Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“EKOSISTEM”

Disusun oleh :
Rinda Purnama Sari
Megia Pratika Sari
Desta Eka Putri
Lence Ristiani
M. fatwa Ramadhan
Ari Swin Tara
Rio Dwi Saputra

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 KAUR

KATA PENGANTAR
Sebagai insan yang beriman dan berpancasila, marilah kita panjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT karena atas kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “ Ekosistem “. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Biologi.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap kita sebagai siswa siswi dapat mengetahui
dan memahami konsep tentang ekosistem serta menyadari perlunya mempertahankan
ekosistem yang nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, mudah-mudahan bantuan yang diberikan mendapatkan balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Selain itu, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih
banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, kami
mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.

DAFTAR ISI
Lembar pengesahan…………………………………………………………………

Kata pengantar………………………………………………………………………

Daftar isi…………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang…………………………………………………………………
b. Rumusan masalah……………………………………………………………..
c. Tujuan…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Ekosistem……………………………………………………………
B. Pengertian ekosistem menurut para ahli……………………………………….
C. Pembagian ekosistem………………………………………………………….
D. Tingkatan makhluk hidup……………………………………………………..
E. Interaksi makhluk hidup dengan lingkunganya……………………………….
F. Tipe-tipe ekosistem……………………………………………………………
G. Macam-macam ekosistem beserta cirinya…………………………………….

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan …………………………………………………………………..
b. Saran………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbale balik
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotic ( hidup )
dan juga komponen abiotik ( tidak hidup ) Yang terlibat dalam suatu ekosistem ini kedua
komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan hewan dengan air.
Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan
keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing masing, dan selama
tidak ada fungsi yang terganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem


2. Pengertian ekosistem menurut para ahli
3. Pembagian ekosistem
4. Tipe-tipe ekosistem
5. Macam-macam ekosistem

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui penjelasan dari ekosistem


2. Memahami hubungan antara makhluk hidup dengan lingkunganya
3. Mengetahui konsep tentang ekosistem
4. Memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

BAB II PEMBAHASAN
Definisi Ekosistem
Hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
(makhluk tak hidup) membentuk suatu sistem disebut ekosistem. Contoh dari ekosistem
adalah hutan, sawah, sungai danau dan laut. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
ekosistem adalah ilmu ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem juga didefinisikan sebagai unit fungsional yang meliputi komponen biotik
dan komponen abiotik dari area spesifik. Ekosistem adalah komunitas alami yang beinteraksi
satu sama lain, dengan faktor fisik dan nonfisik, seperti energi matahari, temperatur udara,
angin, kelembaban udara, air, tanah dan sebagainya.

Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli

Woodbury (1954)

Pegertian Ekosistem menurut Woodbury adalah tatanan kesatuan secara kompleks di


dalamnya terdapat habitat, tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit
kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan
aliran energi.

A.G. Tansley (1935)

Menurut A.G. Tansley, Ekosistem adalah suatu unit ekologi (an ecological unit) yang
didalamnya terdapat struktur dan fungsi.

Odum (1993)

Odum berpendapat bahwa Ekosistem merupakan unit fungsional dasar dalam ekologi
yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
yang di antara keduanya saling memengaruhi.

Soemarwoto (1983)

Soemarwoto menjelaskan bahwa ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk
oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

UU Lingkungan Hidup tahun 1997

Pengertian Ekosistem menurut UU Lingkungan Hidup adalah tatatan kesatuan cara


yang utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Pembagian Ekosistem

Dalam ilmu ekologi, sejarah terjadinya ekosistem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
.
1). Ekosistem alami, ialah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ulah campur
tangan manusia. Misalnya ekosistem hutan dan ekosistem laut.

2). Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang terbentuk berdasarkan ulah dan campur
tangan manusia sesuai dengan tujuan manusia dengan tujuan tertentu. Contoh ekosistem ini
adalah ekosistem sawah dan ekosistem kebun.

3). Ekosistem suksesi, adalah ekosistem yang terbentuk diawali dengan pemusnahan
akibat bencana alam. Contoh ekosistem suksesi yaitu ekosistem yang terjadi di gunung
merapi akibat letusan gunung tersebut.

Ekosistem suksesi digolongkan lagi menjadi dua yaitu:

(a). Suksesi primer, adalah suksesi yang terjadi jika komunitas asal terganggu.
Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di
tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.
.
(b). Suksesi sekunder, yaitu jika sesuatu komunitas atau ekosistem alami terganggu,
baik secara alami maupun buatan (sebagai kegiatan ulah manusia), dan gangguan tersebut
tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga substrat lama masih ada.
.
Tingkatan makhluk hidup dalam ekosistem

a.Individu
Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan
sebuah pohon.

b.Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat berkembangbiak serta berada
pada tempat yang sama dan dalam kurun waktu yang sama. Contoh populasi adalah
sekelompok semut di atas meja.

c.Komunitas
Komunitas adalah kumpulan beberapa macam populasi yang menempati daerah yang
sama pada waktu yang sama, contohnya komunitas hutan jati, padang rumput dan hutan
pinus.

d.Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungannya yang membentuk suatu
hubungan timbal balik di antara komponen-komponennya. Komponen suatu ekosistem
mencakup seluruh makhluk hidup dan makhluk tidak hidup yang terdapat di dalamnya.

e.Bioma
Bioma adalah suatu ekosistem darat yang khas dan luas cakupannya. Ekologi merupakan
cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi,
ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain
ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang
menyebabkannya
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
* Komponen hidup (biotik) * Komponen tak hidup (abiotik)

Lingkungan makhluk hidup


a) Lingkungan biotik
Biotik adalah makhluk hidup. Lingkungan biotik suatu makhluk hidup adalah seluruh
makhluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di
tempat yang sama. Komponen-komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme,
jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata, dan
vertebrata, serta manusia.
b) Lingkungan abiotik
Abiotik adalah bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik
merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan abiotik. Lingkungan
abiotik membentuk cirri fisik dan kimia tempat hidup makhluk hidup.
Contoh komponen abiotik antara lain : suhu, cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam
mineral, dan tanah. Komponen ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi sehingga
mempengaruhi sifat yang satu dengan yang lain.

Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya

a) Interaksi antar-individu Organisme sejenis yang hidup di suatu tempat dalam kurun
waktu tertentu disebut populasi.

Gambar 1
Individu-individu Manusia Membentuk Populasi Manusia
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 271)

b) Interaksi antar-populasi Komunitas adalah berbagai populasi yang saling


berinteraksi.

Bentuk populasi dapat berupa predasi, kompetisi, dan simbiosis.


1). Predasi merupakan jenis interaksi makan dan dimakan. Pada predasi umumnya suatu
spesies memakan spesies lain, meskipun beberapa hewan memangsa sesame jenisnya
(bersifat kanibal). Organisme yang memakan disebut predator, sedangkan organism yang
dimakan disebut mangsa. 2). Kompetisi antar-populasi disebut juga kompetisi interspesifik.
3). Simbiosis berarti hidup bersama antara dua spesies yang berbeda.

Dalam hidup bersama tersebut, umumnya salah satu spesies berperan sebagai spesies
yang ditumpangi, sedangkan spesies lain sebagai penumpang (simbion). Interaksi
simbiosis dibedakan menjadi :
(a) Mutualisme terjadi jika dua spesies hidup bersama dan saling menguntungkan
satu sama lain. Contoh mutualisme adalah ganggang hijau biru dengan jamur dari

kelompok Basidiomycota membentuk lumut kerak.


Gambar 2
Simbiosis Mutualisme Terjadi Antara Ganggang Hijau Biru
dan Jamur Membentuk Lumut Kerak
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 273)

(b) Komensalisme terjadi jika dua spesies hidup bersama, satu spesies diuntungkan
dan spesies lain tidak dirugikan dan juga tidak diuntungkan. Misalnya anggrek yang
menempel pada pohon.

(c) Parasitisme terjadi jika dua spesies hidup bersama, satu spesies diuntungkan
sedangkan spesies lain dirugikan. Organism yang memperoleh kentungan dari interaksi
parasitisme disebut inang. Sedangkan parasit yang dirugikan disebut inang. Parasit menyerap
sari makanan atau cairan dari tubuh inangnya. Kerugian yang ditimbulkan parasit dapt berupa
gangguan ringan, penyakit, dan bahkan kematian pada inangnya.

Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 273)

c) Interaksi antara komponen biotik dan abiotik

(1) Produsen (organisme autotrof) adalah organisme yang menyusun senyawa


organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Organisme
yang tergolong produsen meliputi organism yang melakukan fotosintesis yaitu
tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri, serta ganggang hijau biru.
(2) Konsumen (organisme heterotrof) adalah organisme yang tidak mampu
menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Hewan dan
manusia termasuk tergolong dalam kelompok sebagai konsumen.

(3) Dekomposer (pengurai) merupakan organism yang menguraikan sisa-sisa


organism untuk memperoleh makanan atau bahan organik yang diperlukan.
Penguraian memungkinkan zat-zat organik yang kompleks terurai menjadi zat-zat
yang lebih sederhana. Organism yang termasuk decomposer adalah bakteri dan jamur.

Gambar 3
Jamur Sebagai Delomposer Menyebabkan Buah Membusuk
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 274)
(4) Detrivitor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau
deutritus.

.
Gambar 4
Kutu Kayu adalah salah satu contoh detrivitor
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 274)

Tipe-tipe ekosistem

1. Ekosistem air (akuatik)

(1) Ekosistem air tawar Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik.
Lotik memiliki ciri airnya berarus dan lentik memiliki ciri airnya tidak berarus.
(2) Ekosistem air laut Ekosistem air laut dibagi menjadi tiga zona (wilayah), yaitu zona
litoral, zona laut dangkal, dan zona pelagik.

Gambar 5
Ekosistem Laut Dibagi Menjadi Tiga Zona,
Yaitu Zona Litoral,Zona Laut Dangkal, dan Zona Pelagik.
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 275)

(3) Ekosistem estuari Ekosistem estuari terdapat pada wilayah pertemuan antara
sungai dan laut atau disebut muara sungai. Muara sungai disebut juga pantai lumpur berair
payaudengan tingkat salinitas di antara air tawar dan laut.

(4) Ekosistem pantai pasir Ekosistem pantai pasir merupakan ekosistem yang cukup
keras bagi organisme karena deburan ombak yang terus-meneerus serta paparan cahaya
matahari selama dua belas jam.

(5) Ekosistem pantai batu Ekosistem pantai batu tersusun dari komponen abiotik,
berupa batu-batuan kecil maupun bongkahan batu yang besar.

(6) Ekosistem terumbu karang Ekosistem terumbu karang hanya dapat tumbuh di
dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari rangka hewan kelompok.

Gambar 6
Pada Ekosistem Terumbu Karang Terdapat Berbagai Jenis Organisme Laut.
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 276)

(7) Ekosistem laut dalam Ekosistem laut dalam merupakan zona pelagik laut.
Ekosistem ini berada pada kedalaman 76.000 m dari permukaan laut, sehingga tidak ada lagi
cahaya matahari.

2. Ekosistem darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe struktur vegetasi
(tumbuhan) dominan disebut bioma. Penyebaran bioma dipengaruhi oleh iklim. Iklim suatu
bioma dipengaruhi oleh posisi geografis bioma tersebut. Berdasarkan posisi geografisnya,
yaitu jarak dari khatulistiwa (lintang) atau ketinggian dari permukaan laut, bioma dapat
dikelompokkan dalam tujuh kategori, yaitu : hutan hujan tropis, savanna, padang rumput,
gurun, hutan gugur, taiga, tundra.

3. Ekosistem buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi


kebutuhannya. Contoh ekosistem buatan manusia adalah bendungan, hutan tanaman produksi
seperti jati dan pinus, agroekosistem berupa sawah tadah hujan.

4) Rantai makanan Organisme yang langsung memakan tumbuhan disebut herbivora


(konsumen primer), yang memakan herbivora disebut karnivora (konsumen sekunder), dan
yang memakan konsumen sekunder disebut konsumen tersier. Jalur makan dan dimakan dari
organisme pada satu tingkat trofik berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu disebut
rantai makanan. Rantai makanan yang dimulai dari perumput, yaitu rumput belalang kadal
burung elang.

Gambar 7 Contoh Rantai Makanan Perumput


Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 280)

Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling bertalian. Kebanyakan


sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya juga menyediakan
makanan berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi yang dinamakan jaring – jaring
makanan (food web).
Gambar 8 Jarring-jaring Makanan Merupakan Rantai Makanan yang കൊമ്പ്ലെക്സ്
Sumber : Aryulina, Diah, (2007 : 281). 5)

Aliran energi Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan.
Energi matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh produsen, energi
cahaya matahari diubah menjadi energi kimia. Energi kimia mengalir dari produsen ke
konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan. Jadi setiap organisme
melakukan pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas
sekunder. Para ahli ekologi menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem dalam bentuk
piramida ekologi. Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, dan
piramida jumlah. Piramida energi adalah suatu gambar bentuk kehilangan energi dari suatu
rantai makanan, piramida biomassa merupakan gambar berkurangnya transfer energi pada
setiap trofik, sedangkan piramida jumlah adalah gambar jumlah individu pada setiap trofik.

MACAM-MACAM EKOSISTEM BESERTA CIRI-CIRINYA

Macam Ekosistem

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara
garis besar ekosistem alam dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan
letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.

a. Gurun
Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia
dan Asia Barat.

Ciri-ciri:

1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun


2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C,
malam dapat turun sampai 0 C)
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air

Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah
kering (tumbuhan serofit).

- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya
unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya
aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropik (sepanjang garis khatulistiwa) yang
berbatasan dengan padang rumput.

6. Padang Rumput
Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.

Ciri-ciri:

 Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah


hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
 Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
 Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase
kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase
kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput,
tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama
padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.

7. Hutan Hujan Tropik


Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi.
Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagi`n besar daerah
Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

Ciri-ciri:

 Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
 Matahari bersinar sepanjang tahun.
 Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
 Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada
perubahan suhu antara siang dan malam hari.

- Flora: pada bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon
utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga
membentuk suatu tudung atau kanopi.

T umbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang
menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada
batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang
Burung.

- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan
yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan
daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam
hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

8. Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Ciri khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya
meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan
Chili.

Ciri-ciri:

- Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.


- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup
tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini
menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus
ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini
adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu
mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat
akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis.
Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim
panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut
musim sem

9. Taiga

Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-
cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun
atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit
sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

10. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.

Pertumbuhan tumbuhan di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan
adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan
rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim
panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang
tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat
hitam.
  
2. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam
air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Tumbuhan bersel satu yang hidup di air tawar mempunyai dinding sel kuat misalnya
beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar.
Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan
tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, mengatasi perbedaan tekanan osmosis dengan melakukan osmoregulasi
untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, clan
pencernaan.
Organisme dalam air dapat digolongkan berdasarkan aliran energi clan cara hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan) dan fagotrof,
yaitu karnivor predator, parasit, dan saproba atau organisme yang memakan sisa-sisa
organisme.

2. Berdasarkan cara hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.


a) Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; melayang-layang (bergerak
pasif) mengikuti gerak aliran air.
b) Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c) Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau berada
pada permukaan air, misalnya serangga air.
d)Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau
benda lain, misalnya keong.
e)Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk
ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

1. Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas. Di danau terdapat
pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus
cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak
tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan
suhu yang drastis, disebut terrnoklirt. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas
dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan
jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.
Air yang hangat berdekatan dengan tepi danau. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang
berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat
beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan
remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular,
itik, angsa, dan mamalia yang sering mencari makan di danau.

b) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus
sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan
cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama
musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil
pemangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh
ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kurakura, dan burung pemakan
ikan.

c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan
organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus
yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa
organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu
sebagai berikut.

a) Danau oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan,
karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali,
dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b) Danau eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan
makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat
bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi
organik dan endapan yang masuk. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas
manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang
memperkaya danau dengan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan popu-
lasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang
akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Peristiwa seperti ini disebut
"eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai
keindahan danau.

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras
tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa
arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak
sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Bebe-
rapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis,
dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi
evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari
pusaran air.

3.Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentulazya rantai makanan.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.

1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.


a)Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b)Neritik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai
bagian dasar, dalamnya ± 300 meter.
c) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
d) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh clan lebih dalam dari pantai (1.500-
10.000 m). Lihat Gambar 10.19.

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut, laut
dibedakan sebagai berikut.
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b) Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000
m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c) Batiopelagik merupakan daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah
iii. e) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya.
Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama
dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengao cara banyak minum air, pengeluaran urin
sedikit, clan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan
diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptari struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan
burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivor dan karnivor,
kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput l aut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan
sebagai berikut.
a) Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini
menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin),
Vigna, Euphorbia atoto, dan Canavalia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum
asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola fruescens (babakoan).
b) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka
kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi
tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan
dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa,
Acatlws, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra,
Lumnitzera, AcXicras, dan Cylocarpus. Lihat Gambar 10.21.

3. Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Lihat Gambar 10.22.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini
juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai
memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang,
dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan
ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai
tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat
mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari
karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang.
Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat
berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria
yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik
lain. Berbagai invertebrata, mikroorganisme, dan ikan hidup di antara karang clan ganggang.
Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan
karnivor.

4. Ekosistem buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi


kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.

a. Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk
berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.

b. Hutan tanaman industri


Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang
umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala,  dammar, dan jati seperti gambar disamping
c. Agroekosistem

Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah
tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa
sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

 Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain.
Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam
kelangsungan hidupnya.
 Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk
hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen
ekosistem yang hidup yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan,
hewan dan manusia. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup
yang meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, suhu atau temperature, mineral dan
gas.
 Dari segi makanan ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu: (1)Organisme Autotrof,
adalah organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan bahan
organik yang terdapat di lingkungannya; (2)Organisme Heterotrof, adalah organisme
yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan mendapatkan makanannya dari
makhluk hidup lain.
 Berdasarkan terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami
dan ekosistem buatan. Selain itu, ekosistem juga dapat berubah karena beberapa
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya : gangguan alam, tindakan manusia,
penggunaan pestisida yang berlebihan dan sebagainya.

B. Saran
 1.      Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama
disekitar tempat tinggal kita.
 2.      Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai