Audit Sektor Publik
Audit Sektor Publik
Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditor untuk mendukung
argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat
kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit,
karena itu informasi harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakan sebagai
bukti audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehingga mampu meyakinkan pihak
lain. Keandalan bukti audit tergantung dari terpenuhinya syarat-syarat bukti audit.
Relevan (RE)
Kompeten (KO)
Cukup (CU)
Tetapi ada pula yang menyatakan 4 (empat) karena ditambah dengan:
Material (MA)
Relevan
Bukti yang relevan maksudnya adalah bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan
permasalahannya. Bukti yang tidak ada kaitannya dengan permasalahan (kondisi) tentu tidak
ada gunanya karena tidak dapat dipakai guna mendukung argumentasi, pendapat atau
simpulan dan rekomendasi dari auditor. Relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi. Tiap
informasi sekecil apapun harus relevan dengan permasalahannya.
Kompeten
Kompeten tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti, cara mendapatkan bukti dan
kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut. Dilihat dari sumbernya, bukti tentang
kepegawaian yang didapat dari bagian kepegawaian lebih kompeten dibanding dengan bukti
yang didapat dari pihak lain. Bukti buatan pihak luar (bukti ekstern) pada umumnya lebih
kompeten dari bukti buatan auditi (bukti intern). Dilihat dari cara auditor mendapatkan bukti,
bukti yang didapat auditor dari pihak luar auditi lebih kompeten daripada bukti yang didapat
dari auditi, bukti yang didapat melalui pengamatan langsung oleh auditor sendiri lebih
kompeten dari bukti yang didapat oleh atau melalui pihak lain.
Cukup
Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah/kuantitas dan/atau nilai keseluruhan bukti. Bukti
yang cukup berarti dapat mewakili/ menggambarkan keseluruhan keadaan/kondisi yang
dipermasalahkan.
Material
Bukti yang material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berarti dan penting bagi
pencapaian tujuan organisasi. Mempunyai arti tersebut harus ditinjau baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas.
Materialitas atau keberartian tersebut dapat dilihat antara lain dari:
Audit pada dasarnya adalah pengujian yang sistematis dan objektif. Karena itu, audit mengumpulkan
dan mengevaluasi bukti-bukti. Agar bukti-bukti tersebut mendukung objektivitas audit, maka
pengumpulan dan pengevaluasiannya harus memperhitungkan materialitas dan risiko permasalahan
yang diujinya.
Bukti harus mempertimbangkan materialitas. Sebelum bukti dikumpulkan dan dievaluasi, terlebih
dahulu harus ditetapkan materialitas permasalahannya. Jika permasalahan ditetapkan material, maka
bukti-bukti harus dikumpulkan. Jika tidak material, maka bukti-bukti tidak perlu dikumpulkan.