atau minum kopi, karena merokok
atau minum kopi akan menyebabkan tekanan darah sedikit naik.
d) Pada suatu pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3
kali berturut-turut. Jika hasilnya berbeda, maka nilai yang dipakai adalah nilai
yang terendah.
e) Ukuran manset (cuff) harus sesuai dengan lingkaran lengan, bagian yang
mengembang harus melingkari 80% lengan dan mencakup dua pertiga dari
panjang lengan atas. Untuk itu, sebaiknya digunakan ukuran manset yang
berbeda untuk anak, dewasa dan orang gemuk.
d) Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tekanan darah, seperti diuretik dan vasodilator. Golongan lain
yang mempengaruhi tekanan darah adalah analgesik narkotik, yang dapat
menurunkan tekanan darah (Potter & Perry, 2005).
d) Minum Alkohol
Banyak penelitian mmebuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung
dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol
berlebihan termasuk salah satu faktor risiko hipertensi (Aisyah, 2009)
e) Mengkonsumsi Garam Berlebih
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler
ditasrik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya
volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (Basha, 2004).
hipertrofi ventrikel kiri. Tekanan darah yang turun adalah 1,6/1,1 mmHg
untuk setiap kilogram berat badan. Penurunan tekanan darah efek
penurunan berat badan dapat ditingkatkan dengan peningkatan simultan
oleh latihan fisik. Dengan demikian, pasien menetap harus disarankan
untuk mengambil tingkat sederhana latihan aerobik secara teratur seperti
jalan cepat selama minimal 30 menit per hari, beberapa hari dalam
seminggu. Latihan berat dapat memiliki efek pressor dan harus dihindari.
Ketika hipertensi tidak terkontrol, dan untuk hipertensi berat, latihan fisik
yang berat harus ditunda sampai pengobatan yang tepat telah ditentukan
dan agar efektif (Khatib & El-Guindy, 2005).
d) Pengurangan asupan garam dan perubahan pola makan lainnya
Mengurangi asupan natrium diet untuk tidak lebih dari 100 mEq/l (2,4 g
natrium atau 6 gram natrium klorida) mengurangi tekanan darah rata-rata
4-6 mmHg. Pasien harus dianjurkan untuk menghindari garam tambahan,
menghindari makanan asin (terutama makanan olahan) dan makan lebih
banyak makanan yang dimasak langsung dari bahan-bahan alami yang
mengandung lebih banyak kalium. Pasien hipertensi juga harus disarankan
untuk makan lebih banyak buah dan sayuran, makan lebih banyak ikan dan
mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol. Hal ini juga dicapai
dengan penerapan Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH).
DASH diet kaya buah-buahan, sayuran dan makanan susu rendah lemak
termasuk biji-bijian, unggas, ikan dan kacang-kacangan, dan berkurang
dalam lemak, daging merah, minuman manis dan mengandung gula
(Khatib & El-Guindy, 2005).
e) Penghentian konsumsi alkohol
Ada hubungan linear antara konsumsi alkohol, tingkat tekanan darah dan
prevalensi hipertensi pada populasi. Tingginya tingkat konsumsi alkohol
berhubungan dengan risiko tinggi stroke, terutama untuk minuman keras.
Selain itu, alkohol melemahkan efek terapi obat antihipertensi. Pasien
hipertensi yang minum alkohol harus disarankan untuk berhenti minum.
Jika mereka bersikeras untuk terus minum mereka harus disarankan, dalam
17
c) Mind-body medicine
Jenis pendektan ini meliputi pendekatan spiritual seperti meditasi dan
teknik relaksasi. Contohnya biofeedback, meditation, guided imagery, yoga,
hypnosis, Tai chi, Qi gong. Mind-body medicine menggunakan kekuatan pikiran
dan emosi mempengaruhi kesehatan fisik. Kunci untuk mind-body medicine
adalah untuk “melatih” pikiran untuk memusatkan perhatian pada tubuh tanpa
gangguan. Dalam keadaan ini “fokus konsentrasi” seseorang dapat meningkatkan
kesehatan mereka.
d) Alternative medical system
Contohnya adalah acupunture, ayurveda, cupping therapy, homeopathic
tratment, naturopathy. Ayurveda menggunakan rempah, pijat, yoga, dan terapi
eliminasi (enema, minyak pijat, atau nasal lavage) untuk mengembalikan
keseimbangan dalam tubuh dan dengan alam. Homepathy didasarkan pada prinsip
bahwa tubuh bisa menyembuhkan, namun homeopathy memiliki sedikit resiko
dan jarang terjadi suatu reaksi alergi atau beracun. Naturopathy menekankan
pencegahan dan pengobatan penyakit melalui gaya hidup sehat, perawatan pasien
secara komprehensif, dan kemampuan tubuh dalam penyembuhan alami. Sistem
ini juga berfokus pada menemukan penyebab penyakit bukan hanya mengobati
gejala. Acupunture adalah salah satu pengobatan alternatif yang paling banyak
diterima di dunia barat. Titik-titik tertentu pada tubuh dirangsang, biasanya
dengan memasukkan jarum tipis ke dalam kulit dan jaringan dibawahnya.
e) Energy medicine
Pendekatan ini menggunakan terapi yang meliputi penggunaan energi
seperti biofield atau bioelectromagnetic atau keduanya dalam melakukan
intervensi. Para praktisi mempercayai bahwa aliran dan keseimbangan energi
kehidupan diperlukan untuk menjaga kesehatan dan merupakan alat untuk
menjelaskan dalam pemulihan kesehatan.
19
2.4.3 Metode
Berbagai pijatan halus digunakan untuk menghasilkan gesekan dan
tekanan pada jaringan kulit dan subkutan. Jenis pijatan halus dan jumlah tekanan
yang dipilih tergantung pada hasil yang diinginkan dan bagian tubuh yang dipijat.
Lingkungan di mana pijat diberikan penting. Ruangan harus cukup hangat bagi
orang untuk merasa nyaman karena menggigil bisa meniadakan efek dari pijat.
Selain itu, privasi perlu dipastikan. Menambahkan musik dan aromaterapi untuk
sesi pijat bisa mebantu untuk meningkatkan efektivitas pijat. Sebelum pemberian
pijat, perawat harus menjelaskan intervensi, mencatat riwayat, dan memperoleh
izin pasien (Lindquist, Snyder, & Tracy, 2013). Metode stimulus kutaneus SSBM
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
21
2.4.6 Kontraindikasi
Ernst (2003) meninjau literatur untuk menentukan reaksi merugikan dari
memijat. Review lain dari literatur (Batavia, 2004) menunjukkan kontraindikasi
berikut untuk melakukan pijat termasuk: arteritis, varices esofagus, hipotensi tidak
stabil, gagal nafas, infark miokard, aneurisma, emboli, aritmia, terapi / penyakit
antikoagulan, gagal jantung, radang, varises pembuluh darah, penyumbatan
pembuluh darah, aterosklerosis, tumor, dan kanker (Lindquist, Snyder, & Tracy,
2013). Menurut Braun & Simonson (2014) beberapa kontraindikasi terapi pijat
yaitu dibawah ini:
a) Memijat area yang terlihat meradang, melepuh, atau memiliki ruam
b) Mencoba untuk memindahkan sendi melampaui resistensi
c) Memijat luka terbuka
25
Faktor yang
mempengaruhi Klasifikasi tekanan
tekanan darah darah:
Optimal
Normal Penatalaksanaan
Normal tinggi Hipertensi
Tekanan darah Farmakologi
4. Hipertensi
Stadium satu
Stadium dua Penatalaksanaan
Stadium tiga Hipertensi
Nonfarmakologi
Terapi Komplementer
Alternative Medical System
Energy Medicine
Mind-Body Medicine
Biologically Based
Practice
Stimulasi Kutaneus:
Slow Stroke Back 5. Manipulative And Body-
Massage Based Approaches
Sumber: Smeltzer & Bare (2001), Muttaqin (2009), Kowalak,Welsh & Mayer
(2011), Tambayong (2000), Baughman & Hackley (2000), Baradero, Dayrit &
Siswadi (2008)
27