Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

M PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH DENGAN TYPOID ABNOMINALIS

Di Kampung Mandar, Desa Seruni Mumbul , Kecamatan Pringgabaya


(Fasilitator : Ns. Hariawan Junardi, S.Kep., M.Kep.)

Disusun oleh:

Mahesa Burma

( 1709MK698 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes ) HAMZAR


LOMBOK TIMUR

T/A 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat  Allah swt.


yang telah memberikan kesehatan jasmani ataupun rohani, dan memberikan
nikmat serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas individu “ Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Pada Anak
Usia Prasekolah Dengan Typoid Abnominalis Di Kampung Mandar, Desa Seruni
Mumbul, kecamatan pringgabaya “.

Dan tak lupa pula kita hanturkan sholawat dan serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia dari jalan
yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang seperti yang sedang kita
rasakan sekarang ini.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada


makalah ini. Untuk itu penulis menginginkan kepada semua pihak yang membaca
makalah ini khususnya bapak dosen pengampu mata kuliah untuk memberikan
masukan berupa kritik atau saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
isi dari makalah ini.

Lombok Timur, 12 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B,
salmonella typhi C. Penyakit ini mempunyai tanda – tanda khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala
demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di
Indonesia. ( Widodo Djoko, 2009 )
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah
banyak menyelamatkan nyawa manusia. Penyakit – penyakit yang selama ini
tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi untuk
memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat mengendalkan hanya
pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola
hidup beresiko. Artinya para pengambil kebijakan harus mempertimbangkan
untuk mengalokasi dana kesehatan yang lebih menekankan pada segi
preventif dari pada kuratif. ( Muttaqin Arif, 2011 )
Didunia pada tanggal 27 September 2011 sampai dengan 11 Januari
2012 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang
meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah
maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang
orang dewasa.
Demam Typhoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam
kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit
ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat umun yang
kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukannya pengkajian dalam keluarga Tn.m dengan anak usia
prasekolah didapatkan An. R memiliki riwayat tifus abdominalis.
C. TUJUAN
1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada anak usia
prasekolah dengan tifus abdominalis
2. Melakukan intervensi, implementasi dan evaluasi pada keluarga Tn. M
dalam merawat keluarga yang sakit tifus abdominalis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang
disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella paratyphi C, paratifoid biasanya lebih ringan, dengan
gambaran klinis sama. ( Widodo Djoko, 2009 )
B. Etiologi
Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa.
Seseorang yang sering menderita penyakit demam typhoid menandakan
bahwa ia mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri
ini.
C. Manifestasi Klinis
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga
malam hari. ( Widodo Djoko, 2009 )
D. Patofisiologi
Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi
melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut.
Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat
melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian berkembang.
Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang
baik maka bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan
selanjutnya ke lamina propia. Didalam lamina propia bakteri berkembang
biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag kemudian dibawa ke plaques payeri di
ilium distal.
Selanjutnya Kelenjar getah bening mesenterika melalui duktus torsikus,
bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah
mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak
menimbulkan gejala.
Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh
terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel
fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk
lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang
simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik.
E.
BAB III

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN
Hari : Senin
Tanggal : 09 november 2020
Metode : Wawancara dan observasi
Waktu : 09:00 A.M
A. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. M
b. Jenis kelamin : laki-laki
c. Umur : 37 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Nelayan
f. Suku : mandar/ sulawesi
g. Agama : Islam
2. Alamat : kampung mandar, desa seruni mumbul,
kecamatan pringgabaya, lombok timur
3. Susunan anggota keluarga

N Nama Gender Umur Hubungan Pendidikan Agama Ket.


o L/P
1 Tn. M L 37 Suami/ SMA Islam Nelayan
tahun KK
2 Ny. A P 33 Isteri Mts/SMP Islam Pedagang
tahun
3 An. L P 11 Anak SD Islam Pelajar/
tahun Imunisasi
lengkap
4 An. R P 9 tahun Anak SD Islam Pelajar/
imunisasi
lengkap
4. Genogram
Keterangan : : laki-laki

: perempuan

: klien/ An. R

: Tinggal bersama
5. Type keluarga : Tipe keluarga klien adalah keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang
anak.
6. Suku/ kebangsaan :
- Keluarga berasal dari suku mandar/ sulawesi.
- Tempat tinggal keluarga berada di kampung mandar,
desa seruni mumbul, kecamatan pringgabaya, lombok
timur. yang dikenal juga dengan sebutan kampung
nelayan, dimana sebagian besar penduduknya
berprofesi sebagai nelayan dan berasal dari suku
mandar/ sulawesi.
- Kegiatan yang sering dilakukan oleh keluarga yaitu
memancing dan berdagang, selain itu keluarga juga
mengikuti pengajian jika diadakan oleh masjid di kampung
mereka, dan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan
yang diadakan dikampung dan kadang-kadang mengajak
anak-anaknya untuk berekreasi pada hari libur
- Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari
makanan tertentu atau diet, makanan yang dimasak
pun bervariasi tergantung selera klien.
- Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena
pemegang keputusan di dalam keluarga adalah suami
dengan melibatkan isteri.
- Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah
bahasa sasak dan mandar, jika diperlukan.
- Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan
kesehatan perawat/manteri terdekat untuk setiap
permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat ke
puskesmas.
7. Agama : Agama yang dianut keluarga Tn. M
adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk perintah
agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi
kesehatan, dan setiap anggota keluarga memiliki keyakinan
yang sama.
8. Status Sosial Ekonomi
a. Kegiatan organisasi : Kepala keluarga bergabung dengan
salah satu kapal perikanan dimana ia berkerja sebagai
pemancing ikan dan mendapatkan gaji dari kapten kapal. Dan
isteri menjual ikan di proyek perikanan dari sebagian hasil
pancingan suami.
b. Keadaan ekonomi : jumlah pendapatan keluarga per
bulan ditambah dengan penghasilan istri sebanyak Rp.
>1.00.000 dan jumlah pengeluaran per bulan <1000.000 dan itu
sudah mencukupi untuk kehidupan sehari-hari. Dan keuangan
keluarga diatur oleh isteri.
9. Aktivitas rekreasi keluarga : aktivitas rekreasi kadang-kadang
dilakukan keluarga pada hari libur dan saat Tn. M ada
dirumah/tidak berlaut. Keluarga memanfaaatkan destinasi rekreasi
di kampung mereka untuk berlibur yaitu dende seruni dan
barangtapen yang tidak jauh dari tempat tinggal klien, selain itu
pantai dan kolampun sering menjadi tempat rekreasi klien.

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


10. Tahap perkembangan keluarga : Tahap perkembangan
keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak usia sekolah.
11. Riwayat keluarga inti : An. R sudah dirawat inap
karena penyakit tipoid, dan keluarga lainnya tidak mengalami
masalah kesehatan yang serius, adapun peyakit yang sering dialami
yaitu batuk dan flu.
12. Riwayat keluarga sebelumya : keluarga mengatakan
keluarga dari isteri maupun suami tidak memilki riwayat
penyakit yang bersifat kronis seperti DM, Hipertensi dan
sebagainya
B. POLA KESEHATAN KELUARGA
1. Kebersihan diri : klien mengatakan semua anggota keluarga rajin
mandi 2x sehari memakai shampo dan sabun
2. Penyakit yang pernah diderita
- Riwayat penyakit dahulu : An. R memiliki riwayat
penyakit tipoid, dan anggota keluarga inti lainnya tidak
memiliki riwayat penyakit.
- Riwayat penyakit keturunan : klien mengatakan bahwa
keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan.
- Riwayat penyakit kronis : klien mengatakan bahwa
keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit kronis.
3. Pola nutrisi : Ny. A mengatakan ia memberi makan
keluarganya 3x sehari dengan lauk pauk.
4. Pola istirahat : Tn. M mengatakan ia istirahat hanya
diwaktu malam karena pagi sampai sore ia berkegiatan memancing
dilaut, Ny. A mengatakan beristirahat siang dan malam hari, dan
kedua anaknya pun demikian.
5. Pola eliminasi : kelurarga Tn. M BAB/BAK nya lancar,
kecil.
6. Pola aktivitas : aktivitas Tn. M memancing dari pagi- sore,
Ny. S berdagang dari pagi dan sore hari, dan kedua anak mereka
memiliki aktivitas disekolah dari pagi- siang dan beristirahat serta
bermain dengan teman-temanya.
7. Kesehatan reproduksi : keluarga Tn. M tidak memiliki
masalah kesehatan reproduksi dimana Ny. A haid lancar, dan tidak
mengalami disminore saat haid.
8. Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga :
peraktik perawat/ manteri, walaupun dikampung mandar masih
mempercayai pengobatan ke dukun.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakterristik rumah
a. Denah rumah : Karakteristik rumah antara lain
yaitu tipe rumah permanen, dengan ukuran rumah 480m2 yang
dibagi dalam 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang dapur,
kamar mandi dan WC jadi satu,dan 1 bak kamar mandi untuk
tempat wudhu.
b. Pembuangan air kotor : klien membuang air kotor/air
cucian dan air setelah membersihkan ikan dihalaman belakang
rumah.
c. Pembuangan sampah : klien menimbun sampah dikarung
untuk diangkat oleh petugas sampah yang datang 1x seminggu
kerumahnya.
d. Jamban keluarga : klien memiliki 1 jamban keluarga
yang bertempat di dalam rumah
e. Sumber air minum : klien menjadikan mata air
sebagai sumber air minumnya tanpa dimasak terlebih dahulu.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Tipe tempat tinggal
berada didekat pesisir pantai, dimana tetangga bermayoritas
nelayan, keadaan tempat tinggal berdekatan dengan tetangga dan
menjalin hubungan baik dengan keluarga Tn. M, keadaan jalan di
kampung mandar baik karena bisa dilewati kendaraan beroda
2 ataupun 4 pada setiap musim, tetapi jalan menuju rumah
klien sedikit sempit dan tidak berterotoal mengakibatkan
becek saat hujan. Tempat rekreasi dende seruni berada di
komunitas RW yang tidak jauh dari tempat tinggal klien.
3. Mobilitas geografi keluarga : keluarga tinggal di kampung
mandar sejak kecil dan sejak menikah keluarga tinggal dirumah
saat ini dan tidak pernah berpindah tempat tinggal lagi.
4. Sistem pendukung keluarga : fasilitas kesehatan yang dimiliki
keluarga yaitu jamkesmas.
a. Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat
- Puskesmas :-
- Puskesmas pembantu : -
- Rumah sakit :-
- Posyandu : 10 meter dari rumah ketempat
posyandu.
- Manteri/perawat : >10 m
b. Fasilitas sosial
- Masjid/mushola : dilingkungan rumah klien terdapat
mushola dan masjid
- Pasar : -
D. STRUKTUR KELUARGA
- Cara berkomunikasi anggota keluarga : Komunikasi yang ada
didalam keluarga Tn. M selalu terbuka jika ada suatu masalah,
kemudian di putuskan secara bersama- sama. Komunikasi yang
di gunakan adalah komunikasi dua arah
- Struktur kekuatan keluarga : Dalam keluarga keputusan
berada ditangan suami (Tn.m) melalui musyawarah
dengan angota keluarga lainnya, penggunaan keuangan
keluarga ditentukan bersama-sama antara isteri dan
suami, sementara anak-anak karena masih kecil tidak ikut
menentukan, dan keluaraga tidak pernah melakukan atau
memberikan keputusan untuk pindah tempat tinggal
maupun pindah kerja. Pendisiplinan kegiatan-kegiatan
anak dilakukan oleh Ny A dikarenakan Tn. M jarang ada
dirumah, Keputusan di dalam keluarga diputuskan
dengan musywarah antar keluarga, Dan selama ini
keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan oleh keluarga dimana
model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan adalah dengan model penghargaan
terhadap setiap masukan dari anggota keluarga.
- Struktur peran :
1. Struktur peran formal : Tn. M berperan sebagai kepala
keluarga, ayah serta sebagai suami, dan pemberi
nafkah di dalam keluarga. Sementara di luar berperan
sebagai nelayan, ia juga memiliki peran sebagai warga
dalam masyarakat. Ny. A berperan sebagai isteri bagi
suami dan ibu bagi anak-anaknya, Ia mengatur
kehidupan rumah tangga, dan ia berdagang ikan. An.
L dan An. R berperan sebagai anak dan sebagai
pelajar di sekolahnya.
2. Struktur peran informal : Terdapat peran-peran
informal dalam keluarga dimana anggota keluarga
sebagai bagian dari masyarakat, dan di dalam rumah
orang tua berperan sebagai guru dan teman bagi anak-
anaknya.
3. Peran-peran informal bersifat yang disfunngsional
yaitu peran orang tua sebagai guru yang memberi
pelajaran pada anak dengan menyakiti (menjewer)
anak jika nakal dan tidak mau belajar.
4. Orang yang memainkan peran tersebut Ny. A
menjadi ditakuti jika marah oleh anak 
5. Analisis model peran
Yang menjadi model dalam menjalankan peran
keluarga adalah ayah dan ibu
Di dalam keluarga kondisi status sosialnya
mempengaruhi peran-peran keluarga, ayah
yang bekerja selama berbulan-bulan dilaut
mengakibatkan anak lebih banyak bersama ibu.
Keluarga menjalankan peran sesuai dengan
tahap perkembangannya.
Adanya masalah-masalah kesehatan
mempengaruhi peran keluarga, Ny. A
mengatakan ketika An. R dirawat karena thyfus
dirinya harus memberikan waktu yang banyak
kepada anaknya tersebut. Dan An. R tidak
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya/
bersekolah dan bermain bersama teman-
temannya.
- Nilai dan norma keluarga : Terdapat Kesesuaian antara
nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau komunitas
yang lebih luas karena mayoritas masyarakat adalah
menganut agama yang sama yaitu islam. Nilai-nilai yang
telah dianut keluarga sangat penting sehingga harus tetap
dijaga yaitu seperti kewajiban menjalankan perintah
agama, anak harus berbakti pada orang tua dan
sebagainya. Nilai-nilai tersebut dianut secara sadar.
E. FUNGSI KELUARGA
- Fungsi afektif : Tn. M dan Ny. A sangat menyayangi
keluarganya, mencari nafkah untuk keluarga dan saling
menjaga antara yang satu dengan yang lain. Berusaha mendidik
anaknya agar selalu menghormati orang tua, menyayangi
sesama anggota keluarga dan menjaga nama baik keluarga.
- Fungsi perawatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah : Saat dilakukan
pengkajian, An. R sudah mengalami sakit thyfus tetapi
anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat. Keluarga
mengatakan kurang mengetahui apa itu pnyakit thyfus,
yang keluarga tahu adalah An. R tubuhnya panas, BB An.
R 19 kg pada usia 9 tahun. An .R sulit makan terutama
sayuran , lebih suka makan tanpa sayur itupun dengan
sedikit nasi. Ny. A mengatakan An. R tidak ada kesulitan
dalam belajar nilai sekolahnya diatas rata – rata.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan : pengambil
keputusan dilakukan oleh kepala keluarga dibarengi dengan
musyawarah bersama istri dalam permasalahan
dikeluarganya. Akan tetapi saat An. R sakit Ny. A hanya
membeli obat di warung terdekat tetapi ketika sakitnya
tidak kunjung sembuh, Ny.A membawa anaknya
keperawat/mantri terdekat untuk berobat.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
: karena Tn. M bekerja maka yang mengambil alih
merawat anggota keluarga adalah istri dengan membawa
anggota keluarga yang sakit ke manteri/perawat terdekat
untuk berobat.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah :
cukup bersih, karena Ny. A masih sering membuang air
limbah rumah tangganya dihalaman rumah.
5. Kemampuan keluarga memanfaaatkan fasilitas kesehatan :
keluarga memanfaatkan jamkesmas untuk berobat di
puskesmas.
- Fungsi reproduksi : Keluarga ingin memiliki 4 anak,
perencanaan untuk jumlah anggota keluarga ditentukan
bersama antara isteri dan suami. Metode yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah keluarga
yaitu dengan KB suntik 3 bulan.
- Fungsi sosialisasi : Keluarga mengatakan bahwa cara
menanamkan hubungan interaksi sosial pada anaknya dengan
tetangga dan masyarakat yaitu membiarkan anaknya bermain
dengan anak sebayanya dirumah dan kegiatan yang bermanfaat
di luar rumah.
- Fungsi ekonomi : keluarga memiliki pendapatan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hariya.

STRES DAN KOPING KELUARGA


- Strategi koping : Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini
adalah bagaimana keluarga bisa meningkatkan kesehatan An.R
supaya sakit yang dialami tidak kambuh lagi dan tidak semakin
parah, tidak ada stress lain lagi yang mengkhawatirkan.
- Status emosi : Keluarga memilki koping yang
hampir sama dalam menghadapi masalah, misalnya  jika
sakit yang tidak dapat dirawat di rumah sesegera
mungkin memeriksakan kondisinya. Tidak terdapat
strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi masalah, karena meskipun orang tua
menjewer anaknya jika nakal, hal tersebut semata untuk
pembelajaran dan tidak sampai menyakiti anak secara
berlebihan, hanya untuk memberi efek jera.

F. PERSEPSI KELUARGA TERHADAP MASALAH : keluarga


mengenali masalah yang ada dan mencari solusi untuk
menyelesaikanya dengan cara musyawarah.
II. ANALISA DATA

No DATA MASALAH PENYEBAB


Senin, DS : Resiko Ketidakmampuan
09/11/2  Keluarga pemenuhan keluarga
0 mengatakan Nutrisi kurang mengenal masalah
An.R Makan dari kebutuhan anggota keluarga
2x sehari, tubuh pada An. yang menderita
dengan R di keluarga thypoid
Komposisi Tn. M
nasi, lauk
Dengan jumlah
½ porsi
 keluarga
mengatakan
An. R nafsu
makan
berkurang
DO :
 An. R masih
lemas
 BB sebelum
Sakit: 19kg,
 BB seudah
sakit:17 kg
 bibir kering
DS: Resiko Ketidakmaampuan
 Keluarga terjadinya infeksi keluarga merawat
mengatakan Tidak saluaran anggota keluarga
tahu tentang pencernaan pada yang menderita
An. R dikeluarga thypoid.
Pentingnya Tn. M
memodifikasi
Lingkungan yang
benar
Do:

rumah terlihat
kotor dan
Kurang teratur
penempatan
Perabotan
rumahnya
III. SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah 1 Aktual : 3 Adanya
Resiko : 2 Kemungkinan
Potensial : 1 Timbulnya
masalah
2/3x1 : 2/3 kesehatan

Kemungkinan 2 Mudah : 2 Masalah dapat


masalah untuk Sebagian : 1 diatasi dengan
dipecahkan Tidak dapat : 1 mudah karena
keluarga mau
2/2x2 : 2 diberikan
pendidikan
kesehatan oleh
tenaga pelayanan
kesehatan
Potensi masalah 1 Tinggi : 3 masalah dapat
untuk dicegah Cukup : 2 diubah karena
Rendah : 1 keluarga
mempunyai
2/3x 1: 2/3 kemampuan,
Kemauan dan
Untuk merubah
kebiasaan tidak
sehatnya
Menonjolnya 1 Segera diatasi : 2 Keluarga
masalah Tidak segera diatasi : 1 menyadari betapa
Tidak dirasakan adanya pentingnya
masalah : 0 keadaan sehat

2/2x1 : 1
Jumlah
Diagnosa prioritas :
1. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. R
dikeluarga Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah anggota keluarga yang menderita typoid.
2. Resiko terjadinya penularan infeksi saluran pencernaan pada An. R
dikeluarga Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita thypoid
3. Meningkatnya pengaturan suhu tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang menderita thypoid.
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana tindakan


keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Resiko pemenuhan Setelah diberikan a. Setelah diberikan Respon Diet thypoid 1. bangun hubungan
nutrisi kurang dari pendidikan pendidikan adalah nutrisi saling percaya pada
kebutuhan tubuh pada kesehatan selama kesehatan tentang yang dianjurkan keluarga klien
An. R dikeluarga Tn. 1x 30 menit diet thypoid penderita 2. Kaji pengetahuan
M berhubungan keluarga Tn.M keluarga mampu thypoid. keluarga tentang
dengan khususnya pada 1. Mengenal pengertian diet
ketidakmampuan An. R tahu tentang masalah thypoid
keluarga mengenal penyakit diet typoid kesehatan 3. Diskusikan dengan
masalah anggota 2. Menyebutkan keluarga tentang
keluarga yang pengertian diet pengertian diet
menderita typoid. thypoid thypoid
3. Menyebutkan 4. Beri reinforcement
makanan yang kepada keluarga
dianjurkan untuk menanyakan
untuk thypoid hal-hal yang kurang
jelas
5. Tanyakan kembali
hal-hal yang telah
didiskusikan
6. Beri reinforcement
positif pada
keluarga.

Menyebutkan 1. Kaji pengetahuan


minimal 2 dari makanan yang
makanan yang dianjurkan untuk
dianjurkan yaitu penderita thypoid
makanan yang 2. Beri reinforcement
halus dan tidak Kepada keluarga
pedas untuk menanyakan
hal-hal yang
kurang jelas
3. Tanyakan kembali
hal-hal yang telah
dilakukan

b. mengambil Respon menyebutkan 1. kaji pengetahuan


keputusan yang verbal minimal 2 dari 3 keluarga tentang
tepat untuk Komplikasi dari komplikasi thypoid
mengatasi masalah: Penyakit 2. Diskusikan dengan
menyebutkan thypoid keluarga tentang
komplikasi dari 1. perdarahan komplikasi thypoid
penyakit thypoid Usus 3. Beri reinforcement
2. perforasi kepada keluarga
usus untuk menanyakan
3. peritonitis hal-hal yang
kurang jelas
4. Tanyakan kembali
hal-hal yang telah
didiskusikan
5. Beri reinforcement
positif kepada
keluarga

c. Merawat anggota Respon Menyebutkan 1. Kaji pengetahuan


keluarga yang verbal minimal 4 dari 6 keluarga tentang
menderita cara merawat merawat anggota
thypoid anggota keluarga yang sakit
keluarga yang thypoid
mengalami 2. Diskusikan dengan
thypoid keluarga tentang
1. alat makan cara merawat
atau minum anggota keluarga
dipisahkan yang sakit thypoid
2. banyak 3. Beri reinforcement
Istirahat kepada keluarga
3. makanan untuk menanyakan
diberi yang hal-hal yang
halus dan kurang jelas
mudah 4. Tanyakan kembali
dicerna hal-hal yang telah
4. anjurkan didiskusikan
banyak 5. Beri reinforcement
minum positif kepada
5. berikan keluarga
kompres
hangat untuk
menurunkan
panas.
6. Berikan obat
antibiotik
yang sesuai
dengan advis
Dokter
d. Memodifikasi Respon 1. kaji pengetahuan
lingkungan yang verbal menyebutkan 4 keluarga tentang
sehat : dari 5 cara pencegahan
menyebutkan pencegahan thypoid
cara pencegahan penyakit typoid 2. Diskusikan dengan
penyakit thypoid 1. cuci tangan keluarga tentang
Sebelum pencegahan
makan thypoid
2. jaga 3. Beri reinforcement
kebersihan kepada keluarga
Lingkunga untuk menanyakan
3. hindarkan hal-hal yang
diri dari kurang jelas
orang yang 4. Tanyakan kembali
berpenyakit hal-hal yang telah
menular Didiskusikan
4. jaga 5. Beri reinforcement
kebersihan positif kepada
makanan dan keluarga
minuman
5. imunisasikan
anak secara
lengkap dan
segera
periksa anak
bila sakit

V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA

Diagnosa keperawatan Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf


waktu
Resiko pemenuhan nutrisi Senin 1. Mengkaji S : Ny. A mengatakan kalau dia
kurang dari kebutuhan tubuh Pengetahuan sudah tahu tentang penyakit thypoid,
pada An. R dikeluarga Tn. M Keluarga tentang Baik pengertian, penyebab,
berhubungan dengan thypoid komplikasi,cara merawat, tanda dan
ketidakmampuan keluarga 2. Menjelaskan pada gejala Serta diet yang dianjurkan dan
mengenal masalah anggota keluarga tentang yang harus dihindari.
keluarga yang menderita pengertian,tanda O:
typoid. gejala dan 1. Keluarga terlihat antusias dalam
penyebabnya mendengarkan penjelasan
3. Memberi mahasiswa tentang penyakit
penjelasan kepada thypoid
keluarga mengenai 2. An. R dan keluarga mampu
komplikasi thypoid menjawab pertanyaan tentang
4. Menjelaskan cara pengertian thypoid
mengatasi thypoid 3. An. R dan keluarga mampu
menjawab 2 dari 3 pertanyaan
5. Menekankan
penyebab thypoid
pentingnya 4. An. R dan keluarga mampu
perawatan menjawab pertanyaan 4 dari 6
penderita thypoid tanda dan gejala penyakit
secara terus thypoid
menerus. 5. An. R dan keluarga mampu
menjawab 2 dari 3 kompikasi
dari penyakit thypoid
6. An. R dan keluarga mampu
menjawab 4 dari 6 cara merawat
anggota keluarga yang
mengalami penyakit thypoid

A : Masalah teratasi
P : keluarga dapat memperaktikan
intervensi yang telah didiskusikan
oleh mahasiswa
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis berkesempatan melakukan pengkajian asuhan keperawatan
keluraga di kampung mandar, desa seruni mumbul, kecamatan pringgabaya
dengan kasus thypoid abdominalis pada keluarga Tn. M dengan anak usia
prasekolah, didapatkan An. R memiliki riwayat thyfoid abdominalis.
Demam Typhoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam
kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit
ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat umun yang
kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai