Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rio Zarkasyi Azis

NPM : 21801011289

Sepakat dengan pendapat B.J. Habibi bahwasanya manusia yang terampil bisa mengatahui
dan menyelesaikan masalah sama halnya dengan orang yang ahli dalam agama tentunya paling
tidak bisa menyelesaikannya. Dan sama dengan halnya semua manusia bisa menyelesaikan
masalah sesuai dengan bidangnya.

Mu'alim yaitu pengajar yang mencurah kan ilmu pengetahuan untuk anak didiknya. Seorang
mu'allim lebih memfokuskan kepada ilmu akal. Sebagai guru yang bersifat mu'allim, isi kandungan
pendidikan perlu disampaikan berserta ilmu yang berkaitan dengan nilai-nilai murni dalam proses
melahirkan insan bermoral.

Mu'addib (Ta'dib) berasal dari perkataan adab yaitu budi pekerti. Mu'addib juga membawa
maksud yang hampir kepada istilah mentor. Mu'addib adalah pemupuk adab, akhlak, nilai atau
proses pembentukan disiplin. Peranan mu'addib adalah menyiapkan mu'addab yang dapat
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan berat yang diletakkan diatas bahu mereka. Mu'addib
mempunyai budi pekerti yang tinggi, membina kecerdasan akal dan jasmani selaras dengan
falsafah yang menitik beratkan potensi insan bermoral dan berakhlak mulia secara seimbang.

Murabbi bermaksud yang lebih luas melebihi tahap mu'allim. Konsep Murabbi merujuk
kepada pendidik yang bukan saja mengajarkan sesuatu ilmu tetapi dalam masa yang sama
mencoba mendidik rohani, jasmani, fisik dan mental anak didiknya untuk menghayati dan
mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Guru sebagai Agent of Change (pelaku perubahan) diharapkan mampu membelajarkan sikap
(karakter) bukan mengajarkan sikap. Perlu digaris bawahi membelajarkan sikap bukan
mengajarkan sikap. Karena sikap bukanlah sebuah hafalan yang bisa diukur dari sejauh mana
siswa bisa lancar mengungkapkannya. Akan tetapi sikap merupakan sesuatu yang harus tertanam
kuat didalam pribadi seseorang sehingga terlihat dalamsetiap perbuatannya.

Sebagai Iron Stock, guru itu harus bisa menjadikan siswa untuk pengganti orang-orang yang
memimpin di pemerintahan nantinya, yang berarti siswa akan menjadi generasi penerus untuk
memimpin bangsa ini nantinya. Sebagai Social Control, guru harus mampu mengontrol sosial yang
ada dilingkungan sekitar (lingkungan masyarakat). Jadi selain pintar dibidang akademis, siswa
harus pintar juga dalam bersosialisasi dengan lingkungan.

Learning to know adalah belajar untuk mengetahui. Belajar merupakan suatu proses
perubahan perilaku yang bertahan lama yang ditempuh oleh peserta didik, oleh manusia dalam
menjalankan kehidupannya, belajar untuk mengetahui artinya bahwa seseorang harus senang
mencari tahu yang bertujuan untuk menjalankan proses pendidikan dengan baik.

Ada dua konsep yang perlu diterapkan oleh peserta didik dalam hal belajar :

1. Apa yang perlu diketahui


2. Bagaimana cara efektif untuk mengetahuinya

Artinya bahwa dalam belajar untuk mengetahui, peserta didik harus memiliki tujuan yang
akan dicapainya, hal apa saja yang harus diketahuinya, dan bagaimanakah cara atau proses yang
harus ditempuhnya untuk dapat mengetahui hal-ha l yang ingin ia ketahui.

Learning to do adalah belajar untuk berkarya. Setelah peserta didik itu belajar mengetahui,
belajar untuk mencari hal-hal yang ingin diketahuinya, maka peserta didik tersebut diiringi dengan
potensi yang dimilikinya, ia harus bisa menghasilkan suatu karya dari potensi yang dimilikinya.
Belajar merupakan suatu proses untuk mengembangkan diri individu, khususnya belajar disini
yaitu dalam pendidikan formal (lingkungan sekolah). Dalam hal ini juga, Learning to do
mempersiapkan perserta didi k atau manusia untuk dapat bisa hidup dimasyarakat, terjun kedunia
kerja, menghasilkan kreativitas yang dimilikinya. Dalam Learning to do ada 8 nilai inti yang
diungkapkan oleh APNIEVE yaitu : Martabat manusia dan martabat tenaga kerja, kesehatan dan
keharmonisan dengan alam, kebenaran dan kebijaksanaan, cinta dan kasih sayang, kreativitas,
perdamaian dan keadilan, pembangunan berkelanjutan, persatuan dan solidaritas nasional, dan
spiritual global.

Learning to be adalah belajar untuk berkembang utuh. Setelah peserta didik, atau manusia
belajar untuk mengetahui, belajar untuk berkarya, maka ia harus bisa menjadi manusia seutuhnya.
Dalam Learning to be ini, manusia berperan sebagai makhluk individu dan jugas ebagai makhluk
sosial, bermasyarakat. Belajar berkembang menurut APNIEVE adalah untuk mendidik manusia
menjadi manusia yang lengkap, manusia sebenarnya. Dalam hal pendidikan ini, Faure
merumuskan 4 tujuan umum pendidikan, yaitu pendidikan bertujuan untuk memberikan
penguasaan pengetahuan atau wawasan dan teknologi, pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan kreativitas, mengembangkan individu untuk dapat hidup di masyarakat, dan
menjadikan manusia menjadi manusia seutuhnya, manusia ideal, manusia yang diharapkan.

Learning to live together adalah belajar untuk hidup bersama. Dalam hal ini, belajar setelah
kita mengetahui apa itu belajar, bagaimana proses yang harus ditempuh seseorang dalam hal
belajar, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk berkarya, belajar untuk berkembang utuh,
maka manusia dituntut untuk belajar untuk hidup bersama, karena manusia selain merupakan
makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri, pada dasarnya manusia butuh bantuan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai