Anda di halaman 1dari 2

Pelayanan farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah

Sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar
pelayanan Rumah Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi Rumah Sakit
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi merupakan
pelayanan penunjang. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan
kimia, bahan radiologi, bahan habis pakai alat kesehatan, alat kedokteran dan gas
medik) dan 50% dari seluruh pemasukan Rumah Sakit berasal dari pengelolaan
perbekalan farmasi, sehingga jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola
secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat diprediksi bahwa
pendapatan Rumah Sakit akan mengalami penurunan (Susanto dkk., 2017)
Dispensing sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat
dari kondisi semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau
penambahan bahan lain yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana
pelayanan kesehatan.Kegiatan dispensing sediaan steril meliputi pencampuan obat
suntik, penyiapan nutrisi parenteral dan penanganan sediaan sitostatik. Metode ini
meliputi tahap penyiapan, pencampuran, penyimpanan, dan pembuangan. Setiap
tahap erat kaitannya dengan ketersediaan sumber daya manusia, peralatan, dan
ruang. Dispensing sediaan steril di rumah sakit merupakan kewajiban dari
apoteker dan tenaga kefarmasian yang tidak serta merta dapat dilimpahkan kepada
perawat dalam bentuk delegatif disertai dan melepas tanggungjawabnya, karena
dispensing sediaan steril merupakan ranah kompetensi dari apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian (Irawan,2019)
Dispensing yaitu proses mempersiapkan dan pemberian obat untuk orang
yang disebutkan atas dasar sebuah resep. Dispensing umumnya dianggap
sederhana, proses rutin yang tidak bisa salah. Namun, semua sumber daya yang
terlibat dalam perawatan pasien sebelumnya dispensing mungkin akan sia-sia jika
dispensing tidak efektif memberikan bentuk obat yang benar, dalam kemasan
yang sesuai, dan dengan dosis dan anjuran yang benar (Elhassan dkk., 2015).
Dispensing dapat berupa penyampaian layanan terkait produk dan klinis
ke pasien dan penyedia layanan kesehatan. Dispensing biasanya konsep dasarnya
adalah memberikan pengobatan yang tepat kepada pasien yang tepat setelah
identifikasi yang tepat. Obat harus dibagikan di dosis yang tepat, cara pemberian,
bentuk dan lamanya pengobatan (Hammouda dan Hammouda, 2012).

Daftar Pustaka

Elhassan, G.O., Adil, H.H.B., Khalid, O.A., dan Jiyauddin , K., 2015, Assessment
of Dispensing Practice in Khartoum State Teaching Hospitals, World
Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 3(6).

Hammouda, E.I., dan Hammouda, S.E., 2012, Outpatient (Ambulatory)


Pharmacy; an Innovation in Dispensing System to Optimize Performance
and Meet Standards, Pharmaceutical Regulatory Affairs: Open Access,
Vol. 1(1).

Irawan, D., 2019, Kewenangan Perawat Melaksanakan Pelayanan Farmasi Klinik


Dispensing Sediaan Steril di Rumah Sakit Menurut Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Dihubungkan Dengan Asas
Pelindungan dan Keselamatan Pasien Studi Kasus di RSUD Sekarwangi
Kabupaten Sukabumi, AKTUALITA, Vol. 2(1).

Susanto, A.K., Gayatri, C., Widya, A.L., 2017, Evaluasi Penyimpanan dan
Pendistribusian Obat di Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent
Manado, Pharmacon, Vol. 6(4).

Anda mungkin juga menyukai