Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SKIZOFRENIA

1.Pegertian

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan

gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang

terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak salaing berhubungan secara

logis, persepsi dan perhatian yang keliru afek yang datar atau tidak sesuai,

dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang bizzare (perilaku aneh),

pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering kali

masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.

Orang-orang yang menderita skozofrenia umunya mengalami beberapa

episode akut simtom–simtom, diantara setiap episode mereka sering

mengalami simtom–simtom yang tidak terlalu parah namun tetap sangat

menggagu keberfungsian mereka. Komorbiditas dengan penyalahguanaan

zat merupakan masalah utama bagi para pasien skizofrenia, terjadi pada

sekitar 50 persennya. (Konsten & Ziedonis. 1997, dalam Davison 2010).

Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau

disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler (dalam

Maramis, 2009) membagi gejala – gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok

a. Gejala – gejala primer:

1) Gangguan proses berpikir,

2) Gangguan emosi,
3) Gangguan kemauan,

4) Autisme

b. Gejala – gejala sekunder

1) waham

2) halusinasi,

3) gejala katatonik atau gangguan psikomotor yang lain.

Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang.Gangguan ini

menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi ,delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan

perubahan perilaku. Gejala tersebut merupakan gejala daro psikosis, yaitu kondisi di mana

penderitanya kesulitan membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri.

Skizofrenia sering disamakan dengan psikosis, padahal berduanya berbeda. Psikosis hanya salah

satu gejala dari beberapa gangguan mental, di antaranya skizofrenia.

Berdasarkan WHO, diperkirakan lebih dari 21 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia.

Penderita skizofrenia juga berisiko 2-3 kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda. Di

samping itu, setengah penderita skizofrenia diketahui juga menderita gangguan mental lain,

seperti penyalagunaan NAPZA, depresi, dan gangguan kecemasan.

Menurut hasil Riset Kesehatan berdasarkan (Riskesdas) Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia tahun 2013, diperkirakan 1-2 orang tiap 1000 penduduk Indonesia mengalami

gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, dan hamper 15 persen penderitanya mengalami

pemasungan.
2. Gejala dan tanda

Gejala awal skizofrenia umumnya muncul di masa remaja. Oleh karena itu, gejala awal ini sering

di salah artikan, kerena dinilai wajar terjadi pada masa remaja. Pada pria, gejala wal muncul di

usian 15-30 tahun. Sedangkan pada wanita, gejala biasanya menyerang kelompok usia 25-30

tahun.

Sejumlah gejala awal skizofrenia, yaitu:

a. Cenderung mengasingkan diri dari orang lain.

b. Mudah marah dan depresi.

c. Kurang konsentrasi dan motivasi

d. Perubahan pola tidur

e. Kesulitan dalam mengerjakan tugas

Gejala skizofrenia dibagi menjadi dua kategori yaitu positif dan negative. Gejala positif mengacu

pada perilaku yang tidak tampak pada individu yang sehat, meliputi:

a. Halusinasi. Adalah perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namum sebenarnya perasaan

itu hanya ada di pikiran penderitanya. Misalnya, merasa mendengar sesuatu, padahal orang lain

tidak mendengar apa pun.

b. Delusi /waham adalah meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya

beragam, mulai dari merasa diawasi, di ikuti, dan bahkan sebagai besar penderita skizofrenia

mengalami gejala ini.

c. Kacau dalam berpikiri dan berbicara.Gejala ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam

berbicara. Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi, bahka membaca koran atau menonton

televise saja sangat kesulitan. Caranya berkomunikasi juga membingungkan, sehingga sulit

dimengerti oleh lawan bicaranya.


d. Perilaku kacau adalah perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Bahkan cara berpakaiannya

juga tidak biasa. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba barteriak dan marah tampa

alasan.

Gejala negative mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita. Gejala

negative dapat berlangsung beberapa tahun, sebelum penderita mengalami gejala awal.

Seringkali, hubungan pendrita dan keluarga rusak akibat gejala negative. Hal ini karena gejala

negative seringkali disalah artikan sebagai sikap malas dan tidak sopan..gejala negative

umumnya muncul bertahap dan memburuk seiring waktu, di antaranya adalah:

e. Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah

(monotoh).

f. Sulit untuk merasakan senang dan puas.

g. Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam dirumah.

h. Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjali hubungan atau

berhubungan sexk.

i. Pola tidur yang berubah.

j. Tidak nyaman berada dekat oramg lain. dan tidak mau memulai percakapan.

k. Tidak peduli pada kenampilan dan kebersihan diri.

3.Penyebab

a. Faktot genetic
Seseorang dari keluarga penderita skizofrenia, 10% lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.

Resiko akan menjadi 40% lebig besar bila kedua orang tuanya sama-sama menderita skizofrenia.

Pada orang yang memiliki saudara kembar dengan skizofrenia, resiko meningkat hingga 50%.

b. Faktor kimia otak

Penelitian menunjukan bahwa ketidak seimbangan kadar dopamine dan serotonin beresiko

menimbulkan skizofrenia. Dopamine dan serotonin adalah bagian besar dari neurotransmitter, zat

kimia yang berfungsi mengirim sinyal antar sel-sel otak.

Telah diketahui juga, terdapat perbedaan struktur dan fungsi otak pada penderita skizofrenia.

Sejumlah perbedaan tersebut antara lain:

a. Koneksi antar sel-sel otak yang lebih sedikit.

b. Ukuran lobus temporalis yang lebih kecil.

Lobus temporalis adalah bagian otak yang terkain dengan ingatan.

c. Ukuran ventrikel otak yang lebih besar.

Veentrikel adalah bagian didalam otak yang berisi cairan.

c. Faktor lingkungan

Te
B. Terapi aktivitas kelompok

1.Pengertian

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap

sejumlah pasien pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar

anggota (Depkes RI,1997).

Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk identitas hubungan yang

kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang maladaptive (Stuart & sundeen, 1998).

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada

sekelompok pasien/klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.aktivitas digunakan

sebagai terapi , dan kelompok digunakan sebagai target asuahan (Kelliat, 2005).

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien/klien

bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama yang lain yang dipimpin atau diarahkan oleh

seorang therapist (Yosep,2009).

Kelompok adalah dekumpulan individu yang mempunyai hubungan satu sama yang lain, saling

bergantung, dan mempunyai norma yang sama (Stuart,2013).

Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan

stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep,2008).

2.Manfaat

Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu:

a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) melalui

komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.

b. Membentuk sosialisasi.
c. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan

antara reaksi emosional dari diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan

terhadap stress) dan adaptasi.

d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif

dan afektif.

e. Meningkatkan identitas diri.

f. Menyalurkan emosi secara konstruktif.

g. .Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.

h. Bersifat rehabilitative meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan

sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan menigkatkan kemampuan

tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.

3.Macam-macam

Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi menjadi empat yaitu:

a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi

Terapi aktiviyas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai

stumulasi terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok

(keliat,2004).Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu pasien yang

mengalami kemunduran orientasi dengan karakteristik: pasien dengan gangguan persepsi:

halisinasi, menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif , sehat fisik, dan

dapat berkomunikasi verbal (Yosep,2007).

Adapun tujuan dari TAk stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.


Sementara,tujuan khususnya: pasien dapat mempersepsikan stimulasi yag di paparkan kepadanya

dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami

(Darsana,2007).

Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalah

kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi yang tidak

dapat dipisahkan, yaitu:

1) Sesi pertama: mengenal halusinasi

2) Sesi kedua: mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi

3) Sesi ketiga: menyusun jadwal kegiatan

4) Sesi keempat:cara minum obat yang benar

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori

Tak stimulasi sensorik adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan memberikan

stimulus tertentu pada pasien/klien sehingga terjadi perubahan perilaku.

1) Bentuk stimulus:

a) Stimulus suara: music

b) Stimulus visual: gambar

c) Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televise, vidio

2) Tujuan dari tak sensori bertujuan agar pasien/klien mengalami:

a) Peningkatan kepekaan terhadap stimulus

b) Peningkatan kemampuan merasakan keindahan

c) Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan

3) Jenis Terapi aktivitas kelompok yaitu:

a) Terapi aktivitas kelompok stimulasi suara


b) Terapi aktivitas kelompok stimulasi gambar

c) Terapi aktivitas kelompok stimulasi suara dan gambar

c. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita

Terapi aktivitas kelompok orientasi realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk

mengorientasikan keadaan nyata kepada pasien/klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/

tempat, waktu.

Klien/pasien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas

(reality testing ability).

Klien/pasien tidak lagi mengenal tempat, waktu, dan orang orang di sekitarnya. Hal ini dapat

mengakibatkan pasien/klien merasa asing dan menjadi pecentus terjadinya ansietas pada

pasien/klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu aktivitas yang mrmberi stimulus

secara konsisten kepada pasien/klien tentang tealitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi

stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendri, orang lain, waktu, dan tempat.

Tujuan umum yaitu pasien/klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan

kenyataan,

sedangkan tujuan khususnya adalah:

1) Pasien/klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada

2) Pasien/klien mengenal waktu dengan tepat

3) Pasien/klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat

Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu.

Pasien/klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah pasien/klien halusinasi,

dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat, dan waktu.

Tahapan kegiatan :
a) Sesi satu : Orientasi orang

b) Sesi keduan : Orientasi tempat

c) Sesi ketiga : Orientasi waktu

d. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi

Pasien/klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar

pasien/klien. Kegiatan sosialisai adalah terapi untuk meningkatkan kemampuan pasie/klien

dalam melakukan interaksi sosial maupun barperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi

dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk:

1) Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal

2) Memberi tanggapan terhadap orang lain

3) Mengekspresikan ide dan tukar persepsi

4) Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan

Tujuan umum :

Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota kelompok , berkomunikasi,

saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta

menerima stimulus eksternal.

Tujuan khusus :

1) Penderita mampu menyebutkan identitasnya

2) Menyebutkan identitas penderita lain

3) Berespon terhadap penderita lain

4) Mengikuti aturan main

5) Mengemukakan pendapat dan perasaanya


C.Uji Rialita

1.pengertian

Realitas sosial adalah kenyataan atau fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Hal

ini terkait dengan kestabilan dalam keadaan normal atau keadaan tidak normal yang terjadi

dalam pola-pola hubungan di masyarakat. Realitas sosial (social reality) adalah kenyataan yang

di konstruksikan secara sosial. Maksudnya, ini muncul dari pikiran manusia dan berkembang

menjadi kenyataan melalui consensus, interaksi, dan habituasi atau kebiasaan.

Realitas sosial adalah bentuk kegiatan, perubahan,dan kejadian nyata dalam masyarakat

yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Peristiwa ini terbentuk karena proses intreaksi

yang berlangsung di masyarakat yang seringkali menjadi penyebab dalam dinamika kelompok

sosial masyarakat.

Menurut Emile Durkheim realita sosial adalah cara bertindak apakah tetap atau tidak

yang bias menjadi pengaruh atau hambatan ekternal bagi individu. Hal itu bias bararti bahwa

fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan perasaan yang berada diluar individu dan koersif

dan dibentuk sebagai pola masyarakat.

Menurut Peter Berger dan Thomas Luckman realitas adalah kualitas yang berkaitan

dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat

dienyahkan).
Menurut W.I.Thomas realitas atau kenyataan sosial adalah konsekuensi dari definisi kita

terhadap situasi. Bukan defenisi situasi itu sendri. Artinya apa yang kita anggap nyata adalah

produk dari persepsi dan hasil interpretasi kita terhadap apa yang nyata.

2. Bentuk –bentuk realitas sosial

Terdapat 3 (tiga) bentuk realitas sosial diantaranya yaitu:

a. Realitas sosial objektif yaitu gejala-gejala sosial yang terdapat dalam kehidupan

sehari-hari dan sering dihapai oleh individu sebagai fakta.

b. Realitas sosial subjektif yaitu realitas sosial yang terbentuk pada diri khalayak

yang berasal dari realitas sosial objektif dan realiras sosial simbolik.

c. Realitas sosial simbolik yaitu bentuk-bentuk simbolik dari realitas sosial objektif

yang biasanya diketahui oleh khalayak dalam bentuk karya seni, fisik, serta isi

media

3. proses terjadinya realitas sosial

Berger dan Luckman menyebutkan tiga tahap bagaimana kenyataan

dikonstruksikan secara sosial: eksternalisasi, objektivikasi, dan internalisasi.

a. Eksternalisasi yaitu proses ide-ide yang muncul dari alam pikiran manusia

menjadi sesuatu yang eksis diluar diri individu. Dengan kata lain, eksternalisasi

ide tersebut sedah berada dalam struktur sosial.

b. Objektifikasi yaitu proses ide-ide tersebut menjadi objek dan mulai dipersepsikan

sebagai kenyataan. Objektifikasi melibatkan konsensus, interaksi, dan


hadituasi.ide-ide tersebut disepakati,berlangsung melalui proses intraksi sosial

dan dilakukan secara berulang. Proses objektifikasi bias berlangsung sangat lama,

lintas generasi, sehingga mungkin saja generasi yang baru menerima sesuatu

sebagai sebuah kenyataan namun generasi awal tidak melihat demikian.

c. Internalisasi yaitu merupakan proses dimana kenyataan objektif atau sesuatu

yang sudah mengalami objektifikasi diserap masuk kedalam diri manusia sebagai

sebuah pengetahuan. Pada tahap ini individu atau aktor melihat realitas sebagai

kenyataan objektif, padahal sejatinya terbentukdari ide-ide yang subjektif.

Anda mungkin juga menyukai