PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
1611020131
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peningkatan usia harapan hidup dan status gizi bagi masyarakat pada
dekade terakhir ini telah menyebabkan transisi pola kebiasaan hidup termasuk
pola makan. Hal ini berdampak pada perubahan dari penyakit menular
dengan pola makan, dari pola makan yang tradisional yang mengandung
banyak serat dan sayuran ke pola makan dengan komposisi banyak protein,
lemak dan garam. Pola makan yang banyak mengandung purin apabila proses
Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam
urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin dalam kondisi
normal. Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat
asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan
zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-
sering disebut dengan istilah gout yaitu merupakan gangguan inflamasi akut
yang ditandai dengan nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada
persendian maupun jaringan lunak di dalam tubuh (Shetty, 2011). Kristal asam
urat ini akan membentuk endapan garam urat yang menumpuk di dalam jaringan ikat
di seluruh tubuh (endapan ini di sebut tofus). Keadaan ini akan memicu respon
inflamasi yang menyebabkan terjadinya nyeri, inilah yang disebut dengan penyakit
asam urat yang berbentuk seperti jarum terutama di persendian yang akan
hormone estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine.
Rasa sakit akibat asam urat terjadi malam dan pagi hari bangun tidur
dan bisa berlangsung selama 4-11 hari. Pengobatan herbal sekarang ini sudah
obat tradisional ini belum begitu diminati dikalangan umum, akan tetapi
Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam
urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin dalam kondisi
normal. Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat
asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan
zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-
yang ditandai dengan nyeri akibat penimbunan kristal monosodium urat pada
Serikat meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara
1990 dan 1999 dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi ke dua,
prevalensi asam urat pada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4 %
peningkatan kejadian gout pada lansia wanita sebesar 19,7 % dan prevalensi
gout pada lansia pria sebesar 23,3 % (Irawan Y, 2014). Suatu survey
epidemologik yang dilakukan di Jawa Tengah atas kerja sama WHO terhadap
4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun, didapatkan prevalensi arthritis gout
ini mungkin disebabkan karena perubahan gaya hidup dan pola makan,
diikuti Aceh (18,3%), Jawa Barat (17,5%), dan Papua (15,4 %). Prevalensi
yaitu di Nusa Tenggara Timur (33,1%), diikuti Jawa Barat (32,1%), dan Bali
pasien tidak mengkonsumsi jamu, pasien hanya minum obat anti nyeri dan
penurunan asam urat dari dokter), sedangkan sebagian dari pasien yang tidak
yang menderita penyakit sendi di Indonesia adalah 24,7%. Pada wanita lansia
13,4% dan pria lansia 11,3%. Data tersebut menunjukkan bahwa wanita lansia
dominan mengalami nyeri sendi dari pada pria lansia. Persentase lansia yang
165,375 penderita, jumlah tersebut terdiri atas pra lansia (45-59 thn) sebanyak
48,055 orang, lansia (≥60 thn) sebanyak 42,787 orang, pada penderita lakilaki
lakukan di Jawa Tengah atas kerja sama WHO bahwa prosentase lansia
menderita penyakit sendi di Indonesia adalah 24,7 %, pada pria lansia 13,4%
dan pada wanita lansia 11,3 %. Data-data tersebut menunjukan bahwa pria
nonsteroid, tetapi salah satu efek yang serius dari obat anti inflamasi
farmakologis tidak mengeluarkan biaya yang mahal dan tidak memiliki efek
diantaranya adalah dengan terapi herbal. Jenis terapi herbal yang dapat di
gunakan dalam mengurangi nyeri pada penderita asam urat yaitu daun sirsak
bahwa pemberian teh daun sirsak efektif terhadap penurunan kadar asam urat
pada penderita asam urat. Selain terapi daun sirsak di atas, tindakan lain
dilakukan, salah satu aktivitas fisik tersebut yaitu dengan melakukan senam
lansia. Senam lansia yang lebih mudah dan banyak dilakukan lansia yaitu
Belanda pada abad ke-19. Tanaman ini nyatanya tumbuh subur dan
berkembang dengan baik karena iklim tropis Indonesia yang cocok bagi
tanaman sirsak (Dewi & Hermawati, 2013). Pada daun dan buahnya
senyawa golongan tanin, fitosterol (Sumantri, 2014). Selain itu, daun sirsak
Senyawa yang paling penting adalah tannin, resin dan magostine yang
mampu mengatasi nyeri sendi pada penyakit asam urat (Lina, 2013).
pengaruh pemberian air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap
B. Rumusan Masalah
pemberian air rebusan daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap penurunan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
penelitian ini bukan hanya untuk kepuasan peneliti, penelitian ini mempunyai
manfaat bagi:
yang didapat selama pendidikan serta dapat menjadi tolak ukur dalam
lain.
E. Keaslian Penelitian
gunakan yaitu pre eksperimen dan variabel bebas juga menggunakan daun
pada penderita asam urat dengan angka <9 mg menjadi di bawah <7.
yaitu pre eksperimen dan variabel terikatnya yaitu asam urat. Perbedaan
pada penelitian ini dan yang akan di lakukan penelitian yaitu responden
tailed) = 0.000 yang berarti rebusan daun sirsak bisa menurunkan nyeri
metode yang di gunakan yaitu pre eksperimen dan variabel terikatnya yaitu
meredakan nyeri dan peneliti yang akan di lakukan yaitu kadar asam urat.
penurunan kadar asam urat pada penderita asam urat. Persamaan Variabel
terikat yang digunakan sama yaitu meneliti tentang asam urat. Perbedaan
Variabel yang digunakan pada variabel bebas yaitu daun salam dan pada