Anda di halaman 1dari 16

Dosen Pembimbing : Firman, S.Kep,Ns, M.

Kes

Tugas :

“PEMERIKSAAN FISIK”

Disusun Oleh :

Nama : Ayu Safitri


Nim : P201901044
Kelas : T2 Keperawatan

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya yang berjudul “Pemeriksaan Fisik”. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan pemahaman tentang materi tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Kendari, 29 juni 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halam Judul ..................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................................1


B. Rumusan masalah ..............................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi pemeriksaan fisik .................................................................2


B. Macam-macam pemeriksaan fisik .....................................................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................12
B. Saran ................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat seringkali menjadi orang yang pertama mendeteksi perubahan pada


kondisi klien tanpa memperhatikan latar belakangnya. Oleh karena itu
kemampuan berpikir dan menginterpretasi secara kritis tentang arti perilaku klien
dan perubahan fisik yang ditampilkan merupakan hal yang sangat penting bagi
perawat. keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi
perawat untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang terjadi pada
kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan perawat untuk mengkaji pola
yang mencerminkan masalah kesehatan dan mengevaluasi perkembangan klien
sejalan dengan terapi.
Perawat bekerja diberbagai tempat, mencari informasi tentang status kesehatan
klien. Pemeriksaan fisik keperawatan pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan
model keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat
adanya masalah kesehatan atau dengan kata lain pemeriksaan fisik keperawatan
harus mencerminkan diagnosa fisik yang secara umum perawat dapat membuat
tindakan untuk mengatasinya.
B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi pemeriksaan fisik ?


2. Apa macam-macam pemeriksaan fisik?

C. Tujuan

1. Kita dapat mengetahui defenisi pemeriksan fisik.


2. Dapat memahami macam-macam dari pemeriksaan fisik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang
ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya adalah: Inspeksi,  Palpasi, Perkusi dan Auskultasi.

B. Macam-macam Pemeriksaan Fisik


1. Pemeriksaan Kepala.
a) Tujuan : Mengetahui bentuk dan fungsi kepala dan Mengetahui
kelainan yang terdapat dikepala.
b) Persiapan Alat : Lampu, Sarung tangan ( jika diduga terdapat
lesi/luka).
c) Prosedur pelaksanaan:
Inspeksi Kepala
 Atur posisi klien duduk atau berdiri.
  Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata, dll.
 Lakukan inspeksi mengamati bentuk kepala, kesimetrisan dan keadaan kulit
kepala, Inspeksi penyebaran, ketebalan, kebesihan dan tekstur, warna rambut.
 Ukuran, bentuk dan posisi kepala terhadap tubuh, Normal kepala tegak lurus
dan digaris tengah tubuh. Tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal dibagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
Palpasi Kepala
 Atur posisi duduk atau berdiri.

2
 Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kaca mata.
  Pakai sarung tangan (terutama jika terdapat luka/lesi dikepala).
 Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut menggunakan ujung
jari, lakukan mulai dari depan turun kebawah melalui garis tengah kemudian
palpasi setiap sudut garis kepala.
  Rasakan apakah terdapat benjolan / massa, tanda bekas luka dikepala,
pembengkakan, nyeri tekan. Jika hal itu ditemukan perhatikan berapa besrnya/
luasnya, bagaimana konsistensinya, dan dimana kedudukannya,
apakahdidalam kulit, pada tulang atau dibawah kulit terlepas dari tulang.

2. Pemeriksaan wajah
 Pemeriksaan mata
a) Tujuan.
 Mengetahui bentuk dan fungsi mata.
 Mengetahui adanya kelainan pada mata.
b) Persiapan alat.
 Senter kecil
 Surat kabar / majalah
 Kartu snellen
 Penutup mata
 Sarung tangan (jika pelu )
c) Prosedur pelaksanaan :

 Inspeksi mata (melihat mata pasien)


Hasil : simetris, tidak ada luka, warna kulit normal, tidak ada masa
 Inspeksi kelopak mata (melihat mata pasien, anjurkan pasien menutup
mata). Hasil : tidak ada lesi, simetris. (Anjurkan pasien membuka
mata). Hasil : bulu mata sejajar, tidak ada kelainan bulu mata
 Palpasi kelopak mata (Anjurkan pasien menutup mata dan raba
kelopak mata pasien). Hasil : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
atau massa.

3
 Inspeksi konjungtiva, skela dan iris : Tekan kebawah kelopak mata
pasien, anjurkan pasien melihat ke atas.Amati konjungtiva. Hasil :
konjungtiva normal berwarna merah muda, jika berwarna putih
kemungkinan pasien mengalami anemia, tidak ada kotoran
 Buka kelopak mata atas mata pasien, anjurkan pasien melihat ke
bawah. Amati sclera. Hasil : Sklera normal berwarna putih. Jika
berwarna kuning kemungkinan pasien mengalami penyakit hepatitis
 Lihat mata pasien bagian iris. Hasil : Iris berwarna coklat
 Inspeksi reflek mata (Gunakan penlight, arahkan penlight dari arah
mata kanan ke tengah. Arahkan kembali penlight dari mata kiri ke
tengah). Hasil : reflek positif kanan-kiri, iris berwarna coklat, bersih,
tidak keruh. Kornea tidak ada infeksi
 Gerakan bola mata : (Gunakan penlight, arahkan penlight dari samping
kiri bawah ke kanan atas. Anjurkan pasien tidak menoleh kanan – kiri,
atas – bawah. Jika pasien sudah tidak bisa melihat penlight anjurkan
angkat tangan. Begitupun sebaliknya dari kanan bawah ke kiri atas).
Hasil : letak mata simetris, bola mata mengikuti arah benda, jarak
pandang normal
 Pemeriksaan tajam penglihatan (pada snellen card yang sudah
digantungkan, pilih jarak untuk pasien. Ada jarak 5 meter atau 6 meter.
Minta pasien menebaknya)
3. Pemeriksaan telinga.
a) Tujuan.
Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan
fungsi pendengaran.
b) Persiapan alat :
 Arloji berjarum detik
 Garpu tala
 Speculum telinga
 Lampu kepala
c) Prosedur Pelaksanaan :

4
Inspeksi dan palpasi telinga luar.
- Bantu klien dalam posisi duduk, jika memungkinkan
- Posisi pemeriksa menghadap kesisi telinga yang dikaji
- Atur pencahayaan dengan menggunakan auroskop, lampu kepala, atau
sumber cahaya lain sehingga tangan pemeriksa bebas bekerja
- Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene,
(adanya) lensi/massa, dan kesimetrisan. Bandingkan dengan hasil normal
- Lakukan palpasi dengan memegang telinga dengan menggunakan jari
telunjuk dan jempol.
- Palpasi kartilago telinga luar secara sistematis, yaitu dari jaringan lunak
kejaringan keras dan catat jika ada nyeri
- Lakukan penekanan pada areatragus ke dalam dan tulang telinga dibawah
daun telinga
- Bandingkan telinga kiri dan telinga kanan
- Inspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut
 Pada orang dewasa, pegang daun telinga/heliks dan perlahan-lahan tarik
daun telinga keatas dan kebawah sehingga lurus dan menjadi mudah
diamati
 Pada anak-anak, tarik daun telinga kebawah
- Periksa adanya peradangan, pendarahan, atau kotoran/serumen pada
lubang telinga.
 Pemeriksaan pendengaran
 Menggunakan bisikan
- Atur posisi klien berdiri membelakangi  pemeriksa pada jarak 4-6 m.
- Instruksikan klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa
- Bisikan suatu bilangan, missal “tujuh enam”
- Minta klien untuk mengulangi bilangan yang didengar
- Periksa telinga yang lainya dengan cara yang sama
- Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiri klien
 Menggunakan arloji
- Ciptakan suasana ruangan yang tenang

5
- Pegang arloji dan dekatkan ke telinga klien
- Minta klien untuk member tahu pemeriksa jika ia mendengar detak arloji
- Pindahkan posisi arloji perlahan-lahan menjauhi telinga dan meminta klien
untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak mendengar detak arloji.
Normalnya, klien masih mendengar sampai jarak 30 cm dari telinga.
 Menggunakan garpu tala
 Pemeriksaan Rinne
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan atau
buku buku jari tangan yang berlawanan.
- Letakan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien
- Anjurkan klien untuk member tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan
getaran lagi
- Angkat garpu tala dan dengan cepat tempatkan  didepan lubang telinga klien
1-2 cm dengan posisi garpu tala paralel terhadap lubang telinga klien.
- Instruksikan klien untuk member tahu apakah ia masih mendengar suara
atau tidak.
- Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut.
 Pemeriksaan weber
- Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak tangan atau
bukku jari tangan yang berlawanan.
- Letakan tangkai garpu tala di tengah puncak kepala klien.
- Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga
atau lebih jelas pada salah satu telinga.
- Catat hasil pendengaran pemeriksaan tersebut.

4. Pemeriksaan hidung
a) Tujuan
 Mengetahui bentuk dan fungsi hidung.
 Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi atau infeksi.

b) Persiapan alat :

6
 Speculum hidung.
 Senter kecil.
 Lampu penerangan.
 Sarung tangan (jika diperlukan).
c) Prosedur pelaksanaan :
Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar :
- Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
- Atur penerangan.
- Amati bentuk dan tulang hidung bagian luar dari sisi depan,samping, dan atas.
- Amati keadaan kulit hidung terhadap warna dan adanya pembengkakan.
- Amati  kesimetrisan lubang hidung.
- Observasi  pengeluaran dan pelebaran nares (lubang hidung). Jika terdapat
pengeluaran (secret, darah, dll), jelasakan karakter, jumlah dan warnanya.
- Lakukan palpasi lembut pada batang dan jaringan lunak hidung terhadap
nyeri, massa.
- Letakkan satu jari pada masing-masing sisi arkus nasal dan memapalsinya
dengan lembut,lalu gerakan jari dari batang ke ujung hidung.
- Kaji mobilitas septum hidung.
Inspeksi hidung bagian dalam.
- Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
- Pasang lampu kepala.
- Atur lampu agar dapat secara adekuat menerangi lubang hidung.
- Tekan hidung secara lembut untuk mengelevasikan ujung hidung dan lakukan
pengamatan bagian anterior lubang hidung.
- Amati posisi septum hidung
- Pasang ujung speculum hidung pada lubang hidung sehingga rongga hidung
dapat diamati.
- Amati kartilago  dan dinding-dinding rongga hidung serta selaput lender pada
rongga hidung (warna, sekresi, bengkak).
- Lepas speculum secara perlahan-lahan.
Teknik Pemeriksaan Kemungkinan yang Ditemukan

7
Inspeksi hidung eksternal
Inspeksi, melalui speculum,
 Mukosa hidung yang menutupi Pembengkakan dan warna merah
septum dan turbisani, perhatikan pada rintis oleh virus, bengkak
warnanya dan setiap pembengkakan dan pucat pada rintis alergik;
polip; ulkus karena penggunaan
kokain.
  Septum nasi terhadap posisi dan Penyimpangan, perforasi
integritas
Palpasi sinus terhadap nyeri tekan: Nyeri tekan pada sinusitis akut
Frontal
 Maksilaris

5. Pemeriksaan Mulut
a) Tujuan : Mengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut.
b)Persiapan alat :
 Senter kecil
 Sudip lidah
 Sarung tangan bersih
 Kasa
c) Prosedur pelaksanaan :
Inspeksi mulut
- Atur duduk klien berhadapan dengan pemeriksa dan tingginya sejajar.
- Amati bibir klien untuk mengetahui warna bibir, kesimetrisan, kelembaban,
dan apakah ada kelainan konginetal, bibir sumbing,pembengkakan, lesi, atau
ulkus.
- Instruksikan klien untuk membuka mulut guna mengamati gigi klien.
- Atur penerangan yang cukup, jika diperlukan gunakan sudip lidah untuk
menekan lidah sehingga gigi akan tampak lebih jelas.
- Amati keadaan, jumlah, ukuran, warna, kebersihan, karies,dan lain-lain.
- Amati keadaan gusi, (adanya) lesi, tumor, pembengkakan.
- Observasi kebersihan mulut dan (adanya) bau mulut/halitosis.

8
- Amati lidah terhadap kesimetrisan dengan cara meminta kilen untuk
menjulurkan lidahya, lalu amati warna, kesejajaran, atau( adanya) kelainan.
- Amati semua bagian mulut termasuk selaput lender mulut dengan me,eriksa
warna, sekresi, (adanya) peradangan, perdarahan, ataupun ulkus.
- Tarik lembut bibir kebawah menjauhi gigi dengan jari yang terpasang sarung
tangan.inspeksi mukosa terhadap warna, tekstur, hidrasi, dan lesi.
- Beri klien kesempatan untuk beristirahat dengan menutup mulutnya, jika ia
lelah.
- Anjurkan klien untuk mengangkat kepala sedikit ke belakang dan membuka
mulut ketika menginspeksi faring.tekan lidah ke bawah ketika klien berkata
“ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula. Periksa tonsil apakah
meradang atu tidak.
Palpasi mulut
- Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien.
- Anjurkan klien membuka mulut, pemeriksa memakai sarung tangan.
- Pegang pipil di antara ibu jari dan tangan (jari telunjuk berada di dalam).
Lakukan palpasi secara sistematis dan kaji adanya tumor, pembengkakan atau
adanya nyeri.
- Palpasi dasar mulut dengan menginstruksikan klien untuk mengatakan “el”,
lalu dengan jari telunjuk tangan kanan lakukan palpasi dasar mulut secara
sitematis, sedangkan ibu jari menekan bawah dagu untuk mempermudah
palpasi.
- Palpasi lidah dengan menginstruksikan klien untuk menjulurkan lidah dan
lidah dipegang dengan kasa steril menggunakan tangan kiri. Lakukan palpasi
lidah, terutama bagian belakang dan batas-batas lidah dengan menggunakan
jari telunjuk kanan.
6. Pemeriksaan Leher
a) Tujuan
- Menentukan struktur integritas leher.
- Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan.
- Memeriksa sistem limfatik.

9
b) Persiapan alat : Stetoskop.
c) Prosedur pelaksanaan :

Inspeksi Leher
- Atur pencahayaan dengan baik.
- Anjurkan klien untuk melepas baju atau benda apapun yang menutupi leher.
- Amati bentuk leher, warna kulit, (adanya) jaringan parut, pembengkakan,
(adanya) massa. Pengamatan dilakukan secara sisitematis mulai dari garis
tengah sisi depan leher, samping, dan belakang.
- Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan klien untuk menelan dan mengamati
gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya, kelenjar tiroid
tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus.
- Minta klien untuk memfleksikan leher dengan dagu kedada  hiperekstensikan
leher sedikit kebelakang, dan gerakan menyamping ke masing-masing sisi
kemudian ke samping sehingga telingga bergerak kea rah bahu. Hal ini
dilakukan untuk menguji otot-otot sternomastoideus dan trapezius.
Palpasi Leher
- Untuk memeriksa nodus limfe, buat klien santai dengan leher sedikit fleksi ke
depan atau mengarah ke sisi pemeriksa untuk merelaksasikan jaringan dan
otot-otot.
- Gunakan bantalan ketiga jari tengah tangan dan memalpasi dengan lembut
masing-masing jaringan limfe dengan gerakan memutar.
- Periksa setiap nodus dengan urutan sebagai berikut
 Nodus oksipital pada dasar tengkorak.
 Nodus auricular posterior di atas mastoid.
 Nodus preaurikular tepat di depan telinga.
 Nodus tonsilar pada sudut mandibula.
 Nodus submental pada garis tengah beberapa cm di belakang ujung
mandibula.
 Nodus sukmaksilaris pada garis tengah di belakang ujung mandibula.
 Nodus servikal superficial, superficial terhadap sternomastoideus.

10
 Nodus servikal posterior, sepanjang tepi anterior trapezius.
 Nodus supraklavikula, dalam suatu sudut yang terbentuk oleh klavikula
dan sternokleidomastoideus.
- Palpasi kelenjar tiroid, dengan cara:
 Letakkan tangan pada leher klien.
 Palpasi fosa suprasternal dengan jari telunjuk dan jari tengah.
 Instruksikan kilen untuk minum atau menelan agar memudahkan palpasi.
 Jika teraba kelenjar tiroid, pastikan bentuk, ukuran, konsistensi, dan
permukaannya.
- Palpasi trakea dengan cara:
 Pemeriksa berdiri di samping kanan klien.
 Letakkan jari  tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea ke atas, ke
bawah, dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat di ketahui.

Teknik Pemeriksaan Kemungkinan yang Ditemukan


Inspeksi leher Jaringan parut, massa, tortikolis
Palpasi kelenjar limfe Limfadenopati servikal karena
inflamsai, malignansi
Inspeksi dan palpasi posisi trakea Penyimpangan trakea
Inspeksi kelenjar teroid. Goiter, nodulus
·         Pada saat istirahat
·         Ketika pasien menelan air
Dari belakang pasien, palpasikelenjar Goiter, nodulus, nyeri tekan
tiroid, termasuk istimus dan lobus tiroid
lateral.
·         Pada saat istirahat
·         Ketika pasien menelan air

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau


hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif
dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah
dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.

            Pemeriksaan fisik Mutlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada klien
yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, secara rutin pada
klien yang sedang di rawat, sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi pemeriksaan
fisik ini sangat penting dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar.
            Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik
untuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan . memilih intervensi yang tepat untuk
proses keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
B. Saran
Sebaiknya perawat agar dapat melakukan pemeriksaan fisik secara benar,
sesuai dengan persiapan, teknik, dan prosedur yang telah ditentukan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Admit. Pemeriksaan Fisik. http// nursingbegin.com/tag/pemeriksaan-fisik.

http://ayyupusspita.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fisik-kepala-dan-muka-
mata_1321.html

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates.
Jakarta. EGC

13

Anda mungkin juga menyukai

  • EE
    EE
    Dokumen4 halaman
    EE
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • D
    D
    Dokumen4 halaman
    D
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • DD
    DD
    Dokumen2 halaman
    DD
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • CC
    CC
    Dokumen3 halaman
    CC
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • H. Isu-Isu Terbaru Dalam Komunikasi
    H. Isu-Isu Terbaru Dalam Komunikasi
    Dokumen4 halaman
    H. Isu-Isu Terbaru Dalam Komunikasi
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • D. Arah Komunikasi: E. Jenis-Jenis Komunikasi
    D. Arah Komunikasi: E. Jenis-Jenis Komunikasi
    Dokumen2 halaman
    D. Arah Komunikasi: E. Jenis-Jenis Komunikasi
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • BB
    BB
    Dokumen2 halaman
    BB
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • AA
    AA
    Dokumen3 halaman
    AA
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • A. Latar Belakang: B. Rumusan Masalah
    A. Latar Belakang: B. Rumusan Masalah
    Dokumen2 halaman
    A. Latar Belakang: B. Rumusan Masalah
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • C. Fungsi Komunikasi
    C. Fungsi Komunikasi
    Dokumen6 halaman
    C. Fungsi Komunikasi
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen4 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Makalah Komunikasi: Bab I Pendahuluan Latar Belakang
    Makalah Komunikasi: Bab I Pendahuluan Latar Belakang
    Dokumen3 halaman
    Makalah Komunikasi: Bab I Pendahuluan Latar Belakang
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • 2.2proses Komunikasi
    2.2proses Komunikasi
    Dokumen2 halaman
    2.2proses Komunikasi
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • 2.4 Hambatan Komunikasi
    2.4 Hambatan Komunikasi
    Dokumen3 halaman
    2.4 Hambatan Komunikasi
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 14
    Agama 14
    Dokumen3 halaman
    Agama 14
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 13
    Agama 13
    Dokumen3 halaman
    Agama 13
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 16
    Agama 16
    Dokumen3 halaman
    Agama 16
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 18
    Agama 18
    Dokumen5 halaman
    Agama 18
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 17
    Agama 17
    Dokumen4 halaman
    Agama 17
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 15
    Agama 15
    Dokumen3 halaman
    Agama 15
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 11
    Agama 11
    Dokumen2 halaman
    Agama 11
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 12
    Agama 12
    Dokumen2 halaman
    Agama 12
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Nuru Malas (1) ....
    Nuru Malas (1) ....
    Dokumen16 halaman
    Nuru Malas (1) ....
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 1
    Agama 1
    Dokumen3 halaman
    Agama 1
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 3
    Agama 3
    Dokumen5 halaman
    Agama 3
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 3
    Agama 3
    Dokumen5 halaman
    Agama 3
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 4
    Agama 4
    Dokumen7 halaman
    Agama 4
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 5
    Agama 5
    Dokumen7 halaman
    Agama 5
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 2
    Agama 2
    Dokumen3 halaman
    Agama 2
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat
  • Agama 1
    Agama 1
    Dokumen3 halaman
    Agama 1
    Anita Haruna
    Belum ada peringkat