Anda di halaman 1dari 32

Strategi Rumah Sakit Merespon Pandemi

Covid-19 di Era New Normal


19 Agustus 2020
Dr. Dr. Nur Hidayah, S.E., M.M.
Asal Mula Pandemi Covid-19

 Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus


pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina.
 Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai
jenis baru coronavirus.
 Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan
 pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemic (5)
Peningkatan Jumlah Kasus Sangat Cepat

 Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke


berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli
2020, WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481
kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%).
 Secara global, pada pukul 16:35 CEST, 15 Agustus 2020, ada
21.026.758 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 755.786
kematian, dilaporkan ke WHO.
 Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020.
Kasus meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah
Indonesia. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 70.736 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 3.417 kasus
meninggal (CFR 4,8%) (5)
Dasar Hukum Pencegahan dan
Pengendalian Covid - 19
 Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
 Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional.
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
 Pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 disusun berdasarkan rekomendasi WHO yang
disesuaikan dengan perkembangan pandemi COVID-19, dan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
 Sudah ada sekitar 60 peraturan perundang-undangan terkait penanganan dan pencegahan
penyebaran kasus Covid-19
Beban Rumah Sakit Semakin Berat

 VIVA (3 Juli 2020)– Sejumlah rumah sakit di Tanah Air terancam


bangkrut akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Rata-rata
pendapatan rumah sakit bahkan anjlok hingga 50 persen.
 Hal ini pun lantas membuat para pengelola rumah sakit kesulitan
untuk menutupi biaya operasional. Beban rumah sakit juga semakin
tinggi dalam menangani pasien COVID-19.
 Ada pula rumah sakit yang sudah terancam kolaps di depan mata
akibat dampak kondisi pandemi wabah corona yang berkepanjangan
ini.
 https://www.viva.co.id/berita/nasional/1226139-pendapatan-anjlok-
banyak-rumah-sakit-terancam-bangkrut-akibat-pandemi
Pemasukan Rumah Sakit turun hingga 30-
50%
 Bagi rumah sakit rujukan COVID-19, melonjaknya jumlah pasien 
arus kas terganggu, uang muka kerja (10-50%) tidak lagi mencukupi
biaya operasional, ditambah persoalan dispute klaim dan belum ada
kejelasan kapan berakhir masa pandemi COVID-19.
 Rumah sakit non rujukan COVID-19 mengalami penurunan kunjungan
pasien non COVID-19  penurunan tingat okupansi.
 “Pemasukan rumah sakit turun antara 30-50%,” pada Kondisi New
Normal,

https://kumparan.com/pandangan-jogja/pandemi-covid-19-membuat-
keuangan-rumah-sakit-terancam-bangkrut-1tgkkVYZoJ8
Akibat Pendapatan Rumah Sakit Menurun
Pendapatan
Menurun

Bila terus Jika Pandemi


berlanjut Covid-19 Arus Kas
Pelayanan RS berkelanjutan
Terganggu
dapat terhenti

Beban
Operasional
Meningkat
RS Merespon Tatanan Kehidupan Baru (New
Normal)
Penataan
ulang
Pemanfaatan pelayanan Perlu
TIK untuk RS strategi
sosialisasi
yang tepat
dan promosi

New Normal

Menghitun Mengident
g ulang ifikasi
pembiaya Layanan
an yang yang
membeba menguntu
ni Menjadwal ngkan
ulang
pembayara
n pada
pihak
ketiga
Rumah Sakit adalah Garda Terdepan
Melawan Pandemi Covid-19
 Tanpa manajemen yang tepat dalam merespon covid-19 ini
rumah sakit akan menjadi sumber penularan infeksi bagi
staf medis dan infeksi nosocomial bagi pasien dan
keluarganya, serta orang-orang yang bekerja di rumah
sakit.
 Ketika rumah sakit tidak berfungsi secara tepat, rumah
sakit tidak mungkin dapat melayani pasien yang terinfeksi
covid-19. Ini menjadi tanggungjawab direktur rumah sakit
dan semua orang yang bekerja di rumah sakit (1).
Tantangan Rumah Sakit
 Rumah sakit memikul tanggung jawab ganda: merawat pasien Suspect
atau terkonfirmasi dan melindungi tenaga kesehatan yang professional
agar tidak terinfeksi

 Tantangan RS:
1. kekurangan sumber daya medis, kapasitas rumah sakit, dan kompetensi
staf.
2. Tidak ada yang kebal terhadap covid-19
3. Memperkuat kesadaran semua staf, pemahaman yang jelas tentang
pengendalian dan pencegahan penyakit, persyaratan kepatuhan penuh
pada proses yang telah ditetapkan dan membuat laporan harian tentang
kondisi seseorang adalah hal yang paling mendasar (1).
Memahami Situasi yang sedang
berlangsung

 Harus selalu mengingat tanda-tanda demam, gangguan pernafasan,


riwayat epidemiologi, dan alat pelindung diri (APD), serta tetap
waspada terhadap resiko.
 Rumah Sakit harus memahami sepenuhnya situasi yang sedang
berlangsung dan mempersiapkan organisasi, materi, teknologi, dan
fasilitas.
 Optimalisasi rencana respon, implementasi manajemen proses, untuk
mengendalikan infeksi yang di dapat di rumah sakit, dan penjadwalan
ulang shift untuk mendukung fungsi pelayanan utama (1).
Pentingnya Rencana Strategis

 Banyak perusahaan bekerja untuk mengatasi kekurangan sumber daya ini


dan kita harus terus memikirkan rencana strategis selama jangka waktu
krisis ini untuk menghindari akibat yang akan menjadi bencana karena
kekurangan APD dan peralatan yang diperlukan seperti jumlah korban
tewas meningkat [1] (2).

 Strategi diperlukan untuk mengalokasikan sumber daya dengan tepat


sambil mengantisipasi pasokan dan permintaan dimasa depan (2).

 Saat mempertimbangkan strategi terbaik untuk menangani pandemi


global dipicu oleh COVID-19, konservasi staf dan sumber daya sangat
penting (2).
Pandemi Covid-19 Terus Berlanjut, Bahkan
Jumlah Orang Yang Terkonfirmasi Terus
Meningkat

 Sejak ditetapkan oleh World Health Organization (WHO)


bahwa Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Global
Pandemic per tanggal 11 Maret 2020, praktis hingga saat ini
telah 3 bulan (sekarang 5 bulan) kita berada dalam masa yang
tidak menentu.
 Banyak rumah sakit di daerah kewalahan menangani lonjakan
pasien yang terinfeksi coronavirus, namun tidak sedikit pula
Rumah Sakit yang mengalami penurunan jumlah pasien,
khususnya RS yang tidak ditunjuk sebagai RS Rujukan COVID-
19 (3)
Indonesia memiliki total 2.831 rumah sakit pada tahun
2017 yang terdiri dari 2.267 rumah sakit umum dan
564 rumah sakit khusus.
Perubahan yang cepat memerlukan
respon yang cepat pula
 Perubahan yang sedemikian cepat dimasa pandemi COVID-
19 menuntut respon yang cepat dari manager puncak
mengenai arah kelangsungan usaha RS agar tidak kolaps
ditengah pendemi.

 Apakah segera merubah RBA/Rencana anggaran tahun


2020 dalam konteks memperkuat business continuity? dan
apakah akan merubah rencana strategis bisnis RS untuk
menyesuaikan dengan situasi COVID-19 menuju the new
normal? (3)
Bagaimana RS dapat bertahan?

 Berikut ini langkah-langkah learning process yang dapat dijalankan


oleh RS untuk dapat bertahan dimasa COVID-9 menuju new normal,
diantaranya:

1. Identifikasi masalah
2. Mensintesis hasil pembelajaran perorangan
3. Melakukan inovasi (Development)
4. Mereview Rencana-rencana
5. Mengkomunikasikan perubahan RBA dan Rencana Business Strategis
Jika jawabannya ya, maka…..Learning
Orgs
 Apakah organisasi anda terampil dalam menciptakan, memperoleh,
mentransfer pengetahuan ke semua anggota, dan memodifikasi perilakunya
yang mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru? (David A. Garvin,1993)
(3).
 Dalam konteks COVID-19 organisasi yang terampil adalah organisasi yang
terampil dalam memperoleh, menciptakan, mentransfer pengetahuan tentang
COVID-19, dan memodifikasi perilaku RS yang mencerminkan pengetahuan
dan wawasan baru untuk mempertahankan business continuity dan
menyiapkan diri untuk the new normal (3).
Belajar dari Kasus di Negara Lain

Kasus di Amerika Serikat


 Selama masa pandemic covid-19, sangatlah pening untuk mengalokasikan
sumber daya dan tenaga kesehatan dengan bijaksana. Rencana strategic
untuk pelayanan kesehatan harus menghemat dan memanfaatkan tenaga
kesehatan dari spesialis medis lain, termasuk spesialis bedah. Tim bedah
dapat memainkan peran yang luas tidak terduga dalam krisis global ini
 Untuk mengatasi masalah kekurangan sumber daya rumah sakit, terutama
tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis perlu rencana yang kreatif dan
bijaksana.
 Tenaga kesehatan terdiri dari banyak posisi dalam
berbagai posisi spesialisasi, yang masing-masing memiliki
tugas yang diberikan. Mengingat pandemi ini, tugas
mereka perlu disesuaikan. Ini berarti mengurangi jumlah
staf bedah elektif sekaligus melatih staf yang sama ini
dalam perawatan kritis.
 Mengurangi staf bedah yang bekerja bermanfaat bagi staf
karena ruang bedah adalah area berisiko tinggi sekunder
untuk risiko penularan selama prosedur seperti intubasi,
endoskopi, dan manajemen jalan napas [2] (2).
 Operasi elektif ditunda untuk mengurangi risiko transmisi Covid-
19. Pembedahan harus dibatasi pada operasi darurat dan yang
benar-benar diperlukan.
 Staf dari Tim bedah elektif dijadikan sebagai staf cadangan.
Hilangnya staf karena terinfeksi COVID-19 menimbulkan masalah
dua kali lipat: hilangnya anggota tim dan penambahan pasien
baru. Untuk mengatasinya staf cadangan tambahan harus
dipertimbangkan dalam perencana.
 Untuk lebih meningkatkan cadangan staf, mahasiswa kedokteran
tahun keempat yang baru cocok harus dipertimbangkan.
Staf Cadangan Penanganan Covid-19 di
AS
 Banyak program, termasuk Universitas Boston, Harvard dan Kolombia
sudah menyesuaikan untuk mempercepat kelulusan mahasiswa
kedokteran tahun keempat yang cocok untuk meningkatkan tenaga
kesehatan lokal mereka [5-7].
 Pendekatan lain untuk meningkatkan staf cadangan adalah dengan
memasukkan residen yang tersedia untuk melaksanakan tugas klinis.
 Menurut Dewan Bedah Amerika, program residensi dapat
memanfaatkan di luar layanan residen, termasuk mereka dalam
penelitian, untuk berpartisipasi dalam tugas klinis, sehingga
menyesuaikan waktu tahun penelitian untuk masing-masing residen
memulai atau melanjutkan di lain waktu, tanggal yang lebih sesuai
[8].(2)
Staf Cadangan Lanjutan

 Dewan Akreditasi untuk Pascasarjana Pendidikan


Kedokteran (ACGME) menangguhkan banyak tanggung
jawab termasuk kegiatan belajar mandiri, penyerahan,
survei lokasi dan wawancara.
 Tanpa kewajiban ini, Program Residen hanya fokus pada
tugas klinis mereka, sementara yang terpenting untuk
mengurangi paparan dan interaksi fisik yang tidak perlu
itu sebagai gantinya, dapat dilakukan melalui
telekomunikasi [9,10].
Staf Cadangan Lanjutan Pensiunan dan
Staf Non-ICU yang dilatih
 memanggil mereka yang baru saja pensiun, sebuah opsi yang sudah
digunakan oleh negara lain.
 Melatih staf non-ICU tentang metode pengobatan perawatan kritis
adalah pilihan yang layak. Masyarakat Perawatan Kritis Pengobatan
menawarkan pelatihan gratis bagi dokter yang tidak terbiasa dengan
kritis perawatan obat dalam menghadapi krisis global [11].
 Tindakan yang optimal memungkinkan mereka yang berada di
"cadangan" untuk mendapatkan pelatihan dan kemudian
membebaskan teman-teman mereka sesuai kebutuhan. Berkenaan
dengan pemeliharaan yang besar dan tenaga cadangan terlatih, ada
daya tahan dalam jumlah.
Tenaga Kesehatan yang Meninggal
karena terinfeksi Covid-19
 Pada tanggal 3 Juli 2020, Indonesia menempati urutan ke 9 (2,4
persen dari total 89 yang meninggal di indonesai) dari jumlah tenaga
kesehatan yang meninggal dunia akibat virus corona. Rusia (545
kematian), Inggris (540 kematian), Amerika Serikat (507 kematian),
Brazil (351 kematian), Mexico (248 kematian), Italia (188 kematian),
Mesir (111 kematian) , dan Iran (91 kematian) (4)
 Jumlah kematian tenaga kesehatan pada 1 Agustus 2020, 73 dokter,
dan 55 perawat. Berdasarkan informasi yang diterima dari Humas PB
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Halik Malik mengatakan setidaknya per 4
Agustus 2020 pihaknya mendapat laporan 74 dokter meninggal karena
positif Covid-19 dan suspek (4)
ISTILAH BARU DARI ODP, PDP, OTG, DAN
POSITIP COVID-19
Suspect
 Orang dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi local
 b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi/probable COVID-19.
 Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.
Alur Manajemen Kesehatan Masyarakat (5)
KASUS PROBABLE DAN KONFIRMASI

 Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal dengan gambaran
klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
 Kasus Konfirmasi
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR.Kasus konfirmasi
dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
Petugas Kesehatan dengan Kontak Erat

 Bagi petugas kesehatan yang memenuhi kriteria kontak erat yang tidak
menggunakan APD sesuai standar, direkomendasikan untuk segera dilakukan
pemeriksaan RT-PCR sejak kasus dinyatakan sebagai kasus probable atau
konfirmasi.
 1) Apabila hasil positif, petugas kesehatan tersebut melakukan isolasi mandiri
selama 10 hari. Apabila selama masa isolasi muncul gejala dilakukan tata
laksana sesuai kriteria kasus konfirmasi simptomatik.
 2) Apabila hasil negatif, petugas kesehatan tersebut tetap melakukan
karantina mandiri selama 14 hari. Apabila selama masa karantina, muncul
gejala dilakukan tata laksana sesuai kriteria kasus suspek
(1) The Second Affiliated Hospital Zhejiang University School of Medicine,
Covid-19 Outbreak and Hospital Respond Strategy, Januari 2020
(2) Haley Ehrlich a, Mark McKenney, MD, MBAa,b, Adel Elkbuli, MD, MPH
a,⁎Strategic planning and recommendations for healthcare workers during
the COVID-19 pandemic, 29 Maret 2020
(3) http://mutupelayanankesehatan.net/sample-levels/19-headline/3437-
keberlangsungan-usaha-rs-di-masa-covid-19-apakah-akan-menuju-new-
normal-perspektif-learning-organization Sumber: Materi diambil dari
presentasi Laksono trisnantoro dalam pertemuan pada 18 Mei 2020
mengenai Knowledge Management: Learning Organization di RS Seri Ke-VIII.
Penulis: Andriani Yulianti, MPH
(4) https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200804155902-20-
532096/menyoal-tingginya-kematian-nakes-indonesia-akibat-covid-19
(5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

Anda mungkin juga menyukai