Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISIS PESERTA DIDIK

Diajukan sebagai tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran bahasa arab

Dosen Pengampu :
Muqimah Liwais Sunnah, M.Pd.I

Di susun oleh :

1. Hasya ramadina
2. Nurida aini M
3. Syifa safira

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

INSTITUT KH. ABDUL CHALIM

MOJOKERTO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Analisis Peserta
Didikdengan baik dan tepat waktu.Terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada semua
rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini serta terima kasih
atas bimbingannya kepada Ustadzah Muqimah Liwais Sunnah, M.Pd.Iyang telah
membimbing kami, juga memberikan kami amanah untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya bertujuan untuk
menjelaskan atau memaparkan poin-poin dimakalah ini, sesuai dengan pengetahuan yang
diperoleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain.Kami menyadari manusia tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk makalah-makalah yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan dalam menambah
pengetahuan.

Mojokerto, 06 Desember 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ........................................................................................................ 1

Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

Tujuan ..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Umum Peserta Didik ............................................................. 2

a. Pengertian Karakteristik Umum Peserta Didik ........................................... 2


b. Karakteristik Umum Peserta Dididk Dari Segi Usia ................................... 2
c. Karakteristik Umum Peserta Didik dari Segi Gender ................................. 6
d. Karakteristik Umum Peserta Didik dari segi Latar Belakang ...................... 8
e. Implikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan ......................................... 9
B. Bakat Dan Minat .......................................................................................... 10
C. Motivasi dan Intelegensi ............................................................................... 15
D. Gaya Belajar ................................................................................................. 19

BAB II PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen, salah satu nya terdapat
pendidik dan peserta didik serta tujuan yang ingin di capai pada proses pembelajaran
tertentu. Untuk menjalankan proses pembelajaran yang optimal pendidik harus
menganalisis peserta didiknya terlebih dahulu yang meliputi karakteristik umum, Bakat
dan minatnya,motivasi dan Intelegensinya, beserta Gaya Belajarnya.
Dengan memahami karakteristik umum peserta didik, pendidik akan dapat
merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan
pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dalam pembahasan ini kita membahas tentang karakteristik umum peserta didik
yang mencakup usia, gender dan latar belakang peserta didik. Kemudian bakat dan
minatnya, motivasi dan intelegensinya, dan yang terakhir gaya belajarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu karakteristik umum peseta didik?
2. Apa itu bakat dan minat?
3. Apa itu motivasi dan Intelegensi?
4. Apa itu gaya belajar?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu karakteristik umu peserta didik.
2. Mengetahui apa itu bakat dan apa itu minat.
3. Mengetahui apa itu Motivasi dan Intelegensi.
4. Mengetahui apa itu Gaya belajar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Umum Peserta Didik


a. Pengertian Karakteristik Peserta Didik
Menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994) Karakteristik berasal dari kata
karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki
oleh individu yang relatif tetap.
Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu
kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang
secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di
perhatikan.1
Menurut kelompok kami karakteristik umum peserta didik ialah
karakter/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia,
gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan
sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya.
b. Karakteristik Umum Peserta Didik Dalam Segi Usia
Fase- Fase Perkembangan Manusia

1. Permulaan kehidupan (konsepsi)

2. Fase prenatal (dalam kandungan)

3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)

4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)

5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)

6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)

7. Masa remaja (± 12-18 tahun)

8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)

9. Masa dewasa (± 25-45)

10. Masa dewasa akhir (± 45- 55)

1
Richard I. Arends, Learning To Teach,Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2008.

2
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)2

Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa kanak-
kanak hingga masa dewasa awal saja sesuai usia pendidikan.

Ada beberapa aspek yang dipengaruhi oleh usia :

1. Aspek Fisik
 Secara Anatomis
 Perubahan Kuantitatif struktur tulang.
 Indeks tinggi dan berat badan.
 Proporsi antar bagian.
 Secara Fisiologi
 Pada masa bayi (± 0-1 tahun) tulangnya masih lentur dan
berpori, persambungannya masih longgar) dengan BB : 2-
4 kg, TB : 50-60 cm

 Masa kanak-kanak, BB : 12-15 kg TB : 90-120 cm

 Masa remaja awal, BB : 30-40 kg TB : 140-160 cm

Selanjutnya keceptan berangsur menurun bahkan menjadi


mapan.Proporsi tinggi kepala, badan bayi dan anak sekita
1:4 menjelang dewasa menjadi 1:8 atau 0.

2. Aspek Intelektual

Menurut John dan Conrad :

 Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat sampai


masa remaja awal, setelah itu kepesatannya langsung menurun.
 Puncak perkembangan pada umumnya dicapai dipenghujung
masa remaja akhir (sekitar usia 20-an), selanjutnya perubahan-
perubahan masa tipis berlangsung sampai dengan usia 50 tahun.
Setelah itu terjadi plateau (mapan)sampai usia 60 tahun untuk
selanjutnya berangsur-angsur turun (deklinasi).

2
Modul Psikologi Perkembangan, Universitas Negeri Jakarta, 2004.

3
 Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi
menurut jenis-jenis kecakapan tertentu.
3. Aspek Sosial
 Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) : subjektif.
 Masa krisis (3-4 tahun) : trotz alter
 Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) : subjektif menuju objektif.
 Masa anak sekolah (6-12 tahun) : objektif.
 Masa krisis II (12-13 tahun) : pre-puber (anak tanggung)
4. Aspek Perspektif Kognitif

Menurut Jean Piaget :

 Suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang membantu


organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 Tujuan aktivitas intelektual adalah untuk mencapai
keseimbangan.
 Lingkungan adalah suatu tempat yang menarik 7 penuh dengan
berbagai rangsangan baru yang tidak segera dapat dipahami anak
yang aktif dengan penuh rasa ingin tahu.
 Sutu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari 3 komponen
yang saling berhubungan yaitu isi intelegensi, struktur kognitif,
dan fungsi intelektual.
Tingkat perkembangan Kognitif :
 Periode sensori motor (± sejak lahir – 2 tahun)
 Periode praoperasional (± 2-7 tahun)
 Periode operasional konkret (± 7-11 tahun)
 Periode operasional formal (± 11-15 tahun)
Menurut Kurnia (2007) :

Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara


bertahap.Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak
samapai masa puber3.

 Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)

3
Modul Psikologi Perkembangan, Universitas Negeri Jakarta, 2004

4
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak
meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD.
Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah
menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada
masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang
unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel, keras
kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua.Hal ini memang
sangat menyulitkan para pendidik.Tak heran, apabila para guru
Playgroup sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan
pembelajaran atau mendidik siswa.Disiplin mulai bisa diterapkan pada
anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib.Dan sikap
para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

 Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)

Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya


dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan
atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut
masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini
anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh
orang tuanya.Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang
memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan
benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia
sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah
di sekolah dasar. Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-
dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk
keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam
kehidupannya kelak.

 Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)

Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak
akhir dan masa remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu
tahap: prapuber, puber, dan pascapuber. Tahap prapuber bertumpang
tindih dengan dua tahun terakhir masa anak akhir.Tahap puber terjadi
pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri kematangan

5
seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah).Tahap pascapuber
bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja.Waktu masa
puber relatif singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan
yang sangat pesat dan mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga
menimbulkan keraguan dan perasaan tidak aman pada anak
puber.Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada
menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan
penerimaan konsep diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan
orang di sekitarnya.Orang dewasa maupun pendidik perlu memahami
sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional, perilaku
negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima
peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat
di sekitarnya.

c. Karakteristik Umum Peserta Didik Dari Segi Gender

Bebrapa para ahli mengatakan bahwa perbedaan gender dalam


kaitannya dengan kognisi dan prestasi mungkin bersifat situasional.
Perbedaan itu bervariasi menurut waktu dan tempat (Biklen &Pollard,
2001) dan mungkin berinteraksi dengan ras dan kelas sosial (Pollard,
1998).Penulis Boys and Girls Learn Differently mengatakan bahwa
perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan memang ada akibat
perbedaan dalam otak mereka.

 Perbedaan Anak Perempuan dengan Anak Laki-Laki

Menurut Diane (1995, 1996), ada beberapa perbedaan anak perempuan


dan anak laki-laki, anak perempuan menunjukkan kinerja yang lebih baik di
bidang seni bahasa, pemahaman bacaan, dan komunikasi tertulis dan
lisan.Sedangkan anak laki-laki terlihat sedikit unggul di bidang matematika
dan penalaran matematis.

Menurut Ormrod4 (2000) :

Fitur Anak Anak Laki- Implikasi untuk

4
Richard I. Arends, Learning To Teach,Pustaka Pelajar : Yogyakarta, 2008

6
Perempuan Laki Pendidikan
Kemampuan Lebih baik Lebih baik Berharap anak laki-kai
Kognitif dalam tugas- dalam dan perempuan
tugas verbal. keterampilan memiliki kemampuan
visual-spasial. kognitif yang sama.
Fisik Sebelum Setelah Mengasumsikan kedua
pubertas pubertas, lebih gender memiliki
kapabilitasnya unggul dalam potensi untuk
sama. hal tinggi mengembangkan
badan dan berbagai keterampilan
kekuatan otot. fisik dan motorik.
Motivasi Peduli pada Usaha yang Mendorong kedua
prestasi sekolah, besar di gender unggul disemua
tetapi kurang subjek-subjek subjek. Menghindari
berani “stereotipikal stereotip.
mengambil laki-laki”
resiko.
Self-Esteem Cenderung Lebih Menunjukkan kepada
melihat diriny memiliki rasa semua siswa bahwa
sendiri lebih percaya diri mereka bisa berhasil di
kompeten di untuk bidang-bidang yang
bidang mrngrndalikan kontrastereotip
hubungan dan mengatasi
interpersonal. masalah.
Lebih menilai
kinerjanya
sendiri secara
positif
Aspirasi Cenderung Memiliki Menunjukkan otang-
Karier melihat dirinya ekspektasi orang yang sukses
lebih collage- jangka panjang dalam karier di semua
bound. yang lebih bidang sekaligus dalam
Cenderung tinggi untuk keluarga.

7
melihat karier dirinya sendiri.
yang tidak akan
mengganggu
peran mereka di
masa depan.
Hubungan Cenderung lebih Cenderung Mengajari kedua
Interpersonal afiliatif dan menunjukkan gender cara-cara
lebih banyak agresi fisik berinteraksi dengan
membentuk yang lebih baik dan memeberikan
hubungan dekat. tinggi. lingkungan yang
Nyaman berada kooperatif untuk
di situasi yang mengakomodasi
kompetitif dan kecenderungan afiliatif
menyukai anak perempuan.
lingkungan yang
kooperatif.
d. Karakteristik Umum Peserta Didik dari segi Latar Belakang.
 Budaya, Etni, Ras.
Budaya mengacu pada bagaimana anggota-anggota
suatu kelompok memikirkan tentang tidakan sosial dan
resolusi masalah. Sedangkan etnis mengacu pada kelompok-
kelompok yang memiliki warisan budaya yang sama. Ras
mengacu pada kelompok-kelompok yang memiliki cciri-ciri
sifat biologis yang sama.
Budaya menggambarkan istilah way of life kelompok
secara keseluruhan termasuk sejarah, tradisi, sikap dan nilai-
nilai. Budaya adalah bagiamana anggota-anggota suatu
kelompok berpikir dan cara yang mereka lakukan untuk
mengatasi masalah dalam kehidupan kolektif. Budaya adalah
sesuatu yang dipelajari dan selalu berubah, tidak pernah statis.
Etnis mengacu pada kelompok yang memiliki bahasa
dan identitas yang sama. Misalnya orang-orang yang memiliki
suku yang sama, keturunan jawa, padang, melayu, batak, dll

8
meskipun dalam satu kebangsaan Indonesia. Ras adalah istilah
yang diberikan kepada kelompok-kelompok yang memilki
ciri-ciri biologis yang sama.
Dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang
beragam budaya, etnis dan ras, dengan demikian terjadilah
proses akulturasi antar siswa. Untuk menangani siswa yang
beragam guru harus mengembangkan kondisi kelas dengan
strategi pembelajaran yang dapat merespon beragam
kebutuhan siswa, terlepas dari latar belakang rasial atau
etniknya dan memastikan bahwa kurikulumnya adil dan relean
secara kultural. Guru harus peka terhadap dasar perbedaan
budaya yang dapat mempengaruhi siswa dikelas.
 Perbedaan Kelas Sosial
Beberapa karakteristik yang menentukan identifikasi
kelas sosial seseorang adalah : pekerjaan, penghasilan,
kekuasaan politis, dll. Hal ini mempengaruhi proses belajar
siswa. Ada beberapa contoh efek dari perbedaan kelas sosial
yaitu, pengelompokkan berdasarkan kelas sosial, ini
cenderung akan mempengaruhi psikis siswa yang kelas
sosialnya rendah. Sehingga dapat terjadi perbedaan prestasi
antara kelas sosial tingga dengan kelas sosial rendah. Namun
The Culture of Education (1996)menunjukkan bagaimana
belajar bersifat sosial dan bagaimana intelegensi tumbuh
selama orang saling berinteraksi di masyarakat.
e. Implikasi Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
 Faktor Fisik
Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikn sarana dan
prasarana yang ada jangan sampai menimbulkan gangguan pada
peserta didik. Misalnya: tempat didik yang kurang seuai, ruangan yang
gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Disamping itu juga perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup.
Penting juga untuk menjaga supaya fisik tetap sehat adanya jam-jam

9
olah raga bagi peserta didik di luar jam pelajaran. Misalnya: melalui
kegiatan ekstra kurikuler kelompok olah raga, bela diri, dan sejenisnya.
 Faktor Sosial-Kulture
Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang baik
secara kuantitatif maupun secara kualitatif, baik fisik maupun
psikisnya. Menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi
sekelilingnya menganggap mereka belum dewasa.Dengan beberapa
problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka melepaskan
diri dari orang tau dan mengarahkan perhatiannya pada lingkuan di luar
keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru
dan sebagainya.Lingkungan teman memgang peranan dalam kehidupan
remaja.
Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka
mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini guru
tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang
memegang kekuasaan penuh sepeerti ketika anak-anak belum
menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan
sulit untuk dikembangkan.
B. Bakat Dan Minat
1. Minat
a. Pengertian minat
Peran minat dalam keihdupan manusia sangatlah penting, minat
memupunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku dan sikap
individu dalam kehidupan sehari-hari.Berikut merupakan beberapa
pengertiannya.Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek
untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang-bidang itu.Minat juga diterangkan sebagai
sesuatu yang mengidentifkasikan keberadaan pribadi anak. Minat
merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
diinginkan apabila mereka bebas memilih. Dan juga minat merupakan rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang
menyuruh.Minat pada dasarnya adalah penerimaan sesuatu dar luar

10
diri.Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa minat ditandai
dengan adanya rasa tertarik atau rasa senang terhadap objek yang
mengakibatkan seseorang mempunyai keinginan untuk terlibat atau
berkecimpung langsung dalam objek tersebut karena merasa hal itu
bermakna pada dirinya.
a.) Jenis-jenis minat
Minat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.) Natural interest, adalah minat yang muncul dari kecenderungan alami
(natural) seperti insting dan emosi.
2.) aquired interest, menunjukkan adanya di posisi seperti kebiasaan-
kebiasaan, cita-cita, karakter.
3.) Instrinsic interest, adalah minat yang berhubungan yang didorong oleh
beberapa sumber tenaga dari luar.

Terdapat juga pembagian minat dalam dua bagian, yaitu :

1.) Minat prinitif, timbul dari kebutuhan jaringan. Contohnya pada soal
makanan, kebebasan aktifitas.
2.) Minat kultural, berasal dari perbuatan belajar yang tingg. Contohnya
meliputi kekayaan, harga diri, dan prestise sosial.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat timbul


dari beberapa faktor deposisi separti kebiasaan, cita, karakter, faktor minat
dari dalam dan luar.

a) Faktor yang mempengaruhi minat


Minat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu hal yang diinginkan,
salah satu tolok ukur terhadap pencapaian terhadap hasil kegiatan yaitu dengan
mengetahui minat terhadap proses kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri. Semua
minat memiliki aspek yaitu aspek kognitif dan afektif atau bobot emosinal yang
berfungsi membangun aspek kognitif.Berikut hal yang mempengaruhi minat.
1) Faktor dari dalam diri anak didik
a) Faktor fisiologis, yaitu panca indra, pusat syaraf, serta keadaan fisik pada
umunya.
b) Faktor psikologia, yaitu pengamatan, perhaitan, emosi, motivasi, dan
intelejensi.

11
2) Faktor dari luar diri didik
a) Faktor sosial, yaitu pengaruh yang dapat menimbulkan minat misalnya,
kehadiran orang tua saat kegiatan berlangsung.
b) Faktor non sosial, yaitu faktor yang dapat menimbulkan minat seseorang
(cuaca sarana dan prasarana).
b) Pentingnya minat
Pada semua usia minat memainkan peran penran penting dalam kehidupan
seseorang dan dampak yang besar atas perilaku dan sikapnya. Seseorang yang
memiliki minat yang besar terhadap suatu kegiatan, baik permainan atau pekerjaan
akan selalu berusaha keras untuk berlatih disbanding dengan orang yang kurang
minatnya. Minat akan menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni,
yang memiliki arti penting dalam proses ekstrakurikuler dan dapat dijadikan
sebagai alat ukur sejauh mana keinginan siswa untuk mengikuti aktifitas.
c) Ciri-ciri minat
1) Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik
2) Minat tergantung dari kesiapan belajar
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar
4) Perkembangan minat mungkin terbatas
5) Minat dipengaruhi oleh budaya
Dari pendapat diatas minat akan mengalami peruahan selama
terjadinya perubahan fisik dan mental pelakunya, dan pengalaman yang akan
memperkenalkan untuk selalu belajar. Belajar akan meningkatkan kemampuan
individu untuk semakin dewasa kestabilan emosinya. Dan minat dalam
pembelajaran ekstrakurikuler akan meningkatkan kemampuan fisik dan mental
siswa secara baik.
d) Cara mengukur minat
Terdapat 4 cara dalam mengukur minat
1) Melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap aktifitas pada subjek
yang diajukan sejumlah pilihan yang menyangkut berbagai hal, diminta
menyatakan pilihan yang paling disukai dari sejumlah pilihan.
2) Melalui pengalaman langsung kegiatan mana yang sering dilakukan, cara ini
mengandung kelemahankarena tidak semua kegiatan yang sering dilakukan
adalah kegiatan yang disenangi, sebagaimana kegiatan yang sering dilakukan
mungkin karena terpaksa untuk memenuhi kebutuhan atau maksud tertentu.

12
3) Melalui pelaksanaan tes objektif.
4) Dengan menggunakan tes bidang minat yang telah dipersiapkan secara baku.

Dapat disimpulkan bahwa minat dapat diukur melalui pernyataan senang,


pengamatan langsung, pelaksanaan tes objektif dan penggunaan tes minat bakat. 5

e) Beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat
peserta didik.
1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,sehingga rela
belajar tanpa paksaan.
2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalann
pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima
bahan pelajaran.
3) Memeberikan kesempatan pada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar
yang baikdengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan
kondusif.
4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam
konteksperbedaan individual anak didik. 6
1. Bakat
Anak yang berbakat berarti anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya.Ia
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru bagi diri dan
lingkungannya, dengan syarat hasil ciptanya itu menghasilkan manfaat.Bakat
didapati sejak kecil, bahkan dapat ditentukan sejak balita.Dengan maksud bahwa
anak yang berbakat adalah anak yang memberikan manfaat lebih dikarenakan
memiliki kemampuan untuk mencipta dari dirinya. Pengertian lain bakat berarti
bawaan seseorang yang didapati dari lahir dengan tanda yang menonjol dibanding
teman yang lainnya, bisa juga berarti mereka yang karena memilki kemampuan
unggul, memberi prestasi yang tinggi, anak-anak ini membutuhkan program
pendidikan yang herdiferensiasi atau pelayanan dari luar jangkauan program
sekolah biasa, agar dapat mewujudkan bakat-bakat mereka secara optimal, baik
bagi pengembangan diri maupu untuk dapat memberikan sumbangan yang
bermakna bagi kemajuan masyarakat dan negara.

5
Yoga prasetyawan, Analisis minat siswa di SMP Negeri 3 Godean terhadap penyelenggaraan ekstrakurikuler
judo.
6
Izatul silmi, Analisis manajemen pengembangan minat dan bakat siswa di MAN I nsan Cendekia Serpong-
Tangerang Selatan.

13
Dari beberapa definisi bakat diatas dapat disimpulkan bahwa bakat adalah
kemampuan yang tela dimiliki oleh seorang anak dan berbeda kadar
kemampuannya dengan anak lainnya. Bakat dan lemampuan dapat menghasilkan
prestasi siswa. Namun terdapat 3 tanda yang dapat memberikan ciri bahwa seorang
anak berbakat, yaitu :
a) Dewasa lebih dini, anak berbakat menguasi satu bidang lebih awl ketimbang
teman-temannya yang tidak berbakat. Dalam banyak kasus anak berbakat
dewasa lebih dinikarena mereka dilahirkan dengan membaawa domain
tertentu.
b) Belajar menuruti kemauan mereka sendiri, anak berbakat belajar secara
berbeda dengan anak lain yang tak berbakat. Mereka tidak membutuhkan
banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka kerap kali
menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri dengan cara yang unik
dibidang yang memang menjadi bakat mereka.
c) Semangat untuk menguasai, anka yang berbakat tertarik untuk memahami
bidang yang menjadi bakat mereka. Mereka memperlihatkan minat besar,
obsesif, dan kemampuan kuat yang fokus. Mereka tidak perlu didorong oleh
orangtuanya, mereka punya motivasi yang kuat.

Tidak hanya itu, terdapat juga pengertian bakat lainnya yaitu bakat adalah hasil
kinerja dari seseorang, kinerja ini dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dalam
menyelesaikan tugas, serta terjadinya tiga dimensi yang saling berhubungan, yang
terdiri dari komitmen terhadap tugas, kreativitas, dan kemampuan intelektual
umum. Bakat harus difasilitasi dan dikembangkan, tidak benar jika anak berbakat
akanmencapai prestasi tinggi dengan sendirinya dan tidak memerlukan perhatian
dan pelayanan pendidikan khusus. Berikut terdapat dua cara untuk
mengidentifikasi bakat yang dapat ditempuh :

a) Identifikasi melalui pengetesan psikmotorik maupun prestasi belajar yang


me;iputi dua tahap, tahap screening, yaitu pengetesan massal denga
menggunakan tes kelompok. Tahap seleksi atau mengidentifikasi dengan
menggunakan tes individual yang memungkinkan pengukuran yang lebih
tepat dan teliti.
b) Identifikasi melalui studi kasus yaitu memperoleh sebanyak mungkin
informasi tentang anak yang diperkirakan berbakat dari sumber-sumber

14
yang berbeda , misalnya darii guru, orangtua, teman sebaya, atau dari
anak itu sendiri.

Faktor yangmempengaruhi perkembangan keberbakatan adalah lingkungan,


melalui lingkungan anak memperoleh apa yang dibutuhkannya, termasuk
peluang-peluang yang mendukung teraktualisasikan potensi yang dimilikinya.
Aspek lingkungan yang mempengaruhi perkembangan keberbakatan adalh
lingkungan fisik dan psikologis apabila :

a) Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya


b) Pendidikan mengusahakan suasana dimana anak tidak merasa dinilai oleh
orang lain
c) Pendidik memberikan pengertian, dalam arti dapat memahami pemikiran,
perasaan, dan perilaku anak.
C. Motivasi dan intelejensi
1. Motivasi
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motivasi, antara lain
kebutuhan, desakan, keinginan, dan dorongan.Motivasi dapat diartikan
sebagai keadan dalam pribadi seseorangyang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Dalam
perkembangannya teori motivasi sangat erat hubungannya dengan teori
kebutuha manusia, dimana motivasi akan bergerak secara bersama dan
bertahap sesuai kebutuhan manusia. Kebutuhan seorang makan, memberi
dorongan orang tersebut untuk bekerja mencari nafkah , demikian juga
dengan kebutuhan manusia untuk berprestasi, akan mendorong seseorang
untuk berbuat sebaik dan seoptimal mungkin dengan segala potensi yang
ada pada dirinya.
Motivasi juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadao
keberhasilan peserta didik. Seseorang akan mendapatkan hasil yang
diinginkan dalam belajar apabila dalam dirinya terdapt keinginan untuk
belajar. Motivasi memiliki peran yang penting bagi peserta peserta didik
dalam mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan
memelihara kegiatan belajar.Jadi daam bahasa sederhananya motivasi

15
adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk melangkah, membuat, dan
menentukan sesuatu yang ingin dia capai. 7
Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar.Di sekolah sering kali
terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan
sebagainya. Dalam hal demikian berarti guru tidak berhasil membrikan
motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia bekerja dengan segenap
tenaga dan pikirannya. Dalam hubungan ini perlu diingat, bahwa nilai
buruk pada suatu mata pelajaran tertentu belum tentuberarti bahwa anak itu
bodoh terhadap mata pelajaran itu.seringjali terjadi seorang anak malas
terhadap suatu mata pelajaran, tetapisangat giat terhadap mata pelajaran
yang lain. Banyak bakat anank tidak berkembang karena tidak memperoleh
motivasi yang dibutuhkannya.Pengertian motivasi tidak dapat dipisahkan
dengan kebutuhan.Seseoran gatau suatu organisme yang berbuat ata
melakukan sesuatu, sedikit banyaknya ada kebutuhan dalam dirinya atau
ada sesuatu yang hendaak dicapainya.Dalam pelajaran motivais kadang-
kadang kata kebutuhan itu diberi arti khusus.
Terdapat lima tingkatan kebutuhan pokok yang dijadikan kunci dalam
mempelajari motivasi manusia :
a) Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuha dasar yang bersifat primer
dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme
manusiaseperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan fisik dan
sebagainya.
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, seperti terjamin keamanannya, terlindung
dari bahaya dan ancaman.
c) Kebutuhan sosial, yang meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai
pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, kerjasama, dll.
d) Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena pretasi,
kemapuan, kedudukan dan status.
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti kebutuhan mempertinggi potensi-potensi
yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil dan tujuan tertentu. 8

7
Hanifal fauzi AH, zainal abiding arief, dan muhyani, Tawazun Jurnal pendidikan islam, Strategi motivasi belajar
dan minat belajar dengan hasil belajar bahasa arab, Bogor Indonesia.

16
2. Intelegensi
Intelegensi berasal dari bahasa inggris ‘intelligence’ yang berarti kecerdasan,
yang diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.Kecerdasan juga
bisa dideskripsikan sebagai keahlian untuk memecahkan masalah, juga bisa
kecerdasan adalah sebagai disposisi untuk bertindak, menentukan tujuan-tujuan
baru dalam hidup, membuat alat untuk mencapai tujuan itu serta
mempergunakannya. 9Kita sering menemukan ada orang yang cepat, cekatan, dan
terampil dalam waktu yang relatif singkat dapat menyelesaikan tugas, pekerjaan
yang dihadapinya.Begitu pula sebaliknya banyak orang dalam mengerjakan tugas,
maslah yang dihadapinya, membutuhkan waktu yang relative lama.Bahkan ada
pula yang lamban dan tak dapat menyelesaikan pekerjannya.Salah satu faktor
yang menentukan hal tersebut adalah taraf intelegensi orang tersebut.
Istilah inteligensi ini sudah menjadi bahasa umum bagi masyarakat, hanya
saja sebagian menamakannya kecerdasan, kecerdikan, kepandaian, keterampilan
dan istilah lainnya yang pada prinsipnya bermakna sama. Istilah inteligensi dapat
diartikan dengan dua cara yaitu :
a) Arti luas : kemampuan untuk mencapai prestasi yang didalamnya berpikir
memegang peranan. Prestasi dapat diberikan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti pergaulan, sosial, teknis,perdagangan, pengaturan rumah
tangga, dan belajar di sekolah.
b) Arti sempit : kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang
didalamnya berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini
kerap disebut “kemampuan intelektual” atau “kemampuan akademik.” 10

Terdapat delapan kecerdasan yang digunakan uuntuk menentukan apakah suatu


kemampuan merupakan suatu kecerdasan.

a) Kecerdasan linguistik
Kecerdasan ini bersifat universal, seseorang mampu bertutur dan
berkata-kata dapat dikatakan memiliki kecerdasan tersebut dalam tingkat

8
Muhibbin syah. 1995, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (edisi revisi), Bandung : PT. Remaja
rosdakarya.
9
Unnes, pengembangan metode pembelajaran berbasis triarki intelegensi untuk keterampilan menulisbahasa
arab siswa mts kelas VII, ike fitriana saraswati
10
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), h. 156

17
kemampuan tertentu.Sweseoan gdengan kecerdasan linguistic tinggi
mampu berbahasa dengan baik, yang berarti orang itu mempunyai
kepekaan yang tinggi terhadap makna kata, urutan kata, dll. 11Dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan inguistik adalah kemampuan seseorang
dalam menggunakan bahasa baik secara tertulis maupun lisan.
b) Kecerdasan musikal
Kecerdasan musik meliputi empat kemampuan yaitu, kemampuan untuk
mempersepsi musik, membedakan musik, mengubah musik, dan
mengekspresikan musik.
c) Kecerdasan matematis-logis
Kemampuan yang lebih berkaitan dengan pengunaan bilangan dan
logika secara efektif. 12 Oran gyamh memiliki kemampuan ini adlah oran
yang mampu memecahkan masalah, memikirkan dan menyusun solusi
dengan urutan yang logis.
d) Kecerdasan ruang-visual
Kamapuan untuk melihat dan mengamati dunia ruang-visual secara tepat
dan kenudian bertindak atas persepsi tersebut.
e) Kecerdasan kinestetis-badani
Kecerdasan ini dianggap sebagai penyelesainnya masalah kurang
intuitif, karena ecerdasan ini dapat digunakan untuk menyatakan emosi
(seperti dansa), melakukan permainan (seperti olahraga), atau untuk
menciptakan produk baru (seperti dalam melakukan eksperimen.)
f) Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan kesadaran
diri, berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri.
g) Kecerdasan naturalis
Kecerdasan ini merupaakan kemampuan seseorang untuk dapat mengerti
flora dan fauna dengan baik, dpat membuat perbedaan konsekuensional
dalam alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam,
dan menggunakan kemampuan secara produktif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi taraf intelegensi

11
Howard Gardner, Multple Intelligences (Kecerdasan Majemuk : Teori Dalam Pratek), (Batam : Interaksara,
2003), h. 42
12
Paul Suparno, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta : Kanisius, 2004), h.29

18
a) Keturunan
Studi korelasi nilai-nilai tes intelegensi diantara anak dan orang tua,
menunjukkan adanya pengaruh faktor keturunan terhadap tingkat
kemampuan mental seseorang sampai pada tingkat tertentu.
b) Latar belakang sosial ekonomi
Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua dan faktor sosial ekonomi
lainnya, berkorelasi positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan
individu mulai 3 tahun sampai remaja.
c) Lingkungan hidup
Lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan kemampuan intelektual
yang kurang baik juga.lingkungan yang dinilai paling buruk bagi
perkembangan intelegensi adalah panti asuhan serta institusi lainnya.
d) Kondisi fisik
Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik
yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.
e) Iklim emosi
Iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi perkembangan
mental individu yang bersangkutan.13

Dari faktor intelegensi diatas, sebagai guru, salah satu tugas serta
kewajibanmya yaitu membantu mempengaruhi kemampuan intelektual siswa
agar dapat berfungsi secara optimal dan mencoba melengkapi program
pembeljaran yang ditujukan bagi mereka yang lambat dalam belajar. Cara
yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan memperhatikan kondisi
kesehatan fisik siswa, membantu pengembangan sifat positif pada diri siswa,
memperbaiki kondisi motivasi siswa, dan menciptakan kesempatan belajar
yang lebih baik bagi siswa. 14

1. Gaya Belajar
Ttidak perlu memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasana dan
cara yang kita inginkan, karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya
belajar sendiri-sendiri. Kemampuuan anak dalam menangkap materi dan
pelajaran sangat tergantung dari gaya belajarnya. Sebagian anak menurun

13
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka cipta, 2003), h. 131
14
Digilib.uinsby.ac.id

19
prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai
dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan
menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Lebih mudahnya gaya
belajar dapat dipahami sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh seseorang.
Terdapat tiga jenis modalitas dalam belajar, dan selalu kita cenderung
berada pada salah satu dari ketiga ini :
1. Gaya Belajar Visual
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, maka yang memegang
peranan penting adalah indera penglihatan (mata). 15 Dalam hal ini
metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak
dititik beratkan pada peragaan media visual.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
a.) Bicara agak cepat.
b.) Mementingkan penampilan dalam berpakaian.
c.) Tidak mudah terganggu oleh keributan.
d.) Mengingat yang dilihat, daripada yang didengar.
e.) Lebih suka membaca daripada dibacakan.
f.) Pembaca cepat dan tekun.
g.) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai
memilih kata-kata.
h.) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato.
i.) Lebih suka musik daripada seni.
j.) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

a.) Gunakan materi visual seperti gambar-gambar, diagram dan peta.


b.) Gunakan warna untuk menghilite hal hal penting.
c.) Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
d.) Gunakan multimedia (contohnya : komputer dan video)
e.) Ajak anak untuk mengilustrasikan ide-idenya kedalam gambar.
2. Gaya Belajar Auditori

15
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

20
Belajardengan cara mendengar, siswa yang bertipe auditori
mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga, untuk itu maka
guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat
pendengarannya. 16 Anak yang mempunyai gaya belajar ini dapat
belajar dengan cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang guru katakan.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori :
a.) Saat bekerja suka berbicara kepada diri sendiri
b.) Penampilan rapi.
c.) Mudah terganggu oleh keributan.
d.) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat.
e.) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
f.) Menggerakan bibir mereka dan membacakan tulisan dbuku ketika
membaca.
g.) Biasanya ia pembicara yang fasih.
h.) Lebih pandai mengeja daripada menuliskannya.
i.) Lebih suka gurauan lissan daripada membaca komik.
j.) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visual.
k.) Berbicara dalam irama yang terpola.
l.) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan
warna suara.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :

a.) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik didalam
kelas maupun di dalam keluarga.
b.) Dorong anak untuk membaca materi pelajaran deengan keras.
c.) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
d.) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
e.) Biarkan anak merekam materi pelajarannya kedalam kaset dan
dorong ia untuk mendengarkannya sebelum tidur.

16
SyahMuhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

21
3. Gaya Belajar Kinestetik
Belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Anak yang
mempunyai gaya belajar kinestetik sulit untuk duduk diam berjam-jam
karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Siswa yang gaya belajarnya seperti ini belajarnya melalui gerak
dan sentuhan. 17
Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik :
a.) Berbicara perlahan.
b.) Penampilan rapi.
c.) Tidak terlalu mudah terganggu dengan keributan.
d.) Belajarnya melalui memanipulasi dan praktek.
e.) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
f.) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca .
g.) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
h.) Menyukai buku-buku danmereka mencerminkan aksi dengan
gerakan tubuh saat membaca.

17
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki
kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan
media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang
digunakan sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa
memahami karakteristik umum peserta didik khususnya dari segi usia,
gender dan latar belakang sanga
tlah penting bagi pendidik yang mengajar dengan beragam
karakateristik siswa. Guru akan dapat mengetahui bagaimana
mengatasi karakteristik siswa pada usianya, menangani adanya
perbedaan gender pada siswa serta perbedaan latar belakang siswa
(budaya, etnik, ras, kelas sosial) sehingga guru dapat
menyelenggarakan pendidikan secara optimal.

23
DAFTAR PUSTAKA

AH, Hanifal fauzi, zainal abiding arief, dan muhyani.Tawazun jurnal pendidikan islam,
strategi motivasi belajar dan minat belajar dengan hasil belajar bahasa arab.Universitas
ibnu khaldun bogor Indonesia
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Gardner, Howard. 2003. Multple Intelligences, Kecerdasan Majemuk : Teori Dalam Pratek.
Batam : Interaksara.
Modul Psikologi Perkembangan, Universitas Negeri Jakarta, 2004.
Prasetyawan,yoga.Analisis minat siswa di SMP Negeri 3 Godean terhadap penyelenggaraan
ekstrakurikuler judo.

Silmi, Izatul. Analisis manajemen pengembangan minat dan bakat siswa di MAN I nsan
Cendekia Serpong-Tangerang Selatan.
Slameto.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.2003. Jakarta : PT. Rineka cipta.
Suparno,Paul.2014 Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.Yogyakarta :
Kanisius.
Syah,Muhibbin. 1995. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru edisi revisi. Bandung :
PT. Remaja rosdakarya.
Unnes.Pengembangan metode pembelajaran berbasis triarki intelegensi untuk keterampilan
menulisbahasa arab siswa mts kelas VII, ike fitriana saraswati
Winkel, W.S. 2004.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
Digilib.uinsby.ac.id
http://www.scribd.com/doc/86538676/Karakteristik-Peserta-Didik-Dalam-Proses-
Pembelajaran
http://guru-ina.blogspot.com/2012/03/karakteristik-siswa.html
http://onnyrudianto.wordpress.com//2011/07/24/beberapa-karakter-peserta-didik/

24

Anda mungkin juga menyukai