PEMBAHASAN
2.1 Suhu didefenisikan sebagai ukuran atau derajat panas dingin suatu benda atau sistem.
Sifat termometrik adalah sifat-sifat benda yang mudah berubah akibat adanya
perubahan suhu, contoh :
Panjang logam
Volume zat
Pengukuran temperatur
Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika
lainnya. Koordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikanya. Pengukuran temperatur
mengacu pada satu harga temperatur tertentu yang biasanya disebut titik tetap. Sebagai titik
tetap dapat dipakai titik tripel air, yaitu temperatur tertentu pada saat air, es, dan uap air
berada dalam kesetimbangan fase. Besarnya titik tripel ait, Tp = 273,16 K.
Persamaa yang menyatakan hubungan antara temperatur dan sifat termometriknya
berbentuk :
x
T(x) = 273,16 . x Kelvin
tp
Dimana,
x=besaran yang menjadi sifat termometriknya
xtp=harga x pada titik tripel air
T(x)=fungsi termometrik
Alat untuk mengukur temperatur disebut termometer. Berapa bentuk fungsi
termometrik untuk berbagai termometer seperti berikut ini:
1. Termometer gas volume tetap
P
T(P) = 273,16 . P
tp
Dengan, R = harga hambatan yang ditunjukkan termometer pada saat pengukuran Rtp
= harga hambatan yang ditunjukkan termometer pada temperatur titik tripel air.
3. Termometer Termokopel
ε
T ( ε )=273,16 Kelvin
ε tp
2
ε = tegangan yang ditunjukan termometer pada saat pengukuran
ε = tegangan yang ditunjukka termometer pada temperatur titik tripel air.
Termometer celcius mengambil patokan titik lebur es/titik beku air sebagai titik ke nol
derajat (0⁰) dan titik didih air sebagai titik ke seratus derajat (100⁰). Semua patokan tersebut
diukur pada tekanan 1 atmosfer standar.
Termometer celcius mempunyai skala yang sama dengan temperatur gas ideal. Harga
titik tripel air menurut termometer celcius adalah :
τ tp=0,01° c
Termometer farenheit mengambil patokan titik lebur es/titik beku air sebagai skala yang
ke -32⁰F dan titik didik air sebagai skala yang ke -212⁰F. Hubungan antara celcius dan
farenheit dinyatakan dengan:
9 0 5
( )
τ C ( ℃ )= 32+ τc F atau τ F ( ℉ )= ( τ F−32 ) ° C
5 9
3
memiliki arti. Jadi, kalor bukanlah jumlah energy yang dikandung dalam suatu benda. Karena
itu, tidaklah tepat menyatakan bahwa suatu benda mengandung kalor.
Agar perbedaan antara istilah suhu dan kalor ini jelas, simaklah ilustrasi berikut.
Misalkan sebuah bejana besar dan sebuah bejana kecil keduanya diisi dengan air dingin. Air
dalam kedua bejana ini kemudian dipanaskan dengan menggunakan pembakar bunsen yang
identik. Karena kedua pembakar bunsen identik, keduanya memberikan jumlah kalor yang
sama kepada air selama dua menit. Tetapi, setelah dua menit, thermometer dalam bejana kecil
menunjukkan kenaikan suhu yang lebih besar daripada thermometer dalam bejana besar.
Kegiatan ini dengan jelas menyatakan bahwa kalor dan suhu adalah dua besaran yang
berbeda. Secara sederhana kita dapat menyatakan beda antara suhu, kalor, dan energy dalam
sebagai berikut :
- Suhu merepresentasikan energy kinetik suatu molekul zat
- Energi dalam adalah ukuran energy seluruh molekul dalam zat.
- Sedangkan kalor adalah perpindahan sebagian energy dalam dari suatu zat ke zat lain karena
adanya perbedaan suhu.
2.2 Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor:
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q=m. c (t 2 −t 1 )
Ket :
Q =kalor yang dibutuhkan (J)
m= massa benda (kg)
c=kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) =0perubahan suhu (C)
Perhatikan kejadian yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendok
dimasukkan ke dalam secangkir kopi panas, sendok menjadi hangat dan kopi panasnya
menjadi berkurang. Hal ini karena kalor mengalir dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke
sendok (suhu lebih rendah). Apabila secangkir kopi panas itu dibiarkan di atas meja, lama-
kelamaan kopi panas itu akan menjadi dingin dengan sendirinya. Hal ini karena kalor
mengalir dari kopi panas (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih dingin).
4
Kalor berhenti mengalir apabila suhu kopi panas sama dengan suhu lingkungannya. Jadi,
apabila dua benda bersentuhan secara alamiah kalor berpindah dari benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Kalor akan berhenti berpindah apabila suhu
kedua benda itu sama. Dapatkah kalian memberikan beberapa contoh yang menunjukkan
perpindahan kalor secara alamiah?
Interaksi antara sendok dan kopi panas serta kopi panas dan lingkungannya yang
menyebabkan perubahan suhu pada dasarnya merupakan perpindahan energi dari satu benda
ke benda lain. Perpindahan energi yang hanya terjadi karena perbedaan suhu disebut aliran
kalor atau perpindahan kalor. Pada peristiwa ini energi yang dipindahkan berupa panas. Jadi,
kesimpulannya, kalor adalah energi yang berpindah dari satu benda ke benda lain karena
adanya perbedaan suhu.
Pengaruh Kalor Pada Zat
Apakah yang terjadi apabila zat diberi kalor? Untuk menjawab pertanyaan ini kalian
dapat melakukan Kegiatan dibawah ini
Prosedur Percobaan
1. Masukkan beberapa pecahan es batu ke dalam gelas kimia. Ukurlah suhu awal es batu
dengan termometer. Tempatkan gelas kimia di atas kaki tiga dengan menggunakan
alas kawat kasa.
2. Panaskan gelas kimia yang telah berisi pecahan-pecahan es batu dengan
menggunakan pembakar spiritus.
3. Amati perubahan angka pada termometer sambil mengamati perubahan yang terjadi
pada es batu mulai dari bentuk padat, cair, dan akhirnya mendidih.
4. Bagaimanakah kesimpulan kalian tentang pengaruh kalor pada zat?
Berdasarkan Kegian diatas dapat disimpulkan bahwa ketika kalor diberikan pada
sejumlah es batu (wujud padat), suhu es naik sampai mencapai titik leburnya (kira-kira
0oC). Ketika es melebur menjadi air, suhu tetap 0oC sampai seluruh es melebur. Apabila
kalor telur diberikan, suhu air terus meningkat sampai mencapai titik didih 100oC.
5
Berdasarkan Kegiatan diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian kalor pada zat dapat
menyebabkan perubahan suhu zat dan perubahan wujud zat.
6
Tabel Pengamatan
Berdasarkan Kegiatan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pemanasan
kenaikan suhu air semakin besar. Pemanasan yang semakin lama menunjukkan bahwa jumlah
kalor yang diterima zat (air) juga semakin besar. Jadi, jumlah kalor yang diterima zat
sebanding dengan perubahan suhunya. Artinya, apabila kalor yang diterima semakin besar
perubahan suhunya juga semakin besar.
7
dipanaskan dengan alat pemanas yang sama, minyak goreng akan lebih cepat mencapai suhu
40oC daripada air. Untuk membuktikannya, kalian dapat melakukan Kegiatan di bawah ini.
Jika Kegiatan 4.4 dilakukan dengan teliti, ternyata air membutuhkan waktu lebih lama untuk
mencapai suhu 40oC. Artinya, untuk mencapai suhu 40oC air membutuhkan kalor lebih
banyak daripada minyak goreng. Dengan demikian, jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu zat bergantung pada jenis zat. Perbedaan jumlah kalor ini disebabkan oleh
sifat khas yang dimiliki oleh air dan minyak goreng. Dalam fisika, sifat khas ini dinamakan
kalor jenis dengan simbol c. Jadi, air dan minyak goreng memiliki kalor jenis yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menaikkan suhu suatu zat
bergantung pada tiga faktor, yaitu: perubahan suhu, massa zat, dan kalor jenis. Uraian di atas
juga menunjukkan bahwa jumlah kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda
sebanding dengan massa benda (m) dan sebanding dengan kenaikan suhu (t). Secara
matematis, ditulis :
Q∝m×Δt
atau
Q=m×c×Δt . (4-5)
8
Apakah satuan kalor jenis c? Persamaan (4-5) dapat ditulis menjadi
Q
c= ,
m×Δt
sehingga
satuan Q J
satuan c= = o .
(satuan m)×(satuan Δt ) kg C
Jadi, satuan kalor jenis adalah J/kg oC atau J/kg K. Di samping itu, satuan kalor jenis juga
dapat dinyatakan dengan kal/goC.
Apakah yang disebut kalor jenis? Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1oC atau 1 K. Pada suhu 15oC dan tekanan 1
atm, kalor jenis air adalah c = 1 kkkal/kg oC = 4.200 J/kg K. Artinya, untuk menaikkan suhu
1 kg air sebesar 1oC atau 1 K diperlukan kalor sebanyak 1 kkal atau 4.200 J. Tabel dibawah
menunjukkan kalor jenis beberapa zat. Harga kalor jenis bergantung pada suhu dan tekanan.
Akan tetapi, untuk perubahan suhu yang tidak terlalu besar kalor jenis dianggap tetap.
Kalor Jenis Zat
Zat Kalor Jenis
(J/kg K)
Aluminium 900
Tembaga 390
Kaca 670
Besi atau Baja 450
Timah hitam 130
Marmer 860
Perak 230
Kayu 1.700
Alkohol (etil) 2.400
Raksa 140
Es 2.100
Air 4.200
Udara 1.000
9
oleh zat yang temperaturnya mula-mula tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diserap
oleh zat yang temperaturnya mula-mula rendah.
Pernyataan diatas dikenal sebagai asas black, gambar diatas menunjukkan percampuran 2
macam zat yang menurut asas black berlaku :
Q k =M k . c k .T atau , Q k =H a . ∆ T Dengan , H a =M k . c k
10
Hantaran Kalor
Kalor dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya melalui 3 macam cara, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
Konduksi kalor pada suatu zat adalah perambatan kalor yang terjadi melalui vibrasi
molekul-molekul zat tersebut. Jadi pada saat terjadi konduksi kalor, molekul molekul zat
tidak berpindah tempat (relatif diam). Laju aliran kalor konduksi dinyatakan dengan
persamaan :
δQ dT
=−KA
dt dx
K menyatakan konduktivitas termal, A adalah luas penampang zat yang dilalui kalor, t adalah
dT
waktu aliran, dan x adalah jarak yang ditempuh oleh aliran kalor tersebut. Harga disebut
dx
dT ∆T dT ∆ T
gradien temperatur. Untuk zat padat homogen harga mendekati harga ,atau =
dx dx dx ∆ x
.
Konduktivitas termal K untuk zat padat pada umumnya konstan dan untuk setiap jenis zat
mempunyai harga K tertentu.
Pada konveksi kalor, molekul-molekul yang menghantarkan kalor ikut bergerak sesuai
dengan gerak aliran kalor. Aliran kalor terjadi pada fluida (zat cair dan gas) yang molekul-
molekulnya mudah bergerak. Laju aliran kalor konveksi dinyatakan oleh persamaan :
δQ
=h A ∆T
dt
H disebut koefisien konveksi kalor yang harganya bergantung dari bermacam-macam faktor,
seperti viskositas, bentuk permukaan zat, dan macam-macam fluida. Pada persamaan diatas
diperoleh secara empiris.
Radiasi kalor adalah kalor yang dihantarkan dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Energi radiasi per satuan waktu persatuan luas, yang dipancarkan oleh
suatu benda disebut daya radiasi. Daya radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam pada
temperatur T dinyatakan dengan hukum Stefan Boltzmann :
R β=σ T 4
Dengan R β menyatakan daya radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda hitam dan σ adalah
suatu konstanta yang harganya, σ =5,67 x 10−8 watt m−2 K −4
R=e σ T 4
e adalah faktor emisivitas yang harganya 0 < e < 1 dan untuk benda hitam e =1.
11
Besaran δQ menyatakan sejumlah kecil kalor yang mengalir dalam interval waktu dt. Jadi
δQ
menyatakan laju aliran kalor.
dt
Jika suatu benda yang luas permukaannya A dan temperaturnya T2 menyerap energi
radiasi yang dipancarkan oleh benda lain yang temperaturnya T1 (T1 > T2), maka benda
pertama akan terjadi perpindahan kalor sebesar :
δQ
=εσ ( T 41 −T 24 )
dt
εadalah suatu konstanta berdimensi luas yang bergantung pada luas permukaan dan
emisivitas kedua benda.
2.3 Hukum Termodinamika
A. Hukum Termodinamika I
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hokum ini menyatakan perubahan enegi
dalam (∆U) dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hokum
pertama termodinamika ( the First Law of Thermodynamic) adalah sejumlah kalor (Q) yang
diterima dan usaha yang dilakukan terhadap suatu gas dapat digunakan untuk menambah
energi dalam (∆U).
Rumus hukum I Termodinamik
∆U = Q - W
Dengan ketentuan :
Q adalah positif jika sistem memperoleh kalor dan negatif jika kehilangan kalor. Usaha (W)
postif jika usaha dilakukan oleh sistem dan negatif jika usaha dilakukan pada sistem. Jadi
hukum I termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang diaplikasikan pada kalor, usaha
dan energi dalam.
B. Hukum II Termodinamika
Hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan dalam dua cara, yaitu :
1. Kalor tidak pernah mengalir secara spontan dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu
tinggi.
2. Tidak ada satu mesin kalor yang bekerjadalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor
dari sebuah reservoir dan mengubah menjadi usaha.
13
molekul zat cair menjadi cepat bergerak sehingga semakin cepat pula meninggalkan
permukaan zat cair.
14
menempelkan telapak tangan pada kaca, telapak tangan menjadi basah. Bagimana kedua
peristiwa ini dapat dijelaskan?
Barangkali kita berfikir bahwa es yang mencair mampu menembus gelas sehingga sisi
luar gelas menjadi basah. Demikian pula peristiwa yang terjadi pada kaca mobil ketika
hujan: air hujan dapat memasuki kaca melalui pori-pori kaca. Akan tetapi, cara berfikir kita
salah. Udara di sekitar kita banyak mengandung uap air. Ketika uap air bersentuhan dengan
benda-benda yang lebih dingin (suhunya rendah), uap air melepaskan kalor. Kalor yang
dilepaskan ini diterima oleh uap air di sekitar gelas atau kaca mobil. Ketika uap air
melepaskan kalor suhunya turun sehingga uap air berubah menjadi bintik-bintik air.
Mendidih
Mendidih adalah proses perubahan wujud dari zat cair menjadi gas (uap). Mendidih
terjadi pada seluruh bagian zat cair. Zat cair dikatakan menguap apabila molekul-molekulnya
sebagian meninggalkan permukaan zat cair tersebut. Apabila suhu zat cair dinaikkan,
penguapan dapat terjadi di seluruh bagian zat cair. Molekul-molekul zat cair membentuk uap
dalam bentuk gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini dapat terjadi di
seluruh bagian zat cair.
Apabila pemanasan dilanjutkan, gelembung-gelembung udara akan naik ke
permukaan zat cair dan akhirnya pecah. Apabila hal ini terjadi, zat cair dikatakan mendidih.
Jadi, zat cair dikatakan mendidih apabila gelembung-gelembung uap terjadi di seluruh bagian
zat cair dan meninggalkan zat cair. Pada saat mendidih suhu zat cair tidak berubah, meskipun
kalor diberikan terus-menerus. Untuk membuktikan hal ini, kalian dapat melakukan Kegiatan
dibawah.
Berdasarkan Kegiatan diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu hanya terjadi ketika air
mulai dipanaskan sampai air mendidih. Setelah air mendidih, tidak terjadi perubahan suhu.
15
Ketika air sudah mendidih, kalor yang diberikan hanya digunakan untuk mengubah wujud
zat: dari zat cair menjadi uap. Suhu zat cair pada saat mendidih dinamakan titik didih.
Berapakah kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat dari cair menjadi uap
pada titik didihnya? Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud zat dari cair menjadi uap pada titik didihnya bergantung pada massa zat dan
kalor uap zat yang bersangkutan. Kalor uap merupakan salah satu sifat zat. Kalor uap adalah
banyaknya kalor (dengan satuan joule) yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat pada titik
didihnya. Satuan kalor uap adalah J/kg.
Untuk menguapkan zat cair dengan massa m pada titik didihnya diperlukan kalor
sebanyak
Q = mL, (4-6)
dengan L dinamakan kalor uap zat yang bersangkutan. Harga kalor uap untuk beberapa zat
disajikan pada tabel dibawah
Kalor Uap Beberapa Zat
Hal yang sama terjadi pada saat zat cair mengembun. Kalor yang dilepaskan uap tidak
digunakan untuk menurunkan suhu, tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat cair dari uap
menjadi cair. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalor yang dilepaskan untuk mengubah
wujud zat dari uap menjadi cair pada titik embunnya bergantung pada massa zat dan kalor
embun zat yang bersangkutan. Kalor embun merupakan salah satu sifat zat. Kalor embun
adalah banyaknya kalor (dengan satuan joule) yang dilepaskan untuk mengembunkan 1 kg
zat pada titik embunnya. Satuan kalor embun adalah J/kg. Setiap zat yang jenisnya sama,
besarnya kalor uap sama sama dengan kalor embun dan titik uapnya sama dengan titik
didihnya. Oleh karena itu, untuk proses pengembunan tetap berlaku Persamaan (4-5), dengan
L menunjukkan kalor embun.
Contoh Soal
Hitunglah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan 0,5 kg uap air pada suhu 100oC.
16
Penyelesaian
Massa uap air m = 0,5 kg
Berdasarkan Tabel 4.2 kalor uap air L = 2.256.000 J/kg = 2.256 kJ/kg.
Dengan menggunakan Persamaan (4-5), diperoleh
Meskipun sudah tidak terjadi pemanasan ternyata air dalam labu didih mendidih
kembali. Mengapa demikian? Ketika labu didih disiram dengan air dingin, tekanan di atas
permukaan air dalam labu didih turun. Karena tekanannya turun, air di dalam labu mendidih
lagi. Jadi, zat cair dapat mendidih di bawah titik didih normal apabila tekanan pada
permukaan zat cair kurang dari 1 atm.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, untuk tekanan udara normal, yaitu 76 cmHg atau
1 atm, air mendidih pada suhu 100 oC. Seperti diketahui, semakin tinggi suatu tempat dari
17
permukaan laut, tekanan udaranya semakin rendah. Akibatnya, titik didih air juga semakin
rendah. Jadi, apabila kalian mendidihkan air di puncak gunung yang memiliki ketinggian
2300 m di atas permukaan laut, air mendidih sekitar 95oC.
18