Anda di halaman 1dari 103

PERBEDAAN SPESIFIKASI UMUM 2018 DENGAN

SPESIFIKASI UMUM 2018 REVISI 2


DIVISI 5
Koreksi pada: 5-2
Nomor 3 Poin A), C), D) dan F)
Nomor 3 poin a) terdapat penambahan menjadi:
Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1.1) kecuali disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam pasal 5.1.4.1) dari spesifikasi ini.

Nomor 3 poin c) terdapat perubahan dan penambahan.


Semula:
Tabel total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter dari tabel yang
disyaratkan
Menjadi:
Tabel total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter dari tabel yang
ditunjukkan dalam Gambar, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan
ketentuan yang diuraikan dalam pasal 5.1.4.1) dari Spesifikasi ini.
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-2
Nomor 3 Poin A), C), D) dan F)

Nomor 3 poin d) terdapat perubahan dan penambahan


Semula:
Tabel minimum Lapis Fondasi Agregat kelas A dan Lapis Drainase, tidak boleh kurang satu
sentimeter dari tebal yang disyaratkan
Menjadi:
Tabel minimum Lapis Fondasi Agregat kelas A dan Lapis Drainase, tidak boleh kurang satu
sentimeter dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tebal yang diperoleh kurang dari
yang disyaratkan maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.4.1.1).
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-2
Nomor 3 Poin A), C), D) dan F)
Nomor 3 poin f) terdapat perubahan
Menjadi:
Permukaan akhir bahu jalan, termasuk setiap perkerasan yang dihampar diatasnya, tidak boleh
lebih tinggi dan lebih rendah dari 1,0 cm terhadap tepi jalur lalu lintas yang bersebelahan
Koreksi Pada: 5-3
Nomor 5 Poin a) Subpoin i)
Nomor 5 poin a) subpoin i) terdapat perubahan
Semula:
Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
rujukan selama Waktu untuk Penyelesaian

Menjadi:
Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
rujukan selama Masa Pelaksanaan
Koreksi Pada: 5-7
Nomor 1 Poin f), Nomor 3 poin a)
Nomor 1 poin f) kalimat terakhir terdapat perubahan, menjadi:
Pengukuran dan pembayaran untuk penebangan dan pembuangan pohon sesuai dengan
perintah Pengawas Pekerjaan diuraikand alam Seksi 3.4 Pembersihan, Pengupasan dan
Penebangan Pohon dan penanaman pohon baru diuraikan dalam Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain
dari Spesifikasi

Nomor 3 poin a) terdapat penambahan pada kalimat terakhir, yaitu:


Bilamana yang diperoleh kurang dari disyaratkan, maka kepadatan yang kurang ini harus
diperbaiki kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang
diuraikan dalam Tabel 5.1.4.2).
Koreksi Pada: 5-9
Poin 1), Subpoin a) dan Poin 1) Subpoin 2

Poin 1) terjadi perubahan dan penambahan pada kalimat terakhir, menjadi:


Pengukuran pemotongan pembayaran untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan
dan/atau kepadatan pada Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan berikut ini.

Poin 1) subpoin a) terdapat perubahan dan penambahan pada paragraf 2, menjadi:


Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase untuk suatu segmen
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam pasal 5.1.1.3).c) dan Pasal 5.1.1.3).d),
maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima
pekerjaan Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase Perkerasan dengan harga satuan
dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.1.4.1).
Koreksi Pada: 5-9
Nama dan Kolom Kedua Tabel 5.1.4.1

Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 0% 0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 2,0 cm 15 % atau diperbaiki > 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
> 2,0 - 4,0 cm 30 % atau diperbaiki > 2,0 - 3,0 cm [max 1” di LN] 80 % atau diperbaiki
> 4,0 cm harus diperbaiki > 3,0 cm harus diperbaiki

Tabel 5.1.4.1) Pengurangan Harga Satuan untuk Ketebalan Tabel 5.1.4.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk
Kurang atau Diperbaiki Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Koreksi Pada: 5-9
Poin 1), Subpoin a) dan Poin 1) Subpoin 2
Poin 1) Subpoin 2), Terdapat perubahan dan penambahan, menjadi:
Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100% kepadatan kering
maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dengan harga satuan
dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.1.4.2)
Koreksi Pada: 5-10
Nama Tabel dan Kolom Tabel 5.1.4.2)

Semula: Menjadi:
Pengurangan Pengurangan Faktor Pembayaran
Kepadatan Kepadatan
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
≥ 100 % 100 %
≥ 100 % 0% 90 % atau diperbaiki
99 - < 100% 10 % atau diperbaiki 99 - < 100% [simulasi UR bukan hanya coef tapi aibat
98 - < 99% 20 % atau diperbaiki penurunan modulus base utk SN1]
98 - < 99% 80 % atau diperbaiki
97 - < 98% 30 % atau diperbaiki 97 - < 98% 70 % atau diperbaiki
< 97% harus diperbaiki < 97% harus diperbaiki

Tabel 5.1.4.2) Pengurangan Harga Satuan Untuk Tabel 5.1.4.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan
Kepadatan Kurang atau Diperbaiki Untuk Kepadatan Kurang atau Diperbaiki
LANJUTAN

Koreksi Pada: 5-10


Tabel …, Nomor 1) Poin C)
Nomor 1 poin c) terdapat perubahan menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.1.4.a) dan 5.1.4.b) maka
pembayaran dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran yang
tercantum dalam Tabel 5.1.4.1) dan Tabel 5.1.4.2).
Koreksi Pada:
5-13
Nomor 1 Kalimat 1 baris ketiga
Nomor 3 poin a)

Nomor 1: kalimat 1 baris ketiga “Lapis Fondasi Agregat saja” dihilangkan

Nomor 3 poin a) terdapat penambahan menjadi:


Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang ditunjukkan dalam Gambar
kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan
dalam Pasal 5.2.5.1) dari Spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-14
Nomor 5 Poin a) Subpoin i)

Waktu untuk Penyelesaian diubah menjadi Masa Pelaksanaan


Koreksi Pada: 5-15
Nomor 8 dan Nomor 2 Tabel 5.2.2.1)
Nomor 8 baris terakhir Waktu untuk Penyelesaian diubah menjadi Masa Pelaksanaan

Nomor 2 tabel 5.2.2.1) Ketentuan Gradasi Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal
terdapat perbaikan.
Semula: Menjadi:
Ukuran Ayakan Lapis Permukaan Agregat Lapis Fondasi Agregat Ukuran Ayakan Lapis Permukaan Agregat Lapis Fondasi Agregat
ASTM (mm) Persen Berat Yang Lolos ASTM (mm) Persen Berat Yang Lolos
1½ 37,5 100 1” 25 100
1” 25 77 – 100 ¾” 19 100 -
¾” 19 100 80 – 100 ½” 12,5 68 - 91
½” 12,5 80 – 100 50 – 75 No.4 4,75 50 – 78 46 - 70
No.4 4,75 50 – 74 26 – 54 No.10 2,00
37 – 67 34 - 54
No.10 2,00 35 – 56 15 – 42 8 2,36
No.40 0,425 18 – 35 7 – 26 No.40 0,425 13 – 35 13 - 35
No.200 0,075 6 – 15 6 – 16 No.200 0,075 8 – 15 3 - 12

[Gradasi diadopsi dari FHWA untuk Gravel Road 2000 & 2015]
KOREKSI PADA: 5-16
TABEL 5.2.2.2)
Terdapat penambahan pada isi Tabel 5.2.2.2) Sifat-sifat Bahan untuk Perkerasan Berbutir Jalan
Tanpa Penutup Aspal.
Semula: Menjadi:
Metoda Lapis Permukan Lapis Fondasi Lapis Permukan Lapis Fondasi
Sifat-sifat Sifat-sifat Metoda Pengujian
Pengujian Agregat Agregat Agregat Agregat

Abrasi Agregat Kasar SNI 2417:2008 Maks.40 Maks.50 Abrasi Agregat Kasar SNI 2417:2008 Maks.40 Maks.50
Butiran pecah, tertahan
Butiran pecah, tertahan SNI 7619:2012 95/90 1) -
SNI 7619:2012 95/90 1) 55/502) ayakan No.4
ayakan No.4
Indeks Plastisitas SNI 1966:2008 6 - 10% 6 - 15%
Indeks Plastisitas SNI 1966:2008 4 - 10% 4 - 15%
Batas Cair SNI 1967:2008 Maks.25 Maks. 40
Batas Cair SNI 1967:2008 Maks.25 Maks.35 Gumpalan Lempung dan
SNI 03-4141-1996 Maks.5% Maks.5%
Butiran-butiran Mudah Pecah
Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141- CBR rendaman SNI 1744:2012 min.80 % min.30 %
Maks.5% Maks.5%
Butiran-butiran Mudah Pecah 1996 Perbandingan Persen Lolos
maks.2/3 -
Ayakan No.200 dan No.40

Catatan pada Tabel 5.2.2.2) Sifat-sifat Bahan untuk Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup
Aspal nomor 2) dihilangkan
5-17
HALAMAN 5-17

Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 10 cm perlapis untuk Lapis Permukaan Jalan
Tanpa Penutup Aspal dan tidak boleh lebih dari 15 cm per lapis untuk Lapis Fondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal kecuali ditentukan lain atau disetujui Pengawas Pekerjaan. [tebal min.
lapis permukaan agregat tidak disyaratkan sesuai Supplemen MDP=10cm karena juga
digunakan untuk penemiharaan (levelling)]
Koreksi Pada: 5-18
Poin h)
terdapat penambahan poin h) sebagai berikut:
Setiap lapis perkerasan berbutir tanpa penutup aspal harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, hingga kepadatan
paling sedikit, masing-masing 100%, dari kepadatan kering maksimam modifikasi (modified)
yang ditentukan oleh SNI 1743:2008, metode D. bilamana kepadatan yang diperoleh kurang
dari yang disyaratkan, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.2.2.2)
LANJUTAN

Koreksi Pada: 5-18


Nomor 3)
Nomor 3 terdapat penambahan, menjadi berikut:
Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakan untuk
memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut
harus sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang
dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian Indeks Plastisitas dan lima
(5) pengujian gradasi dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
menggunakan SNI 1743:2008, metode D.
Koreksi Pada:
5-19
- Nomor 1 Poin a) Paragraf 2
- Tabel 5.2.5.1
Nomor 1 poin a) paragraf 2 terdapat perubahan sebagai berikut:
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal untuk suatu segmen
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.2.1.3).a), maka kekurangan tebal
ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Perkerasan
Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran
sesuai Tabel 5.2.5.1).
Koreksi Pada: 5-19
Nama dan Kolom Tabel 5.2.5.1

Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 0% 0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 2,0 cm 15 % atau diperbaiki > 1,0 - 2,0 cm 90 % atau diperbaiki
> 2,0 - 4,0 cm 30 % atau diperbaiki > 2,0 - 3,0 cm 80 % atau diperbaiki
> 4,0 cm harus diperbaiki > 3,0 cm harus diperbaiki

Tabel 5.2.5.1) Pengurangan Harga Satuan Ketebalan


Tabel 5.2.5.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan
Kurang pada Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa
Ketebalan Kurang atau Diperbaiki
Penutup Aspal atau Diperbaiki
Koreksi Pada: 5-20
- Paragraf 1 -Tabel 5.2.5.2)
Terdapat perubahan pada paragraf pertama, yang semula:
Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100% kepadatan kering
maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam spesifikasi, Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis
Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan persentase pengurangan harga satuan
sesuai Tabel 5.2.5.2).
Menjadi:
Jika kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen lebih kecil dari 100% kepadatan kering
maksimum modifikasi, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali
Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup
Aspal dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.2.5.2).
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-20
- Paragraf 1 -Tabel 5.2.5.2) -Nomor 1 Poin c) -Nomor 2
Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kepadatan Kepadatan
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
≥ 100 % 0% ≥ 100 % 100 %
99 - < 100 % 10 % atau diperbaiki 90 % atau diperbaiki [disamakan dengan hasil
99 - < 100 %
98 - < 99 % 20 % atau diperbaiki simulasi pada Seksi 5.1 meski ini gravel road]
97 - < 98 % 30 % atau diperbaiki 98 - < 99 % 80 % atau diperbaiki
< 97 % harus diperbaiki 97 - < 98 % 70 % atau diperbaiki
< 97 % harus diperbaiki

Tabel 5.2.5.2) Pengurangan Harga Satuan atau Perbaikan untuk


Tabel 5.2.5.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan untuk Kepadatan
Kepadatan Kurang untuk Lapisan Perkerasan Berbutir Tanpa
Kurang atau Diperbaiki
Penutup Aspal
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-20
- Paragraf 1 -Tabel 5.2.5.2) -Nomor 1 Poin c) -Nomor 2

Nomor 1 poin c), semula:


Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal rata-rata kurang
dari yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.2.5.1).a) dan 5.2.5.1).b)
maka pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum
dalam Tabel 5.2.5.1) dan /atau 5.2.5.2).
Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Perkerasan Berbutir Jalan Tanpa Penutup Aspal rata-rata kurang dari
yang disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.2.5.1).a) dan 5.2.5.1).b) maka
dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam Tabel
5.2.5.1) dan Tabel 5.2.5.2).

Nomor 2) kata “dari Lapis” pada kalimat pertama dihilangkan


Halaman 5-21: Nomor 3 Paragraf 2 5-21
Halaman 5-22: Nomor 1 dan 4
Nomor 3) paragraf 2, kata “Lapis” pada baris kedua dihilangkan

Nomor 1) terdapat penambahan kalimat Beton Kurus (Lean Concrete Subbase) setelah
kalimat Lapis Fondasi Bawah, menjadi:
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Fondasi Bawah Beton Kurus (Lean Concrete Subbase) yang dilaksanakan sesuai dengan
dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Nomor 4 terkait SNI, terdapat penambahan sebagai berikut:
Urutan kelima → SNI 4433:2016 : Spesifikasi beton segar siap pakai
Urutan kedelapan → SNI 4817:2008 : Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan
beton

SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan
bahan dasar semen dihilangkan
5-23
Lanjutan Nomor 4) Pada Halaman 5-22:

SNI 03-6827-2002 : Metode pengujian waktu ikat awal semen Portland dengan menggunakan
alat vicat untuk pekerjaan sipil dihilangkan
Penambahan beberapa SNI sebagai berikut:

Spesifikasi semen slag untuk digunakan dalam beton dan mortar (ASTM
SNI 6385:2016 :
C989-10, IDT)

Metode uji kuantitas butiran pipih, lonjong atau pipih dan lonjong dalam
SNI 8287: 2016 :
agregat kasar (ASTM D 4791-10, MOD)

SNI 8321:2016 : Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13, IDT)

SNI ASTM C309:2012 : Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

SNI ASTM C403/C403M:2012 : Metode uji waktu pengikatan


Lanjutan 5-23
Halaman 5-23 Lanjutan Nomor 4) ada Halaman 5-22:

Pada AASHTO, dilakukan beberapa penghapusan sebagai berikut:

AASHTO M80-13 : Coarse Aggregate for Portland Cement Concrete.

AASHTO M194M/M194-13 : Chemical Admixtures for Concrete.

Pada ASTM, dilakukan beberapa penghapusan sebagai berikut:


Standard Specification for Liquid Membrane-
ASTM C309-11 :
Forming Compounds for Curing Concrete.
Standard Test Method for Flat Particles, Elongated
ASTM D4791-10 :
Particles, or Flat
5-24

Semula:
1) Mutu Perkerasan Beton Semen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan ketentuan

Menjadi:
1) Bahan Mutu Perkerasan Beton Semen
Bahan-bahan pembentuk beton yang digunakan untuk perkerasan beton semen harus sesuai
dengan ketentuan
Koreksi Pada: 5-24

Nomor 2, Nomor 2 Poin C)

Nomor 2 terdapat perubahan nomor SNI semula: SNI 03-6820-2002 menjadi: SNI 8321:2016

Nomor 2 poin c) terdapat penambahan kata “agregat dari” setelah kata maka menjadi:
c) Jika dua jenis agregat halus atau lebih dicampur, maka agregat dari setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Seksi ini.
5-24

Nomor 3 dan Tabel 5.3.2.2)


Nomor 3 terdapat perubahan, semula:
Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80-13 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi selain dari
yang disebutkan di bawah ini. Terak besi dari tanur tinggi (air cooled blast furnace slag) yang
didinginkan dengan udara dapat digunakan tetapi terak besi dari proses pemurnian baja (steel-
plant slag) tidak dapat digunakan.
Menjadi:
Agregat kasar harus memenuhi SNI 8321:2016 dan Pasal 7.1.2.3) dari Spesifikasi selain dari
yang disebutkan di bawah ini.
Tabel 5.3.2.2) Sifat-sifat Agregat Kasar, pada baris tabel kelima terdapat perubahan
Semula: Menjadi:
Bentuk partikel ASTM D4791-10 maksimum 25% Bentuk partikel SNI 8287: 2016 maksimum 25%
pipih dan lonjong pipih dan lonjong
dengan rasio 3:1 dengan rasio 3:1
Koreksi Pada: 5-24

Nomor 4 Paragraf Pertama dan Kedua


Nomor 4 paragraf pertama terdapat perubahan
Semula:
Semen Portland Biasa (Ordinary Portland Cement, OPC) Tipe 1 atau Tipe 3, Semen Portland
Pozolan (PPC) harus memenuhi Pasal 7.1.2.1) dari Spesifikasi ini.
Menjadi:
Semen Portland Biasa (Ordinary Portland Cement, OPC) Tipe 1 atau Tipe 3, dan Semen Portland
Pozolan (Portland Pozzolana Cemet, PPC) yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi Pasal
7.1.2.1) dari Spesifikasi ini. Selain PPC, blended cement lain seperti Semen Portland Slag (SPS)
sesuai dengan SNI 6385:2016 juga dapat digunakan.

Nomor 4 paragraf kedua, terdapat perubahan,


Semula: Abu Terbang harus memenuhi SNI 2460:2014.
Menjadi: Bahan tambah mineral seperti abu terbang dan semen slag harus memenuhi Pasal 7.1.2.5 dari
Spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-24

Nomor 4

Nomor 4 paragraf ketiga, terdapat penambahan


Semula:
Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan pengikat hanya untuk
pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I atau III dan tidak dapat digunakan untuk
pemakaian semen Portland Pozzolana Cement (PPC)

Menjadi:
Jika digunakan Abu Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan
pengikat hanya untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I atau III dan tidak dapat
digunakan untuk pemakaian semen Portland Pozzolana Cement (PPC) atau blended cement
lainnya.
Koreksi Pada: 5-24

Nomor 7 dan Nomor 8

Nomor 7, terdapat penambahan kata “sebagai lapis pemisah” setelah kata perkerasan pada
kalimat pertama, menjadi:
Membran yang kedap air di bawah perkerasan sebagai lapis pemisah harus berupa lembaran
polyethene dengan tebal 125 mikron atau yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bila
diperlukan sambungan, maka harus dibuat tumpang tindih sekurang-kurangnya 300 mm.

Nomor 8, terdapat perubahana pada kalimat pertama.


dimana semula:
Bahan tambah kimiawi (admixture) yang digunakan sesuai dengan AASHTO M194M/M194-13
Menjadi:
Bahan tambah kimiawi (admixture) yang digunakan harus memenuhi ketentuan Pasal 7.1.2.5
dari Spesifikasi ini
5-26

Nomor 8, 9 dan 11

Nomor 8 pada kalimat terakhir terdapat penghapusan huruf “e” pada kata hingerange sehingga
menjadi: Hingrange

Nomor 9, terdapat perubahan.


Semula:
Bahan membran untuk perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang memenuhi ASTM
C309-11 atau bahan/metoda lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Bahan membran tanpa
warna atau bening tidak akan disetujui.
Menjadi:
Bahan membran untuk perawatan haruslah cairan berpigmen putih yang memenuhi SNI ASTM
C309:2012 atau bahan/metoda lain yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Bahan membran tanpa
warna atau bening tidak akan disetujui. Perawatan dengan menggunakan lembaran penutup
harus memenuhi persyaratan dalam SNI 4817:2008
Koreksi Pada: 5-26

Nomor 8, 9 dan 11

Nomor 11 poin a) paragraph pertama terdapat perubahan. Dimana semula:


a) Bahan Pokok Komposisi Campuran an harus didasarkan pada hasil percobaan campuran
(trial mix) yang dibuat oleh Pen
Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuryedia Jasa sesuai ketentuan Seksi 7.1 dari
spesifikasi ini.
Menjadi:
a) Bahan Pokok Komposisi Campuran
Persetujuan untuk komposisi campuran harus didasarkan pada hasil rancangan campuran di
laboratorium yang menunjukkan pemenuhan terhadap kekuatan lentur pada umur yang
disyaratkan, beserta hubungan terhadap kekuatan tekannya dan dilanjutkan dengan campuran
percobaan lapangan (trial mix) yang dibuat oleh Penyedia Jasa sesuai ketentuan Pasal 7.1.3
dari spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-26

Nomor 8, 9 dan 11

Nomor 11 poin a) paragraph nomor 2 kalimat pertama yang berbunyi “Agregat kasar dan halus
harus sesuai dengan ketentuan Seksi 7.1 dari Spesifikasi ini.” Dihilangkan
5-27
Lanjutan Nomor 11 Poin A) Pada Halaman 5-26

Halaman 5-27 lanjutan nomor 11 poin a) pada halaman 5-26 untuk paragraf ketiga terdapat
penambahan kata “(workability)” pada baris keempat setelah kelecekan dan “dan metode
pelaksanaan” pada baris kelima setelah instalasi, sehingga menjadi:
Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2%
kecuali bahan pozolan. Penyedia Jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum
38 mm, asalkan : campuran tersebut tidak mengalami segregasi; kelecakan (workability) yang
memadai untuk instalasi dan metode pelaksanaan yang digunakan dapat dicapai dan kerataan
permukaan yang disyaratkan tetap dapat dipertahankan. Menurut pendapatnya, Pengawas
Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa untuk mengubah ukuran agregat kasar yang telah
dipilih oleh Penyedia Jasa
Koreksi Pada: 5-27

Nomor 11

Nomor 11 poin a) paragrag keempat, terdapat perubahan kata pada kalimat pertama dimana
semula “penurunan” menjadi “mengganti atau menurunkan, sehingga menjadi:
Tindakan-tindakan tambahan, termasuk mengganti atau menurunkan ukuran maksimum
agregat, dapat dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan gelincir (slip
form) yang berasal oleh truk terakhir.
Koreksi Pada: 5-27

Nomor 11

Nomor 11 poin b) terdapat perubahan kata sebagai berikut:


Baris pertama: terpadatkan menjadi digunakan
Baris ketiga: durabilitas menjadi keawetan
Baris keempat: suhu menjadi temperature
Baris kelima terdapat penambahan kata “saat proses pengikatan” pada akhir kalimat
sehingga menjadi:
Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang digunakan untuk Perkerasan
Beton Semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluan pencapaian keawetan
beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang akan mengakibatkan temperatur beton yang tinggi
saat proses pengikatan. Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen maksimum harus
tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi lingkungan
pekerjaan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
5-27
LANJUTAN
Nomor 11 Poin c)

Nomor 11 poin c) terdapat perubahan kata “pada” menjadi “hingga” pada catatan tabel nomor
(1)
Semula:
Beton untuk Perkerasan Beton Semen Fast Track pada umur 8 jam dan 24 jam sesuai
dengan mata pembayaran yang diuraikan pada Pasal 5.3.10.2)
Menjadi:
Beton untuk Perkerasan Beton Semen Fast Track hingga umur 8 jam dan 24 jam sesuai
dengan mata pembayaran yang diuraikan pada Pasal 5.3.10.2)
Lanjutan Nomor 11 Poin C) Terdapat Perubahan Pada Catatan Nomor
(3) Tabel 5.3.2.3) Kuat Lentur Minimum Untuk Perkerasan Beton 5-27

Semen
Semula:
5.3.2.3). Nilai kuat tekan minimum untuk produksi dapat disesuaikan berdasarkan perbandingan nilai
kuat lentur dan kuat tekan yang dicapai untuk serangkaian pengujian yang tidak kurang dari 16
pengujian, 8 pengujian untuk kuat tekan dan 8 pengujian untuk kuat lentur pada rancangan yang
disetujui. Penyesuaian Nilai Kuat Tekan minimum untuk pengendalian produksi yang diberikan
dalam Tabel 5.3.2.3) akan mengikuti perintah atau persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

Menjadi:
5.3.2.3). Target nilai kuat tekan minimum untuk pengendalian produksi dapat disesuaikan
berdasarkan hubungan nilai kuat lentur dan kuat tekan yang dicapai untuk serangkaian pengujian
yang tidak kurang dari 16 pengujian, 8 pengujian untuk kuat tekan dan 8 pengujian untuk kuat lentur
pada rancangan yang disetujui. Penyesuaian Nilai Kuat Tekan minimum untuk pengendalian
produksi yang diberikan dalam Tabel 5.3.2.3) akan mengikuti perintah atau persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
Koreksi Pada:
5-27
Nomor 11 Poin C) Paragraf 2 dan Paragraf 3
Nomor 11 Poin D)
❖ PARAGRAF 2
Semula:
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan 80% dari kuat lentur lapangan
yang terjadi. Pengawas Pekerjaan dapat, menurut pendapatnya, pada setiap saat sebelum atau
selama kegiatan beton perkerasan menaikkan atau menurunkan kekuatan minimum yang terjadi
pada umur 7 hari.
Menjadi:
Pengawas Pekerjaan menurut pendapatnya, pada setiap saat sebelum atau selama kegiatan
pengecoran perkerasan beton, dapat mengoreksi komposisi campuran untuk menaikkan atau
menurunkan target kekuatan minimum yang terjadi pada umur 7 hari.
LANJUTAN

Koreksi Pada: 5-27

Nomor 11 Poin C) Paragraf 2 dan Paragraf 3

❖ PARAGRAF 3
Semula:
kuat tekan rata-rata Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari produksi
harian 80 – 110 kg/cm².
Menjadi:
kuat tekan rata-rata Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari yang diambil
contohnya dari produksi harian harus memenuhi kekuatan 8 - 11 MPa [tidak disebut
min.10MPa karena strength lean concrete tidak oleh terlalu tinggi].
LANJUTAN 5-27
NOMOR 11 POIN D)

Semula:
 Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen
Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972:2008.
Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran beton dengan rentang :
 - 25 – 38 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)
 - 38 – 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual (acuan-tetap)
 Rasio air bebas - semen untuk kondisi agregat jenuh kering permukaan harus ditentukan
dengan berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kekuatan dan durabilitas beton. Nilai rasio air
bebas-semen harus tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton yang disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan.
LANJUTAN 5-27

NOMOR 11 POIN D)

Menjadi:
 Kelecakan (Workability) untuk Perkerasan Beton Semen
 Kelecakan (Workability) beton segar harus ditentukan dengan mengukur slump sesuai
dengan SNI 1972:2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan slump untuk setiap campuran
beton dengan rentang :
 - 25 – 38 mm untuk beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)
 - 38 – 75 mm untuk beton yang akan dihampar secara manual (acuan-tetap)
 Rasio air semen harus ditentukan dengan berdasarkan kebutuhan untuk mencapai kekuatan
dan durabilitas beton. Nilai rasio air semen harus tercantum dalam dokumen rancangan
campuran beton yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
Nomor 11 Poin E) Untuk Kata “Ketentuan, Ditunjukkan Sebagai” Pada 5-29

Nama Kolom Dihapuskan


Menjadi:
Perbedaan Maksimum yang diizinkan pada Hasil Pengujian dari Benda Uji yang diambil dari
Dua Lokasi dalam Takaran Beton

Poin F) Paragraf Kedua Terdapat Penambahan Kata “Minimal” Pada Baris Pertama
Setelah Kata Untuk Setiap Lot

Menjadi:
Untuk setiap lot, minimal dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur,
sepasang yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.
5-29
Poin F) Paragraf Ketiga, Terdapat Perubahan

Semula:
Bilamana hasil pengujian kuat lentur di atas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan
dalam Tabel 5.3.2.3) maka pengambilan benda uji inti (core) di lapangan, minimum 4 benda uji,
untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini
mencapai kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan untuk
pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk pembayaran.

Menjadi:
Bilamana hasil pengujian kuat lentur di atas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan
dalam Tabel 5.3.2.3) maka pengambilan benda uji beton inti (core) di lapangan, minimum sebanyak
4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan beton inti dapat dilakukan. Jika nilai rata-rata kuat tekan
beton inti (core) dari contoh yang diambil ini mencapai kuat tekan yang setara dengan kekuatan
tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama (dari pengujian kuat tekan silinder yang
dicetak), yang digunakan untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat
diterima untuk pembayaran.
Koreksi Pada:
5-29
Nomor 2, terdapat Penggantian Kata Pada Baris Nomor 4 Semula
“Memadatkan” Menjadi “Meratakan”

Menjadi:

2) Mesin Penghampar dan Pembentuk (Spreading and Finishing Machines)


Mesin penghampar harus dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi segregasi pada
campuran beton. Mesin pembentuk (finishing machines) harus dilengkapi dengan sepatu
melintang (tranverse screeds) yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain
yang serupa untuk meratakan (stricking off) beton sebagaimana disyaratkan dalam Pasal
5.3.5 dari Spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-30
Nomor 3, Terdapat Penggantian Kata pada Baris Kedua dan Ketiga, yaitu:
Konsistensi Diubah Menjadi Nilai Slump
Dibentuk Diubah Menjadi Dilaksanakan

Menjadi:
3) Kendaraan Pengangkut
Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu menuangkan
beton dengan nilai slump adukan yang disyaratkan. Beton untuk perkerasan yang dilaksanakan
dengan acuan bergerak dapat diangkut dengan dump truck sesuai persetujuan Pengawas
Pekerjaan. Campuran beton yang diangkut dengan dump truck harus dirancang khusus untuk
tujuan ini.
Koreksi Pada:
5-30
Nomor 4 Terdapat Perubahan Kata, Semula “Penghantaran” Menjadi
“Pemasokan”
Menjadi:
Pemasokan Beton Siap Pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed form)
sesuai dengan hasil demonstrasi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa bahwa kecepatan
pemasokan, mutu, dan kesinambungan yang disyaratkan dapat dipenuhi oleh pemasok beton
siap pakai. Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak
kurang dari 60 meter kubik per jam harus dilengkapi penghampar dengan acuan bergerak
kecuali jika dapat ditunjukkan bahwa kecepatan pemasokan, mutu, dan kesinambungan yang
disyaratkan dapat dipenuhi oleh pemasok beton siap pakai.
Koreksi Pada:
5-30
Nomor 7, Terdapat Penambahan Kata “Sebagai Cadangan” Sebelum Kata
“(Standby)” Pada Baris Keenam

Menjadi:
Bilamana sambungan yang dibentuk dengan penggergajian (saw joints) disyaratkan, Penyedia
Jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai dan
mampu menyelesaikan penggergajian dengan tepi pisau berintan yang didinginkan dengan air
atau dengan gurinda (abrasive wheel) sesuai ukuran yang ditentukan. Penyedia Jasa harus
menyediakan paling sedikit 1 gergaji yang siap pakai sebagai cadangan (standby).
Koreksi Pada: 5-33
Nomor 4 Poin c) Paragraf Kedua Pada Kalimat Pertama

Semula:
Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera mungkin setelah beton
cukup mengeras agar pengergajian dapat dilakukan dengan hasil yang rapih tanpa menimbulkan
keretakan, dan umumnya tidak kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari waktu ikat
akhir yang (umumnya sekitar 10 jam tergantung jenis semen, nya setelah pemadatan akhir beton,
diambil mana yang lebih pendek waktunya

Menjadi:
Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera mungkin setelah beton
cukup keras agar pengergajian dapat dilakukan dengan hasil yang rapih tanpa menimbulkan
keretakan, dan umumnya tidak kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari waktu
pengikatan akhir yang diuji sesuai SNI ASTM C403/C403M:2012 (umumnya sekitar 10 jam
tergantung bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton, jenis semen, bahan tambah dan
sebagainya) setelah pemadatan akhir beton, diambil mana yang lebih pendek waktunya
Koreksi Pada: 5-35

Nomor 3 Paragraf Pertama Kalimat Pertama

Semula:
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat
mungkin dihindari.

Menjadi:
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
(menggeser campuran beton segar secara manual) sedapat mungkin dihindari.
Koreksi Pada: 5-35

Nomor 3) Paragraf Kedua terdapat Penyempurnaan


Semula:
Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai terlebih
dahulu, dan peralatan mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, kekuatan beton lajur itu harus
sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan yang ditentukan untuk beton 28 hari.
Bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan melewati lajur yang ada, penghamparan pada
lajur yang bersebelahan dapat dilakukan setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari.

Menjadi:
Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai terlebih
dahulu, dan peralatan mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, kekuatan beton lajur itu harus
sudah mencapai sekurang-kurangnya 90% dari kekuatan yang disyaratkan. Bilamana hanya
peralatan penyelesaian yang akan melewati lajur yang ada, penghamparan pada lajur yang
bersebelahan dapat dilakukan setelah kekuatan beton tersebut mencapai 70% dari kekuatan yang
disyaratkan.
5-36
Nomor 4) Kalimat Kelima Terdapat Perubahan

Semula:
Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis
atas harus dibongkar dan diganti dengan beton yang baru atas biaya Penyedia Jasa

Menjadi:
Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit atau sudah mulai terjadi pengikatan
awal tanpa diikuti penghamparan lapis atas di atasnya harus dibongkar dan diganti dengan
beton yang baru biaya Penyedia Jasa
Koreksi Pada:
5-39
Nomor 13 Paragraf Pertama, Kalimat Pertama Terdapat Perubahan
Kata Semula “Penyemprotan” Menjadi “Pengaplikasian”
Menjadi:
Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat dengan
pengaplikasian bahan perawatan yang disetujui, sesuai dengan Pasal 5.3.2.8) dari
Spesifikasi ini, disemprot segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan
sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :
Koreksi Pada:
5-43
Paragraf Pertama, Penghapusan Kata “Dengan Sigmat” pada Kalimat
Kedua

Semula:
Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk menetapkan tebal beton
aktual pada lokasi tersebut. Bilamana pengambilan benda uji inti ini diperlukan, tebal perkerasan
pada lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran dengan sigmat terhadap benda uji inti
yang diambil sesuai dengan SNI 03-6969-2003.

Menjadi:
Pengawas Pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk menetapkan tebal beton
aktual pada lokasi tersebut. Bilamana pengambilan benda uji inti ini diperlukan, tebal perkerasan
pada lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran terhadap benda uji inti yang diambil
sesuai dengan SNI 03-6969-2003.
Koreksi Pada: 5-43
Nomor 1) Poin a)

Semula:
a) Ketebalan Kurang
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Beton Semen untuk setiap lot tebalnya kurang sampai lebih dari 5
mm, tetapi tidak lebih dari 12,5 mm, suatu penyesuaian harga satuan akan dilakukan, ditentukan sebagai
produksi dari kuantitas rancangan Perkerasan Beton Semen atau Perkerasan Beton Semen dengan
Anyaman Tulangan Tunggal pada lot ini, pengurangan kuantitas sesuai dengan pengukuran aktual di
lapangan dan persentase pengurangan harga satuan dilakukan dengan Tabel 5.3.10.1).
Menjadi:
a) Ketebalan Kurang
Bilamana tebal rata-rata Perkerasan Beton Semen untuk setiap lot tebalnya kurang sampai lebih dari 5
mm, tetapi tidak lebih dari 12,5 mm, suatu penyesuaian harga satuan akan dilakukan, ditentukan dari
kuantitas aktual Perkerasan Beton Semen atau Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan
Tunggal pada lot ini di lapangan, dan harga satuan dilakukan dengan harus dikalikan dengan Faktor
Pembayaran sesuai Tabel 5.3.10.1).
Koreksi Pada: 5-44
Nama Table 5.3.10.1) dan Kolom Kedua pada Tabel
Semula:
Tabel 5.3.10.1) Pengurangan Faktor Pembayaran Harga Satuan Kekurangan Tebal Perkerasan
Beton atau Diperbaiki
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal Rata-rata Kekurangan Tebal Rata-rata
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
0 - 5 mm 100 %
0 - 5 mm 100 %
> 5 - 8 mm 20 atau diperbaiki
> 5 - 8 mm 80% atau diperbaiki
> 8 - 10 mm 28 atau diperbaiki > 8 - 10 mm 72% atau diperbaiki
> 10 - 12,5 mm 32 atau diperbaiki > 10 - 12,5 mm 68% atau diperbaiki
> 12,5 mm harus diperbaiki > 12,5 mm harus diperbaiki
Menjadi:
Tabel 5.3.10.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan Kekurangan Tebal Perkerasan Beton atau
Diperbaiki
Nomor 1) Poin B) Terdapat Pergantian Kata Pada Paragraf Ketiga: 5-44
Pengurangan 4 Menjadi Faktor Pembayaran 96%
Rencana Menjadi Aktual

Semula:
Beton dengan kuat lentur dalam 28 hari mulai 90% sampai dengan <100% dari kuat lentur beton
minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan pengurangan 4 Harga Satuan untuk Perkerasan
Beton Semen untuk setiap penurunan 1 kg/cm2 (0,1 MPa) atau bagian daripadanya, kekurangan
kekuatan tersebut diterapkan terhadap kuantitas rencana dalam lot tersebut dan Harga Satuan.

Menjadi:
Beton dengan kuat lentur dalam 28 hari mulai 90% sampai dengan <100% dari kuat lentur beton
minimum yang disyaratkan dapat diterima dengan Faktor Pembayaran 96 % Harga Satuan untuk
Perkerasan Beton Semen untuk setiap penurunan 1 kg/cm2 (0,1 MPa) atau bagian daripadanya,
kekurangan kekuatan tersebut diterapkan terhadap kuantitas aktual dalam lot tersebut dan Harga
Satuan.
Koreksi Pada: 5-44
Nomor 1) Poin C)

Semula:
Bilamana ketebalan dan kekuatan perkerasan beton rata-rata kurang dari yang disyaratkan
tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.3.10.1).a) dan 5.3.10.1).b) maka
pengurangan pembayaran dilakukan sesuai Tabel 5.3.10.1) dikalikan dengan persentase
pengurangan kekuatan sebagaimana Pasal 5.3.10.1).b).

Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kekuatan perkerasan beton rata-rata kurang dari yang disyaratkan
tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.3.10.1).a) dan 5.3.10.1).b) maka
penyesuaian harga satuan dilakukan dengan mengalikan Faktor Pembayaran dalam Tabel
5.3.10.1) dan Faktor Pembayaran sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 5.3.10.1).b).
Koreksi Pada: 5-44
Nomor 2) Pada Kalimat Kedua Kata “Umum” Dihapuskan
Semula:
Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi Umum seperti Seksi 5.3 atau
Seksi 6.3 atau lainnya.

Menjadi:
Jenis lapisan yang digunakan harus tercantum dalam Spesifikasi seperti Seksi 5.3 atau Seksi
6.3 atau lainnya.
5-45
Nomor 3 (Tabel)

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
Semula: 5.3.(1b) Perkerasan Beton Semen Fast Track 8 jam Meter Kubik

Perkerasan Beton Semen Fast Track 8 jam dengan Anyaman


5.3.(2b) Meter Kubik
Tulangan Tunggal

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
Menjadi:
5.3.(1b) Perkerasan Beton Semen Fast Track hingga 8 jam Meter Kubik

Perkerasan Beton Semen Fast Track hingga 8 jam dengan


5.3.(2b) Meter Kubik
Anyaman Tulangan Tunggal
Koreksi Pada: 5-46

Nomor 1)

▪ Kata “di” pada kalimat pertama diubah menjadi “dari”


▪ Terdapat penambahan kata “(Soil Cement Base)” setelah kata Lapis Fondasi Tanah Semen
pada baris keempat

Sehingga menjadi:
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan tanah setempat atau yang didatangkan dari luar Ruang
Milik Jalan (RUMIJA), yang distabilisasi dengan semen, di atas permukaan badan jalan untuk
Perbaikan Tanah Dasar (Sub-grade Improvement) atau di atas tanah dasar yang telah disiapkan
untuk Lapis Fondasi Tanah Semen (Soil Cement Base), termasuk penghamparan,
pembentukan, pemadatan, perawatan dan penyelesaian akhir, semuanya sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, dimensi dan penampang
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Koreksi Pada: 5-46
Nomor 3) Poin a) dan Poin b) Terdapat Penambahan Pada Akhir Kalimat
Sehingga menjadi:

a) Toleransi dimensi untuk tanah dasar yang sudah disiapkan baik yang distabilisasi maupun
bukan harus sesuai dengan Pasal 3.3.1.3) dari Spesifikasi ini, kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.4.7.1)
dari Spesifikasi ini.

a) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata Lapis Fondasi Tanah Semen,
yang diukur dengan prosedur standar ilmu ukur tanah, tidak boleh 3 cm lebih tebal atau 2 cm
lebih tipis daripada tebal yang sudah dirancang atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
ditunjukkan dalam Gambar, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan
ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.4.7.1) dari Spesifikasi ini
Koreksi Pada: 5-46

Nomor 3) Poin c) dan d)

Poin c)
Kalimat “dan/atau pengujian dari benda uji inti (core)” pada baris ketiga dihilangkan

Terdapat penambahan kalimat pada poin d)


Semula:
d) Permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah Semen harus mendekati
ketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari satu sentimeter di bawah elevasi
rancangan di titik manapun.
Menjadi:
d) Permukaan akhir dari lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah Semen harus mendekati
ketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari satu sentimeter di bawah elevasi
rancangan maupun lebih tinggi dari elevasi rancangan di titik manapun, kecuali disetujui oleh
Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Pasal 5.4.7.1)
dari Spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-48
Nomor 4→terdapat Penambahan dan Penghapusan

PENAMBAHAN
SNI 03-6825-2002 : Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk pekerjaan sipil

SNI ASTM C403/ C403M:2012 : Metode uji waktu pengikatan campuran beton dengan ketahanan penetrasi

PENGHAPUSAN
Metode pengujian waktu ikat awal semen portland dengan menggunakan alat
SNI 03-6827-2002 :
vicat untuk pekerjaan sipil
Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using
ASTM : ASTM D698-12e2 :
Standard Effort (12 400 ft-lbf/ft3 (600 kN-m/m3))
Koreksi Pada: 5-51

Nomor 9) Poin a) dan c)


Poin a)
Semula: Selambat-lambatnya 14 hari setelah penghamparan lapisan teratas Lapis Fondasi Tanah
Semen, pelapisan dengan campuran aspal panas harus dilaksanakan
Menjadi: Selambat-lambatnya 7 hari setelah penghamparan pengujian mutu lapisan teratas Lapis
Fondasi Tanah Semen diterima, pelapisan dengan campuran beraspal panas harus
dilaksanakan

poin c)
Semula: Stabilisasi Tanah Dasar tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sampai lapis berikut di
atasnya dihampar, sedangkan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dibuka untuk lalu
lintas pada lokasi yang kelandaiannya kurang dari 5%, tidak kurang dari 7 hari sejak
pemadatan akhir.
Menjadi: Stabilisasi Tanah Dasar tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sampai lapis berikut di
atasnya dihampar, sedangkan Lapis Fondasi Tanah Semen dapat dibuka untuk lalu
lintas tidak kurang dari 7 hari sejak pemadatan akhir, kecuali diijinkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
Koreksi Pada: 5-51

Nomor 2 Paragaf 2 Kalimat Kedua


Semula:
Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode
perawatan yang sama.

Menjadi:
Air yang diusulkan dapat digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air tersebut yang
diuji sesuai dengan SNI 03-6825-2002 pada umur 7 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling atau minum pada periode perawatan yang sama.
Koreksi Pada: 5-52

Nomor 3

Poin b) dihapuskan
Poin d) kalimat kedua dihapuskan
Koreksi Pada: 5-54
Subpoin (iv), Nomor 4) Tabel 5.4.3.1
Subpoin (iv) → Huruf (b) di dalam kurung diubah menjadi (ii)

Nomor 4) Tabel 5.4.3.1


Semula: Menjadi:
BATAS-BATAS SIFAT BATAS-BATAS SIFAT
(Setelah Perawatan 7 Hari) METODE (Setelah Perawatan 7 Hari) METODE
PENGUJIAN PENGUJIAN
PENGUJIAN PENGUJIAN
Minimum Target Maksimum Minimum Target Maksimum

California Bearing Ratio 12 15 - SNI 1744:2012


(CBR) % untuk Campuran
Stabilisasi Tanah Dasar (Sub-grade Improvement)
Stabilisasi Tanah Dasar 12 15 - SNI 1744:2012
California Bearing Ratio
Kuat Tekan Bebas (Uncofined 20 24 35 SNI 03-6887- (CBR) %
Compressive Strenght, UCS) 2002
kg/cm2 untuk Lapis Fondasi Lapis Fondasi Tanah Semen (Soil Cement Base)
Tanah Semen
20 24 35 SNI 03-6887-
Uji Basah dan Kering untuk SNI 13-6427- 2002
Lapis Fondasi Tanah Semen: 2000 Kuat Tekan Bebas (Uncofined
(i) % Kehilangan Berat - - 7 Compressive Strenght, UCS)
(ii) % Perubahan Volume - - 2 kg/cm2
SNI 13-6427-
Uji Basah dan Kering :
- - 7 2000
(i) % Kehilangan Berat
- - 2
(ii) % Perubahan Volume
Koreksi Pada: 5-56
Poin ii), iii), iv) dan vi)

Poin ii (baris pertama)


Semula: Derajat penghalusan tanah yang dicapai
Menjadi: Derajat penghalusan tanah yang dicapai (bilamana diperlukan)

Poin iii)
Semula: Kadar air optimum untuk penghalusan tanah minimum 2% di bawah kadar air optimum
untuk pemadatan, ditentukan dari penghalusan tanah dengan variasi kadar air diterapkan
pada ruas yang berbeda dari lajur percobaan dan membandingkan derajat kehalusan
yang diperoleh dengan kadar air yang diperoleh dari pengujian di laboratorium pada
benda uji yang diambil selama kegiatan penghalusan
menjadi: Kadar air untuk penghalusan tanah minimum 2% di bawah kadar air optimum untuk
pemadatan
LANJUTAN
5-56
Koreksi Pada:
Poin ii), iii), iv) dan vi)
Poin iv)
Semula: Kehomogenan campuran lapisan yang diperoleh dari teknik penyebaran dan
pencampuran yang digunakan
Menjadi: Kehomogenan campuran semen tanah yang diperoleh dari teknik penyebaran dan
pencampuran yang digunakan

Poin vi)
Semula: "Bulking ratio" antara tanah gembur yang sudah dihaluskan dengan campuran yang
sudah dipadatkan, untuk menentukan tebal bahan gembur yang diperlukan agar
diperoleh rancangan tebal padat lapisan campuran
Menjadi: "Bulking ratio" antara campuran gembur dengan campuran yang sudah dipadatkan,
untuk menentukan tebal campuran gembur yang diperlukan agar diperoleh rancangan
tebal padat lapisan campuran
Koreksi Pada: 5-57
Subpoin x) dan Poin e)

subpoin x)
Kebutuhan dan cara yang paling tepat untuk induksi dan pengendalian keretakan adalah dengan
penggilasan (proof rooling, bukan peralatan yang digunakan untuk Kajian Teknis Lapangan
sebagaimana yang diuraikan dalam Seksi 1.9.2.3).b)), ditentukan dengan mengamati lajur percobaan
selama masa perawatan dan, bilamana retak susut berkembang secara berlebihan, adalah dengan
pengendalian penggunaan berbagai jenis dan berat dari mesin gilas

Poin e)
Semula:
Berdasarkan data yang diperoleh dari lajur percobaan dan tidak lebih cepat dari– 14 hari setelah lajur
percobaan dihampar
Menjadi:
Berdasarkan data yang diperoleh dari lajur percobaan dan antara 7 – 14 hari setelah lajur percobaan
dihampar
HALAMAN 5-58 POIN D) DAN E) DIHAPUSKAN
HALAMAN 5-59 SUBPOIN I) DIHAPUSKAN,
TERDAPAT PENYEMPURNAAN PADA TABLE 5.4.5.1, SEBAGAI BERIKUT:
Jenis Peralatan Indeks Plastisitas Tebal Perkiraan
Tanah Dikalikan Maksimum Yang
Persen Lolos Ayakan Mampu Dilakukan
No.40 Dalam Satu Lapis
(cm)
Instalasi Pencampuran Pusat < 500 Tak Dibatasi
Penggaru Piringan, Luku Piringan, dsb, < 1000 12 s/d 15
(untuk mencampur) dan motor grader
(untuk menghampar dan meratakan)
Rotovator Ringan ( < 100 PK) <2000 15
Rotovator untuk Pekerjaan Berat < 3500 20 s/d 30
( > 100 PK) tergantung jenis
tanah dan PK mesin
yang tersedia
Mesin Stabilisasi Tanah Satu Lintasan < 2000 s/d 3000 20
tergantung PK mesin
Nomor 3) Poin a) 5-59
Semula:
Tanah dari lokasi sumber bahan yang telah disetujui harus dihampar dan disebar sampai rata di
atas badan jalan yang sudah disiapkan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau tanah dasar yang sudah
disiapkan untuk Lapis Fondasi Tanah Semen serta kadar airnya disesuaikan seperlunya untuk
mendapatkan penghalusan tanah yang optimum. Bilamana pengeringan diperlukan, kecepatan
pengeringan harus dimaksimumkan dengan terus menerus menggaru tanah dengan memakai luku
pertanian, atau peralatan sejenis, dan/atau beberapa lintasan awal pulverizer (penghalus tanah)
sampai tanah tersebut cukup kering untuk dikerjakan.
Menjadi:
Tanah dari lokasi sumber bahan yang telah disetujui harus dihampar dan disebar sampai rata di
atas badan jalan yang sudah disiapkan untuk Stabilisasi Tanah Dasar atau untuk Lapis Fondasi
Tanah Semen serta kadar airnya disesuaikan sebagaimana yang diuraikan pada Pasal
5.4.4.1).d).iii). Bilamana pengeringan diperlukan, kecepatan pengeringan harus dimaksimumkan
dengan terus menerus menggaru tanah dengan menggunakan peralatan yang sesuai, atau
peralatan sejenis, dan/atau beberapa lintasan awal pulverizer (penghalus tanah) sampai tanah
tersebut cukup kering untuk dikerjakan.
Koreksi Pada: 5-59

Nomor 3) Poin b)
Semula:
Kadar air optimum tanah untuk penghalusan harus berada di bawah kadar air tanah untuk
Kepadatan Kering Maksimum, seperti yang ditentukan pada SNI 1742:2008, dan akan dirancang
oleh Penyedia Jasa berdasarkan Percobaan Lapangan Awal seperti yang diuraikan dalam Pasal
5.4.4 dari Spesifikasi ini. Selain kalau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pekerjaan penghalusan
harus dilaksanakan bilamana kadar air tanah berada dalam rentang (dari berat tanah kering) dari
angka yang telah dirancang.
Menjadi:
Kadar air optimum tanah sebelum pencampuran tanah harus berada di bawah kadar air tanah untuk
Kepadatan Kering Maksimum, seperti yang ditentukan pada SNI 1742:2008, dan akan dirancang
oleh Penyedia Jasa berdasarkan Percobaan Lapangan Awal seperti yang diuraikan dalam Pasal
5.4.4 dari Spesifikasi ini. Selain kalau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pekerjaan penghalusan
harus dilaksanakan bilamana kadar air tanah berada dalam rentang paling tidak 2% (dari berat tanah
kering) dari angka yang telah dirancang.
Poin 3) Subpoin h) Kata “Harus” Pada Kalimat Pertama Diubah 5-62

Menjadi “Dapat”

Bilamana semen dan tanah dianggap telah tercampur merata, kadar airnya harus dapat
ditambahkan seperlunya untuk menyamai batas kadar air yang ditentukan dalam prosedur
rancangan campuran laboratorium seperti yang diuraikan di Pasal 5.4.3.2) dari Spesifikasi ini
atau seperti yang dirancang berdasarkan Percobaan Lapangan Awal atau cara lainnya.
Nomor 5) Poin a)
5-61
Kata Ikat diberi Imbuhan menjadi “Pengikatan”
Nomor SNI Semula 03-68827-2002 Diubah Menjadi SNI 8321:2016

Pemadatan untuk campuran stabilisasi tanah dasar atau lapis fondasi tanah semen harus
dimulai sesegera mungkin setelah pencampuran dan seluruh kegiatan, termasuk pembentukan
dan penyelesaian akhir, dan harus diselesaikan dalam waktu yang tidak melampaui waktu ikat
awal (umumnya sekitar 60 menit tergantung jenis semennya) sejak semen portland yang
pertama tercampur tanah masing-masing untuk OPC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk
semen jenis PPC atau PCC sesuai dengan hasil pengujian waktu pengikatan awal menurut SNI
8321:2016
Koreksi pada: 5-62

Nomor 5 Poin c) dan d)→Penyempurnaan Kalimat


c) Pemadatan awal harus dilaksanakan dengan penggilas sheepsfoot, penggilas roda karet atau
penggilas beroda halus (tanpa atau dengan vibrasi) sesuai dengan jenis tanahnya, di mana
penggilas ini tidak boleh dibiarkan berada diatas bahan tanah semen yang sudah selesai
dihampar dan dipadatkan.

d) Setelah penggilasan awal, pembentukan dengan motor grader mungkin diperlukan sebelum
penggilasan akhir. Pemadatan harus diselesaikan dengan penggilas roda karet atau
penggilas beroda halus bersamaan dengan motor grader untuk membentuk permukaan
Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen seperti yang rancangannya. Pada
umumnya, penggilasan akhir perlu disertai penyemprotan sedikit air untuk membasahi
permukaan yang kering selama kegiatan pemadatan. Derajat kepadatan yang dicapai di
seluruh tebal Stabilisasi Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen harus lebih besar dari
97% kepadatan kering maksimum laboratorium sesuai dengan SNI 2828:2011 dan/atau Light
Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan
korelasi hubungan lendutan dengan kepadatan.
Koreksi Pada: 5-63

-Subpoin ii) -Nomor 1 -Nomor 2 Poin a)


Subpoin ii): ASTM C309-11 diubah menjadi SNI ASTM C309:2012

5.4.6 nomor 1) Dihapuskan


Nomor 2) poin a)
Semula:
2) Pengendalian Penghalusan Tanah
a) Contoh tanah yang telah dihaluskan harus diambil dan diuji di lapangan, untuk menyesuaikan ukuran
partikel dengan yang diberikan dalam Pasal 5.4.5.3.c), dengan jumlah pengambilan contoh sebanyak lima
contoh untuk setiap ruas pekerjaan (dari 200 meter atau kurang).
Menjadi:
2) Pengendalian Jenis Tanah
a) Contoh tanah yang akan digunakan harus diperiksa kesesuaiannya dengan tanah yang digunakan untuk
perancangan campuran di laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan secara visual pada setiap ruas
pekerjaan (dari 200 meter atau kurang). Bilamana secara visual menunjukkan perbedaan yang cukup
besar maka dilakukan pengujian tambahan atau jika diperlukan dilakukan pengujian laboratorium dan
membuat rencana campuran yang baru
Koreksi Pada: 5-64

Nomor 4)→Penambahan
4) Pengendalian Jumlah Semen Tertebar Untuk Pencampuran di Tempat

a) Pemeriksaan jumlah semen tertebar harus dilakukan untuk menjamin jumlah penebaran
sesuai yang ditentukan dalam rancangan campuran.
b) Apabila penebaran semen dilakukan dengan alat mekanis (cement spreader), jumlah
penebaran semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per ruas pekerjaan (dari 200 m atau
kurang) dengan cara berikut ini:
i. Memeriksa selisih berat talam sebelum dan setelah penebaran melalui timbangan yang tersedia
pada alat penebar, dan luasan penghamparan.
ii. Menggunakan talam logam seluas 1 m2 yang telah diketahui beratnya. Talam logam tersebut
diletakkan di permukaan bahan tanah yang akan distabilisasi di antara roda alat penebar. Setelah
alat penebar lewat, ambil talam logam berisi semen dan ditimbang beratnya. Selisih berat talam
logam sebelum dan setelah berisi semen adalah jumlah semen tertebar per meter persegi.
c) Apabila penebaran semen dilakukan secara manual, pemeriksaan dilakukan untuk menjamin
kantong-kantong (zak) semen ditempatkan pada titik-titik tertentu di atas bahan tanah yang
akan distabilisasi dengan jarak sesuai yang ditentukan, baik arah memanjang maupun
melintang
Koreksi Pada: 5-65
Nomor 5) Poin A) Paragraf Pertama Kalimat Pertama Dan Paragraf
Kedua Kalimat Pertama
Paragraf pertama kalimat pertama
Semula:
Segera sebelum pemadatan dimulai, contoh-contoh campuran tanah semen gembur harus diambil
dari lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dengan interval satu dengan lainnya tidak
lebih dari 500 meter di sepanjang kegiatan pekerjaan

Menjadi:
Segera sebelum pemadatan dimulai, contoh campuran tanah semen gembur harus diambil dari
lokasi yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan paling tidak dua contoh dari setiap segmen
(dari 200 m atau kurang) dengan interval tidak lebih dari 100 m.
Koreksi Pada: 5-65
Nomor 5) Poin a) Paragraf Pertama Kalimat Pertama dan Paragraf
Kedua Kalimat Pertama
Paragraf kedua kalimat pertama
Semula:
Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan,, dua benda uji harus disiapkan untuk
menentukan kepadatan kering maksimum

Menjadi:
Kecuali diperintahkan lain oleh Pengawas Pekerjaan, dari masing-masing lokasi pengambilan
contoh, dua benda uji harus disiapkan untuk menentukan kepadatan kering maksimum
Koreksi Pada: 5-66

- Poin a) -Poin c) -Poin d)

Poin a)
Pada kalimat terakhir, kata paling akhir yang semula “atau dirancang” diubah menjadi “dalam
Tabel 5.4.3.1)

Poin c)
▪ Pada kalimat kedua terdapat penambahan kalimat yaitu: (sudut konus pada alat Scala
Dynamic Cone Penetrometer sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar adalah 30
derajat)
▪ Nominal 200 pada kalimat kedua diubah menjadi 100

Poin d) dihapuskan
Koreksi Pada: 5-68

Poin g) Baris Keenam

semula “untuk mengambil uji inti (core)” diubah menjadi membuat lubang (parit)”
Koreksi Pada: 5-69

Poin h)
Semula:
Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi: ketebalan dan/atau
kepadatan pada Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar; ketebalan dan/atau Skala
Penetrometer pada Lapis Fondasi Tanah Semen yang diuji dengan Skala Penetrometer harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini.

Menjadi:
Pengukuran pemotongan pembayaran untuk pekerjaan yang tidak memenuhi: ketebalan
dan/atau kepadatan Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar; dan ketebalan efektif
Lapis Fondasi Tanah Semen yang diuji dengan Skala Penetrometer harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan berikut ini.
Koreksi Pada: 5-69

Poin i) Paragraf 1 dan 2


PARAGRAF 1
Semula:
Tebal minimum Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen yang diterima tidak
boleh kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.4.1.3) dan mengacu pada
Tabel 5.4.7.1).

Menjadi:
Tebal minimum Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar yang diterima tidak boleh
kurang dari tebal dan toleransi yang disyaratkan pada Pasal 5.4.1.3).
Koreksi Pada: 5-69

Poin i) Paragraf 1 dan 2


PARAGRAF 2
Semula:
Bilamana tebal rata-rata Stabilisasi Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen untuk suatu
segmen tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan, maka pekerjaan tersebut harus
diperbaiki disetujui persentase pengurangan harga satuan dilakukan sesuai Tabel 5.4.7.1)

Menjadi:
Bilamana tebal rata-rata Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar untuk suatu segmen
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan, maka pekerjaan tersebut harus diperbaiki
kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Stabilisasi Tanah Dasar dengan harga
satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.4.7.1)
Koreksi Pada: 5-69

Nama Tabel dan Kolom Tabel Kedua


Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal Kekurangan Tebal
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
0,0 - 2,0 cm 0% 0,0 - 2,0 cm 100 %
> 2,0 - 2,5 cm 20 % atau diperbaiki > 2,0 - 2,5 cm 80 % atau diperbaiki
> 2,5 - 3,0 cm 30 % atau diperbaiki > 2,5 - 3,0 cm 70 % atau diperbaiki
> 3,0 cm harus diperbaiki > 3,0 cm harus diperbaiki

Tabel 5.4.7.1) Pengurangan Harga Satuan Tebal Stabilisasi Tabel 5.4.7.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan Tebal
Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan Lapis
Tanah Semen Kurang atau Diperbaiki Fondasi Tanah Semen Kurang atau Diperbaiki
Koreksi pada: 5-70

ii) Paragraf 2
Semula:
Jika kepadatan lapangan Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dalam suatu segmen
tidak tercapai dan/atau Skala Penetrometer rata-rata dalam penampang melintang suatu segmen
tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini, Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Stabilisasi
Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan Lapis Fondasi Tanah Semen dengan harga satuan
sesuai Tabel 5.4.7.2).

Menjadi:
Jika kepadatan lrata-rata Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dalam suatu segmen
tidak tercapai atau Skala Penetrometer rata-rata dalam penampang melintang suatu segmen tidak
tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan yang disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, maka pekerjaan tersebut harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan
dapat menerima pekerjaan Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar atau Lapis Fondasi
Tanah Semen dengan persentase pengurangan harga satuan dikalikan dengan Faktor
Pembayaran sesuai dalam Tabel 5.4.7.2).
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-70

Nama dan Kolom Kedua pada Tabel 5.4.7.2)

Semula: Menjadi:
Kepadatan Stabilisasi Skala Penetrometer Kepadatan Stabilisasi Tanah Skala Penetrometer Faktor Pembayaran
Pengurangan
Tanah untuk Peningkatan Lapis Fondasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Lapis Fondasi Tanah
(% Harga Satuan) Dasar Semen (% Harga Satuan)
Tanah Dasar Semen
≥ 97 % ≥ 0,8* pukulan/mm 100 %
≥ 97 % ≥ 0,8* pukulan/mm 0%
0,75 - < 0,8*
0,75 - < 0,8* 96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
96 - < 97 % 20 % atau diperbaiki pukulan/mm
pukulan/mm
0,7** - < 0,75
0,7** - < 0,75 95 - < 96 % 70 % atau diperbaiki
95 - < 96 % 30 % atau diperbaiki pukulan/mm
pukulan/mm < 0,7**
< 95 % harus diperbaiki
< 95 % < 0,7** pukulan/mm harus diperbaiki pukulan/mm

Tabel 5.4.7.2) Pengurangan Harga Satuan Kepadatan Tabel 5.4.7.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan
Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan Kepadatan Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah
Skala Penetrometer untuk Lapis Fondasi Tanah Semen Dasar dan Skala Penetrometer untuk Lapis Fondasi
atau Diperbaiki Tanah Semen Kurang atau Diperbaiki
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-70

Subpoin iii) Paragraf 1 dan 2

PARAGRAF I
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan pada Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan
Skala Penetrometer pada Lapis Fondasi Tanah Semen rata-rata kurang dari yang disyaratkan
tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai pasal 5.4.7.1).h).i) dan 5.4.7.1).h).ii) maka
pengurangan pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum
dalam Tabel 5.4.7.1) dan /atau Tabel 5.4.7.2).

Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Stabilisasi Tanah untuk Peningkatan Tanah Dasar dan Skala
Penetrometer pada Lapis Fondasi Tanah Semen kurang dari yang disyaratkan tetapi masih dalam
batas-batas toleransi sesuai pasal 5.4.7.1).h).i) dan 5.4.7.1).h).ii) maka pembayaran dilakukan
dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam Tabel
5.4.7.1) dan Tabel 5.4.7.2).
LANJUTAN
Koreksi Pada: 5-70

Subpoin iii) Paragraf 1 dan 2

PARAGRAF 2 (ditambahkan):
Pekerjaan penyiapan dan pemeliharaan badan jalan baru di mana Stabilisasi Tanah untuk
Peningkatan Tanah Dasar atau Lapis Fondasi Tanah Semen akan dihampar tidak diukur atau
dibayar menurut Seksi ini, tetapi harus dibayar terpisah dari harga penawaran yang sesuai
untuk Penyiapan Badan Jalan menurut Seksi 3.3, dari Spesifikasi ini.
5-71
Koreksi Pada:
Nomor 2 Kalimat Kedua dan Nomor 3 Poin a)

Kata “umum” dihilangkan


Koreksi Pada: 5-73

Nomor 3 Poin b) dan c)


b) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan tidak boleh
kurang dari 1 cm dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana tebal yang diperoleh
kurang dari yang disyaratkan maka kekurangan tebal ini harus diperbaiki sebagaimana yang
disyaratkan pada Pasal 5.5.1.3.e) dari Spesifikasi ini kecuali disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.5.8.1).

c) Tebal permukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati elevasi
rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari elevasi rancangan pada titik
manapun, kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sehubungan dengan ketentuan yang
diuraikan dalam Pasal 5.5.8.1) dari Spesifikasi ini.
Koreksi Pada: 5-79

Nomor 3 Poin c) dan e)

Poin c) (ditambahkan):
c) Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai kepadatan
kering lebih dari 98% kepadatan kering maksimum sebagaimana yang ditentukan pada SNI
1743:2008 Metode D. Bilamana kepadatan yang diperoleh kurang dari yang disyaratkan,
maka kepadatan yang kurang ini harus diperbaiki kecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
sehubungan dengan ketentuan yang diuraikan dalam Tabel 5.5.8.2).

Poin e) (diubah):
SNI 03-6827- 2002 diubah menjadi SNI 8321:2016.
Koreksi Pada: 5-81

Nomor 1) Poin a) Paragraf 2)

Nomor 1 poin a) paragraf 2


Semula:
Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.5.1.3) persentase pengurangan
harga satuan akan dilakukan sesuai Tabel 5.5.8.1).

Menjadi:
Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen
tebalnya kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.5.1.3) maka kekurangan tebal ini
harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat
Semen dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai Tabel 5.5.8.1).
Koreksi Pada: 5-81

Nama dan Kolom Kedua pada Tabel 5.5.8.1 terdapat Perubahan

Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kekurangan Tebal Rata-Rata Kekurangan Tebal Rata-Rata
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
0,0 - 1,0 cm 0% 0,0 - 1,0 cm 100 %
> 1,0 - 1,5 cm 20 % atau diperbaiki > 1,0 - 1,5 cm 90 % atau diperbaiki
> 1,5 - 2,0 cm 30 % atau diperbaiki > 1,5 - 2,0 cm 80 % atau diperbaiki
> 2,0 cm harus diperbaiki > 2,0 cm harus diperbaiki

Tabel 5.5.8.1) Faktor Pembayaran Harga Satuan


Tabel 5.5.8.1) Pengurangan Harga Satuan Tebal Lapis
Tebal Lapis Fondasi Agregat Semen Kurang atau
Fondasi Agregat Semen atau Diperbaiki
Diperbaiki
Koreksi Pada: 5-81
Nomor 1 Poin b)
Semula:
Lapis Fondasi Agregat yang diterima harus memenuhi kepadatan yang disyaratkan, Jika
kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan
yang disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi, Pengawas
Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis Fondasi Agregat penyesuaian pada sesuai Tabel
5.5.8.2).

Menjadi:
Lapis Fondasi Agregat Semen yang diterima harus memenuhi kepadatan yang disyaratkan, Jika
kepadatan lapangan rata-rata dalam suatu segmen tidak tercapai, tetapi semua sifat-sifat bahan
yang disyaratkan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi, maka kepadatan
yang kurang ini harus diperbaiki kecuali Pengawas Pekerjaan dapat menerima pekerjaan Lapis
Fondasi Agregat Semen dengan harga satuan dikalikan dengan Faktor Pembayaran sesuai
Tabel 5.5.8.2).
Koreksi Pada: 5-81
Nama dan Kolom Kedua Pada Tabel 5.5.8.2) Terdapat Perubahan

Semula: Menjadi:
Pengurangan Faktor Pembayaran
Kepadatan Kepadatan
(% Harga Satuan) (% Harga Satuan)
≥ 98 % 0% ≥ 98 % 100 %
97 - < 98 % 20 % atau diperbaiki 97 - < 98 % 90 % atau diperbaiki
96 - < 97 % 30 % atau diperbaiki 96 - < 97 % 80 % atau diperbaiki
< 96 % harus diperbaiki 95 - < 96 % 70 % atau diperbaiki
< 95 % harus diperbaiki

Tabel 5.5.8.2) Pengurangan Harga Satuan untuk Tabel 5.5.8.2) Faktor Pembayaran Harga Satuan
Penurunan Kepadatan Lapis Fondasi Agregat untuk Penurunan Kepadatan Lapis Fondasi
Semen atau Diperbaiki Agregat Semen Kurang atau Diperbaiki
Koreksi Pada:
5-82
Nomor 1 Poin C, Terdapat Perubahan)
Nomor 2, Kata “Umum” Pada Kalimat Kedua Dihapuskan
Semula:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.5.1.3) maka pengurangan
pembayaran dilakukan dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum dalam Tabel
5.5.8.1) dan /atau Tabel 5.5.8.2).
Kuantitas Lapis Fondasi Agregat Semen yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter
kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima berdasarkan luas rencana dan tebal aktual.

Menjadi:
Bilamana ketebalan dan kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen rata-rata kurang dari yang
disyaratkan tetapi masih dalam batas-batas toleransi sesuai Pasal 5.5.1.3) maka pembayaran
dilakukan dengan mengalikan harga satuan dengan Faktor Pembayaran yang tercantum dalam
Tabel 5.5.8.1) dan Tabel 5.5.8.2).
Kuantitas Lapis Fondasi Agregat Semen yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter
kubik pekerjaan yang telah selesai dan diterima berdasarkan luas aktual yang diterima dan tebal
aktual.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai