BAB IV

PARA SYARIF HADRAMAUT DAN PERANAN MEREKA DALAM PENYEBARAN

ISLAM DI ASIA TENGGARA.

Bukti penyebaran dakwah Islam serta Da’i pertama yang menyebarkan Islam di Asia Tenggara:

A. Hasil seminar Masuknya Islam di Indonesia.

Dari tamggal 17 sampai dengan tanggal 20 Maret 1963 di Medan telah diadakan seminar tentang
masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia yang dihadiri oleh sejumlah besar budayawan dan
sejarawan Indonesia.setelah diadakan pembahasan dan diskusi maka seminar memutuskan:

1. Dari Sumber-sumber yang ada Islam masuk ke Indonesia pada pertama kali pada abad
pertama (antara abad ke delapan atau Sembilan masehi).
2. Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah pulau Sumatera bagian Utara, dan raja
Muslim pertama kali adalah raja di daerah Aceh.
3. Orang Indonesia setelah itu memiliki peran dalam penyebaran Islam.
4. Sebagian da’i- da’I adalah para pedagang.
5. Dakwah Islamiyah berlangsung secara damai.
6. Islam mendatangkan kebudayaan dan peradaban yang tinggi bagi bangsa Indonesia yang
merupakan unsur-unsur pembentuk kepribadian bangsa Indonesia.
7. Membentuk suatu badan yang dianggap penting tentang sejarah islam di Indoneisa. Dan
berpendapat badan tersebut berada di Medan.
B. Masuknya para Syarif Hadramaut ke Aceh, Sumatera.
Syarif Hadramaut yang termasuk pertama kali datang ke Aceh adalah Syarif Ahmad bin
Muhammad bin Buba Asy-syili.kerajaan aceh memuliakanya di masa itu dan seorang mentri
menikahkanya dengan seorang anak gadisnya, dan memiliki keturunan di sana . sebelum itu telah
ada beberapa orang syarif Hadramaut yang telah memasuki Aceh, diantara mereka adalah Syarif
Abubakar bin Husein yang wafat pada tahun 1000 M juga Syarif Muhammad bin Ahmad bin
Ummar bin Alwi Asy-syathiri. Pada masanya banyak yang masuk ke Aceh dan tersebardi sana
pada abad k sebelas. Kurang lebih pada masa yang sama Syarif Ali bin Umar bin Ali Bin umar
masuk ke pulau Jawa.
Orang-orang dari kalangan Syarif Hadramaut yang terkenal adalah Syarif Hasyim yang
memiliki peranan penting dalam peperangan Bugis sebelum penjajahan Belanda dan lainya
menduduki Indonesia. Nasab mereka berpangkal pada yang terkenal dengan “Ammul Faqih”.ada
yang terlebih dahulu masuk ke Aceh yaitu sayid Hasyim bin Muhammad yang wafat pada tahun
678 H.
Didaerah Aceh banyak terdapat makam makam Syarif Awaliyin, ada sejumlah Sultan
dari kalangan awaliyin yang memegang pemerintahandi daerah itu yang dikenal penduduknya
samapai sekarang dengan sebutan “Habib”, yang merupakan kata yang digunakan untuk
memanggil setiap keturunan arab dari kalangan Syarif. Di daerah tersebut terdapat kuburan Al-
Malik Al- Kamil yang memerintah Aceh dan tertulis keterangan wafat pada tahun 607 H. dan
terdapat makam Al-Malik As-shalih ywafat pada 696 H yang memiliki peranan penting dalam
pen islaman ,masyarakat di sebelah Barat Sumatera.
 C. Sembilan da’i Islam atau Wali sanga.

Para da’i yang meneyebarkan Islam dalam sejarah Jawa dikenal dengan sunan Auliya atau syarif
Auliya. Kebanyakan dari mereka keturunan Syarif Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malikbin Alwi yang
dikenal dengan “Ammul Faqih Al-Muqqadam” salah stau cucu dari Al Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa.

Diantara keluarga Abdul Malik adalah da’i terdahulu yang dikenal dengan nama “sunan” diantara
mereka adalah Sunan ampel,Sunan Giri, dan yang lainya.raja-raja dan para pemimpin di Banten,
Palembang, Cirebon, Sumedang ,Cianjur dan sebagainya juga berasal dari keluarga ini, dari keluarga ini
juga terdapat banyak ulama dan Zhuama pada masa sekarang di Indonesia.perkembangan Islam menjadi
jelas pada abad ke 13 melalui walisongo, kebanyakan mereka berasal dari keturunan arab, khususnya dari
kalangan Syarif Hadramaut.

Para wali songo ini adalah :

1. Maulana Malik Ibrahim

2. Sunan ampel
3. Sunan giri
4. Sunan derajat
5. Sunan gunung Jati
6. Sunan Muria
7. Sunan Kudus
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Gresik.