Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

KEPERAWATAN JIWA

“ Effectiveness Of Progressive Muscle Relaxation and Deep Breathing based


on Internet  method in facing Student anxiety during Covid-19 “

Disusun Oleh :

RIYO FAJAR IMAN, S.Kep

2011040080

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


2021
A. Pendahuluan
Corona virus disease (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus baru yaitu virus corona. COVID-19 dapat menular dengan
mudah. Hal ini dikarenakan penyebaran virus COVID-19 sendiri melalui droplet
dari ludah ataupun ingus yang keluar ketika orang yang positif COVID-19 batuk
ataupun bersin. Fenomena ini menjadi sebuah wabah yang terjadi di berbagai
negara termasuk Indonesia. Pandemi ini bukan hanya berdampak pada sektor-
sektor utama seperti kesehatan dan perekonomian tetapi juga dalam interaksi
sosal kehidupan masyarakat yang menuntut adanya proses adaptasi seperti social
distancing atau physical distancing dan work from home.

Pandemi virus Covid-19 terus dihadapi dunia saat ini dan berdampak pada 213
negara yang terkena dampak penyebaran virus corona hal ini mengakibatkan dampak
tekanan dan kecemasan yang tinggi, termasuk di bidang pendidikan khususnya
mahasiswa yang saat ini sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi.
Dampak dari kasus Covid -19 terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga
pemerintah membuat kebijakan dengan bekerja secara mandiri. Karena situasinya
tidak semakin membaik, itu lebih berdampak pada kesehatan mental mahasiswa yang
harus melakukan kegiatan WFH secara terus menerus terutama pada gangguan
kebosanan dan kecemasan yang berkepanjangan. Sebuah studi kesehatan masyarakat
yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (UNPAD), dan
menyatakan bahwa peningkatan 47% kasus depresi yang dialami mahasiswa
disebabkan oleh kebijakan work from home.

Gejala depresi adalah gangguan serius yang menghambat aktivitas otak, tidak
hanya perasaan murung atau sedih selama beberapa hari, tetapi diikuti dengan gejala
perubahan pola tidur, pola makan, perubahan berat badan, masalah konsentrasi,
anhedonia atau kehilangan minat, kelelahan, perasaan tidak nyaman. putus asa, hingga
pikiran untuk bunuh diri. beberapa kasus kecemasan juga tercatat meningkat hingga
saat ini. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap diri sendiri yang
mendasar bagi keberadaan individu.

Kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosional campuran


yang terjadi ketika orang mengalami tekanan emosional dan konflik atau konflik
batin. Tingkat kecemasan yang dirasakan mahasiswa selama kasus Covid19 semakin
meningkat seiring dengan ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir dan
bagaimana cara menghadapi dan melawan virus ini. Kecemasan yang tidak ditangani
dengan baik dapat menimbulkan rangsangan pada korteks serebral yang kemudian
dapat merangsang perasaan ingin muntah, sehingga kemungkinan besar akan terjadi
peningkatan keluhan mual muntah akibat kecemasan yang berlebihan.

Kecemasan yang dialami siswa pada masa pandemi COVID-19 memerlukan


dukungan psikologis untuk membantu mengatasi status kecemasan, mengurangi
kecemasan, dan memperkuat status psikologisnya. Beberapa jenis terapi diketahui
dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan, salah satunya adalah terapi relaksasi
dengan metode Progressive Muscle Relaxation (PMR). Metode ini merupakan model
terapi melalui prosedur relaksasi otot, dimana pasien dilatih untuk secara sadar
mengontrol aktivitas fisik dan psikologis, menstabilkan emosi, dan mengatasi gejala
kecemasan.

Terapi latihan Relaksasi Otot Progresif (PMR) adalah terapi yang berfokus
pada mempertahankan keadaan relaksasi yang mendalam yang melibatkan kontraksi
dan relaksasi berbagai kelompok otot dari kaki ke atas atau kepala ke bawah. Dengan
cara ini, seseorang menyadari di mana letak otot dan ini akan meningkatkan
kesadaran akan respons otot-otot tubuh terhadap stres atau ketegangan. Relaksasi otot
progresif dan latihan pernapasan dalam membantu memerangi pikiran dan
keputusasaan yang kaku dan otomatis, menciptakan jembatan antara pikiran dan
tubuh Imajinasi, menghubungkan persepsi, emosi, dan respons psikologis, fisiologis,
dan perilaku.

Teknik pernapasan dalam adalah dengan menghirup udara jauh ke dalam paru-
paru dan menghembuskannya saat diafragma berkontraksi dan mengembang. Dengan
meningkatkan kesadaran tentang pola pernapasan dan beralih ke pernapasan perut,
dapat mengurangi ketegangan otot dan kecemasan yang datang dengan gejala atau
pikiran yang berhubungan dengan stres. Teknik pernapasan dalam ini akan
memberikan lebih banyak oksigen sehingga jantung dipompa lebih lambat dan
merupakan salah satu cara utama untuk mengatasi stres dan kecemasan.
B. Ringkasan jurnal

Judul : Effectiveness Of Progressive Muscle Relaxation and Deep Breathing


based on Internet  method in facing Student anxiety during Covid-19 

Penulis : Komarudin, Hedi Ardiyanto Hermawan, Tri AniHastuti, Moh.Nanang


Himawan Kusuma

Lembaga penulis : Universitas Negeri Yogyakarta , universitas Jendral


Soedirman

Penerbit : Annals of Tropical Medicine & Public Health

C. Pembahasan
Argumentasi penulis terkait jurnal menggunakan PICO ( Problem, Intervensi,
comparsion, outcome)
Analisis jurnal PICO
P : Pasien kecemasan
I : Terapi relaksasi otot progresif dan pernapasan dalam berbasis metode
internet
C : Efektivitas relaksasi otot progresif dan pernapasan dalam berbasis metode
internet dalam menghadapi kecemasan mahasiswa selama Covid-19
O : Penurunan kecemasan pada mahasiswa menghadapi pandemi covid-19

Problem :
penelitian adalah penelitian eksperimen semu dengan desain one group pre-test
dan post-test. Sampel diambil dengan metode purposive berdasarkan nilai
tertinggi dari kecemasan selama situasi covid-19 dan sebesar 20 mahasiswa
olahraga yang mengambil anggota subjek psikologi olahraga di fakultas ilmu
olahraga, universitas negeri Yogyakarta. Sebuah pre-test terstruktur
dilaksanakan untuk mengukur tingkat kecemasan dicapai dengan skala
kecemasan HARS.

Intervensi :
Intervensi diawali dengan pelaksanaan 6 kali relaksasi otot progresif pada
kelompok 1 serta 6 kali latihan nafas dalam pada kelompok 2 melalui metode
google-meet berbasis internet, dilengkapi dengan tindak lanjut untuk langkah
selanjutnya dan pasca- Tes dilakukan dengan post-test terstruktur tingkat
kecemasan. Tahap intervensi dirancang dengan mengikuti tahapan secara
bertahap seperti (a) pembentukan, (b) transisi, (c) implementasi, dan (d) tahap
terminasi.

Compartion :
Jurnal “Efektifitas Relaksasi Otot Progresif dan Deep Breathing Berbasis
Metode Internet Dalam Menghadapi Kecemasan Siswa Selama Covid-19”
Dalam jurnal Efektifitas Relaksasi Otot Progresif dan Deep Breathing Berbasis
Metode Internet Dalam Menghadapi Kecemasan Siswa Selama Covid-19.
Perbandingan hasil kecemasan sebelum dan sesudah melakukan relaksasi otot
progresif pada mahasiswa yang mengalami kecemasan di masa Pandemi
Covid-19 dapat disimpulkan bahwa skor kecemasan terendah pada siswa yang
mengalami kecemasan akibat situasi covid-19 menunjukkan angka 13 dan skor
tertinggi adalah pada skor 30 sebelum melakukan Relaksasi Otot Progresif
dengan rerata 24,33 dan deviasi 4,555. Skor ini berubah setelah mendapatkan
intervensi dengan skor kecemasan terendah 11 dan tertinggi 18, dengan nilai
rata-rata 14,33 dan nilai deviasi 2,236.  skor kecemasan sebelum melakukan
nafas dalam pada siswa yang mengalami kecemasan pada kategori berat
menunjukkan skor 32 dengan rerata 23,67. Sedangkan skor kecemasan setelah
diberikan nafas dalam menurun menjadi kategori sedang dengan skor 22.
menunjukkan bahwa baik Relaksasi Otot Progresif maupun Pernapasan Dalam
memiliki nilai signifikansi yang sama, yaitu (p = 0,000 < 0,005). Sehingga
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan
Deep Breathing terhadap perubahan tingkat kecemasan pada siswa, Jika dilihat
dari prosentase Progressive Muscle Relaksasi dan Deep Breathing berarti
kedua relaksasi ini sama-sama efektif menurunkan kecemasan, namun jika
dilihat dari skor kecemasan Progressive Muscle Relaxation lebih efektif
menurunkan kecemasan.

Outcome :
Dalam penelitian ini hasil yang di peroleh ada perbedaan yang signifikan
antara kecemasan siswa sebelum melakukan Relaksasi Otot Progresif dan
kecemasan setelah melakukan Relaksasi Otot Progresif dan pada terapi nafas
dalam  terdapat juga perbedaan yang signifikan antara kecemasan mahasiswa
sebelum melakukan nafas dalam dan setelah melakukan nafas dalam. Hasil uji
statistik menggunakan uji t berpasangan menunjukkan bahwa baik Relaksasi
Otot Progresif maupun Pernapasan Dalam memiliki nilai signifikansi yang
sama, yaitu (p = 0,000 < 0,005). Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh Progressive Muscle Relaxation dan Deep Breathing terhadap
perubahan tingkat kecemasan pada siswa, hal ini dibuktikan dengan nilai
tingkat signifikansi yang menunjukkan angka (p = 0,000 p < 0,05). Jika dilihat
dari prosentase Progressive Muscle Relaksasi dan Deep Breathing berarti
kedua relaksasi ini sama-sama efektif menurunkan kecemasan, namun jika
dilihat dari skor kecemasan Progressive Muscle Relaxation lebih efektif
menurunkan kecemasan.  
metode Progressive Muscle Relaxation (PMR). Metode ini merupakan model
terapi melalui prosedur relaksasi otot, dimana pasien dilatih untuk secara sadar
mengontrol aktivitas fisik dan psikologis, menstabilkan emosi, dan mengatasi
gejala kecemasan. Terapi latihan Relaksasi Otot Progresif (PMR) adalah terapi
yang berfokus pada mempertahankan keadaan relaksasi yang mendalam yang
melibatkan kontraksi dan relaksasi berbagai kelompok otot dari kaki ke atas
atau kepala ke bawah. Dengan cara ini, seseorang menyadari di mana letak
otot dan ini akan meningkatkan kesadaran akan respons otot-otot tubuh
terhadap stres atau ketegangan . Relaksasi otot progresif dan latihan
pernapasan dalam membantu memerangi pikiran dan keputusasaan yang kaku
dan otomatis, menciptakan jembatan antara pikiran dan tubuh Imajinasi,
menghubungkan persepsi, emosi, dan respons psikologis, fisiologis, dan
perilaku. Teknik pernapasan dalam adalah dengan menghirup udara jauh ke
dalam paru-paru dan menghembuskannya saat diafragma berkontraksi dan
mengembang. Dengan meningkatkan kesadaran tentang pola pernapasan dan
beralih ke pernapasan perut, dapat mengurangi ketegangan otot dan kecemasan
yang datang dengan gejala atau pikiran yang berhubungan dengan stres.
Teknik pernapasan dalam ini akan memberikan lebih banyak oksigen sehingga
jantung dipompa lebih lambat dan merupakan salah satu cara utama untuk
mengatasi stres dan kecemasan.
D. Penutup
1. Kesimpulan penelitian ini menggaris bawahi bahwa pernapasan dapat menjadi
teknik relaksasi untuk mengelola stres dan sakit kepala. Kunci utamanya adalah
fokus meredakan ketegangan dengan bernapas melalui diafragma, mengisi perut
dengan udara yang kaya oksigen. Selain itu, pernapasan dalam dapat membantu
mengurangi keparahan dan frekuensi sakit kepala tegang terkait stres,
memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi
kelelahan.
2. Relaksasi Otot Progresif dan Deep Breathing memiliki tingkat efektivitas yang
sama dalam mengurangi kecemasan.
3. Relaksasi Otot Progresif dan Latihan Pernapasan Dalam direkomendasikan
sebagai latihan untuk mengurangi gejala kecemasan yang mudah dilakukan
sendiri.  

Anda mungkin juga menyukai