Anda di halaman 1dari 11

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol,3. No,3. Tahun 2019


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Penerapan Metode Tanya Jawab Pada Mata IPS Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone

Rosdiana
Dinas Pendidikan Kabupaten Bone
Email: rosdiana@gmail.com

Abstrak. Masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran


peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan fokus penelitian adalah siswa
Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone 10 orang. Pengumpulan data dengan
teknik observasi, tes, dan dokumentasi, sedangkan Pengumpulan data dengan teknik
observasi untuk menjaring data aktifitas analisis data yang digunakan adalah analisis
statistik deskriptif berupa persentase dan tabel frekuensi. Hasil yang diperoleh siswa
Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone secara umum mengalami peningkatan
hasil belajar pada pelajaran IPS melalui tanya jawab dengan memperhatikan aspek-
aspek yaitu: (a) meningkatnya hasil pembelajaran IPS, (b) mampu melakukan tanya
jawab kepada guru atau siswa yang lain. Sedangkan upaya yang ditempuh guru bidang
studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar
siswa kelas V, yaitu (a) melatih siswa untuk berani bertanya, (b) melatih siswa untuk
menjawab.

Kata kunci: metode tanya jawab, hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial

Abstract. The problem in this study is to find a picture of increasing student learning
outcomes through the question and answer method in social science subjects (IPS) in
class V SD Negeri 206 Apala Bone Regency. This research is a descriptive study with
the focus of the research is 10th grade students of Elementary School 206 Apala Bone
Regency. Collecting data with observation techniques, tests, and documentation, while
Collecting data with observation techniques to capture data analysis activity data used
is descriptive statistical analysis in the form of percentages and frequency tables. The
results obtained by Grade V students of Elementary School 206 Apala Bone Regency
in general experienced an increase in learning outcomes in social studies through
question and answer by paying attention to aspects, namely: (a) increasing social
studies learning outcomes, (b) being able to conduct question and answer to teachers
or students another. While the efforts taken by teachers in the field of Social Sciences
(IPS) studies in improving the learning outcomes of class V students, namely (a)
training students to dare to ask questions, (b) training students to answer.

Keywords: question and answer method, learning outcomes, Social Sciences

PENDAHULUAN kehidupan manusia, kualitas pendidikan sering


Perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadi isu sentral, hal mana yang sering
teknologi dewasa ini telah membawa perubahan menjadi sorotan adalah guru atau pendidik,
dan pembaharuan pada berbagai aspek walaupun disadari bahwa berbagai komponen
230
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

turut mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas dalam menerapkan metode pembelajaran,


pendidikan. rendahnya motivasi siswa untuk belajar,
Berbagai komponen yang turut kurangnya faktor pendukung seperti (buku,
mempengaruhi pendidikan tersebut berupa: media belajar, perpustakaan, dll), kurangnya
kurikulum, siswa, sarana atau fasillitas sumber informasi.
pendidikan dan guru sebagai pelaksana Nana Sudjana (dalam Basuki Rahmat,
kurikulum. Oleh sebab itu, salah satu upaya yang 2005: 11) menge lokjmukakan bahwa :
dilakukan dalam peningkatan kualitas Metode mengajar merupakan
pendididikan adalah mengupayakan kinerja cara yang dipergunakan guru
terciptanya kinerja guru atau tenaga dalam mengadakan hubungan
kependidikan yang efisien, efektif, bersih dan dengan siswa pada saat
berwibawa sehingga mampu melaksanakan berlangsung pengajaran.
tugas-tugas Negara khususnya di bidang Penggunaan metode yang tepat
kependidikan dalam pencapaian tujuan sangat dipengaruhi oleh tujuan
pendidikan nasional. yang ingin dicapai yaitu
Untuk dapat mewujudkan hal tersebut perubahan tingkah laku.
di atas bukan hanya keterlibatan pemerintah saja Sedangkan menurut Socrates (Gintings,
tetapi juga tidak terlepas dari peran aktif guru. 2008:45) bahwa: Kebenaran hakiki atau
Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut pengetahuan dapat ditemukan dengan
mampu menerapkan ilmu atau mengajar sesuai mengajukan dan menjawab pertanyaan mendasar
dengan kurikulum yang sedang berlaku dengan atau filosofi dengan benar.
metode-metode yang mudah diterima oleh siswa. Untuk keluar dari persoalan di atas maka
Tanpa adanya rumusan tujuan yang jelas, sukar guru hendaknya menggunakan metode yang
bagi guru untuk mengorganisir kegiatan- tepat, salah satu metode yang cocok untuk
kegiatan dalam usaha membantu siswa dalam diterakan adalah metode tanya jawab dengan
pencapaian tujuan pengajaran itu. Tujuan yang cara membiasakan siswa untuk bertanya atau
telah dirumuskan dengan jelas memungkinkan sebaliknya guru bertanya kepada siswa,
bagi guru untuk memilih metode mengajar mana ssehingga siswa memiliki kemampuan untuk
yang sesuai. Bagi guru setiap pemilihan metode mengemukaan hal-hal yang dianggap perlu
mengajar berarti menentukan pula jenis proses untuk mereka ketahui.
belajar mengajar yang dianggap efektif sesuai Gintings (2008: 46) mengemukakan
dengan tujuan pembelajaran. keunggulan dari metode tanya jawab sebagai
Berdasarkan pantauan dan pengalaman berikut:
penulis dalam mengajar, ternyata masih banyak 1) Memotivasi siswa untuk
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri dan
memahami dan mencermati materi-materi yang mengikuti pembelajaran secara
diajarkan, khususnya dalam pembelajaran IPS. aktif, 2) Mendorong siswa untuk
Walaupun pada dasarnya pelajaran IPS berfikir kritis dan memperkaya
merupakan pelajaran yang sangat menyenangkan pemahaman terhadap materi yang
dan menarik. Namun kondisi lingkungan dan di ajarkan, 3) Dapat digunakan
daerah di sekitar sekolah yang merupakan untuk mengkaji factual siswa
daerah kepulauan, membuat peserta didik masih untuk berbagai tingkat
kurang memahami pentingnya suatu proses kemampuan atau taxonomi untuk
pembelajaran. Sehingga mereka kadang merasa semua ranah terutama ranah
jenuh dan bosan jika sedang dalam proses kognitif, 4) Dapat digunakan
pembelajaran. Hal tersebut berakibat pada hasil sebagai alat motivasi ektrinsik
belajar mereka yang rendah. yang akan meningkatkan
Masalah yang dihadapi siswa di kelas V semangat belajar siswa serta
SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone adalah ketertarikan terhadap materi yang
rendahnya hasil belajar siswa yang dicapai diajarkan, 5) Dapat digunakan
termasuk mata pe1ajaran Ilmu Pengetahuan untuk mengarahkan hasil belajar
Sosial (IPS). Faktor penyebab permasalahan di yang diharapkan akan dicapai
atas disebabkan oleh kurang efektifnya guru oleh siswa karena tenya jawab
231
Vol,3. No,3. Tahun 2019

akan memfokuskan perhatian dengan melihat berbagai indikator keberhasilan


siswa pada aspek tertentu materi proses dan hasil belajar” (Umar, 2005: 3). Selain
pelajaran, dan 6) Mendorong itu penelitian tindakan kelas ini dianggap mudah
keterlibatan siswa dalam karena hanya melalui empat tahapan yaitu
pembelajaran. perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi.
Meski pokok-pokok pembelajaran telah Adapun alur penelitian ini mengacu
disusun sedemikian rupa terkadang guru kurang pada modifikasi model Kurt Levin (dalam
memperhatikan bahwa di antara siswa ada Alimin Umar (2005: 20) sebagai berikut:
perbedaan individu, di mana tidak semua siswa Keempat langkah PTK model Kurt
mampu menerima pelajaran dengan cepat Lewin dapat digambarkan sebagai berikut:
mungkin ada yang membutuhkan waktu yang
Perencanaan
lama. Dalam hal ini penggunaan metode
mengajar yang tepat perlu diperhatikan dalam
proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena
akan berpeangaruh besar terhadap hasi belajar Refleksi Tindakan
siswa nantinya selain ditunjang oleh pengusaan
materi oleh guru itu sendiri.
Untuk keluar dari persoalan yang
dihadapi di atas maka guru meski pandai
menyesuaian kondisi siswa yang dihadapi Observasi
dengan metode pengajaran yang digunakan Gambar 1. PTK Model Kurt Lewin
dalam proses belajar mengajar. Salah satu
metode pengajaran yang digunakan oleh guru Adapun fokus dari penelitian ini adalah
yang mengabdi di SD Negeri 206 Apala 1. Penerapan Metode Tanya Jawab
Kabupaten Bone untuk meningkatkan hasil Metode tanya jawab merupakan metode
belajar siswa terutama mata pelajaran Ilmu penyajian pelajaran dalam bentuk pemberian
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah penggunaan pertanyaan yang harus dijawab terutama dari
metode tanya jawab. Penggunaan metode tanya guru kepada siswa, tapi dapat pula dari siswa
jawab diharapkan siswa lebih aktif dalam kepada guru.
mengikuti proses pembelajaran. Adapun indikator untuk metode tanya
Berdasarkan uraian masalah di atas jawab yaitu: (a) bertanya tentang hal-hal yang
maka penulis mencoba untuk meneliti tentang belum dipahami, (b) mampu membuat soal
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui sendiri dan menjawab sendiri dengan benar (c)
Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran Ilmu menguasai keterampilan yang diperlukan, (d)
Pengetahuan Sosial (IPS) Di Kelas V SD Negeri berani mencoba berbuat, (e) perhatian terhadap
206 Apala. tugas besar, (f) senang belajar.
Sedangkan indikator metode tanya
METODE PENELITIAN jawab untuk guru adalah: (a) memantau kegiatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam belajar siswa, (b) memberi umpan balik,
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif (c) mengajukan pertanyaan menantang,
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah (d) mengembangkan kegiatan bervariasi,
pendekatan yang diperolah dari siswa berupa (e) membuat alat bantu belajar sederhana,
data hasil observasi aktifitas, hasil wawancara (f) memilih media yang sesui dengan materi ajar,
serta kegiatan guru atau peneliti selama proses (g) mencapai tujuan pembelajaran, (h) tidak
pembelajaran. membuat anak takut salah, ditertawakan dan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan dianggap sepele, dan (i) menumbuhkan motivasi
kelas (classroom action research) yang akan belajar.
dilaksanakan dalam dua siklus. Jenis penelitian 2. Hasil Belajar siswa
tindakan kelas ini dipilih dengan tujuan agar Hasil belajar siswa adalah ukuran
“mampu menawarkan cara baru untuk berhasil tidaknya seseorang setelah mengikuti
memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme kegiatan belajar di sekolah.
guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
232
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Indikator hasil belajar siswa adalah tamat Sekolah Dasar. Jumlah siswa SD Negeri
bahwa setelah mengikuti kegiatan belajar 206 Apala Kabupaten Bone adalah 67 orang
mengajar dengan menggunakan Metode Tanya yang terdiri atas 26 orang siswa laki-laki dan 41
Jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa. orang siswa perempuan. Yang menjadi subjek
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri penelitian ini adalah siswa kelas V yang
206 Apala Kabupaten Bone merupakan salah mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
satu sekolah yang terdapat di kecamatan Sosial (IPS) tahun Pelajaran 2016/2017 dengan
Baebunta. Letak sekolah tersebut mempunyai jumlah siswa 10 orang yang terdiri atas siswa
jarak yang lumayan jauh dari ibu kota kabupaten laki-laki 3 orang dan siswa perempuan 7 orang.
Bone. Mata pencaharian penduduk di sekitar Berikut ini disajikan tabel keadaan siswa SD
sekolah mayoritas petani dan tingkat Negeri 206 Apala Kabupaten Bone. Untuk lebih
pendidikannya masih sangat rendah yaitu hanya jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:

Tabel 1: Keadaan siswa SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone


No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Ket
L P
1. I 2 11 13
2. II 6 6 12
3. III 5 6 11
4. IV 4 4 8
5. V 3 7 10 Sasaran penelitian
6. VI 6 7 13
26 41 67
Sumber: SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone, 2016

Prosedur pada penelitian ini dilakukan b. Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan
dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, materi yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini pembelajaran yang telah dibuat yaitu materi
adalah tahapan-tahapan tiap siklus, yaitu: dinamika kependudukan dan pembangunan
berwawasan lingkungan di Indonesia
Tahapan Siklus I c. guru menjelaskan materi pelajaran setelah itu
1. Perencanaan siswa diminta untuk menanyakan hal-hal
a. Membuat skenario pembelajaran yang belum dipahami.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran d. Guru kemudian membagikan Lembar Kerja
c. Membuat lembar kerja siswa Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara
d. Membuat lembar observasi sebagai alat berkelompok
pengumpul data untuk mengetahui e. Peneliti melakukan pemantauan selama
bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas kegiatan pembelajaran berlangsung
pada waktu berlangsungnya kegiatan berdasarkan pedoman observasi.
pembelajaran, baik siswa maupun guru. f. Meminta wakil dari tiap kelompok untuk
e. Membuat alat evaluasi. mengerjakan soal LKM dipapan tulis dan
f. Membentuk kelompok belajar berdasarkan kelompok menanggapi.
hasil evaluasi tes awal g. Melakukan tanya jawab antar kelompok
2. Pelaksanaan h. Memberikan tugas rumah yaitu membuat soal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sendiri dan dijawab sendiri.
adalah melaksanakan pembelajaran sesuai i. Pada akhir siklus dilakukan pengukuran
skenario pembelajaran yang telah dibuat. kemampuan.
Kegiatan itu sebagai berikut. 3. Observasi
a. Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti a. Peneliti memperhatikan keseluruhan siswa
memberikan tes awal kepada siswa, untuk untuk mengetahui siapa yang hadir dan siapa
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki yang tidak hadir.
siswa, serta dijadikan dasar untuk
pembentukan kelompok.
233
Vol,3. No,3. Tahun 2019

b. Pemantauan keaktifan siswa pada saat Dokumentasi digunakan untuk merekam


pembelajaran berlangsung berdasarkan kejadian yang tidak terdapat dalam format
format yang telah disiapkan. pengamatan dan dianggap penting. Dokumentasi
4. Refleksi ini dapat berupa foto, atau dokumen lain yang
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini juga dtperlukan untuk mencatat kejadian-
adalah menganalisis data yang diperoleh pada kejadian istimewa yang terjadi selama
tahap observasi. Berdasarkan hasil analisis data pelaksanaan tindakan.
dilakukan refleksi guna melihat kekurangan dan Analisis data dalam penelitian ini
kelebihan yang terjadi pada saat pembelajaran. dilakukan selama dan sesudah pengumpulan
Kekurangan dan kelebihan ini dijadikan acuan data. Analisis data dilakukan dengan
untuk merencanakan siklus berikutnya. membandingkan hasil pengamatan, wawancara
Adapun masalah yang ditemukan pada dengan indikator-indikator pada tahap refleksi
tahap perencanaan yaitu dalam pembagian dari siklus penelitian. Data yang terkumpul
kelompok, siswa kelihatannya ingin memilih disetting ke dalam penelitian kualitatif.
teman sendiri yang disukainya dalam Pengecekan keabsahan data dapat
kelompoknya. Pada tahap aksi masalah yang dilakukan melalui diskusi dengan guru dan
ditemukan adalah belum seluruhnya siswa aktif teman sejawat. Selain itu pengecekan keabsahan
dalam kerja kelompok, masih malu menanyakan data dapat dilakukan dengan membandingkan
hal-hal yang belum dipahami serta terlalu lama dan mengecek kembali informasi yang diperoleh
mengerjakan soal. Sedangkan masalah yang melalui tes, wawancara, pengamatan, dan
ditemukan pada tahap observasi adalah belum catatan lapangan. Atau dengan membandingkan
sepenuhnya siswa siap mengikuti KBM melalui seluruh hasil pengamatan dengan hasil
metode tanya jawab, serta kurangnya wawancara. Pengecekan keabsahan data.
penguasaan konsep dasar IPS. Indikator keberhasilan penelitian
tindakan ini adalah bila hasil belajar siswa
Tahapan Siklus II selama proses pembelajaran tiap siklus
Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus
dilaksanakan pada siklus I, dilakukan perbaikan II. Hal ini ditandai dengan daya serap individu
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. minimal 60% dan ketuntasan klasikal 85% serta
Pelaksanaan tindakan pada siklus II disesuaikan observasi siswa dan pengelolaan pembelajaran
dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil berada dalam kategori baik dan sangat baik.
yang dicapai pada siklus ini dikumpulkan serta Untuk mengetahui indikator keberhasilan
dianalisis untuk menetapkan suatu kesimpulan. digunakan kategorisasi. Adapun kategorisasi
Teknik pengumpulan data dalam yang dikemukakan oleh Arikunto (1998: 192),
penelitian ini dilakukan dengan tes, wawancara, yaitu : "76 % - 100 % dikategorikan baik, 56% -
dan pengamatan. Tiga teknik tersebut diuraikan 75% dikategorikan cukup baik, 40%-
sebagai berikut: 55%dikategorikan kurang baik, dan kurang dari
1. Pengamatan 40 % dikategorikan tidak baik.
Pengamatan dilaksanakan oleh orang Indikator lain yang dijadikan tolak ukur
yang terlibat aktif dalam pelaksaan tindakan keberhasilan penelitian adalah apabila dalam diri
yaitu guru yang mengajar dikelas V. Pada siswa terjadi perubahan kearah yang lebih baik
pengamatan ini digunakan pedoman menyangkut aspek minat, motivasi, dan proses
pengamatan untuk mencatat hal-hal yang belajar siswa dalam mengikuti kegiatan
dianggap penting. pembelajaran.
2. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. 1. Siklus I
Tes dilaksanakan pada pada akhir setiap a. Tahap Perencanaan
tindakan, dan pada akhir setelah diberikan Untuk memudahkan peneliti dalam
serangkaian tindakan. kisi-kisi tes, LKM, dan melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
Tes hasil belajar. melakukan telaah terhadap kurikulum sekolah
3. Dokumentasi dasar. yang diajarkan kelas V SD Negeri 206
Apala Kabupaten Bone khususnya mata
234
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

pelajaran IPS. Hal tersebut dilakukan untuk berkelompok, soal yang telah dikerjakan guru
mencapai standard kompetensi yang ingin kemudian meminta wakil dari tiap kelompok
dicapai pada mata pelajaran IPS. untuk mengerjakan soal dipapan tulis dan
Setelah melakukan telaah kurikulum kelompok lain menanggapi.
peneliti menyusun skenario pembelajaran hal ini Dalam hal penerapan metode tanya
dilakukan untuk menyusun rencana jawab ketika kelompok lain memaparkan hasil
pembelajaran, untuk memudahkan siswa dalam diskusi kelompoknya kedian kelompok lain
melakukan penilaian kepada siswa peneliti bertanya kepada kelompok penyaji yang tetap
menyusun lembar kerja siswa (LKS). dipandu oleh peneliti. Supaya materi lebih
Selain format penilaian peneliti juga dikuasai lagi peneliti memberikan tugas rumah
menyusun lembar observasi sebagai alat yaitu membuat soal sendiri dan dijawab sendiri.
pengumpul data untuk mengetahui bagaimana pada akhir siklus dilakukan pengukuran
kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu kemampuan.
berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik c. Tahap observasi
siswa maupun guru, membuat alat evaluasi, Pada tahap ini dilaksanakan proses
supaya motivasi siswa meningkat maka peneliti observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
membentuk kelompok belajar sekiranya siswa memperhatikan keseluruhan kegiatan siswa dan
dapat melakukan interaksi terhadap siswa yang guru dengan menggunakan lembar observasi
lainnya. yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Aksi) berupa tes hasil belajar siklus I. Tes hasil belajar
Adapun pelaksanaan tindakan pada yang diberikan berbentuk uraian sebagaimana
siklus I ini berlangsung sebanyak 1 kali tercantum pada lampiran.
pertemuan dengan lama 2 x 35 menit. Pertemuan Berdasarkan hasil observasi diperoleh
berupa pemberian tes kemampuan awal untuk gambaran bahwa minat dan motivasi siswa
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi selama mengikuti kegiatan pembelajaran IPS
yang akan diberikan sekaligus menyelidiki cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh: rata-rata
apakah pengetahuan prasyarat tentang materi persentase kehadiran siswa yang mengikuti
yang akan diajarkan telah dimiliki oleh siswa. kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti 95%., rata-rata persentase siswa yang
memberikan tes awal kepada siswa untuk memperhatikan pembahasan materi pelajaran
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki sebesar 85%, rata-rata persentase siswa yang
siswa khusus materi pelajaran IPS. Pada awal melaksanakan kegiatan lain pada saat
tatap muka peneliti menyampaikan materi yang pembahasan materi pelajaran 10%, rata-rata
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah persentase siswa yang mengajukan pertanyaan
dibuat yaitu materi dinamika kependudukan dan tentang tentang materi pelajaran yang belum
pembangunan berwawasan lingkungan di dimengerti 25%, rata-rata persentase siswa yang
Indonesia. Peneliti atau guru kemudian masih perlu bimbingan dalam memahami materi
menjelaskan materi dinamika kependudukan dan pelajaran 10%, rata-rata persentase siswa yang
pembangunan berwawasan lingkungan di memberanikan diri mengajukan pertanyaan
Indonesia selama 40 menit. setelah guru terhadap materi pelajaran yang belum dimengerti
menjelaskan materi pelajaran, siswa diminta 75%, rata-rata persentase siswa yang
untuk menanyakan hal-hal yang belum memberanikan diri menjawab pertanyaan dari
dipahami.yang berkaitan dengan materi guru 80%, rata-rata persentase siswa yang
pelajaran yang telah dijelaskan. mengerjakan tugas/PR sebesar 80%.
Dalam penerapan metode tanya jawab Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa
sehingga suasana kelas hidup serta siswa aktif tes hasil belajar siswa diperoleh tabel statistik
dalam belajar maka peneliti membagikan deskriptif sebagai berikut dimana untuk uraian
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Skor
secara berkelompok, agar suasana kelas tetap tertinggi yang dicapai siswa adalah 8,5
kondusif maka peneliti atau guru melakukan sedangkan skor terendah diperoleh oleh siswa
pemantauan/pengawasan selama kegiatan adalah 6.0.
pembelajaran berlangsung. Soal yang telah
dibagikan kemudian didiskusikan secara
235
Vol,3. No,3. Tahun 2019

Tabel 2: Persentase skor hasil belajar IPS Siswa pembelajaran berlangsung karena sebelumnya
kelas V SD Negeri 206 Apala siswa telah terbiasa pasif dalam menerima
Kabupaten Bone pada siklus I materi pengajaran. Selain itu masih terdapat
Skor Kategori Frekuensi Persentase siswa yang tidak mengumpulkan tugas/PR dan
(%) siswa yang masih perlu bimbingan dalam
0 – 20 Sangat - - mengerjakan soal latihan.
21 – 40 rendah - - e. Rekomendasi
41 – 60 Rendah 3 30 Gambaran persentase ketuntasan belajar
61 – 80 Sedang 5 50 siswa Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten
81 – 100 Tinggi 2 20 Bone dimana sebesar 70% atau 7 dari 10 siswa
Sangat termasuk dalam kategori tuntas dan 30% atau 3
tinggi dari 10 siswa termasuk dalam kategori tidak
Jumlah 10 100 tuntas, berarti terdapat 3 siswa yang perlu
Gambaran persentase ketuntasan belajar remedial karena mereka belum mencapai
siswa kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan
Bone pada siklus I, dimana sebesar 70% atau 7 belum tercapainya ketuntasan klasikal sebesar
dari 10 siswa termasuk dalam kategori tuntas 85%. Serta masih terdapat siswa yang
dan 30% atau 3 dari 10 siswa termasuk dalam melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan
kategori tidak tuntas, berarti terdapat 3 siswa pembelajaran berlangsung karena sebelumnya
yang perlu remedial karena mereka belum siswa telah terbiasa pasif dalam menerima
mencapai ketuntasan individual. Hal ini materi pengajaran. Selain itu masih terdapat
menunjukkan belum tercapainya ketuntasan siswa yang tidak mengumpulkan tugas dan siswa
klasikal sebesar 80%. yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan
Dari hasil persentase di atas soal latihan. Maka perlu dilanjutkan pada siklus
digambarkan bahwa dari 10 jumlah siswa siswa II dengan memperhatikan aspek-aspek di atas.
kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone
pada siklus I terdapat 3 siswa yang belum 2. Siklus II
mencapai ketuntasan individual yang perlu a. Tahap Perencanaan
mendapat perhatian khusus dari guru. Faktor Pada tahapan ini peneliti merancang
yang memperngaruhi ke 3 siswa tersebut tidak kembali rencana pelaksanaan pembelajaran
mencapai ketuntasan disebabkan oleh: sebagai kelanjutan materi dari siklus I dengan
a. Siswa belum mampu memahami materi memperhatikan rekomendasi dari siklus I,
pelajaran dengan menggunakan metode tanya setelah menyusun skenario pembelajaran hal ini
jawab. dilakukan untuk menyusun rencana
b. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan pembelajaran, untuk memudahkan siswa dalam
yang diberikan oleh guru. melakukan penilaian kepada siswa peneliti
c. Siswa belum mampu bertanya kepada guru menyusun lembar kerja siswa (LKM).
maupun siswa yang lain. Selain format penilaian peneliti juga
d. Dalam hal mengerjakan tugas, siswa belum menyusun lembar observasi sebagai alat
mampu mengerjakan dengan baik. pengumpul data untuk mengetahui bagaimana
Dari kelima faktor tersebut di atas kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu
sehingga guru menyimpulkan bahwa ke 3 siswa berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik
tersebut belum mencapai standar nilai ketuntasan siswa maupun guru, membuat alat evaluasi,
sehingga perlu melakukan remedial dan perlu supaya motivasi siswa meningkat maka peneliti
perhatian khusus pada pelaksanaan siklus II. membentuk kelompok belajar sekiranya siswa
d. Tahap Refleksi dapat melakukan interaksi terhadap siswa yang
Setelah melalui tahapan pelaksanaan lainnya..
serta sekaligus tahapan observasi dan diakhiri b. Tahap Pelakasanaan
dengan evaluasi hasil belajar siswa maka Adapun pelaksanaan tindakan pada
selanjutnya dilakukan tahap refleksi, siklus II ini berlansung selama 1 kali pertemuan
berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dengan lama waktu setiap pertemuan adalah 2 x
diperoleh informasi bahwa masih terdapat siswa 35 menit. Proses pembelajaran dilanjutkan
yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan dengan melakukan tanya jawab kepada siswa,
236
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

kemudian dilanjutkan dengan pemberian guru 90%, rata-rata persentase siswa yang
rangkuman dan sintesis sebagaimana tersaji pada mengerjakan tugas/PR sebesar 95%.
RPP. Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa
Pada awal tatap muka guru tes hasil belajar siswa diperoleh peningkatan
menyampaikan materi yang sesuai dengan kemampuan berbicara siswa melalui diskusi
rencana pembelajaran yang telah dibuat yaitu kelompok kecil mengalami peningkatan dari
materi IPS. Setelah guru menjelaskan materi siklus sebelumnya. Hal ini berarti hasil belajar
pelajaran setelah itu siswa diminta untuk siswa pada siklus II dari penerapan strategi
menanyakan hal-hal yang belum dipahami. pembelajaran diskusi kelompok kecil tergolong
Selanjutnya guru kemudian membagikan tinggi.
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan Tabel 3: Persentase skor hasil belajar IPS siswa
secara dengan melakukan interaksi kepada siswa kelas V SD Negeri 206 Apala
yang lain, disamping siswa mengerjakan LKS Kabupaten Bone pada pada siklus II
peneliti melakukan pemantauan selama kegiatan Skor Kategori Frekuensi Persentase
pembelajaran berlangsung berdasarkan pedoman (%)
observasi. Guru kemudian Memberikan tugas 0 – 20 Sangat
rumah yaitu membuat soal sendiri dan dijawab 21 – 40 rendah
sendiri. 41 – 60 Rendah 1 10
Pelaksanaan tes kemampuan yang 61 – 80 Sedang 4 40
diberikan kepada siswa berkaitan dengan 81 – 100 Tinggi 5 50
bagaimana memahami materi pelajaran dengan Sangat
tanya jawab. Ini dilakukan untuk melatih siswa tinggi
sehingga kemampuan dalam menjawab Jumlah 10 100
pertanyaan dapat meningkat. Gambaran persentase ketuntasan belajar
c. Tahap Observasi dan evaluasi kelas SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone
Pada tahap ini dilaksanakaan proses pada siklus II, dimana sebesar 90 % atau 1 dari 9
observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 10%
menggunakan lembar observasi yang telah atau 1 dari 10 siswa termasuk dalam kategori
dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes tidak tuntas, berarti terdapat 1 siswa yang perlu
hasil belajar siklus I setelah pertemuan. Tes hasil remedial karena mereka belum mencapai
belajar yang dibrikan berbentuk uraian sebanyak ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan
2 item sebagaimana tercantum pada lampiran. belum tercapainya ketuntasan klasikal sebesar
Berdasarkan hasil obsevasi diperoleh 80%.
gambar bahwa minat dan motivasi siswa selama Hasil persentase di atas digambarkan
mengikuti kegiatan pembelajaran IPS cukup bahwa dari 10 jumlah siswa kelas SD Negeri
baik. Hal ini diindikasikan oleh: rata-rata 206 Apala Kabupaten Bone pada siklus II
persentase kehadiran siswa yang mengikuti terdapat 1 siswa yang belum mencapai
kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar ketuntasan individual dengan siswa yang
97%, rata-rata persentase siswa yang sama pada siklus I sehingga perlu mendapat
memperhatikan pembahasan materi pelajaran perhatian dari guru. Faktor yang mempengaruhi
sebesar 87%, rata-rata persentase siswa yang ke 1 siswa tersebut tidak mencapai ketuntasan
melaksanakan kegiatan lain pada saat disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan
pembahasan materi pelajaran 5%, rata-rata menangkap materi dengan menggunakan metode
persentase siswa yang mengajukan pertanyaan tanya jawab.
tentang tentang materi pelajaran yang belum Pada analisis kualitatif diperoleh data
dimengerti 50%, rata-rata persentase siswa yang dari pengamatan guru pada saat pembelajaran
masih perlu bimbingan dalam memahami materi berlangsung dan tugas yang telah diberikan.
pelajaran 5%, rata-rata persentase siswa yang Dalam hal ini yang menjadi fokus pengamatan
memberanikan diri mengajukan pertanyaan adalah sikap, kesungguhan dan tanggapan-
terhadap materi pelajaran yang belum dimengerti tanggapan siswa.
90%, rata-rata persentase siswa yang Dari awal penelitian berlangsung hingga
memberanikan diri menjawab pertanyaan dari berakhirnya siklus I tercatat sejumlah perubahan
yang terjadi pada siswa yaitu:
237
Vol,3. No,3. Tahun 2019

a. Perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Selanjutnya, pada siklus II, perubahan –
makin baik. Dalam hal ini ditandai dengan perubahan dasar ditemukan pada siswa adalah
kuantitas siswa yang bertanya meningkat. sebagai berikut:
b. Keberanian siswa untuk menjawab a. Perhatian siswa pada proses pembelajaran
pertanyaan dari guru. Hal ini ditandai dengan dibandingkan siklus sebelumnya semakin
adanya beberapa siswa yang mengacungkan baik. Hal ini ditandai dengan semakin
tangannya untuk menjawab pertanyaan. banyaknya jumlah siswa yang mengikuti
c. Jumlah siswa yang mengerjakan tugas proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
mengalami peningkatan, sebaliknya siswa Jika pada siklus I rata-rata persentase jumlah
yang tidak mengumpulkan tugas yang ketidakhadiran siswa adalah sebanyak 95%
diberikan mengalami penurunan jika maka pada siklus II meningkat menjadi 97%.
dibandingkan dengan keadaan sebelum b. Kesungguhan siswa dalam mengajukan
berlangsung penelitian ini. pertanyaan juga mengalami peningkatan jika
Pada pertemuan awal siklus I, semangat dibandingkan siklus I. Pada siklus I rata-rata
dan keaktifan siswa mengikuti kegiatan belajar persentase 25% maka pada siklus II
mengajar dan menyelesaikan tugas yang meningkat menjadi 50%.
diberikan hampir tidak mengalami perubahan c. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam
yang berarti dibandingkan dengan sebelum memahami materi pelajaran juga mengalami
pelaksanaan penelitian ini. peningkatan jika dibandingkan siklus I. Pada
Tes kemampuan yang diberikan pada siklus I rata-rata persentase 10% maka pada
pertemuan pertama, walaupun umumya siswa siklus II meningkat menjadi 5%.
mengerjakan tes tersebut dari pengamatan d. Kesungguhan siswa mengerjakan tugas juga
terhadap jawaban yang diberikan dan mengalami peningkatan jika dibandingkan
penguasaan mereka terhadap jawaban itu siklus I. Pada siklus I rata-rata persentase
menunjukkan bahwa mereka hanyalah 80% maka pada siklus II meningkat menjadi
mencontoh jawaban dari temannyan yang 95%.
dianggap mampu, tanpa mengetahui bagaimana Proses pembelajaran pada siklus II ini
penyelesaian yang sebenarnya dari tes tersebut. tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya
Dari kemampuan siswa dalam saat berlangsungnnya proses pembelajaran.
mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan Siswa yang mengajukan pertanyaan hanya
dari pelaksanaan siklus I ke siklus II ini ditandai tertentu yakni siswa yang memperoleh nilai baik
pada pelaksanaan siklus I kurangnya siswa yang saja. Demikian halnya dengan jawaban dari
mengacungkan tangan untuk bertanya beda pertanyaan balik guru, hampir tidak ada siswa
dengan pelaksanaan siklus II separuh dari yang menjawabnya.
jumlah siswa yang mengacungkan tangan untuk Dalam mengerjakan soal latihan yang
bertanya. diberikan umumnya siswa masih selalu
Sedangkan dalam hal menjawab memerlukan bimbingan dari guru. Walaupun
pertanyaan juga mengalami peningkatan pesat demikian perhatian siswa terhadap pelajaran IPS
dengan berlomba-lombanya siswa telah dianggap positif. Hal ini terlihat dari
mengacungkan tangan dalam menjawab jawaban setiap siswa.
pertanyaan ketika guru melempar pertanyaan Pada akhir pertemuan siklus II terlihat
kepada siswa. Ini berarti keberanian siswa kesungguhan siswa dalam mengikuti proses
mengalami peningkatan untuk mengemukakan pembelajaran mengalami kemajuan. Hal tersebut
pendapat. terlihat oleh jawaban siswa menyelesaikan
Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas-tugas. Tugas ini diramu sedemikian rupa
siklus ini siswa sudah mulai menampakkan sikap sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan
positif terhadap mata pelajaran IPS. Hal ini tugas-tugas yang diberikan.
diiringi dengan adanya beberapa siswa yang Pada pelaksanaan siklus ini walaupun
antusias menaggapi tugas-tugas yang di berikan, dari segi pemahaman materi hampir tidak ada
walaupun yang banyak memberikan komentar perbedaan. Akan tetapi dari segi sikap siswa
maupun jawaban adalah berkisar pada siswa terhadap mata pelajaran IPS, minat, berupa
tertentu. keinginan untuk mengetahui materi yang
disajikan oleh guru ataupun kesungguhan siswa
238
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

dalam proses pembelajaran megalami kemajuan. lebih memberikan dukungan moril dan
Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang hadir material dalam setiap mengembangkan model
mengikuti pelajaran. pembelajaran yang dianggap cocok untuk
Dari analisis terhadap refleksi yang diterapkan.
dibuat siswa dapat dikategorikan sebagai
berikut: Pendapat siswa terhadap mata pelajaran DAFTAR RUJUKAN
IPS pada proses pembelajaran yang mereka Amiruddin, 2005. Perbandingan Prestasi
alami, umumnya siswa menganggap bahwa IPS Belajar Geografi Antara Siswa Yang
ini adalah mata pelajaran yang mudah diajar Dengan Metode Ceramah dan
dimengerti. Pada sebagian kecil siswa mengaku Siswa Yang Di Ajar Dengan Metode
bangga dan merupakan kepuasan tersendiri jika Diskusi. FMIPA UNM: Makassar
dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan . Arif, Muhammad Tiro. 2003. Dasar-dasar
Pada awal siklus I umumnya siswa Statistik. Makassar: State University
menganggap bahwa itu sesuatu yang tidak Makassar Press
penting. Namun setelah berlangsungnya Depdiknas, 2003. Penelitian Tindakan Kelas.
pelaksanaan siklus I hingga siklus II, dimana Bahan Ajar Pembekalan Guru Bantu
pada hampir semua pertanyaan selalu dikaitkan Djamarah, Bahri & Aswan Zain, 2002. Staretgi
dengan keadaan lingkungan sehingga pada Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
akhirnya mereka mengerti tentang manfaat Halling, Abd, 2004, Belajar Pembelajaran. FIP
pelajaran IPS dalam kehidupan. UNM: Makassar
Mengenai soal-soal latihan yang Hamalik, 2001. Proses Belajar Mengajar.
diberikan dan dikerjakan di kelas umumnya Bandung Bumi Aksara:
mereka masih sulit menjawab. Sebagian siswa Gintings. Gunawan. 2005. Ilmu Komunikasi.
biasanya mengerti penjelasan guru di kelas. Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Namun jika sudah belajar di rumah atau Rosda Karya.
mengerjakan tugas, maka penjelasan guru sudah Moedjiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar.
terlupa lagi. Apalagi kalau berselang beberapa Depdikbud. Ditjen Pendidikan Tinggi.
hari setelah dijelaskan oleh guru. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Muslimin,. 2008. Panduan Penulisan Skripsi.
SIMPULAN DAN SARAN Makassar: Badan Penerbit UNM
Selama penelitian ini berlangsung dalam Rahmat, Basuki. 2005. Perbedaan Hasil Belajar
dua siklus perubahan-perubahan yang terjadi Siswa Dengan Menggunakan Metode
atas siswa dapat dikemukakan bahwa penerapan Ceramha dan Metode Bervariasi.
metode tanya jawab hasil belajar siswa pada Makassar: FT UNM .
mata pelajaran ilmu pengetahuan Sosial di Kelas Sadiman. 1996. Media Pendidikan. Jakarta:
V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone Pustekkom dikbud dan Raja Grafindo.
meningkat. Sardiman, 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar
Setelah melihat hasil penelitian yang Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
telah dilaksanakan, maka penulis menyarankan: Slamet. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang
1. Agar strategi pembelajaran dengan metode Mempengaruhinya (edisi II). Jakarta:
tanya jawab berjalan dengan baik sekiranya Rineka Cipta
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi Slameto, 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang
model pembelajaran yang lebih efektif Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
terhadap pokok-pokok bahasan tertentu. Cipta.
2. Diupayakan sedini mungkin untuk mengatasi Sherly, Yuliana. 2003. Efektivitas Penerapan
kesulitan-kesulitan yang dialami, baik oleh Metode Ceramah dan Tanya Jawab
siswa maupun guru dalam proses Dengan Metode Ceramah dan
pembelajaran. Hal ini dapat didasarkan dari Penugasan dalam Proses Belajar
refleksi berupa perubahan yang terjadi ketika Mengajar. Makassar: FT UNM.
proses pembelajaran berlangsung ataupun Sudjana. 1992. Metode Statistika. Makassar:
diambil dari tanggapan siswa itu sendiri. Tarsito
3. Agar pihak yang berwenang lebih
memperhatikan mutu pendidikan dengan
239
Vol,3. No,3. Tahun 2019

Sudirman. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif


Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Jakarta:
Remaja Rosdakarya,
Poerwadarminta, W.JS. 1991. Kamus Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
Umar, Alimin. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Makassar: Badan Penerbit UNM

240

Anda mungkin juga menyukai