M PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH DENGAN TYPOID ABNOMINALIS
Disusun oleh:
Mahesa Burma
( 1709MK698 )
T/A 2020
KATA PENGANTAR
Dan tak lupa pula kita hanturkan sholawat dan serta salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah menuntun manusia dari jalan
yang gelap gulita menuju ke jalan yang terang benderang seperti yang sedang kita
rasakan sekarang ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Typhoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan
oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B,
salmonella typhi C. Penyakit ini mempunyai tanda – tanda khas berupa
perjalanan yang cepat yang berlangsung kurang lebih 3 minggu disertai gejala
demam, nyeri perut, dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di
Indonesia. ( Widodo Djoko, 2009 )
Dewasa ini, perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran telah
banyak menyelamatkan nyawa manusia. Penyakit – penyakit yang selama ini
tidak terdiagnosis dan terobati, sekarang sudah banyak teratasi. Tetapi untuk
memperbaiki taraf kesehatan secara global tidak dapat mengendalkan hanya
pada tindakan kuratif, karena penyakit yang memerlukan biaya mahal itu
sebagian besar dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan menjauhi pola
hidup beresiko. Artinya para pengambil kebijakan harus mempertimbangkan
untuk mengalokasi dana kesehatan yang lebih menekankan pada segi
preventif dari pada kuratif. ( Muttaqin Arif, 2011 )
Didunia pada tanggal 27 September 2011 sampai dengan 11 Januari
2012 WHO mencatat sekitar 42.564 orang menderita Typhoid dan 214 orang
meninggal. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak usia pra sekolah
maupun sekolah akan tetapi tidak menutup kemugkinan juga menyerang
orang dewasa.
Demam Typhoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam
kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit
ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat umun yang
kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah dilakukannya pengkajian dalam keluarga Tn.m dengan anak usia
prasekolah didapatkan An. R memiliki riwayat tifus abdominalis.
C. TUJUAN
1. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga pada anak usia
prasekolah dengan tifus abdominalis
2. Melakukan intervensi, implementasi dan evaluasi pada keluarga Tn. M
dalam merawat keluarga yang sakit tifus abdominalis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang
disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella
paratyphi B, salmonella paratyphi C, paratifoid biasanya lebih ringan, dengan
gambaran klinis sama. ( Widodo Djoko, 2009 )
B. Etiologi
Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa.
Seseorang yang sering menderita penyakit demam typhoid menandakan
bahwa ia mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri
ini.
C. Manifestasi Klinis
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah,
obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu tubuh meningkat. Sifat
demam adalah meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga
malam hari. ( Widodo Djoko, 2009 )
D. Patofisiologi
Penularan bakteri salmonella typhi dan salmonella paratyphi terjadi
melalui makanan dan minuman yang tercemar serta tertelan melalui mulut.
Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat
melewati lambung akan masuk ke dalam usus, kemudian berkembang.
Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang
baik maka bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan
selanjutnya ke lamina propia. Didalam lamina propia bakteri berkembang
biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag kemudian dibawa ke plaques payeri di
ilium distal.
Selanjutnya Kelenjar getah bening mesenterika melalui duktus torsikus,
bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk kedalam sirkulasi darah
mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak
menimbulkan gejala.
Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh
terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel
fagosit dan berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk
lagi kedalam sirkulasi darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang
simtomatik, menimbulkan gejala dan tanda penyakit infeksi sistemik.
E.
BAB III
I. PENGKAJIAN
Hari : Senin
Tanggal : 09 november 2020
Metode : Wawancara dan observasi
Waktu : 09:00 A.M
A. DATA KELUARGA
1. Identitas Keluarga
a. Nama KK : Tn. M
b. Jenis kelamin : laki-laki
c. Umur : 37 tahun
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Nelayan
f. Suku : mandar/ sulawesi
g. Agama : Islam
2. Alamat : kampung mandar, desa seruni mumbul,
kecamatan pringgabaya, lombok timur
3. Susunan anggota keluarga
: perempuan
: klien/ An. R
: Tinggal bersama
5. Type keluarga : Tipe keluarga klien adalah keluarga inti
(nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan dua orang
anak.
6. Suku/ kebangsaan :
- Keluarga berasal dari suku mandar/ sulawesi.
- Tempat tinggal keluarga berada di kampung mandar,
desa seruni mumbul, kecamatan pringgabaya, lombok
timur. yang dikenal juga dengan sebutan kampung
nelayan, dimana sebagian besar penduduknya
berprofesi sebagai nelayan dan berasal dari suku
mandar/ sulawesi.
- Kegiatan yang sering dilakukan oleh keluarga yaitu
memancing dan berdagang, selain itu keluarga juga
mengikuti pengajian jika diadakan oleh masjid di kampung
mereka, dan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan
yang diadakan dikampung dan kadang-kadang mengajak
anak-anaknya untuk berekreasi pada hari libur
- Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari
makanan tertentu atau diet, makanan yang dimasak
pun bervariasi tergantung selera klien.
- Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena
pemegang keputusan di dalam keluarga adalah suami
dengan melibatkan isteri.
- Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah
bahasa sasak dan mandar, jika diperlukan.
- Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan
kesehatan perawat/manteri terdekat untuk setiap
permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat ke
puskesmas.
7. Agama : Agama yang dianut keluarga Tn. M
adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk perintah
agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi
kesehatan, dan setiap anggota keluarga memiliki keyakinan
yang sama.
8. Status Sosial Ekonomi
a. Kegiatan organisasi : Kepala keluarga bergabung dengan
salah satu kapal perikanan dimana ia berkerja sebagai
pemancing ikan dan mendapatkan gaji dari kapten kapal. Dan
isteri menjual ikan di proyek perikanan dari sebagian hasil
pancingan suami.
b. Keadaan ekonomi : jumlah pendapatan keluarga per
bulan ditambah dengan penghasilan istri sebanyak Rp.
>1.00.000 dan jumlah pengeluaran per bulan <1000.000 dan itu
sudah mencukupi untuk kehidupan sehari-hari. Dan keuangan
keluarga diatur oleh isteri.
9. Aktivitas rekreasi keluarga : aktivitas rekreasi kadang-kadang
dilakukan keluarga pada hari libur dan saat Tn. M ada
dirumah/tidak berlaut. Keluarga memanfaaatkan destinasi rekreasi
di kampung mereka untuk berlibur yaitu dende seruni dan
barangtapen yang tidak jauh dari tempat tinggal klien, selain itu
pantai dan kolampun sering menjadi tempat rekreasi klien.
2/2x1 : 1
Jumlah
Diagnosa prioritas :
1. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. R
dikeluarga Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah anggota keluarga yang menderita typoid.
2. Resiko terjadinya penularan infeksi saluran pencernaan pada An. R
dikeluarga Tn. M berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita thypoid
3. Meningkatnya pengaturan suhu tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang menderita thypoid.
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A : Masalah teratasi
P : keluarga dapat memperaktikan
intervensi yang telah didiskusikan
oleh mahasiswa
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penulis berkesempatan melakukan pengkajian asuhan keperawatan
keluraga di kampung mandar, desa seruni mumbul, kecamatan pringgabaya
dengan kasus thypoid abdominalis pada keluarga Tn. M dengan anak usia
prasekolah, didapatkan An. R memiliki riwayat thyfoid abdominalis.
Demam Typhoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam
kehidupan masyarakat kita, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit
ini sangat erat kaitannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan sanitasi
lingkungan seperti lingkungan kumuh, kebersihan tempat-tempat umun yang
kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.