NIM : 5173131024
JAWABAN
1. Alasan mengapa penting mempelajari Perencanaan Sistem Tenaga Listrik adalah untuk
mengetahui dan memahami bagaimana proses maupun komponen-komponen dalam
pembangunan suatu sistem tenaga listrik sehingga sistem tenaga listrik yang nantinya akan
dibangun dapat digunakan bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Sistem tenaga listrik adalah suatu sistem yang menjelaskan suatu proses listrik dari
pembangkitan hingga menuju beban yang saling berhubungan untuk melayani kebutuhan tenaga
listrik bagi pelanggan sesuai kebutuhan. Sehingga didalam sistem tenaga listrik terdiri dari 3
komponen utama yaitu Pembangkit, Transmisi dan Distribusi & beban.
a. Pembangkit
Pembangkit merupakan suatu proses konversi energi lain menjadi energi listrik. Pada
dasarnya listrik dibangkitkan oleh Generator yang digerakkan oleh beberapa jenis energi
penggerak salah satunya adalah air, batu bara, panas bumi, angin dan lain sebagainya. Pada
sistem pembangkitan, level tegangan disesuaikan dengan spesifikasi generator pembangkit yang
digunakan, biasanya berkisar antara 11 s/d 24 kV. Untuk pembangkit yang berkapasitas lebih
besar biasanya menggunakan level tegangan yang lebih tinggi. Tenaga listrik yang dihasilkan di
pembangkit, tegangannya akan dinaikkan oleh trafo step-up untuk dikirimkan ke sistem
interkoneksi transmisi.
b. Transmisi
Transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa sejumlah konduktor
yang dipasang membentang sepanjang jarak antara pusat pembangkit sampai pusat beban.
Seacara ringkas fungsi dari transmisi adalah menyalurkan tenaga listrik. Pada transmisi
diperlukan efisiensi yang tinggi agar daya yang disalurkan tidak banyak hilang maka dipilih level
tegangan yang lebih tinggi untuk disalurkan dikarenakan untuk mengurangi rugi-rugi daya dan
turun tegangan kecil pada saat penyaluran. Pada umunya, level tegangan pada transmisi ≥ 70 kV.
c. Distribusi
Setelah proses penyaluran, maka tegangan kembali diturunkan di Gardu Induk sesuai
kebutuhan untuk didistribusikan ke beban. Sehingga jaringan distribusi dalam operasinya tidak
bisa dipisahkan dari GI sisi distribusi yang berada di ujung transmisi yang berfungsi mengatur
level tegangan transmisi sesuai dengan level tegangan distribusi untuk disalurkan ke beban.
Beban adalah peralatan listrik di lokasi konsumen yang memanfaatkan energi listrik dari sistem
tersebut. Beban dari konsumen terbagi atas beberapa klasifikasi tegangan mulai konsumen
tegangan rendah (KTR), konsumen tegangan menengah (KTM) dan konsumen tegangan tinggi
(KTT). Proses dimulai dari tegangan keluaran dari GI sisi distribusi sebesar 20 kV yang
kemudian menuju beban konsumen 20 kV atau diturunkan oleh trafo pada tiang distribusi untuk
konsumen 380V/220V. Namun untuk KTT, tegangan dari transmisi langsung disalurkan melalui
bay penghantar pada Gardu Induk apabila tegangan sudah sesuai dengan beban KTT.
Secara umum, komponen-komponen yang ada pada sistem tenaga listrik, antara lain sebagai
berikut.
1.Stasiun pembangkit
3. Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik secara umum ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Disini analisa dan perhitungan
mengenai dampak yang mungkin akan timbul pada saat pembangunannya dan pada saat
pembangkit tenaga listrik tersebut dioperasikan.
b. Memperhitungkan dan memprediksikan tersedianya sumberdaya penggerak (air, panas bumi
dam bahan bakar), sehingga benar–benar fleksibel untuk pengguaan dalam jangka waktu yang
lama dan bisa mendukung kontinyuitas operasional pembangkit tersebut.
c. Tersedianya bahan serta sarana dan prasarana baik untuk pembangkit itu sendiri maupun untuk
penyalurannya, karena hal ini merupakan suatu kesatuan untuk melayani beban.
d. Pertimbangan dari segi pemakaoan pembangkit tenaga listrik itu sendiri, apakah untuk
melayani dan menangggung beban puncak, beban yang besar, beban yang kecil atau sedang
beban yang bersifat fluktuatif atau hanya untuk stand by saja.
e. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu sesingkat mungkin.
Selain itu harus dipertimbangkan pula dari segi operasionalnya tidak boleh terlalu mahal.
f. Pertimbangan dari segi mudah dalam pengoperasian, keandalan yang tinggi, mudah dalam
pemeliharaan dan umur operasional (life time) pembangkit tenaga listrik tersebut harus panjang.
g. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban, karena hal ini akan berkaitan
dengan kemungkinan perluasan pembangkit dan penambahan beban terpasang pada pembangkit.
h. Berbagai pertimbangan social, teknis dan lain sebagainya yang menjadikan pedoman dan
filosofi dalam membangun pembangkit tenaga listrik yaitu embangunan paling murah dan
investasi paling sedikit (least cost eneration and least invesment).
4. A. PLTU
Kelebihan :
Efisiensi Tinggi.
Bisa menggunakan segala jenis bahan bakar (cair, padat, atau gas).
Kekurangan :
Membutuhkan air pendingin yang cukup banyak sehingga biasanyaditempatkan didaerah yang
dekat dengan sumber air yang melimpah.
Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau residu).
Fondasi berat.
b. PLTGU
Dapat dibangun dengan beberapa turbin gas dan HRSG untuk satu turbin uapsehingga
pengoperasian PLTG dapat bergantian tanpa melakukan shutdown pada bagian PLTU.
Jumlah air pendingin tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan PLTUkonvensional untuk
daya yang sama.
Kerugian:
Emisi gas buang tidak ramah lingkungan (biasanya untuk bahan bakarbatubara atau residu).
Kelebihan :
Biaya operasional lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan bakar,
Kekurangan :
memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut
bumi.
Kelebihan :
lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas bisa disesuaikan, malahan
di desa terpencil dengan pengguna sedikit,
Kekurangan :
Kelebihan :
Kekurangan :
-Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Kelebihannya :
Kekurangan :
Ketergantungan oleh sinar matahari, tetapi untuk hal ini diatasi dengan kekuatan penyimpanan
aki/baterei
f. PLTA
keunggulan :
Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga
pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi
beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.
Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan
lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.
Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain, seperti
irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.
Kelemahan PLTA :
Membutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik yang berkapasitas besar
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin merupakan proses
yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin, dapat memakan waktu hingga 4
tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang
luas. Memerlukan lapangan yang luas dan terbuka (mengurangi areal pertanian dan bangunan).
mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu kecepatan perputaran rotor
perlu dibatasi di bawah 70m/s.
Keuntungan
Setelah dibangun energi listrik yang dihasilkan bisa dimanfaatkan secara gratis,
produksi listrik stabil karena pasang surut air laut bisa diprediksi.
Kekurangan
h.PLTN
Keuntungan :
Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) – gas rumah kaca hanya
dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida,
sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia.
Biaya bahan bakar rendah – hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan. Ketersedian bahan bakar
yang melimpah – sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
Kekurangan :
Risiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak
mempunyai containment building).
Limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan
tahun
Kelebihan :
PLTS menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal ini berarti
mambantu menutupi defisit energi listrik PLN. Jadi, sudah waktunya sampah diolah jadi energi
listrik. Dengan begitu, krisis listrik yang dihadapi dapat teratasi dan tarif pun bisa murah.
Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola tetapi juga masyarakat sekitar. Adanya
PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat menggunakan listrik dengan gratis. Solusi ini
dapat mencegah penolakan masyarakat sekitar terhadap keberadaan TPA.
Kekurangan :
dibutuhkan sampah dalam jumlah besar, yang mengakibatkan diperlukannya beaya tinggi untuk
penyediaan sampah itu atau untuk mengganti kekurangan sampah itu dengan energi lain
Kelebihan :
Ramah lingkungan.
Kekurangan :
Perlu sering dilakukan pemeriksaan terhadap area yang dilewati gas panas.
Efisiensi rendah.
Hanya bisa menggunakan bahan bakar jenis tertentu (cair dan gas).
Menurut saya PLTA adalah yang terbaik dikarenakan sumber dayanya yang bahkan 2/3 dari
seluruh isi bumi itu sendiri.
•PLTG Tidak membutuhkan lahan yang luas. PLTU Membutuhkan Lahan Luas
•PLTG Bisa dibangun di daerah padat ( pusat kota ). Ramah lingkungan PLTU tidak bisa karna
tidak ramah lingkungan
•PLTG Investasi awal cukup murah. PLTU investasi awal Mahal.
6. Hal yang harus diperhatikan adalah memperhatikan kualitas dari komponen penting dari
kebersihan sampai performanya. Dalam mendukung keunggulan performa PTS, dibutuhkan
perawatan yang efektif dan efisien