Anda di halaman 1dari 3

Sarah rafify/1H/1704015229

GOLONGAN DARAH, BLEEDING, DAN PEMBEKUAN DARAH


Darah adalah cairan bewarna merah pekat. Warnanya merah cerah di dalam arteri dan
bewarna merah-ungu di dalam vena (deogsigenasi), setelah melepas sebagian oksigen ke
jaringan yang menyebabkan perubahan pada warna dan menerima pada produk sisa dari
jaringan. Darah bersifat sedikit alkali dan pH nya hanya sedikit bervariasi sepanjang
kehidupannya karena sel-sel badan hanya bisa hidup bila pHnya dalam batas normal. Jumlah
darah sekita limapersen berat badan, sehingga volume rata-ratanya adalah 3,4 liter.
Meskipu secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya darah terdiri dari bagian yang cair
dan padat. Apabila diperiksa dibawah mikroskop, tampak banyak benda bundar kecil
didalamnya, yang dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah. Sel-sel darah
merupakan bagian yang padat, sedangkan cairan tempat sel-sel ini berada merupakan
bagian cair yang disebut plasma darah. Sel-sel darah yang membentuk empatpuluhlima
persen seluruh volume darah dan plasma membentuk limapuluhlima persen seluruh volume
darah.
Plasma atau bagian cair darah adalah cairan jernih bewarna kekuningan (straw-cloured),
mirip dengan cairan yang ada didalam luka lepuh. Air dalam plasma darah berfungsi untuk
mrnyuplai air segar untuk mencuci sel-sel tubuh dan memperbaharui air yang terdaat di
dalam sel-sel tersebut. Enam puluh persen berat badan adalah air dan pada pria dengan
berat badan tujuhpuluh kilogram, hal itu berarti sekita empatpuluhenam Liter. Garam-
garam didalam plasma juga di butuhkan untuk membentuk protoplasma dan berfungsi
sebagai zat bufer (dapar) yang akan mentralisirkan asam atau basa di dalam tubuh dan
mempertahankan pH 7.4. protein yang ada dalam plasma membuat konsistensi darah
lengket, yang di sebut viskositas, yang di perlukan untuk mencegah cairan berlebihan
menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan.
Sel darah dibedakan menjadi tiga yaitu, sel darah merah(eritrosit), sel darah putih(leukosit),
dan keping darah(trombosit). Pembentukan sel darah berlangsung pada saat di dalam sum-
sum tulang, dan sel-sel yang matang (matur) akan melepas ke dalam aliran darah. Terbentuk
delapan macam sel yang berbeda dan semua di hasilkan dari satu jeni sel batang pluripoten
yang akan menurun kan lima garis keturunan sel yang berbeda. Garis mieloblas
menghasilkan tiga jenis sel granulosit, sedangkan garis manoblas dan limfoblas
menghasilkan sel agranulosit. Eritrosit (sel darah merah) dan trombosit dibentuk dari garis
keturunan masing-masing.
sel darah merah berbentuk seperti cakram (diskus) kecil yang berukuran kedua
permukaannya cekung. Jumlahnya sangatlah banyak, sekitar limajuta per milimeter kubik.
Ukurannya sangatlah kecil, dengan diameter hanya tujuhkomadua mikrometer. SDM
tidaklah memiliki nukleus, tetapi berisi sutu protein khusus yang disebut hemoglobin.
Hemoglobin ialah suatu pigmen berwarna kuning, tetapi efek keseluruhan hemoglobin
adalah membuat darah bewarna merah. Hemoglobin mengandung sejumlah kecil besi dan
besi ini esensial bagi kesehatan, meskipun jumlah totalnya di dalam darah dikatakan hanya
cukup untuk membuat paku dua inc saja. Fungsi sel darah merah sendiri adalah membawa
oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
Sel darah putih atau leukosit memiliki ukuran yang lebih besar daripada sel darah merah,
diameter sekitar sepuluh mikrometer. Dan jumlahnya lebih sedikit. Terdapat 7-10 x 10 9
leukosit perliter dan jumlah ini bisa sangat meningkat sampai 30 x 10 9 perliter darah apabila
ada infeksi di dalam badan. Peningkatan ini dikenal sebagai leukositosis.
Trombosit berukuran lebih kecil dari sel darah merah dan di produksi di dalam sumsum
tulang. Jumlah trombosit sekitar 25x10 9 perliter darah. Trombosit berperan dalam
pembekuan darah.
Proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut dengan hemostasis
dan proses ini terdiri dari tiga stadium yang berkerja bersama-sama. Proses pembekuan
darah sagatlah kompleks dan melibatkan beberapa faktor. Hasil akhir proses ini adalah
pembentukan bekuan fibrin (tak larut) dari fibrinogen (larut) dan proses ini dirangsang oleh
pembentukan trombin. Pembentukan trombin dirangsang oleh pembentukan aktivator
protrombin dan ada dua sistem yang menghasilkan aktivator ini-sistem ekstrinsik dan sistem
intrinsik. Sistem ektrinsik dirangsang oleh kerusakan jaringan dan segera menyebabkan
sejumlah kecil fibrin membentuk bekuan. Sistem intrinsik memerlukan waktu beberapa
menit untuk berfungsi, tetapi sistem ini menyebabkan fibrin membentuk bekuan dalam
jumlah yang relatif besar. Setelah bekuan terbentuk, ia akan pecah oleh suatu enzim yang
disebut plasmin. Ini akan menyingkirkan bekuan untuk memulai proses penyembuhan luka.
Protombin dibuat oleh hati, danvitamin K diperlukan untuk proses produksinya. Vitamin K
terkandung di dalam sayuran hijau dan juga diproduksi didalam usus melalui kerka bakteri.
Vitamin ini dapat diabsorpsi dari usus ke dalam darah dengan bantuan empedu. Apabila
tidak terdapat empedu, maka seperti pada kasus ikterus tertentu, bisa terjadi kekurangan
protrombin sehingga kecenderungan pendarahan meningkat. Heparin ialah protein normal
yang terdapat di dalam darah, dibentuk di dalam hati, dan berfungsi mencegah terjadinya
bekuan darah di dalam pembuluh. Karena itu ia disebut dengan antikoagulan.
Darah individu tidak selalu bisa di campur secara aman dengan darah individu yang lainnya.
Kenyataan ini diketahui dari transfusi darah, yang pada mulanya dapat menyembuhkan,
tetapi juga terkadang membunuh pasien. Hal ini disebabkan darah yang sebenarnya terdiri
dari empat golongan. Apabila darah yang dari golongan berbeda dicampur, koepuskulus
merah akan menjadi lengket dan berkelompok. Hal ini disebut aglutinasi dan bersifat fatal
karena kelompok sel darah merah dapat menumbat pembuluh darah lainnya, dan juga
dapat mengehentikan sirkulasi, dan ginjal akan mengalami kerusakan berat karena harus
mengekskresi sejumlah pigmen besar dari sel darah merah yang hancur.
Apabila transfusi darah diperlukan, maka penting sekali untu mengetahui golongan darah
yang diderita, barulah kemudian mencari donor dengan golongan darah yang sama.
Golongan darah dinamai menurut keberadaan zat yag disebut aglutinogen, yang terdapat di
dalam sel darah merah. Ada dua jenis aglutinogen, yaitu ada A dan B. Apabila didapat
aglutinogen A, golongan darah individu tersebut ialah A, bila di temukan aglutinogen B,
maka golongan darahnya ialah B. Apabila di temukan kedua aglutinogen maka individu
memiliki golongan darah AB dan bila tidak satupun di temukan makadisebut golongan darah
O. Apabila seorang pasien sudah di ketahui golongan darahnya, maka donor darah dengan
golongan yang sama telah ditemukan. Sempel sel darah merah dari darah donor
dicampurkan dengan sejumlah plasma darah pasien yang akan menerima transfusi darah
yang sekarang disebut resipien. Hal ini dilakukan karena plasma darah mengandung zat yang
disebut aglutinin, yang akan menyebabkan aglutinasi sel darah merah bila darah yang tidak
cocok dicampur. Aglutini disebut anti-A dan anti-B dan plasma mengandung aglutinin yang
tidak akan mempengaruhi sel darah merahnya sendiri. Dengan demikian plasma dari
golongn A mengandung aglutinin anti-B dan plasma dari golongan B mengandung aglutinin
anti-A.
Terdapat faktor yang mempengaruhi sekitar delapanpuluhlima persen populasi dalam
darah. Faktor tersebut ialah suatu aglutinogen yang disebut faktor rhesus. Individu yang
memiliki faktor ini dsebut rhesus positif (R+), sedangkan limabelaspersen populasi disebut
rhesus negative (Rh-). Apabila seseorang memiliki Rh- dan menerima darah dari seorang
donor dengan Rh+, maka aglutinogen akan merangsang produksi aglutinin anti-Rh yang
disebut anti-D. Apabila transfusi diberikan, dengan darah Rh+ diberikan untuk yang kedua
kalinya maka, sel darah merah donor akan diaglutinasi dan dihancurkan. Hal ini akan
mengakibatkan kefatalan pada resipien. Faktor ini juga dapat menimbulkan masalah selama
proses kehamilan. Apabila ibu dengan Rh- mengandung janin dengan Rh+, maka ibu mulai
membentuk aglutinin anti-Rh yang akan menghancurkan sel darah merah bayi. Bayi juga
mungkin mengatasi masalah ini secara spontan atau bisa juga di perlukan untuk transfusi
tuka (exchange transfusion). Roger watson. 2002.anatomi dan fisiologi untuk perawat.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai