Anda di halaman 1dari 14

TEORI DAN METODE PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN MASA ANAK DALAM ISLAM


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Ari Maulana Ibrahim, M.Pd.

Oleh Kelompok 2:
Nurfan maulana (12018.0321)
Nurul Jamilah (12018.0332)
Oktavian Ihda Sumantri (12018.0339)
Rika Rahmawati (12018.0372)
Rubi Babullah (12018.0390)
Siti Suaebah (12018.0461)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI


Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No.74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Telp. (0266) 225464 Kota Sukabumi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Dan Metode Psikologi
Perkembangan Masa Anak Dalam Islam”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah dapat bermanfaatnya bagi para pembaca. Aamiin.

Sukabumi, 24 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 2
A. Pengertian Psikologi Perkembangan Masa Anak ............... 2
B. Fase Perkembangan Anak Menurut Konsep Islam ............ 3
C. Teori Dan Metode Psikologi Masa Anak Dalam Islam ...... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................... 9
A. Simpulan ................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fase anak-anak merupakan usia yang paling penting dalam bidang
pembentukan dan pembinaan kepribadian seseorang. Apabila seseorang
berhasil melewati fase ini dengan baik, itu artinya ia akan hidup dengan
jiwa yang sehat dan kepribadian yang ideal. Sebaliknya, jika ia tidak
berhasil melewati fase tersebut dengan baik, ia akan menemukan berbagai
macam kesulitan dalam pembentukan jiwa, sikap dan perilaku sosial di
masa yang akan datang. Karena sejatinya, seseorang itu layak dibentuk
dengan bentuk yang baik dan juga layak dibentuk dengan bentuk yang
jelek. Rasulullah bersabda :

‫ُك ُّل َم ْولُْوٍد يُ ْولَ ُد َعلَى الْ ِفطَْرِة‬


“setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci.” Kepada kita beliau
memberikan contoh bahwa lingkungan pertama bagi seseorang ialah kedua
orang tuanya. Maka dari itu beliau bersabda “kedua ibu bapaknyalah yang
membuat ia menjadi Nasrani dan Majusi.”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian psikologi masa anak?
2. Fase perkembangan anak menurut konsep islam?
3. Bagaiamana teori dan metode psikologi perkembangan masa anak
dalam islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi masa anak.
2. Untuk mengetahui fase perkembangan anak menurut konsep islam.
3. Untuk mengetahui teori dan metode psikologi perkembangan masa
anak dalam islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian psikologi masa anak
Psikologi anak (child psychology) secara khusus mempelajari bagian
perkembangan pada anak yang dimulai dari perkembangan konsepsi,
pranatal, serta kelahiran seorang bayi sampai usia 12 tahun. Dalam konsep
ilmu psikologi anak yang dimaksud dengan anak ialah mereka yang
sedang berada dalam perkembangan masa prenatal, lahir, bayi, atitama,
alitama, dam anak tengah (usia 6-12 tahun). Secara khusus psikologi anak
dapat pula dibagi tiga yaitu psikologi perkembangan anak tiga tahun
pertama (psikologi atitama), psikologi perkembangan anak lima tahun
pertama (psikologi alitama), dan psikologi perkembangan anak (psikologi
anak usia sekolah 6-12 tahun). Ciri khusus dari perkembangan anak ialah
perkembangan aspek-aspek psikis yang bersifat progresif, cepat dan
mudah diamati secara kuantitatif maupun kualitatif.
dalam Perspektif Islam Dalam Al Qur’an, penyebutan anak mempunyai
istilah berbeda-beda yang tentu saja mempunyai mempunyai makna yang
berbeda pula. Beberapa istilah tersebut misalnya: al walad, al ibn, at thifl,
as-sabi, dan al ghulam. Secara terminologi anak adalah orang yang lahir
dari rahim ibu, baik laki-laki, perempuan maupun khunsa, sebagai hasil
dari persetubuhan antara dua lawan jenis.
Adapun untuk batasan usia anak, Islam mempunyai batasan dalam
menentukan usia anak dan dewasa, yaitu baligh. Ukuran baligh bagi
seorang anak ketika sudah ihtilam (mimpi basah/sekitar usia 12-15 tahun)
bagi laki-laki dan haid (sekitar 9 tahun ke atas) bagi perempuan.
Adapun dalil al-Qur’an yang menjelaskan mengenai perkembangan anak
adalah sebagai berikut :
ُ‫لُثُمُُلُتُبُلُغُ ُواُأُشُُدكُمُُثُمُُلُتُكُ ُونُ ُوا‬
ًُ ُ‫هُوُُالُذُيُُخُلُقُكُمُُمُنُُتُُرابُُثُمُُمُنُُنُطُفُةُُثُمُُمُنُُعُلُقُةُُثُمُُُيُخُُرجُكُمُُطُف‬

ُ)٧٦(ُُ‫ىُولُعُلُكُمُُتُعُقُلُ ُون‬
ُ ُ‫لُمُسُم‬
ًُ ُ‫شُيُ ُو ًُخاُُۗ ُومُنُكُمُُمُنُُيُتُ ُوفّىُمُنُُقُبُلُُ ُولُتُبُلُغُ ُواُأُج‬

2
“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani,
sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai
seorang anak, kenudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai pada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, diantara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikan) supaya
kamu sampai kepada waktu (ajal) yang ditentukan dan supaya kamu
memahaminya.” (Q.S Al- Mu’min :67)

B. Fase Perkembangan Anak Menurut Konsep Islam


1. Masa bayi (0-2 tahun disebut fase as-shobiy)
Pada fase ini orang tua anak perlu untuk mengembangkan kasih sayang
secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam
waktu bersamaan juga mengembangkan kemampuan anak memberikan
respon terhadap kita. Ini seperti yang sering kita perhatikan dalam fase
pertumbuhan anak secara umum dimana kita memang diharapkan
mengajarkan dan memperhatikan anak untuk dapat memberikan
respon terhadap kita. Meski beberapa orang menganggap hal ini biasa,
tapi dalam pengamatan saya pribadi anak tidak akan berkembang
maksimal jika orang tua (atau orang sekitar) kurang memberikan
stimulasi pada anak. Disini yang dimaksud “mengembangkan
kemampuan anak memberikan respon.
2. Masa anak-anak (2-7 tahun atau disebut dengan fase thufulah)
Pada fase inilah merupakan fase penting memberikan pondasi dasar
tauhid pada anak melalui cara aktif agar anak terdorong dan memiliki
tauhid aktif dimana anak mau melakukan sesuatu yang baik semata
menurut Allah. Fase ini fase penting penanaman pondasi bagi anak.
Tinggal cari cara nih bagaimana menerapkannya.
3. Masa Tamyiz (7-10 tahun)
Di fase ini anak sudah mulai mampu membedakan baik dan buruk
berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah kita sudah mulai
mempertegas pendidikan pokok syariat.

3
4. Masa Amrad (10-15 tahun)
Fase ini adalah fase dimana anak mulai mengembangkan potensi
dirinya guna mencapai kedewasaan dan memiliki kemampuan
bertanggung jawab secara penuh. Dalam islam, fase ini juga
merupakan fase dimana anak mencapai aqil baligh sehingga sudah
semakin pandai menggunakan akalnya secara penuh. Salah satu yang
menjadi tuntutan bagi anak kemudian adalah kepandaiannya dalam
mengatur harta yang dimulai dengan kemampuan mengatur anggaran
untuk dirinya sendiri.
5. Masa Taklif (15-18 tahun)
Pada masa ini anak seharusnya sudah sampai pada titik bernama taklif
atau bertanggung jawab. Bagi lelaki setidaknya fase ini paling lambat
dicapai di usia 18 tahun dan bagi anak perempuan paling lambat
dicapai di usia 17 tahun. Tanggung jawab yang dimaksud selain pada
diri sendiri juga tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat sekitar
dan masyarakat secara keseluruhan.

C. Teori dan metode psikologi perkembangan masa anak dalam


islam
1. Faktor Perkembangan menurut perspektif barat
a. Teori Empirisme
Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 1561-1626) dan
John Locke (Inggris 1632-1704). Berpandangan bahwa pada dasarnya
anak lahir kedunia, perkembangannya ditentukan oleh adanya
pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Disebut juga
teori optimisme, environmentalisme, dan teori tabularasa.
b. Teori Nativisme
Tokohnya Shopenhauer (Jerman 1788-1860). Mengemukakan bahwa
anak lahir telah dilengkapi pembawaan bakat alami (kodrat). Istilah
lain dari teori ini adalah teori pesimisme, dan biologisme.
c. Teori Konvergensi

4
Tokohnya Williams Stern dan istrinya Clara Stern mengungkapkan
bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua
faktor yamg saling menopang, yakni faktor bakat dan faktor pengaruh
lingkungan.
d. Teori Rekapitulasi, Rekapitulasi berarti ulangan, maksudnya adalah
bahwa perkembangan jiwa anak merupakan hasil pengulangan dari
perkembangan seluruh jenis manusia.
e. Teori Psikodinamika
Berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang
ditentukan oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif
(ketegangan). Pendukung teori ini K. Horney, E. Fromm dan Sigmund
Freud.
f. Teori Kemungkinan Berkembang
Tokohnya Dr. M.J. Langeveld dari Belanda bahwa dalam
perkembangan anak melakukan kegiatan pasif (menerima) dan aktif
(eksplorasi).
g. Teori Interaksionisme
Bahwa perkembangan jiwa anak ditentukan oleh adanya dialektif
dengan lingkungannya.
2. Metode Psikologi
a. Metode Eksperimental (tajribi)
Cara ini biasanya dilakukan di dalam labolatorium. Hal yang
merupakan ciri pokok dalam metode ini adalah peneliti bisa
mengubah-ubah situasi sesuai dengan tujuan penelitian. Metode ini
merupakan penggabungan metode introspeksi dan eksperimen. Dengan
kata lain, ia mengendalikan variabel-variabel tertentu untuk melihat
bagaimana akibatnya terhadap variable lainnya. Atau situasi dalam
eksperimen ini sengaja dibuat, misalnya, orang dimasukan dalam
ruang simulasi di mana peneliti bisa mengatur kekuatan cahaya atau
gelombang suara yang akan diberikan kepada orang percobaan. Ia pun
bisa mengatur jenis-jenis orang percobaan yang akan ditelitinya,

5
misalnya dibedakan atas dasar kelamin, usia, atau tingkat
pendidikannya.
Dengan metode ini, misalnya, peneliti akan dapat mempelajari
bagaimana hubungan antara pengindraan dengan jenis kelamin atau
umur. Biasanya metode ini sifatnya umum dan ditunjukan mencari
hukum-hukum umum pula dan tidak terlalu memerhatikan perbedaan-
perbedaan individual. Dalam lingkup sejarah psikologi, ada banyak
teori yang didasarkan pada temuan eksperimen labolatorium. Misalnya
apa yang dilakukan oleh Pavlov dan Skinner di kalangan behaviorism
yang melahirkan terori conditioning atau yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh kognitif dan gestalt dalam lingkup kajian persepsi, motivasi dan
emosi. Jauh sebelumnya, dalam tradisi keilmuan islam, Ibnu Sina
pernah mengadakan eksperimen persepsi pengamatan indra.
b. Observasi Alamiah (hudhuri)
Metode observasi ini ialah metode untuk mempelajari kejiwaan dengan
sengaja mengamati secara langsung, teliti, dan sistematis. Dalam hal
ini, observer dapat melakukan tiga cara, yaitu: intropeksi (retrospeksi),
instropeksi eksternal, dan ekstrospeksi.
Dalam observasi alamiah, peneliti melaksanakan pekerjannya di
lapangan, yaitu dalam situasi sesungguhnya dimana situasi tidak
dikendalikan oleh peneliti, melainkan semata-mata dipengaruhi oleh
proses alamiah saja. Peneliti hanya bisa memilih situasi atau kondisi
lingkungan yang hendak ditelitinya sesuai dengan tujuan penelitian itu
sendirihasil pengamatan itu setelah dikaitkan dengan situasi
lingkungan yang akan dianalisis untuk akhirnya dijadikan bahan
pengambilan keputusan atau kesimpulan. Alat pengumpulan data yang
digunakan di sini adalah pedoman observasi. Dalam observasi ini
terdapat dua tehnik, yaitu hudhuri bi an-nafsi (peneliti langsung
menjadi instrument observasi) dan hudhuri bi adah gahir an-nafs
(observasi dengan materi pengganti semacam kuesioner atau angket,
tanpa harus dihadiri oleh pengamat secara langsung).

6
Penelitian observasi ini banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh psikologi
dalam mencari dan menemukan penjelasan terhadap bentuk prilaku.
Tradisi pemikiran Islam menunjukkan model penelitian ini melalui ibn
Qayyim Al-Jauzi dan Al-Ghazali saat menjelaskan tipologi
kepribadian manusia. Jauh sebelumnya kisah pembelajaran Nabi Musa
as, dari Haidir merupakan bentuk observasi langsung (hudhuri bi an-
nafs).
1. Sejarah Kehidupan
Psikologi pada dasarnya mempelajari manusia sebagai individu. Untuk
mengetahui tingkah laku seseorang dengan segala latar belakangnya
maka penelitian mengenai sejarah kehidupan orang yang bersangkutan
merupakan salah satu metode yang penting dalam psikologi.
Asumsi dasarnya adalah setiap tingkah laku merupakan perwujudan atau
pencerminan dari keadaan kepribadian seseorang, sedangkan keadaan
kepribadian itu dipengaruhi oleh riwayat hidup masa lalunya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pendidikan dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan. Pada wawancara pertanyaan-pertanyaan
diberikan secara lisan. Wawancara digunakan untuk menggali pendapat,
perasaan, sikap, pandangan, proses pengindraan, dan berbagai hal yang
merupakan tingkah laku covert yang tidak bisa ditangkap memalui
metode observasi.
3. Angket
Angket pada hakikatnya adalah wawancara juga. Hanya saja pada angket,
kuesioner itu langsung diberikan pada responden untuk dibaca sendiri
pertanyaan-pertanyaannya, dan responden menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu dengan tertulis pula.
Metode angket ialah suatu penyelidikan yang dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyan mengenai gejala-gejala kejiwaan yang
harus dijwab oleh orang banyak, sehingga berdasarkan jawaban yang

7
diperolehnya dapat diketahui jiwa seseorang. Angket yang disusun secara
teliti dan sempurna, dapat memberikan hasil yang berguna.
4. Pemeriksaan atau Tes Psikologis
Metode ini menggunakan alat-alat tertentu yang disebut psikodiagnostik.
Bentuk alat-alat psikodiagnostik bermacam-macam, bisa berupa tugas
menghitung, merangkai kata, menjawab pertanyaan, menggambar,
memecahkan persoalan, dan lain sebagainya. Pada prinsipnya
pemeriksaan psikologis ini dilakukan untuk memeriksa hal-hal yang
tidak dapat diketahui melalui metode-metode lain, seperti wawancara,
observasi, maupun angket.

8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
 Dalam konsep ilmu psikologi anak yang dimaksud dengan anak
ialah mereka yang sedang berada dalam perkembangan masa
prenatal, lahir, bayi, atitama, alitama, dam anak tengah (usia 6-12
tahun). Adapun dalil al-Qur’an yang menjelaskan mengenai
perkembangan anak yaitu di dalam Q.S. Al-Mu’min ayat 67 yang
berbunyi artinya : “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah
kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah,
kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kenudian
(kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai pada masa (dewasa),
kemudian (dibiarkan hidup lagi) sampai tua, diantara kamu ada
yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikan) supaya
kamu sampai kepada waktu (ajal) yang ditentukan dan supaya
kamu memahaminya.”
 Fase perkembangan anak menurut konsep islam diantaranya yaitu,
masa bayi 0-2 tahun, masa anak-anak 2-7 tahun, masa tamyiz 7-10
tahun, masa amrad 10-15 tahun, masa taklif 15-18 tahun.
 Teori perkembangan menurut perspektif barat diantaranya yaitu
teori empirisme, nativisme, konvergensi, rekapitulasi,
psikodinamika, teori kemungkinan berkembang, teori
interaksionisme.
 Metode psikologi diantaranya yaitu metode eksperimental (tajribi),
observasi alamiah (hudhuri), sejarah kehidupan, wawancara,
angket, dan pemeriksaan atau tes psikologi.
B. Saran
Demikian tugas makalah ini kami tulis berdasarkan kemampuan yang
kami miliki, tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

9
sangat kami harapkan dalam penyempurnaan tugas berikutnya.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.

10
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Mahfuzh, M. Jamaluddi, Syaikh. 2001. Psikologi Anak Remaja Muslim. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
Purwanto, Yadi. 2007. Psikologi Kepribadian Integrasi Nafsiyah Dan ‘Aqliyah
Perspektif Psikologi Islami. Bandung: PT. Refika Aditama.
Shaleh, Rahman Abdul. 2009. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam. Jakarta: Kencana.

11

Anda mungkin juga menyukai