JOURNAL READING
BLOK SISTEM KARDIOVASKULAR II
Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun makalah yang berjudul “Penyakit
Jantung Rematik” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai Journal
Reading. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. dr. Heny Anggraeni Laenap, S.Ked, selaku tutor Journal Reading kelompok penulis.
2. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait
makalah yang penulis buat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman ....................................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................
ABSTRAK......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Tujuan..........................................................................................................
1.3 Manfaat........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2.1 Streptokokus Grup A....................................................................................
2.2 Dasar Molekuler RF/RHD Reaksi Autoimun Alel HLA Kelas II .
Terkait Dengan RF/RHD..............................................................................
2.3 Mimikri Molekuler dan Reaksi Autoimun Setelah Infeksi .
Streptococcus Pyogenes...............................................................................
2.4 Respon Humoral...........................................................................................
2.5 Respon Seluler..............................................................................................
2.6 Penyebaran Epitop........................................................................................
2.7 Penggunaan Reseptor Sel T Pada Demam Rematik atau Penyakit Jantung.
Rematik.......................................................................................................
2.8 Sitokin Dalam RF/RHD................................................................................
2.9 Model Hewan................................................................................................
2.10 Implikasi Klinis............................................................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
ABSTRAK
Peniruan molekuler antara protein streptokokus dan manusia telah diusulkan sebagai
faktor pemicu yang menyebabkan autoimunitas pada demam rematik (RF) dan penyakit
jantung rematik (RHD). Artikel ini merangkum studi tentang penanda kerentanan genetik
yang terlibat dalam pengembangan RF/RHD. Juga berfokus pada mimikri molekuler dalam
RHD yang dimediasi oleh respons B dan Sel T darah tepi, dan sel T yang menginfiltrasi lesi
jantung, melawan antigen streptokokus dan protein jaringan manusia. Dasar molekuler dari
pengenalan sel-T dinilai melalui definisi antigen reaktif-lintas-jantung. Produksi sitokin dari
perifer dan infiltrasi jantung sel mononuklear menunjukkan bahwa sitokin tipe T helper 1
(Th1) adalah mediator lesi jantung RHD. Ketidakcukupan sel-sel penghasil interleukin 4 (IL-
4) di jaringan katup mungkin berperan dalam pemeliharaan dan perkembangan lesi katup.
BAB I
PENDAHULUAN
Demam rematik (DR) dan Penyakit jantung rematik (PJR) telah lama dikenal.
Demam rematik atau Penyakit jantung rematik adalah sindroma klinik penyakit akibat
infeksi kuman Streptokokus beta hemolitik grup A. Penyakit jantung rematik adalah
penyakit jantung sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele) dari demam rematik,
yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung. Demam rematik terjadi sebagai
sekuele lambat radang non supuratif sistemik yang dapat melibatkan sendi, jantung,
susunan saraf pusat, jaringan subkutan dan kulit dengan frekuensi yang bervariasi.
Penyebab dari penyakit jantung rematik berawal dari faringitis akibat
infeksi Streptococcus grup A yang menyebabkan demam rematik akut. Demam
rematik akut menginduksi reaksi inflamasi pada jantung, sendi, jaringan subkutan,
dan sistem saraf pusat. Reaksi inflamasi pada jantung melibatkan 3 lapisan jantung
yaitu, perikardium, miokardium, dan endokardium, termasuk juga katup-katup
jantung. Inflamasi yang berulang oleh demam rematik akut akan mengakibatkan
penebalan jaringan ikat pada katup-katup jantung. Proses penebalan jaringan ikat ini
akan menyebabkan kekakuan katup jantung dan menyebabkan 2 kondisi, yaitu
stenosis katup atau regurgitasi katup jantung. Streptococcus pyogenes diketahui
sebagai agen penyebab dari demam rematik akut. Bakteri gram positif ini merupakan
bagian dari kelompok Streptococcus grup A beta hemolitikus. Streptococcus grup A
menyebabkan berbagai infeksi, salah satu yang paling sering ditemukan adalah
faringitis pada anak usia 5-15 tahun. Rute utama penyebaran infeksi saluran
pernapasan atas tersebut adalah melalui droplet.
Telah lama diketahui demam rematik mempunyai hubungan dengan infeksi
kuman Streptokokus beta hemolitik grup A pada saluran nafas atas dan infeksi kuman
ini paada kulit mempunyai hubungan untuk terjadinya glomerulonefritis akut. Kuman
Streptokokus beta hemolitik dapat dibagi atas sejumlah grup serologinya yang
didasarkan atas antigen polisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut.
Pada tahun 1930, Coburn adalah dokter pertama yang melakukannya mengasosiasikan
perkembangan RF dengan kehadirannya infeksi tenggorokan sebelumnya
oleh Streptococcus pyogenes.
Demam rematik (RF) adalah yang paling meyakinkan, contoh mimikri
molekuler pada manusia autoimunitas patologis. Penyakitnya dipicu oleh
bakteri Streptococcus pyogenes (streptokokus grup A) dan mempengaruhi 3-4% dari
anak-anak yang tidak diobati. Respon imun terhadap antigen streptokokus
menghasilkan cross- pengenalan protein jaringan manusia, mengarah ke reaksi
autoimun. Penyakit jantung rematik (RHD) adalah komplikasi RF yang paling serius
dan berkembang 4–8 minggu (atau lebih) setelah grup A infeksi streptokokus pada
30-45% individu. Pasien RHD dapat berkembang menjadi multipel lesi katup,
menyebabkan gagal jantung.
Beban kematian global akibat penyakit jantung rematik menurun hampir 50%
dari tahun 1990 hingga 2015, tetapi prevalensinya sangat bervariasi di antara negara-
negara. Prevalensi tertinggi terdapat di daerah Oceania, Afrika sub-Sahara, dan Asia
Selatan. Penyakit jantung rematik diperkirakan sebanyak 3,4 kasus per 100.000
populasi di negara-negara non-endemik seperti Australia dan Amerika Serikat.
Sedangkan di negara-negara endemik seperti Afrika dan Asia selatan terdapat kasus
sebanyak 444 kasus per 100.000 populasi. Belum ada data epidemiologis nasional
mengenai penyakit jantung rematik di Indonesia. Berdasarkan data WHO, negara
dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2015 antara lain India (13,17 juta kasus),
China (7,07 juta kasus), Pakistan (2,25 juta kasus), dan di Indonesia sendiri mencapai
1,18 juta kasus. WHO menyebutkan penyakit jantung rematik bertanggung jawab
terhadap 10.397.970 disability adjusted life years dan 8.944 years of life lost (YLL)
secara global. Secara garis besar, mortalitas akibat penyakit jantung rematik yang
mencapai 0,15 per 100.000 penduduk. Data pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
penyakit ini bertanggung jawab atas 319.400 kematian. Proporsi kematian global
akibat penyakit jantung rematik menurun dari 9,2 kematian per 100.000 populasi pada
1990, menjadi 4,8 kematian per 100.000 populasi pada 2015. Pada 2015, negara-
negara dengan perkiraan jumlah kematian tertinggi karena penyakit jantung rematik
adalah India, China, dan Pakistan.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui tentang pathogenesis molekuler dari Demam rematik (DR) dan
Penyakit jantung rematik (PJR).
1.3. Manfaat
Dapat mengetahui tentang pathogenesis molekuler dari Demam rematik (DR) dan
Penyakit jantung rematik (PJR).
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Dasar Molekuler RF/RHD Reaksi Autoimun Alel HLA kelas II terkait dengan
RF/RHD
Beberapa kompleks histokompatibilitas utama (MHC) Alel HLA kelas II telah
dikaitkan dengan perkembangan RF/RHD di berbagai negara. HLA-DR7 adalah alel
yang paling sering terkait dengan RF/RHD, dengan asosiasi ditemukan di Brazil, Turki,
Mesir dan Latvia Pasien RHD. Tambahan, pada pasien RHD Mesir dan Latvia,
beberapa DQ alel dalam asosiasi dengan HLA-DR7 tampaknya terkait dengan
perkembangan beberapa katup lesi.
Hasil ini menyarankan ketidakseimbangan hubungan antara HLA gen dan gen lain
yang terletak di wilayah yang sama Molekul HLA diekspresikan permukaan sel penyaji
antigen (APC) seperti makrofag, sel dendritik dan sel B. dan, bersama dengan antigen
peptida terikat, memicu aktivasi sel T.
2.7. Penggunaan Reseptor Sel T Pada Demam Rematik atau Penyakit Jantung Rematik
Salah satu peneliti melaporkan pertama kali efek SAg pada grup protein M dari
Streptococcus pyogenes dimana SAgs berkontribusi dalam pathogenesis penyakit
autoimun dengan mengaktifkan dan meluaskan populasi sel T spesifik self-antigen.
Dengan menganalisis cetakan Vβ pada darah perifer untuk pasien akut RF dan RHD dan
subjek sehat, terlihat penurunan frekuensi sel CD8+Vβ2+, yang kemungkinan terjadi
karena penurunan populasi dari hasil periperal efek SAg. Tetapi hasil dari efek SAgs dan
protein M tetap kontroversi pada setiap penelitian. Pada beberapa penelitian tidak
terdapat perubahan pada sel T repertoar pada sel darah perifer mononuklear (PBMCs)
pasien RF akut. Tidak kalah pentingnya tidak terdapat penelitian yang sudah dibuktikan
secara ilmiah yang menggunakan sukarelawan dewasa sehat mengenai superantigensitas
yang berasal dari penggunaan baik itu rekombinan protein M5 (rM5) atau fragmen
pepsin-derived protein M5 (pepM5) untuk mengaktifkan PMBCs. Selain itu, analisis sel
T repertoar pada PBMCs dan jalur heart-infiltrating sel T didapatkan dari pasien RHD
yang memperlihatkan adanya pelebaran pada beberapa anggota Vβ, denan profil
oligoclonal khususnya pada jalur heart-infiltrating sel T. Hal ini juga menyatakan pada
fase kronis pada penyakit belum terdapat penelitian ilmiahnya. Perlebaran Vβ juga
diidentifikasi pada darah perifer yang juga melebar sampai jantung. Hasil tersebut
menyatakan adanya sel T spesifik yang bermigrasi dari perifer menuju lesi jantung,
hanya dengan berpindah menggunakan antigen yang sudah dikenali.
Untuk mengkonfirmasi hipotesis tersebut, terlihat adanya CD4+ sel T-klon yang
didapat dari katup mitral-infiltrating sel T bereaksi silang antara protein kardiaka seperti
peptide myosin (LMM, Light Meromyosin), dengan protein katup mitral, seperti protein
56–53 kDa/ pI6.76 dan 35 kDa/pI8.4, sama seperti dengan peptide streptococcal M5.
Populasi tersebut meruakan karakteristik yang sama dengan Vβ13 Jβ2S7, Vα2 and Vα3.
CD4+ sel T clone lainnya didapatkan dari myocardium infiltrating sel T yang juga
dikenali dengan 56–53 kDa/pI6.76 protein katup mitral. Bersamaan dengan itu, hasil dari
populasi sel T akan menyebabkan pelebaran lesi jantung yang berpindah oleh self-
antigen yang sudah dikenali dan kemungkinan berkontribusi pada perawatan dan
progress kerusakan jaringan. Melihat hal tersebut, lesi jantung rematik tidak disebabkan
oleh adanya bakteri, sehingga efek SAg tidak mengambil peran pada peekembangan lesi
RHD.
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil review mengenai pembahasan dari jurnal ini maka dapat di
simpulkan dari hasil ini bahwa asosiasi alel HLA kelas II, dianggap sebagai penanda
genetik untuk penyakit ini, sebenarnya itu menunjukkan molekul HLA streptokokus dan
self- antigen ke TCR. Alel TNF- α dan gen lainnya terkait dengan regulasi imun yang
terletak di wilayah kromosom yang sama dengan gen HLA sekarang yang sedang
diselidiki, dan ini akan berkontribusi tidak hanya untuk definisi penanda genetik baru
tetapi juga untuk lebih memahami kompleks jaringan reaksi autoimun yang terjadi di
RF/RHD.
Hasil yang dibahas di sini memperkuat kompleksitas reaksi autoimun dan
menunjukkan bahwa persilangan pengenalan diri antigen dan patogen oleh TCR
membutuhkan tingkat homologi yang rendah. Ini mungkin menjelaskan sejumlah besar
streptokokus epitop sel B dan T crossreaktif yang telah ditentukan. Evaluasi produksi
sitokin dengan menginfiltrasi sel mononuklear di jaringan jantung telah menjelaskan
mengapa miokardium sembuh, sedangkan katup mengalami lesi yang parah. Sel ini
menghasilkan sitokin inflamasi seperti TNF- α dan IFN- γ pada lesi jantung, tetapi IL-4
diproduksi oleh sejumlah kecil sel di katup jaringan, mungkin mengarah ke
perkembangan dan kekekalan lesi di katup. Semua informasi ini membuka kemungkinan
baru untuk imunoterapi seperti vaksinasi sel-T untuk pasien dengan RHD
parah. Pengetahuan molekuler dari reaksi autoimun yang dimediasi oleh Sel T intralesi
pasti akan membantu dalam pemilihan epitop pelindung streptokokus untuk
pembangunan vaksin yang efektif dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Chin TK, Hackett GL. 2019. Pediatric Rheumatic Heart Disease. Medscape.
Diunduh melalui : https://emedicine.medscape.com/article/891897-overview
Guilherme, L., Köhler, K. F., Postol, E., & Kalil, J. 2011. Genes,
Autoimmunity and Pathogenesis of Rheumatic Heart Disease. Volume 4(1): 13–21.
Annals of Pediatric Cardiology. Diunduh melalui : https://doi.org/10.4103/0974-
2069.79617.
Watkins DA, Beaton AZ, Carapetis JR, Karthikeyan G, Mayosi BM, Wyber R
et al. 2018. Rheumatic Heart Disease Worldwide. J Am Coll Cardiol.