OLEH :
SULAEMAN
433131490120041
A. KONSEP DASARMASALAH
1. Pengertian
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja
untuk mengakhirikehidupan.
Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4
pengertian, antara lain:
a. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secaraintensional
b. Bunuh diri dilakukan denganintense
c. Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada dirisendiri
d. Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan
kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel keretaapi.
2. Rentang ResponEmosional
R.Adaptif R. Maladaptif
a. Menyendiri
a. Manipulasi
b. Otonomi
b. Curiga
c. Bekerjasama
c. Ketergantungan
(mutualisme)
(dependent)
d. Saling tergantung
d. Menarikdiri
(interdependent)
e. Narcissisme
3. Etiologi
Penyebab terjadinya resiko bunuh diri salah satunya adalah karena
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Menurut Schult & Videbeck (2003)
gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
Menurut Carpenito dan Keliat yang termasuk tanda dan gejala seseorang
dengan harga diri rendah yakni :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar padakanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahuapa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih sukasendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatiftindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhirikehidupan
4. Akibat
Klien dengan resiko bunuh diri dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah,dll.
Tanda dan gejala:
a. Memperlihatkanpermusuhan
b. Keras danmenuntut.
c. Mendekati orang lain denganancaman.
d. Memberi kata-kataancaman.
e. Menyentuh orang lain dengan caramenakutkan.
f. Rencana melukai diri sendiri dan oranglain
5. Proses TerjadinyaMasalah
Bunuh diri adalah perilaku merusak diri yang langsung dan disengaja
untuk mengakhiri kehidupan. Individu secara sadar berkeinginan untuk mati
sehingga melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan keinginan
tersebut. Perilaku bunuh diri disebabkan karena individu mempunyai koping
tidak adaptif akibat dari gangguan konsep diri: harga diri rendah.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan.(Keliat, 2004).Resiko yang mungkin terjadi pada
klien yang mengalami krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan
mengakhiri hidup.Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau
ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian
perlukaan pada diri sendiri dan oranglain.
6. Tanda danGejala
a. Sedih
b. Marah
c. Putus asa
d. Tidakberdaya
e. Memeberikan isyarat verbal maupun nonverbal
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA UNTUK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI
1. Pengkajian
a. Identitasklien
Identitas meliputi ruangan rawat, inisial pasien, umur, pekerjaan,
pendidikan, tanggal rawat, tanggal pengkajian, nomer RM, status, dan
informan.
b. Alasan masukRSJ
Disesuaikan dengan kondisi pasien.Biasanya pasien yang mengalami
resiko bunuh diri masuk RSJ dengan alasan mengungkapkan perasaan
sedih, marah, putus asa, tidak berdaya dan memberikan isyarat verbal
maupun non verbal mengenai keinginannya untuk bunuh diri.
c. FaktorPredisposisi
Pasien dengan resiko bunuh diri mungkin memiliki riwayat keluarga
yang mengalami gangguan jiwa, pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu dengan pengobatan yang kurang berhasil, pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan, dan lainsebagainya.
d. Fisik
Kaji TTV pasien, TB, keluhan fisik yang mungin terjadi seperti tidak
nafsu makan, merasa lemas,
e. Psikososial
Gambarkan genogram keluarga pasien, kaji konsep diri pasien yang
terdiri dari citra tubuh, identitas, peran, ideal diri,dan harga diri, hubungan
sosial dengan orang terdekat/masyarakat serta kehidupan spiritual. Pada
pasien dengan resiko bunuh diri dengan penyebabnya harga diri rendah,
pasien akan memperlihatkan konsep diri yang buruk misalperasaan malu
terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan
martabat dengan menyatakan saya tidak bisa/ saya tidak mampu/saya
orang bodoh /tidak tahu apa-apa, menarik diri, percaya diri kurang, dan
mencederai diri akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
dan akhirnya mungkin klien ingin mengakhirikehidupannya
f. Statusmental
Perlu dikaji penampilan pasien, gaya bicara, aktivitas motorik, alam
perasaan, afek, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi
pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung,
kemampuan penilaian, dan daya tilik diri. Pada pasien dengan resiko
bunuh diri mungkin akan tampak penampilan tidak rapi, gaya bicara
lambat, aktivitas motorik lesu, alam perasaan sedih dan putus asa, interaksi
selama wawancara kurang dan lebih banyakmembisu.
g. Kebutuhan persiapanpulang
Perlu dikaji kesiapan pasien saat pulang mencakup kebutuhan ADL,
istirahat tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, aktivitas dalam
rumah dan luar rumah.
h. Mekanismekoping
Pada pasien dengan resiko bunuh diri biasanya memiliki koping
maladaktif yakni dengan berusaha mencederai diri atau orang lain
i. Masalah psikososial danlingkungan
Kaji masalah pasien terhadap pelayanan kesehatan yang didapat,
dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, perumahan, dan
ekonomi.Mungkin pada pasien resiko bunuh diri akan tampak masalah
dengan dukungan kelompok serta lingkungan dimana pasien tidak percaya
diri dalam berinteraksi dengan orang lain karena selalu mengganggap
dirinya tidak bisa, tidak mampu dan lain sebagainya.
j. Kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa/faktor
presipitasi/koping/penyakitfisik/obat-obatan
k. Aspekmedik
Berisi diagnosa medik serta terapi medik yang didapatkan oleh pasien
2. Daftar masalahkeperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan resiko bunuh diri
adalah :
1) Resiko bunuhdiri
DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya
hidup.
DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba
bunuhdiri.
2) Resiko mencederai diri sendiri,orang lain danlingkungan
DS: mengatakan ingin membakar rumah, mencederai orang lain atau
dirinya sendiri, Memberi kata-kata ancaman
DO: tampak menyerang orang lain/menyentuh orang lain dengan cara
menakutkan, memecahkan perabot dan lain sebagainya,
memperlihatkan permusuhan
3) Harga dirirendah
DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada
harapan dan tak berguna, malu
DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol
impuls.
3. Pohonmasalah
4. DiagnosaKeperawatan
a. Risiko bunuh diri
5. IntervensiKeperawatan
Tgl/ No Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan
jam Dx
1 TUM:
Klien tidak
melakukan
percobaan
bunuh diri
TUK 1: Setelah diberikan askep 1. BHSP dengan
Klien dapat selama 1x15 menit selama menggunakan
membina 2x pertemuan diharapkan: prinsip komunikasi
hubungan ekspresi wajah bersehabat, terapiutik:
salingpercaya menunjukkan rasa senang, a. Sapa klien dengan
ada kontak mata, mau nama baik verbal
berjabat tangan, mau maupun nonverbal
menyebutkan nama, mau b. Perkenalkan diri
menjawab salam, mau dengansopan
duduk berdampingan c. Tanyakan nama
dengan perawat, mau lengkap klien dan
mengutarakan masalah nama panggilan
yangdihadapi. yangdisukai
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apaadanya
g. Berikanperhatian
dan perhatikan
kebutuhan dasar
klien
6. ImpelementasiKeperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah dirumuskan.
7. Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan
terhadap kemampuan pasien risiko bunuh diri serta kemampuan perawat
dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.Jakarta
: EGC.
Keliat, B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.