Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
“Replikasi DNA dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR)” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas ibu Dr.Lily Viruly, S.TP, M.Si pada Mata Kuliah Bioteknologi Hasil
Perikanan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Replikasi DNA dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR)
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktikum yang penulis tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
Belakangan ini kita sering mendengar kata DNA di berbagai media, baik cetak
maupun elektronik. Setelah terjadinya peristiwa peledakan bom, kasus
pemerkosaan ataupun pembunuhan maka biasanya tim penyelidik dari kepolisian
akan mengirimkan sampel untuk analisa DNA yang dikenal dengan istilah uji
sidik DNA. DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang merupakan asam nukleat
pembawa pesan genetik dalam kehidupan terletak di dalam sel dan tersusun rapi
membentuk kromosom.
Pola DNA penyusun kromosom inilah yang menentukan jenis rambut, warna
kulit dan sifat-sifat khusus yang berbeda antara satu individu dengan lainnya.
Karena perbedaan DNA yang dimiliki oleh seseorang, maka metode sidik DNA
menjadi salah satu alat pembuktian yang cukup handal. Namun karena letaknya
yang ada didalam sel maka untuk mendapatkan DNA diperlukan tahap-tahap
khusus yang biasanya dilakukan di laboratorium tertentu. DNA ditemukan
pertama kali pada tahun 1869, kemudian dengan menggunakan teknologi X-ray
diketahui bahwa DNA memiliki struktur yang tertata secara rapi. Adanya
publikasi model rantai ganda DNA oleh Watson dan Crick di jurnal Nature pada
tahun 1953, teknik pemurnaian DNA mengalami perkembangan yang pesat dan
menjadi prosedur rutin yang dilakukan dalam penelitian bioteknologi.
DNA dapat diisolasi dari semua bagian tubuh misalnya dari daging, darah,
sperma, ginjal, jantung, hati, dan lain-lain. Begitu pun untuk tanaman, DNA dapat
diambil dari semua bagian. DNA juga bisa diperoleh dari spesimen yang berumur
ratusan tahun atau fosil. Untuk mengeluarkan DNA dari sel maka teknik
pemurnian DNA secara biokimia dilakukan dengan merusak dinding sel yang
telah dilarutkan dalam larutan penyangga tertentu dengan menggunakan berbagai
jenis deterjen. Dengan terbukanya lapisan sel maka DNA dapat dikeluarkan dan
diendapkan dengan penambahan alkohol, seperti pada gambar berikut ini.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya reaksi PCR adalah tiruan dari proses replikasi DNA in vivo,
yaitu dengan adanya pembukaan rantai DNA (denaturasi) utas ganda, penempelan
primer (annealing) dan perpanjangan rantai DNA baru (extension) oleh DNA
polimerase dari arah terminal 5’ ke 3’. Hanya saja pada teknik PCR tidak
menggunakan enzim ligase dan primer RNA. Secara singkat, teknik PCR
dilakukan dengan cara mencampurkan sampel DNA dengan primer
oligonukleotida, deoksiribonukleotida trifosfat (dNTP), enzim termostabil Taq
DNA polimerase dalam larutan DNA yang sesuai, kemudian menaikkan dan
menurunkan suhu campuran secara berulang beberapa puluh siklus sampai
diperoleh jumlah sekuens DNA yang diinginkan.
Proses PCR terdiri dari tiga tahapan, yaitu denaturasi DNA templat,
penempelan (annealing) primer, dan polimerisasi (extension) rantai DNA.
Denaturasi merupakan proses pemisahan utas ganda DNA menjadi dua utas
tunggal DNA yang menjadi cetakan (templat) sebagai tempat penempelan primer
dan tempat kerja DNA polimerase, dengan pemanasan singkat pada suhu 90-
95°C selama beberapa menit. Penjelasan ringkas tentang setiap siklus reaksi PCR
adalah sebagai berikut:
1) Denaturasi
2) Penempelan Primer
Selain ketiga proses tersebut, secara umum PCR didahului dan diakhiri oleh
tahapan berikut:
a. Pra-Denaturasi
b. Final Elongasi
2) Primer
3) Reagen lainnya
Selain enzim dan primer, terdapat juga komponen yang lain yang ikut
menentukan keberhasilan reaksi PCR. Komponen tersebut antara dNTP untuk
reaksi polimerisasi, dan buffer yang mengandung MgCl2. Konsentrasi ion
Mg2+ dalam campuran reaksi merupakan hal yang sangat kritis. Konsentrasi
ion Mg2+ ini sangat mempengaruhi proses primer annealing, denaturasi,
spesifisitas produk, aktivitas enzim dan fidelitas reaksi.
2.4 Gambar Alat dan Bahan yang dibutuhkan dalam Polymerase Chain Reaction
(PCR)
Gambar thermocycler
Alat pengatur suhu reaksi yang biasanya digunakan pada teknik reaksi berantai
polimerase Reagen khusus yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses PCR
secara in vitro antara lain.
7
Peralatan khusus yang yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PCR antara lain:
Saat ini PCR sudah digunakan secara luas untuk berbagai macam kebutuhan,
diantaranya:
1) Isolasi Gen
Kita tahu bahwa DNA makhluk hidup memiliki ukuran yang sangat
besar, DNA manusia saja panjangnya sekitar 3 miliar basa, dan di dalamnya
mengandung ribuan gen. Fungsi utama DNA adalah sebagai sandi genetik,
8
2) DNA Sequencing
3) Identifikasi Forensik
4) Diagnosa Penyakit
9
BAB III
3.1 Hasil
1. Persiapan sampel
- Ikan lele dimatikan dan dicuci bersih, lalu ikan difillet (diambil
dagingnya) dan ditimbang sebanyak 1 gram
- Daging ikan dipotong kecil-kecil 0,5 mm, ditimbang 0,5 gram
ditambahkan aquades dingin 5 mL (1:10)
- Sentrifuge 6000xg, selama 10 menit (seharusnya pada suhu 40C)
2. Ekstraksi DNA
- Larutkan DNA 0,5 ml ke dalam larutan NaCl encer (larutkan 0,18 gr
NaCl ke dalam 200 ml aquades, ukur pH =7)
- Siapkan Spektrofotometer UV
- Siapkan sampel larutan DNA tadi untuk diukur absorbansinya pada
Absorbansi 260 nm dan 280 nm (gunakan larutan standarnya NaCl encer)
- Tentukanlah pada absorbansi berapakah DNA dapat terdeteksi? Jika
terlalu pekat bisa diencerkan
- Mengapa sebelum kita menyiapkan sampel untuk replikasi DNA dengan
menggunakan PCR, kita harus mengkarakterisasi dulu DNA nya?
4. Elektroforesis Gel
- Setelah dilakukan siklus inkubasi selama 20 – 25 kali (untuk Replikasi
DNA),
inkubasikan tabung pada 720C selama 4 menit. Pada akhir reaksi ambil
sampel
sebanyak 2 – 4 µl dari tabung Eppendorf kecil steril dan lakukan
elekroforesis
pada gel agarosa (suntikan kedalam sumur pada gel agarosa).
- Lakukan pula elektroforesis DNA cetakan sebagai pembanding dan
marker DNA
11
3.2 Pembahasan
4. Elektroforesis Gel
Diagnosa Hasil Gel hasil elektroforesis yang telah direndam dengan larutan EtBr,
kemudian dimasukkan dalam alat UV doc atau UV Transluminator. Setelah UV
Transluminator dinyalakan, pita DNA akan berpendar. Hasil dari sampel dapat
dilihat dilayar monitor yang terhubung dengan UV Transluminator. Band atau
pita DNA yang muncul pada sampel dibandingkan dengan band yang muncul
pada kontrol positif. Sampel yang dinyatakan positif VNN apabila band sampel
ada pada ukuran 294 bp atau sejajar dengan band pada kontol positif.
12
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Reaksi Polimerase Berantai atau dikenal sebagai Polymerase Chain
Reaction (PCR), merupakan suatu proses sintesis enzimatik untuk
melipatgandakan suatu sekuens nukleotida tertentu secara in vitro. PCR
merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara
enzimatik tanpa menggunakan organisme.
Tahapan-Tahapan Polymerase Chain Reaction (PCR), denaturasi DNA
templat, penempelan (annealing) primer, dan polimerisasi (extension) rantai
DNA.
Komponen-Komponen Polymerase Chain Reaction (PCR), Enzim DNA
Polymerase: enzim Taq DNA polymerase yang memiliki keaktifan pada suhu
tinggi; Primer merupakan oligonukleotida pendek rantai tunggal yang mempunyai
urutan komplemen dengan DNA templat yang akan diperbanyak. Panjang primer
berkisar antara 20-30 basa; Reagen lainnya berupa dNTP untuk reaksi
polimerisasi, dan buffer yang mengandung MgCl2.
Manfaat Polymerase Chain Reaction (pcr), yaitu: amplifikasi urutan
nukleotida, menentukan kondisi urutan nukleotida suatu DNA yang mengalami
mutasi, bidang kedokteran forensik, melacak asal-usul sesorang dengan
membandingkan DNA “finger print”.
4.2 Saran
13
7.Bagaimanakah langkah yang harus kita lakukan setelah replikasi DNA dengan
menggunakan PCR, jika kita ingin memanfaatkan DNA tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Amin, I. 2008. Aplikasi Ekstrak Daun Sirih dalam Menghambat Oksidasi Lemak
Jambal Patin. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,
Bogor. Hal. 1 – 2.