Penerapan Metode Tanya Jawab Pada Mata IPS Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone
Rosdiana
Dinas Pendidikan Kabupaten Bone
Email: rosdiana@gmail.com
Kata kunci: metode tanya jawab, hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial
Abstract. The problem in this study is to find a picture of increasing student learning
outcomes through the question and answer method in social science subjects (IPS) in
class V SD Negeri 206 Apala Bone Regency. This research is a descriptive study with
the focus of the research is 10th grade students of Elementary School 206 Apala Bone
Regency. Collecting data with observation techniques, tests, and documentation, while
Collecting data with observation techniques to capture data analysis activity data used
is descriptive statistical analysis in the form of percentages and frequency tables. The
results obtained by Grade V students of Elementary School 206 Apala Bone Regency
in general experienced an increase in learning outcomes in social studies through
question and answer by paying attention to aspects, namely: (a) increasing social
studies learning outcomes, (b) being able to conduct question and answer to teachers
or students another. While the efforts taken by teachers in the field of Social Sciences
(IPS) studies in improving the learning outcomes of class V students, namely (a)
training students to dare to ask questions, (b) training students to answer.
Indikator hasil belajar siswa adalah tamat Sekolah Dasar. Jumlah siswa SD Negeri
bahwa setelah mengikuti kegiatan belajar 206 Apala Kabupaten Bone adalah 67 orang
mengajar dengan menggunakan Metode Tanya yang terdiri atas 26 orang siswa laki-laki dan 41
Jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa. orang siswa perempuan. Yang menjadi subjek
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri penelitian ini adalah siswa kelas V yang
206 Apala Kabupaten Bone merupakan salah mengikuti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
satu sekolah yang terdapat di kecamatan Sosial (IPS) tahun Pelajaran 2016/2017 dengan
Baebunta. Letak sekolah tersebut mempunyai jumlah siswa 10 orang yang terdiri atas siswa
jarak yang lumayan jauh dari ibu kota kabupaten laki-laki 3 orang dan siswa perempuan 7 orang.
Bone. Mata pencaharian penduduk di sekitar Berikut ini disajikan tabel keadaan siswa SD
sekolah mayoritas petani dan tingkat Negeri 206 Apala Kabupaten Bone. Untuk lebih
pendidikannya masih sangat rendah yaitu hanya jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut:
Prosedur pada penelitian ini dilakukan b. Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan
dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, materi yang sesuai dengan rencana
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini pembelajaran yang telah dibuat yaitu materi
adalah tahapan-tahapan tiap siklus, yaitu: dinamika kependudukan dan pembangunan
berwawasan lingkungan di Indonesia
Tahapan Siklus I c. guru menjelaskan materi pelajaran setelah itu
1. Perencanaan siswa diminta untuk menanyakan hal-hal
a. Membuat skenario pembelajaran yang belum dipahami.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran d. Guru kemudian membagikan Lembar Kerja
c. Membuat lembar kerja siswa Siswa (LKS) untuk dikerjakan secara
d. Membuat lembar observasi sebagai alat berkelompok
pengumpul data untuk mengetahui e. Peneliti melakukan pemantauan selama
bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas kegiatan pembelajaran berlangsung
pada waktu berlangsungnya kegiatan berdasarkan pedoman observasi.
pembelajaran, baik siswa maupun guru. f. Meminta wakil dari tiap kelompok untuk
e. Membuat alat evaluasi. mengerjakan soal LKM dipapan tulis dan
f. Membentuk kelompok belajar berdasarkan kelompok menanggapi.
hasil evaluasi tes awal g. Melakukan tanya jawab antar kelompok
2. Pelaksanaan h. Memberikan tugas rumah yaitu membuat soal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sendiri dan dijawab sendiri.
adalah melaksanakan pembelajaran sesuai i. Pada akhir siklus dilakukan pengukuran
skenario pembelajaran yang telah dibuat. kemampuan.
Kegiatan itu sebagai berikut. 3. Observasi
a. Sebelum pelaksanaan tindakan peneliti a. Peneliti memperhatikan keseluruhan siswa
memberikan tes awal kepada siswa, untuk untuk mengetahui siapa yang hadir dan siapa
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki yang tidak hadir.
siswa, serta dijadikan dasar untuk
pembentukan kelompok.
233
Vol,3. No,3. Tahun 2019
pelajaran IPS. Hal tersebut dilakukan untuk berkelompok, soal yang telah dikerjakan guru
mencapai standard kompetensi yang ingin kemudian meminta wakil dari tiap kelompok
dicapai pada mata pelajaran IPS. untuk mengerjakan soal dipapan tulis dan
Setelah melakukan telaah kurikulum kelompok lain menanggapi.
peneliti menyusun skenario pembelajaran hal ini Dalam hal penerapan metode tanya
dilakukan untuk menyusun rencana jawab ketika kelompok lain memaparkan hasil
pembelajaran, untuk memudahkan siswa dalam diskusi kelompoknya kedian kelompok lain
melakukan penilaian kepada siswa peneliti bertanya kepada kelompok penyaji yang tetap
menyusun lembar kerja siswa (LKS). dipandu oleh peneliti. Supaya materi lebih
Selain format penilaian peneliti juga dikuasai lagi peneliti memberikan tugas rumah
menyusun lembar observasi sebagai alat yaitu membuat soal sendiri dan dijawab sendiri.
pengumpul data untuk mengetahui bagaimana pada akhir siklus dilakukan pengukuran
kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu kemampuan.
berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik c. Tahap observasi
siswa maupun guru, membuat alat evaluasi, Pada tahap ini dilaksanakan proses
supaya motivasi siswa meningkat maka peneliti observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
membentuk kelompok belajar sekiranya siswa memperhatikan keseluruhan kegiatan siswa dan
dapat melakukan interaksi terhadap siswa yang guru dengan menggunakan lembar observasi
lainnya. yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Aksi) berupa tes hasil belajar siklus I. Tes hasil belajar
Adapun pelaksanaan tindakan pada yang diberikan berbentuk uraian sebagaimana
siklus I ini berlangsung sebanyak 1 kali tercantum pada lampiran.
pertemuan dengan lama 2 x 35 menit. Pertemuan Berdasarkan hasil observasi diperoleh
berupa pemberian tes kemampuan awal untuk gambaran bahwa minat dan motivasi siswa
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi selama mengikuti kegiatan pembelajaran IPS
yang akan diberikan sekaligus menyelidiki cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh: rata-rata
apakah pengetahuan prasyarat tentang materi persentase kehadiran siswa yang mengikuti
yang akan diajarkan telah dimiliki oleh siswa. kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti 95%., rata-rata persentase siswa yang
memberikan tes awal kepada siswa untuk memperhatikan pembahasan materi pelajaran
mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki sebesar 85%, rata-rata persentase siswa yang
siswa khusus materi pelajaran IPS. Pada awal melaksanakan kegiatan lain pada saat
tatap muka peneliti menyampaikan materi yang pembahasan materi pelajaran 10%, rata-rata
sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah persentase siswa yang mengajukan pertanyaan
dibuat yaitu materi dinamika kependudukan dan tentang tentang materi pelajaran yang belum
pembangunan berwawasan lingkungan di dimengerti 25%, rata-rata persentase siswa yang
Indonesia. Peneliti atau guru kemudian masih perlu bimbingan dalam memahami materi
menjelaskan materi dinamika kependudukan dan pelajaran 10%, rata-rata persentase siswa yang
pembangunan berwawasan lingkungan di memberanikan diri mengajukan pertanyaan
Indonesia selama 40 menit. setelah guru terhadap materi pelajaran yang belum dimengerti
menjelaskan materi pelajaran, siswa diminta 75%, rata-rata persentase siswa yang
untuk menanyakan hal-hal yang belum memberanikan diri menjawab pertanyaan dari
dipahami.yang berkaitan dengan materi guru 80%, rata-rata persentase siswa yang
pelajaran yang telah dijelaskan. mengerjakan tugas/PR sebesar 80%.
Dalam penerapan metode tanya jawab Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa
sehingga suasana kelas hidup serta siswa aktif tes hasil belajar siswa diperoleh tabel statistik
dalam belajar maka peneliti membagikan deskriptif sebagai berikut dimana untuk uraian
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Skor
secara berkelompok, agar suasana kelas tetap tertinggi yang dicapai siswa adalah 8,5
kondusif maka peneliti atau guru melakukan sedangkan skor terendah diperoleh oleh siswa
pemantauan/pengawasan selama kegiatan adalah 6.0.
pembelajaran berlangsung. Soal yang telah
dibagikan kemudian didiskusikan secara
235
Vol,3. No,3. Tahun 2019
Tabel 2: Persentase skor hasil belajar IPS Siswa pembelajaran berlangsung karena sebelumnya
kelas V SD Negeri 206 Apala siswa telah terbiasa pasif dalam menerima
Kabupaten Bone pada siklus I materi pengajaran. Selain itu masih terdapat
Skor Kategori Frekuensi Persentase siswa yang tidak mengumpulkan tugas/PR dan
(%) siswa yang masih perlu bimbingan dalam
0 – 20 Sangat - - mengerjakan soal latihan.
21 – 40 rendah - - e. Rekomendasi
41 – 60 Rendah 3 30 Gambaran persentase ketuntasan belajar
61 – 80 Sedang 5 50 siswa Kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten
81 – 100 Tinggi 2 20 Bone dimana sebesar 70% atau 7 dari 10 siswa
Sangat termasuk dalam kategori tuntas dan 30% atau 3
tinggi dari 10 siswa termasuk dalam kategori tidak
Jumlah 10 100 tuntas, berarti terdapat 3 siswa yang perlu
Gambaran persentase ketuntasan belajar remedial karena mereka belum mencapai
siswa kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan
Bone pada siklus I, dimana sebesar 70% atau 7 belum tercapainya ketuntasan klasikal sebesar
dari 10 siswa termasuk dalam kategori tuntas 85%. Serta masih terdapat siswa yang
dan 30% atau 3 dari 10 siswa termasuk dalam melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan
kategori tidak tuntas, berarti terdapat 3 siswa pembelajaran berlangsung karena sebelumnya
yang perlu remedial karena mereka belum siswa telah terbiasa pasif dalam menerima
mencapai ketuntasan individual. Hal ini materi pengajaran. Selain itu masih terdapat
menunjukkan belum tercapainya ketuntasan siswa yang tidak mengumpulkan tugas dan siswa
klasikal sebesar 80%. yang masih perlu bimbingan dalam mengerjakan
Dari hasil persentase di atas soal latihan. Maka perlu dilanjutkan pada siklus
digambarkan bahwa dari 10 jumlah siswa siswa II dengan memperhatikan aspek-aspek di atas.
kelas V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone
pada siklus I terdapat 3 siswa yang belum 2. Siklus II
mencapai ketuntasan individual yang perlu a. Tahap Perencanaan
mendapat perhatian khusus dari guru. Faktor Pada tahapan ini peneliti merancang
yang memperngaruhi ke 3 siswa tersebut tidak kembali rencana pelaksanaan pembelajaran
mencapai ketuntasan disebabkan oleh: sebagai kelanjutan materi dari siklus I dengan
a. Siswa belum mampu memahami materi memperhatikan rekomendasi dari siklus I,
pelajaran dengan menggunakan metode tanya setelah menyusun skenario pembelajaran hal ini
jawab. dilakukan untuk menyusun rencana
b. Siswa belum mampu menjawab pertanyaan pembelajaran, untuk memudahkan siswa dalam
yang diberikan oleh guru. melakukan penilaian kepada siswa peneliti
c. Siswa belum mampu bertanya kepada guru menyusun lembar kerja siswa (LKM).
maupun siswa yang lain. Selain format penilaian peneliti juga
d. Dalam hal mengerjakan tugas, siswa belum menyusun lembar observasi sebagai alat
mampu mengerjakan dengan baik. pengumpul data untuk mengetahui bagaimana
Dari kelima faktor tersebut di atas kondisi belajar mengajar di kelas pada waktu
sehingga guru menyimpulkan bahwa ke 3 siswa berlangsungnya kegiatan pembelajaran baik
tersebut belum mencapai standar nilai ketuntasan siswa maupun guru, membuat alat evaluasi,
sehingga perlu melakukan remedial dan perlu supaya motivasi siswa meningkat maka peneliti
perhatian khusus pada pelaksanaan siklus II. membentuk kelompok belajar sekiranya siswa
d. Tahap Refleksi dapat melakukan interaksi terhadap siswa yang
Setelah melalui tahapan pelaksanaan lainnya..
serta sekaligus tahapan observasi dan diakhiri b. Tahap Pelakasanaan
dengan evaluasi hasil belajar siswa maka Adapun pelaksanaan tindakan pada
selanjutnya dilakukan tahap refleksi, siklus II ini berlansung selama 1 kali pertemuan
berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dengan lama waktu setiap pertemuan adalah 2 x
diperoleh informasi bahwa masih terdapat siswa 35 menit. Proses pembelajaran dilanjutkan
yang melakukan kegiatan lain pada saat kegiatan dengan melakukan tanya jawab kepada siswa,
236
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
kemudian dilanjutkan dengan pemberian guru 90%, rata-rata persentase siswa yang
rangkuman dan sintesis sebagaimana tersaji pada mengerjakan tugas/PR sebesar 95%.
RPP. Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa
Pada awal tatap muka guru tes hasil belajar siswa diperoleh peningkatan
menyampaikan materi yang sesuai dengan kemampuan berbicara siswa melalui diskusi
rencana pembelajaran yang telah dibuat yaitu kelompok kecil mengalami peningkatan dari
materi IPS. Setelah guru menjelaskan materi siklus sebelumnya. Hal ini berarti hasil belajar
pelajaran setelah itu siswa diminta untuk siswa pada siklus II dari penerapan strategi
menanyakan hal-hal yang belum dipahami. pembelajaran diskusi kelompok kecil tergolong
Selanjutnya guru kemudian membagikan tinggi.
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dikerjakan Tabel 3: Persentase skor hasil belajar IPS siswa
secara dengan melakukan interaksi kepada siswa kelas V SD Negeri 206 Apala
yang lain, disamping siswa mengerjakan LKS Kabupaten Bone pada pada siklus II
peneliti melakukan pemantauan selama kegiatan Skor Kategori Frekuensi Persentase
pembelajaran berlangsung berdasarkan pedoman (%)
observasi. Guru kemudian Memberikan tugas 0 – 20 Sangat
rumah yaitu membuat soal sendiri dan dijawab 21 – 40 rendah
sendiri. 41 – 60 Rendah 1 10
Pelaksanaan tes kemampuan yang 61 – 80 Sedang 4 40
diberikan kepada siswa berkaitan dengan 81 – 100 Tinggi 5 50
bagaimana memahami materi pelajaran dengan Sangat
tanya jawab. Ini dilakukan untuk melatih siswa tinggi
sehingga kemampuan dalam menjawab Jumlah 10 100
pertanyaan dapat meningkat. Gambaran persentase ketuntasan belajar
c. Tahap Observasi dan evaluasi kelas SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone
Pada tahap ini dilaksanakaan proses pada siklus II, dimana sebesar 90 % atau 1 dari 9
observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan siswa termasuk dalam kategori tuntas dan 10%
menggunakan lembar observasi yang telah atau 1 dari 10 siswa termasuk dalam kategori
dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes tidak tuntas, berarti terdapat 1 siswa yang perlu
hasil belajar siklus I setelah pertemuan. Tes hasil remedial karena mereka belum mencapai
belajar yang dibrikan berbentuk uraian sebanyak ketuntasan individual. Hal ini menunjukkan
2 item sebagaimana tercantum pada lampiran. belum tercapainya ketuntasan klasikal sebesar
Berdasarkan hasil obsevasi diperoleh 80%.
gambar bahwa minat dan motivasi siswa selama Hasil persentase di atas digambarkan
mengikuti kegiatan pembelajaran IPS cukup bahwa dari 10 jumlah siswa kelas SD Negeri
baik. Hal ini diindikasikan oleh: rata-rata 206 Apala Kabupaten Bone pada siklus II
persentase kehadiran siswa yang mengikuti terdapat 1 siswa yang belum mencapai
kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar ketuntasan individual dengan siswa yang
97%, rata-rata persentase siswa yang sama pada siklus I sehingga perlu mendapat
memperhatikan pembahasan materi pelajaran perhatian dari guru. Faktor yang mempengaruhi
sebesar 87%, rata-rata persentase siswa yang ke 1 siswa tersebut tidak mencapai ketuntasan
melaksanakan kegiatan lain pada saat disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan
pembahasan materi pelajaran 5%, rata-rata menangkap materi dengan menggunakan metode
persentase siswa yang mengajukan pertanyaan tanya jawab.
tentang tentang materi pelajaran yang belum Pada analisis kualitatif diperoleh data
dimengerti 50%, rata-rata persentase siswa yang dari pengamatan guru pada saat pembelajaran
masih perlu bimbingan dalam memahami materi berlangsung dan tugas yang telah diberikan.
pelajaran 5%, rata-rata persentase siswa yang Dalam hal ini yang menjadi fokus pengamatan
memberanikan diri mengajukan pertanyaan adalah sikap, kesungguhan dan tanggapan-
terhadap materi pelajaran yang belum dimengerti tanggapan siswa.
90%, rata-rata persentase siswa yang Dari awal penelitian berlangsung hingga
memberanikan diri menjawab pertanyaan dari berakhirnya siklus I tercatat sejumlah perubahan
yang terjadi pada siswa yaitu:
237
Vol,3. No,3. Tahun 2019
a. Perhatian siswa terhadap proses pembelajaran Selanjutnya, pada siklus II, perubahan –
makin baik. Dalam hal ini ditandai dengan perubahan dasar ditemukan pada siswa adalah
kuantitas siswa yang bertanya meningkat. sebagai berikut:
b. Keberanian siswa untuk menjawab a. Perhatian siswa pada proses pembelajaran
pertanyaan dari guru. Hal ini ditandai dengan dibandingkan siklus sebelumnya semakin
adanya beberapa siswa yang mengacungkan baik. Hal ini ditandai dengan semakin
tangannya untuk menjawab pertanyaan. banyaknya jumlah siswa yang mengikuti
c. Jumlah siswa yang mengerjakan tugas proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS.
mengalami peningkatan, sebaliknya siswa Jika pada siklus I rata-rata persentase jumlah
yang tidak mengumpulkan tugas yang ketidakhadiran siswa adalah sebanyak 95%
diberikan mengalami penurunan jika maka pada siklus II meningkat menjadi 97%.
dibandingkan dengan keadaan sebelum b. Kesungguhan siswa dalam mengajukan
berlangsung penelitian ini. pertanyaan juga mengalami peningkatan jika
Pada pertemuan awal siklus I, semangat dibandingkan siklus I. Pada siklus I rata-rata
dan keaktifan siswa mengikuti kegiatan belajar persentase 25% maka pada siklus II
mengajar dan menyelesaikan tugas yang meningkat menjadi 50%.
diberikan hampir tidak mengalami perubahan c. Siswa yang masih perlu bimbingan dalam
yang berarti dibandingkan dengan sebelum memahami materi pelajaran juga mengalami
pelaksanaan penelitian ini. peningkatan jika dibandingkan siklus I. Pada
Tes kemampuan yang diberikan pada siklus I rata-rata persentase 10% maka pada
pertemuan pertama, walaupun umumya siswa siklus II meningkat menjadi 5%.
mengerjakan tes tersebut dari pengamatan d. Kesungguhan siswa mengerjakan tugas juga
terhadap jawaban yang diberikan dan mengalami peningkatan jika dibandingkan
penguasaan mereka terhadap jawaban itu siklus I. Pada siklus I rata-rata persentase
menunjukkan bahwa mereka hanyalah 80% maka pada siklus II meningkat menjadi
mencontoh jawaban dari temannyan yang 95%.
dianggap mampu, tanpa mengetahui bagaimana Proses pembelajaran pada siklus II ini
penyelesaian yang sebenarnya dari tes tersebut. tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya
Dari kemampuan siswa dalam saat berlangsungnnya proses pembelajaran.
mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan Siswa yang mengajukan pertanyaan hanya
dari pelaksanaan siklus I ke siklus II ini ditandai tertentu yakni siswa yang memperoleh nilai baik
pada pelaksanaan siklus I kurangnya siswa yang saja. Demikian halnya dengan jawaban dari
mengacungkan tangan untuk bertanya beda pertanyaan balik guru, hampir tidak ada siswa
dengan pelaksanaan siklus II separuh dari yang menjawabnya.
jumlah siswa yang mengacungkan tangan untuk Dalam mengerjakan soal latihan yang
bertanya. diberikan umumnya siswa masih selalu
Sedangkan dalam hal menjawab memerlukan bimbingan dari guru. Walaupun
pertanyaan juga mengalami peningkatan pesat demikian perhatian siswa terhadap pelajaran IPS
dengan berlomba-lombanya siswa telah dianggap positif. Hal ini terlihat dari
mengacungkan tangan dalam menjawab jawaban setiap siswa.
pertanyaan ketika guru melempar pertanyaan Pada akhir pertemuan siklus II terlihat
kepada siswa. Ini berarti keberanian siswa kesungguhan siswa dalam mengikuti proses
mengalami peningkatan untuk mengemukakan pembelajaran mengalami kemajuan. Hal tersebut
pendapat. terlihat oleh jawaban siswa menyelesaikan
Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas-tugas. Tugas ini diramu sedemikian rupa
siklus ini siswa sudah mulai menampakkan sikap sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan
positif terhadap mata pelajaran IPS. Hal ini tugas-tugas yang diberikan.
diiringi dengan adanya beberapa siswa yang Pada pelaksanaan siklus ini walaupun
antusias menaggapi tugas-tugas yang di berikan, dari segi pemahaman materi hampir tidak ada
walaupun yang banyak memberikan komentar perbedaan. Akan tetapi dari segi sikap siswa
maupun jawaban adalah berkisar pada siswa terhadap mata pelajaran IPS, minat, berupa
tertentu. keinginan untuk mengetahui materi yang
disajikan oleh guru ataupun kesungguhan siswa
238
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan
dalam proses pembelajaran megalami kemajuan. lebih memberikan dukungan moril dan
Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang hadir material dalam setiap mengembangkan model
mengikuti pelajaran. pembelajaran yang dianggap cocok untuk
Dari analisis terhadap refleksi yang diterapkan.
dibuat siswa dapat dikategorikan sebagai
berikut: Pendapat siswa terhadap mata pelajaran DAFTAR RUJUKAN
IPS pada proses pembelajaran yang mereka Amiruddin, 2005. Perbandingan Prestasi
alami, umumnya siswa menganggap bahwa IPS Belajar Geografi Antara Siswa Yang
ini adalah mata pelajaran yang mudah diajar Dengan Metode Ceramah dan
dimengerti. Pada sebagian kecil siswa mengaku Siswa Yang Di Ajar Dengan Metode
bangga dan merupakan kepuasan tersendiri jika Diskusi. FMIPA UNM: Makassar
dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan . Arif, Muhammad Tiro. 2003. Dasar-dasar
Pada awal siklus I umumnya siswa Statistik. Makassar: State University
menganggap bahwa itu sesuatu yang tidak Makassar Press
penting. Namun setelah berlangsungnya Depdiknas, 2003. Penelitian Tindakan Kelas.
pelaksanaan siklus I hingga siklus II, dimana Bahan Ajar Pembekalan Guru Bantu
pada hampir semua pertanyaan selalu dikaitkan Djamarah, Bahri & Aswan Zain, 2002. Staretgi
dengan keadaan lingkungan sehingga pada Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
akhirnya mereka mengerti tentang manfaat Halling, Abd, 2004, Belajar Pembelajaran. FIP
pelajaran IPS dalam kehidupan. UNM: Makassar
Mengenai soal-soal latihan yang Hamalik, 2001. Proses Belajar Mengajar.
diberikan dan dikerjakan di kelas umumnya Bandung Bumi Aksara:
mereka masih sulit menjawab. Sebagian siswa Gintings. Gunawan. 2005. Ilmu Komunikasi.
biasanya mengerti penjelasan guru di kelas. Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Namun jika sudah belajar di rumah atau Rosda Karya.
mengerjakan tugas, maka penjelasan guru sudah Moedjiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar.
terlupa lagi. Apalagi kalau berselang beberapa Depdikbud. Ditjen Pendidikan Tinggi.
hari setelah dijelaskan oleh guru. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Muslimin,. 2008. Panduan Penulisan Skripsi.
SIMPULAN DAN SARAN Makassar: Badan Penerbit UNM
Selama penelitian ini berlangsung dalam Rahmat, Basuki. 2005. Perbedaan Hasil Belajar
dua siklus perubahan-perubahan yang terjadi Siswa Dengan Menggunakan Metode
atas siswa dapat dikemukakan bahwa penerapan Ceramha dan Metode Bervariasi.
metode tanya jawab hasil belajar siswa pada Makassar: FT UNM .
mata pelajaran ilmu pengetahuan Sosial di Kelas Sadiman. 1996. Media Pendidikan. Jakarta:
V SD Negeri 206 Apala Kabupaten Bone Pustekkom dikbud dan Raja Grafindo.
meningkat. Sardiman, 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar
Setelah melihat hasil penelitian yang Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.
telah dilaksanakan, maka penulis menyarankan: Slamet. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang
1. Agar strategi pembelajaran dengan metode Mempengaruhinya (edisi II). Jakarta:
tanya jawab berjalan dengan baik sekiranya Rineka Cipta
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi Slameto, 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang
model pembelajaran yang lebih efektif Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
terhadap pokok-pokok bahasan tertentu. Cipta.
2. Diupayakan sedini mungkin untuk mengatasi Sherly, Yuliana. 2003. Efektivitas Penerapan
kesulitan-kesulitan yang dialami, baik oleh Metode Ceramah dan Tanya Jawab
siswa maupun guru dalam proses Dengan Metode Ceramah dan
pembelajaran. Hal ini dapat didasarkan dari Penugasan dalam Proses Belajar
refleksi berupa perubahan yang terjadi ketika Mengajar. Makassar: FT UNM.
proses pembelajaran berlangsung ataupun Sudjana. 1992. Metode Statistika. Makassar:
diambil dari tanggapan siswa itu sendiri. Tarsito
3. Agar pihak yang berwenang lebih
memperhatikan mutu pendidikan dengan
239
Vol,3. No,3. Tahun 2019
240