Anda di halaman 1dari 19

Makalah “POLITIK” ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata

kuliah”Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pembimbing
DAMSIR, S.Pd., M,Pd.I

Mata Kuliah
Pendidikan kewarganegaraan
Disusun Oleh:
Kelompok 8
Selvi May Sepriani : 12010326661
MuhammadSolihin : 12010317582
Hutabarat

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan setulus-tulusnya kita persembahkan kehadirat


Allah SWT atas rahmat, nikmat serta kasih sayangNya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
kita hadiahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah membawa agama
islam kepada umat manusia agar mendapatkan kehidupan yang bahagia
dunia dan akhirat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak
Damsir, S.Pd., M,Pd.I selaku dosen mata kuliah pendidikan pancasila.

Dalam kesempatan ini izinkan kami agar dapat menyelesaikan


makalah ini yang berjudul “ POLITIK”, meskipun kami menyadarii masih
banyak terdapat kesalahan kekeliruan dan diharapkan kritik ataupun saran
dari para pembaca guna memperbaiki sebagaimana mestinya.

Demikianlah makalah ini kami susun dengan sebaik-baiknya,


mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan pembaca.

Pekanbaru,20 Desember 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG........................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH....................................................................5
3. TUJUAN PENULISAN......................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN POLITIK..................................................................6
Pengertian Politik Menurut Para Ahli.......................................................7
1. Andrew Heywood...............................................................................7
2. Roger F. Soltau....................................................................................7
3. Miriam Budiardjo................................................................................7
4. Sri Sumantri.........................................................................................7
5. Max Weber..........................................................................................8
6. Kartini Kartolo....................................................................................8
7. Han Kelsen..........................................................................................8
8. Carl Schmidt........................................................................................8
9. Maurice Duverger...............................................................................8
10.Joyce Mitchell...................................................................................9
2. TUJUAN POLITIK............................................................................9
3. SISTEM POLITIK DI INDONESIA.................................................9
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945.........10
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945............11
BAB 3 PENUTUP
1. KESIMPULAN.................................................................................18
2. SARAN..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ilmu politik adalah salah satu ilmu tertua dari berbagai cabang ilmu
yang ada. Sejak orang mulai hidup bersama, masalah tentang pengaturan
dan pengawasan dimulai. Sejak itu para pemikir politik mulai membahas
masalah-masalah yang menyangkut batasan penerapan kekuasaan,
hubungan antara yang memerintah serta yang diperintah, serta sistem apa
yang paling baik menjamin adanya pemenuhan kebutuhan tentang
pengaturan dan pengawasan.

Ilmu politik juga salah satu cabang ilmu sosial yang berdampimgan erat
dengan ilmu sosoial lainnya ,walaupun ilmu-ilmu itu saling berdampinagn
dan berhubungan erat tentu ada pembatas antara ilmu plolitik dan ilmu
social lainnya dengan melihat sifat-sifatnya.

Sistem politik hanya merupakan salah satu dari bermacam-macam


sistem yang terjadi di masyarakat, seperti sistem ekonomi sistem,sistem
komunikasi dan lainny. setiap sistem tentu memiliki tujuan dan fungsi
masing-masing untuk mejaga kelangsungan hidup dari masyarakat. Dalam
hal ini, maka sistem politik ini memiliki tujuan dan fungsi yaitu
merumuskan tujuan-tujuan masyarakat dan selanjutnya dilaksanakan oleh
kebijakan-kebijakan untuk kepentingan masyrakat.

Karena itu, masyarakat perlu mengetahui dan memahami ilmu politik


mulai dari lingkup yang kecil hinga lingkup yang luas. Agar masyaraka
tdapat berkontribusi lansung demi memajukan negara tercinta ini.

2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian dari politik ?


b. Apa tujuan politik ?
c. Bagaimana sistem politik di Indonesia ?

3. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk mengetahui pengertian dari politik


b. Untuk mengetahui tujuan politik
c. Untuk mengetahui keadaan atau sistem politik di Indonesia
BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN POLITIK

Secara etimologis, kata “politik” berasal dari bahasa


Belanda “politiek” dan bahasa Inggris “politics” di mana keduanya
bersumber dari bahasa Yunani “Politika” yang artinya adalah dari, untuk,
atau yang berkaitan dengan warga negara, kata tersebut kemudian
mengalami perkembangan, di antaranya:

 Politiesaa artinya  warga negara


 Politikos artinya kewarganegaraan
 Politike Episteme artinya ilmu politik
 Politike Tehne berarti kemahiran politik
.
Ditinjau dari asal katanya di atas maka definisi politik adalah kegiatan
dalam suatu sistem politik atau negara yang menyangkut penentuan tujuan
dari sistem tersebut dan bagaimana cara mencapai tujuan.

Agar kita dapat lebih memahami politik, maka kita perlu memahami
beberapa kata kunci berikut ini:

 Kekuasaan politik.
 Legitimasi.
 Sistem politik.
 Perilaku politik.
 Partisipasi politik.
 Proses politik.
 Partai politik.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat di mana wujudnya adalah proses pembuatan keputusan
khususnya dalam negara. Berikutnya pengertian politik dari para ahli :

Pengertian Politik Menurut Para Ahli


1. Andrew Heywood

Menurut Andrew Heywood, pengertian politik adalah kegiatan


suatu negara yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, serta
mengamandemen semua peraturan umum yang mengatur kehidupannya,
yang artinya tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerjasama.

2. Roger F. Soltau

Menurut Roger F. Soltau, pengertian politik adalah ilmu yang


mempelajari tentang negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga
negara yang akan melaksanakan tujuan tersebut dan hubungan antara negara
dengan warga negaranya serta negara lain.

3. Miriam Budiardjo

Menurut Miriam Budiardjo, definisi politik adalah berbagai


kegiatan dari suatu sistem politik (Negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem Indonesia dan melaksanakan tujuan-
tujuan tersebut.

4. Sri Sumantri

Menurut Sri Sumantri, arti politik adalah pelembagaan dari


hubungan antar manusia yang dilembagakan dalam berbagai badan politik,
baik suprastruktur politik dan infrastruktur politik.

5. Max Weber

Menurut Max Weber, pengertian politik adalah sarana perjuangan


untuk sama-sama melaksanakan politik atau perjuangan untuk
mempengaruhi pendistribusian kekuasaan baik di antara Negara-negara
maupun diantara hukum dalam suatu Negara.
6. Kartini Kartolo

Menurut Kartini Kartolo, pengertian politik adalah aktivitas


perilaku atau proses yang menggunakan kekuasaan untuk menegakkan
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang sah berlaku di tengah
masyarakat.

7. Han Kelsen

Meenurut Hans Kelsen, ada dua definisi politik, yaitu:

 Politik sebagai etik, berkenaan dengan tujuan manusia atau individu


agar tetap hidup secara sempurna.
 Politik sebagai teknik, berkenaan dengan cara (metode) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan..

8. Carl Schmidt

Menurut Carl Schmidt, pengertian politik adalah suatu dunia yang


didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan-keputusan daripada
lembaga-lembaga abstrak.

9. Maurice Duverger

Menurut Maurice Duverger, definisi politik adalah kekuasaan


,kekuatan seluruh jaringan lembaga-lembaga (institusi) yang mempunyai
kaitan dengan otoritas, dalam hal ini suasana didominasi beberapa orang
atas orang lain.

10.Joyce Mitchell

Menurut Joyce Mitchell, pengertian politik adalah suatu pengambilan


keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat
secara keseluruhan.
2. TUJUAN POLITIK

Tujuan politik yang ada di Indonesia dan secara umum dapat dilihat
sebagai berikut:

 Adanya suatu politik memiliki tujuan agar kekuasaan yang ada di


masyarakat maupun pemerintah diperoleh, dikelola, dan diterapkan
sesuai dengan norma hukum.
 Kedua, adanya politik dapat menciptakan kekuasaan di masyarakat
maupun pemerintah yang demokratis.
 Adanya politik dapat membantu terselenggaranya kekuasaan
pemerintah dan masyarakat yang mengacu pada prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Politik bertujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia .
 Melindungi hak-hak semua warga negara dan menjamin
terlaksananya kewajiban-kewajiban warga negara.
 Menjaga keamanan dan perdamaian negara.
 Menjaga kehidupan sosial yang seimbang untuk kemajuan bangsa
baik dalam neggeri maupun luar negeri.

3. SISTEM POLITIK DI INDONESIA

A. Pengertian Sistem Politik Indonesia

Sistem Politik Indonesia adalah keseluruhan kegiatan (termasuk


pendapat, prinsip, penentuan tujuan, upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, skala prioritas, dll) yang terorganisir dalan negara
Indonesia untuk mengatur pemerintahan dan mempertahankan kekuasaan
demi kepentingan umum dan kemaslahatan rakyat. Kemudian untuk
mewujudkan semua tujuan sistem politik di Indonesia membutuhkan
suprastruktur dan infrastruktur yang baik. Mereka adalah lembaga negara
(Presiden dan Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, MK, KY dan
lembaga lainnya) sebagai kekuatan utama dan didukung oleh partai politik,
organisasi masyarakat, media komunikasi politik, pers, untuk menyalurkan
aspirasi masyarakat agar kebijakan pemerintah sesuai dengan hati rakyat.

Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau


keseluruhan berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan
dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya
mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala
prioritasnya.

Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik


demokrasi pancasila yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai
luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang demokratis. Sistem politik
Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Sistem
politik Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen
terhadap UUD 1945. Amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada
tahun 2002. Perbandingan sistem politik Indonesia sebelum amandemen dan
sesudah amandemen UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu


berarti bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya
dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil
artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur


kedudukan dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan,
tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga
mengatur hak dan kewajiban warga negara.

Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga


tertinggi negara dan DPR. Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan
menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang wakil presiden serta
kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang
dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggi bersama badan-
badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.

2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945

Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD


1945 adalah sebagai berikut : Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahan adalah republik. NKRI terbagi dalam 33 provinsi
dengan menggunakan prinsip desentralisasi.

Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden tidak


bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat membubarkan parlemen.
Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5 tahun dan setelahnya dapat
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan. Tidak ada lembaga tertinggi
dan lembaga tinggi negara yang ada lembaga-lembaga negara seperti
Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
presiden, Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY) dan
Mahkamah Agung (MA).

Dewan Pertimbangan Amanat (DPA) ditiadakan yang kemudian


dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada langsung dibawah
presiden. Kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR
menetapkan anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya
pemerintahan.

B. Lembaga Negara (Lembaga Legislatif, Eksekutif, Yudikatif)

Di dalam sistem pemerintahan yang menjalankan trias politica pasti


mengenal dengan istilah lembaga atau badan eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Ketiga lembaga ini dibentuk dengan tujuan agar tidak terjadi
penyelewengan kekuasaan. Selain itu lembaga-lembaga pemerintahan
tersebut dibentuk berdasarkan UUD dan peraturan lainnya.
 Tugas Dan Wewenang Lembaga Eksekutif, Legislatif Dan
Yudikatif
Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang menerapkan
teori trias politika, yaitu  pemisahan kekuasaan pemerintahan menjadi tiga
bidang yang memiliki kedudukan sejajar Pemisahan kekuasaan ini tidak
bersifat kaku, namun ada koordinasi yang satu dengan yang lain. Pemisahan
kekuasan pemerintahan diIndonesia meliputi :

Lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif di Indonesia :

a. Legislatif yang bertugas membuat undang undang. Lembaga


legislatif meliputi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),DPD, MPR.
b. Eksekutif yang bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-
undang. Lembaga eksekutif meliputi presiden dan wakil presiden
beserta menteri-menteri yang membantunya.
c. Yudikatif yang bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-
undang. Lembaga yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung(MA),
Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.

1. Tugas dan Fungsi Lembaga Legislatif


Lembaga Legislatif di Indonesia ini meliputi Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik
peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di
tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD
provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.

Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota


DPR berdomisili di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima
tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang
paripurna DPR.

2. Fungsi Lembaga DPR


Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif
mempunyai fungsi berikut ini :
a. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat
undang-undang.
b. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang
berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
c. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-
undang.
3. Tugas dan Fungsi Lembaga Eksekutif
Lembaga Eksekutif di Indonesia meliputi presiden dan wakil presiden
beserta menteri-menteri yang membantunya. Presiden adalah lembaga
negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu mempunyai kekuasaan
untuk menjalankan pemerintahan.

Di Indonesia, Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala


pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden
sebelum menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan
dilantik oleh ketua MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan
wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai dengan program yang
telah ditetapkan sendiri.

Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak


boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden
menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945.

4. Tugas dan Wewenang Presiden


Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Presiden sebagai kepala negara mempunyai wewenang sebagai
berikut:
a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan dewan
perwakilan rakyat.
b. Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara
indonesia di negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang
ditempatkan di ibu kota negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah
lembaga yang mewakili negara Indonesia di kota tertentu di bawah
kedutaan besar kita.
c. Menerima duta dari negara lain
d. Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada
warga negara indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa
mengharumkan nama baik Indonesia.

Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan


tertinggi untuk menyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia.
Wewenang, hak dan kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan,
diantaranya:

1. Memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar


2. Berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada
DPR
3. Menetapkan peraturan pemerintah
4. Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
Undang- Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta
berbakti kepada Nusa dan Bangsa
5. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh
kepala negara kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan
rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang
yang telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya.
6. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan
DPR. Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman
yang diberikan oleh negara kepada tahanan-tahanan, terutama
tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan
pidana

5. Tugas dan Fungsi Lembaga Yudikatif


Kekuasaan Yudikatif berwenang menafsirkan isi undang-undang
maupun memberi sanksi atas setiap pelanggaran atasnya. Badan Yudikatif
Indonesia berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman. Di Indonesia,
kini dikenal adanya 3 badang yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut. Badan-badan itu adalah Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial

fungsi Yudikatif yang bisa dispesifikasikan kedalam masalah hukum


kriminal, hukum sipil (perkawinan, perceraian, warisan, perawatan anak);
hukum konstitusi (masalah seputar penafsiran kontitusi); hukum
administatif (hukum yang mengatur administrasi negara); hukum
internasional (perjanjian internasional.

 Hukum kriminal, penyelesaiannya biasanya dipegang oleh


pengadilan pidana yang di Indonesia sifatnya berjenjang, dari
Pengadilan Negeri (tingkat kabupaten), Pengadilan Tinggi (tingkat
provinsi, dan Mahkamah Agung (tingkat nasional). Civil law juga
biasanya diselesaikan di Pengadilan Negeri, tetapi khusus umat Islam
biasanya dipegang oleh PengadilanAgama.
Hukum Konstitusi, kini penyelesaiannya ditempati oleh Mahkamah
Konstitusi. Jika individu, kelompok, lembaga-lembaga negara
mempersoalkan suatu undang-undang atau keputusan, upaya
penyelesaian sengketanya dilakukan di Mahkamah Konstitusi.
 Hukum Administratif, penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan
Tata Usaha Negara, biasanya kasus-kasus sengketa tanah, sertifikasi,
dan sejenisnya.
 Hukum Internasional, tidak diselesaikan oleh badan yudikatif di
bawah kendali suatu negara melainkan atas nama Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
 Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang
kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita.
Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat dibedakan peradilan
umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara
(PTUN).
Mahkamah Agung, sesuai Pasal 24 A UUD 1945, memiliki
kewenangan mengadili kasus hukum pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang,
dan mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.
Kewajiban dan Wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;

1. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;


2. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.

 Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi, sesuai Pasal 24C UUD 1945, berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap Undang undang Dasar,
memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-undang Dasar, memutus pembubaran partai politik,
dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan
terakhir yang putusannya bersifat final

 Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
berikutini:
-Mengusulkan pengangkatan hakim agung;
-Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim.

Komisi Yudisial, sesuai pasal 24B UUD 1945, bersifat mandiri dan
berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluruhan martabat, serta perilaku hakim.

Lingkungan Sistem Politik Indonesia


1. Lingkungan internal
Lingkungan internal sistem politik menurut Gabriel Almond adalah
lingkungan dalam negeri yang meliputi lingkungan fisik, sosial, dan
ekonomi domestik yang menjadi sumber devisa bagi input
(masukan) lingkungan fisik, negara dalam membiayai struktur
politik yang meliputi lembaga dan ekonomi domestik infrastruktur
ataupun suprastruktur politik dalam upaya melaksanakan tugas dan
fungsinya bagi terwujudnya tujuan nasional suatu Negara
2. Lingkungan Eksternal
Klasifikasi lingkungan eksternal adalah:
 sistem politik internasional
 sistem ekologi internasional
 sistem sosial internasional.
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahsasan diatas, maka penulis dapat menarik


kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah diatas sebagai
berikut:

1. Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan


dalam masyarakat di mana wujudnya adalah proses pembuatan
keputusan khususnya dalam negara untuk mencapai tujuan negara
tersebut.
2. Tujuan politik adalah :
 Agar kekuasaan yang ada di masyarakat maupun
dipemerintah diperoleh,dikelola dan diterapkan sesuai
dengan norma huukum
 Menciptakan kekuasaan dimasyarakat maupun pemerintah
yang demokratis
 Membantu terselenggaranyakekuasaan pemerintah yang
mengacu pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Menjaga keamanan dan perdamaian negara
 Mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia
3. Sistem politik Indonesia

 Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945

Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu


berarti bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan sepenuhnya
dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil
artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

 Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945


Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan
adalah republik. NKRI terbagi dalam 33 provinsi dengan menggunakan
prinsip desentralisasi.Kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden.
Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan tidak dapat
membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5
tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.

2. SARAN

Untuk pemerintah :
 Menjalankan roda pemerintahan dengan baik, tanpa korupsi, kolusi
dan nepotisme
 Memegang teguh amanah yang diberikan
Untuk masyarakat :
 Berusaha sedikit demi sedikit menghilangkan rasa skeptis(keraguan)
terhadap pemerintah
 Memiliki rasa persatuan yang kuat agar kita dapat membangun dan
mencapai tujuan negara yang adil, makmur dan sejahtera

Untuk itu, kami penulis makalah ini jauh dari kata sempurna dan
demi kemajuan makalah ini kami harap kritik dan saran. Akhir kata dari
kami semoga dengan adanya makalah ini berguna bagi para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

 KBBI daring
 Rahman, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007
 Subakti , R 1992 Memahami IlmuPolitik, Jakarta PT Grasindo
 Kantaprawira, Rusadi, 2006. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Sinar
Baru Algesindo.
 Anggara, Sahya, 2013. Sistem Politik Indonesia. Bandung: CV Pustaka
Setia

Anda mungkin juga menyukai