PENDAHULUAN
1
spiritual (SQ). Sehingga diyakini bahwa SQ yang menentukan kesuksesan dan keberhasilan
seseorang. SQ atau kecerdasan spiritual yaitu kecerdasan seseorang yang mampu menjaga
hubungan baik dengan penciptanya serta mempunyai tujuan hidup sesuai dengan nilai-nilai
agama yang diyakininya. IQ dan EQ dapat berfungsi dengan baik jika dikendalikan dengan
SQ (Zahrudin). Dari sini dapat dipahami bahwa IQ saja tidak dapat membawa manusia
sukses di kehidupannya, manusia membutuhkan EQ dan juga SQ untuk keseimbangan
kehidupannya, dan gabungan keduanya dinamakan ESQ (Emotional Spiritual Quotient), oleh
karenanya dalam makalah ini kami mengangkat tema Konsep ESQ yang dibutuhakn manusia
sesuai dengan rukun islam, rukun iman, dan ihsan.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Menginformasikan kepada pembaca tentang hakikat dari EQ.
2. Menginformasikan kepada pembaca tentang hakikat dari SQ.
3. Menginformasikan kepada pembaca tentang hakikat dari konsep ESQ.
4. Menginformasikan kepada pembaca tentang hubungan antara ESQ dengan rukun iman, rukun
islam, dan ihsan.
5. Menginformasikan kepada pembaca tentang hubungan antara ESQ dengan kesehatan dan
gaya kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan
EQ secara efektif. Bahakan SQ adalah merupakan kecerdasan kita. Sementara itu Mimi Doe
dan Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri,
nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan dan memberi arti bagi kehidupan
kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada
kekuatan dari diri kita (Hasibin, 2012: 4)
Dari keterangan tersebut dapat didefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) adalah
kemampuan potensial setiap manusia yaitu hati nurani yang menjadikan ia dapat menyadari
dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dari
sesama makhluk hidup yaitu keprcayaan pada sang pencipta, karena merasa sebagai bagian
dari keseluruhan.
4
ESQ akan menjawab permasalahan tersebut. ESQ sebagai sebuah metode dan konsep
jawaban dari kekosongan batin sang jiwa. Ia adalah konsep universal yang mampu
menghantarkan seseorang pada “predikat memuaskan” bagi dirinya sendiri dan juga bagi
sesamanya. Mengapa bukan SQ saja menjawab pertanyaan tersebut? Karena kita akan
kembali lagi pada konsep pemisahan dunia dan akhirat tadi dikotomi pemikiran ‘dunia saja’
atau ‘akhirat saja’ yang berdiri sendiri yang seharusnya kita hindari, karena keduanya
seharusnya mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa raga yang
seimbang.
ESQ merupakan suatu formula yang menyatukan unsur EQ, IQ dan SQ dalam satu
kesatuan sistem yang terintegrasi, dan juga mekanisme sistematis untuk me”manage” ketiga
dimensi manusia yaitu body, mind, dan soul, atau dimensi fisik, mental dan spiritual dalam
satu kesatuan yang integral. Sederhananya, ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga
komponen utama, Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid. Ketiga
komponen tersebut merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan. ESQ merupakan
sinergitas kekuatan emosi dan spiritual di mana hati menjadi pusatnya dan Allah hadir di
dalamnya. Maka kehadiran Allah di dalam hati akan terjadi manakala kita banyak atau sering
berdzikir kepada-Nya. Semakin sering kita berdzikir dan mengingat sifat-sifat Allah maka
hati kita akan semakin bersih, begitupun sebaliknya jika hati ini kotor maka ketidakstabilan
emosi yang akan terjadi, semakin lemah, jahil, kacau, dan lain sebagainya. Adapun fungsi
dari ESQ adalah sebagai sebuah mekanisme sistematis untuk mengolah dan me”manage”
energi spiritual. Sedangkan tujuannya adalah agar setiap diri manusia memiliki sebuah mata
hati yang mampu untuk melihat, apakah sudah menjejakkan hati pada garis orbit yang benar
(inline) dan mengitari pusat orbit yang tepat (online) (Zahrudin, 2013).
Jadi ESQ (Emotional spiritual quostient) adalah sebuah metode pebangunan jiwa yang
menggabungkan antara dua unsur kecerdasan, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadar atau yang
dikenal dengan suara hati seseorang melalui rukun iman, rukun Islam.
2.4 HUBUNGAN ESQ DENGAN RUKUN ISLAM, RUKUN IMAN, DAN IHSAN
Dimensi spiritual (SQ) dibentuk oleh ihsan (perilaku baik), dimensi mental (EQ)
dibangun oleh 6 prinsip rukun iman (the principle of faith). Sedangkan aktifitas fisik
dibimbing, diarahkan dan dikendalikan oleh 5 langkah rukun Islam (the principle of Islam).
Konsep 6 rukun iman dan 5 rukun Islam adalah sebuah metode yang mengajarkan sebuah
tanggung jawab moral dan sosial pada kehidupan pribadi dan sosial anak dimana awal
5
perkembangan pribadi sosial anak bergantung pada sistematika kepribadian secara terstruktur
dengan pola-pola yang sekiranya memberikan dampak positif pada perkembangannya.
Keterkaitan antara kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) tidak dapat dilepaskan
dalam kehidupan pribadi dan sosial manusia. Hal tersebut bisa berarti bahwa perilaku moral
pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam bertingkah laku sosial. Beberapa tujuan
bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial salah satunya adalah
memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan
teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. Maka dalam hal ini
tentulah kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) mempunyai sumbangsih kepada
perkembangan pribadi sosial pada manusia antara lain:
1. Memberi kesadaran agar bersikap rendah hati.
2. Memberi keyakinan terhadap sosok yang diagungkan sehingga bisa mengilhami untuk
menjadi pribadi yang baik dalam kehidupan pribadi sosial.
3. Memberi motivasi untuk selalu mengatur, mengendalikan serta mengontrol emosi
negatif agar perkembangan tetap seimbang.
4. Memberi langkah-langkah sikap yang patut untuk mengembangkan pribadi dan sosial
yang sesuai dengan yang dikehendaki.
6
dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka yang memiliki gaya kerja tersebut. Dimana
kebanyakan orang yang memiliki gaya diatas sering mengalami penyakit seperti darah tinggi.
2. Gaya Kerja Pelayan
Memiliki keinginan yang kuat untuk disenangi orang lain, tidak tahan dimusuhi orang
lain, berasumsi bahwa hubungan baik dengan orang lain selalu akan membawa
keberuntungan, kepentingan pihak lain harus didahulukan. Gaya kerja ini memiliki SQ dan
EQ seimbang.
3. Gaya Kerja Bohemian
Tak mau merepotkan & tak mau direpotkan orang lain, segan bekerja sama, lebih
senang bekerja sendiri dan bertanggung jawab secara pribadi akan hasil pekerjaannya. EQ
rendah SQ rendah
4. Gaya Kerja Birokrat
Sangat teliti dan memperhatikan prosedur dan peraturan, berusaha bertindak sesuai
dengan aturan yang berlaku, pada dasarnya tidak ingin dipersalahkan pada kemudian hari,
segala tindakannya memiliki dasar hukum. IQ tinggi,
5. Gaya Kerja Manajer
Berpegang pada slogan: “In a good negotiation, everybody wins.” Berusaha untuk
mencapai yang terbaik bagi semua pihak; berasumsi bahwa jika semua pihak mendapat
keuntungan, maka kepatuhan terhadap keputusan yang diambil akan kuat; orang akan lebih
bergairah dalam mengerjakan tugasnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan
emosional (EQ) adalah kemampuan merasakan, memahami secara efektiv menerapkan daya
dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dari
pengertian di atas berarti EQ adalah kemampuan mendengar sura hati dari sumber informasi.
Sedangkan kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan potensial setiap manusia yaitu hati
nurani yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta
terhadap kekuatan yang lebih besar dari sesama makhluk hidup yaitu kepercayaan pada sang
pencipta yaitu Allah SWT. SQ yang membuat manusia mampu menjaga hubungan baik
dengan sang penciptanya, serta membuat IQ dan EQ berfungsi dengan baik.
ESQ (Emotional Spiritual Quostient) adalah sebuah metode pebangunan jiwa yang
menggabungkan antara dua unsur kecerdasan, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadar atau yang
dikenal dengan suara hati seseorang melalui rukun iman, rukun islam, dan ihsan.
8
DAFTAR RUJUKAN
Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Rohaniyah. Jakarta: Gema Insani.
Hasibin, Nur. 2012. (http://www.infodiknas.com/konsep-esq-dan-pemanpaatanya-debagai-sarana-
meningkatkan-emosional-siswa.html) (online). Diakses tanggal 21 Agustus 2014.
Zahrudin, Wafa. 2013. (http://nengwafa.blogspot.com/2013/03/makalah.html) (online). Diakses
tanggal 21 Agustus 2014.
9
MAKALAH
“KONSEP ESQ”
disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kesehatan & Penanggulangan Bencana
yang dibimbing oleh :
Bapak Agung Witjoro M.Kes
disusun Oleh :
1. Atznain Iqma
2. Indah Yunitasari
3. Maulidiyani Fuadati
4. M. Miftakhul Huda
5. Nailul Izzah
6. Riski Lutfiani
7. Rizky Amalia
10