Anda di halaman 1dari 6

Nama : Widya Alfan Nurrohmah

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Semester/Kelas/ Presensi : 6 / PAI A / 24

NIM :20170101904

Mata Kuliah : Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Pristiwiyanto, S.H, M.H

Rangkuman Mata Kuliah Profesi Keguruan

1. Guru Profesional
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen mendefinisikan bahwa
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
untuk memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Bukan sekadar profesi yang menjelaskan suatu materi ke siswa namun lebih dari itu.
Guru adalah sosok yang menjadi teladan utama dalam kehidupan. Keberadaannya sangat
berpengaruh terhadap kelahiran generasi cerdas yang berkarakter. Tugas guru yang
kompleks itulah yang membuat profesi ini berbeda dengan yang lain.

Tugas guru antara lain: pendidik, pembimbing, dan pelatih. Namun dalam UU. No. 14
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 20, antara lain: perencanaan
pembelajaran, bertindak objektif, mematuhi hukum dan UU, serta menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan bangsa.

Kriteria guru profesional dapat diketahui pada UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru
dan Dosen, diantaranya: Memiliki kualifikasi akademik, memiliki, menghayati, dan
menguasai kompetensi (Pedagogik, kepribadian, sosial, profesional), Memiliki bukti formal
yakni sertifikat pendidik, Tergabung dalam organisasi profesi.

2. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus
dimilki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Pengertian kompetensi guru berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
adalah kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran.
A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancanagan dan pelaksanaan
pembelajaran dan pengembangan potensi peserta didik.
B. Kompetensi kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta didik.
C. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkan seorang guru.
D. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
3. Tugas dan Peran Guru
A. Tugas Guru
1.) Guru sebagai pendidik
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan pelatihan dan pengabdian
kepada masyarakat.
2.) Guru sebagai pembimbing
Guru dituntut untuk memahami potensi, kekurangan, masalah, dan segala yang
berhubungan dengan siswa beserta proses belajarnya.
3.) Guru sebagai pelatih
Berhubungan dengan ketrampilan siswa. Karena pendidikan dan pengajaran
juga membutuhkan ketrampilan intelektual, sikap, maupun motorik.

Adapun menurut UU. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal
20, antara lain: perencanaan pembelajaran, bertindak objektif, mematuhi hukum
dan UU, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.

B. Peran Guru
1.) Sebagai pengajar Guru memiliki tanggung jawab menyampaikan materi mata
pelajaran dengan baik.
2.) Sebagai pendidik bukan sekadar mengajarkan ilmu pengetahuan, guru juga
berperan dalam mengubah perilaku siswa yang kurang baik menjadi lebih baik.
3.) Sebagai administrator yakni mencatat perkembangan para siswanya.
4.) Sebagai evaluator sosok yang mengevaluasi proses belajar siswanya.
5.) Sebagai inspirator yang menginspirasi para siswa sehingga memiliki tujuan di
masa depannya.

4. Kode Etik dan Organisasi Guru


A. Kode Etik
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata
cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau
aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi.
Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan bahwa
Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru
warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI,
1973).
Tujuan Kode Etik Guru untuk menjunjung tinggi martabat profesi, Untuk
menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya, Untuk meningkatkan
pengabadian para anggota profesi, Untuk meningkatkan mutu profesi, Untuk
meningkatkan mutu organisasi profesi.

4 Tahap penyempurnaan kode etik:


(1) tahap pembahasan/perumusan (lahun 1971-1973)
(2) tahap pengesahan (Kongres PGRI ke XIII Nopember 1973)
(3) tahap penguraian (Kongres PGRI XIV, Juni 1979)
(4) tahap penyempurnaan (Kongres XVI, juli 1989).
B. Organisasi Profesi
Organisasi profesi guru sendiri adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang
memiliki suatu keahlian khusus dalam mendidik. Berikut beberapa fungsinya:
1.) Fungsi Pemersatu
Organisai profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi
profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan
masyarakat penguna jasa kependidikan.
2.) Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesi
Fungsi yang kedua adalah peningkatan kemampuan profesi. Guru sebagai anggota
profesi harus bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi
tersebut.

5. Perlindungan profesi Guru


Yaitu upaya memberi perlindungan yang mencakup perlindungan terhadap PHK
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang
tidak wajar, pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap
profesi dan pembatasan yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
Perlindungan profesi guru meliputi:
A. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang
keahlian, minat, dan bakatnya.
B. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-
tugas profesional dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat Dewan
Kehormatan Guru Indonesia.
C. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau
kesepakatan kerja bersama.
D. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti
prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
E. Penyelenggara atau kepala satuan pendidikan formal wajib melindungi
guru dari praktik pembayaran imbalan yang tidak wajar.
F. Setiap guru memiliki kebebasan akademik untuk menyampaikan
pandangan
G. Setiap guru memiliki kebebasan untuk berekspresi, berkreatifitas,
berinovasi.
H. Setiap guru harus terbebas dari tindakan pelecehan atas profesinya dari
peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

6. Guru dalam Realitas dan Legalitas


Jenis Guru dalam Realita antara lain:
Guru pelaksana (executive teacher)
Jenis guru ini bertanggung jawab melaksanakan kegitan-kegiatan instruksional, bahkan
merupakan figure kunci dalam pengajaran sekolah. Mereka bertanggung jawab
menyusun rencana dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari yang menjadi tugas staf
pengajar.
Jenis staf ini harus memiliki persiapan dulu pada tingkat sarjana (master degree), telah
memiliki pengalaman mengajar di kelas. Secara umum tugas guru sebagai pengelola
pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif
bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
Guru profesional (professional teacher)
Senior teacher, master teacher, lead teacher, dan professional teacher
dikelompokkan ke dalam kategori ini. Guru professional merupakan merupakan orang
yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta
telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-
kelas besar.
Guru provisional (provisional teacher)
Guru provisional merupakan anggota staf yang telah menempuh program pendidikan
guru selama empat tahun dan telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki
atau masih kurang pengalaman mengajar. Tingkatatan guru ini sering disebut sebagai
regular teacher, guru baru (beginning teacher), atau guru provisional.
Guru kadet (cadet teacher)
Dalam kategori ini termasuk guru asisten,guru intern, dan guru kadet (calon guru).
Mereka tergolong guru yang belum menyelesaikan pendidikan guru yang berijazah
normal, tetapi baru memenuhi kualifikasi minimum atau kualifikasi yang darurat.
Guru kadet bertugas dibawah supervise dari guru-guru yang telah
berpengalaman, yakni guru-guru professional.
Guru khusus (special teacher)
Guru tipe ini disebut sebagai guru khusus atau guru spesialis (ahli dalam bidang
tertentu). Ditempatkan dalam kedudukan staf dengan tugas memberikan pengajaran
atau pelayanan khusus dalam daerah tertentu dalam kurikuler seperti: seni, musik,
bimbingan dan layanan, dan pendidikan jasmani. Guru ini dapat atau tidak dijadikan
anggotatim sepenuhnya.

Legalitas Guru

Guru merupaka profisi yang di tuntut keprofesionalan-nya. Maka dari itu pemerintah
republik Indonesia membuat sebuah aturan leagitas dari seorang guru melalui setifikasi.
Apakah seorang guru tersebut sudah layak sebagai guru atau belum, Bisa Di artikan
bahwa legalitas guru adalah keabsahan dari seorang guru tersebut,

Anda mungkin juga menyukai