Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS GAGAL GINJAL KRONIK

CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE)

Disusun Oleh:
SULAEMAN
433131490120041

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang

Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
Indonesia 2020/2021
KASUS KRITIS HARI KE-5

Seorang pasien wanita berusia 48 th mengeluhkan mual, muntah, sejak 3 hari yang
lalu, dan kadang-kadang suhu badan panas, ada pembengkakan pada kedua kaki,
b.a.k terasa sakit, dan tidak mampu beraktivitas Pasien rutin HD 3 kali perminggu
dengan durasi 4-6 jam dan ada batasan cairan 500 cc/ 24 jam. Riwayat penyakit
klien : klien dirawat di RS sudah 2 kali. Tahun 2002 masuk dengan diagnosa ISK,
dengan hasil USG Hidronefrosis dan nefrolithiasis dan riwayat Hipertensi dan DM
tipe 2 sampai dengan saat ini. Tahun 2005 masuk dengan diagnosa UTI, Pyelonefritis
Bilateral, saat di lakukan pemeriksaan di dapatkan TD 170/110 mmhg, nadi
120x/menit, RR 28x/menit suhu 37.5

Hasil Pemeriksaan Lab 02/09/20 Hb: 5,8 gr/dl, Ht : 20%, leukosit : 21.000 u/L,
trombosit : 332.000/ul, ureum : 174 mg/dl, kreatinin : 11,9 mg/dl, K : 5,7 meq. Hasil
pemeriksaan eGFR : 10 mL/menit/1,73 m2

Hasil Pemeriksaan AGD pH : 7,22; PCO2 : 15,6; PO2 : 121,8, TCO2 : 11,0; BE :
-10,6, Sdt O2 : 98,6, HCO3 : 16,4.

Therapi yang diberikan : 3x500 mg, Bicnat, k/p tab Primperan bila mual, mendapat
transfusi PC: 220 cc dan klien dilakukan HD Cyto pada tanggal 02/09/20

1. Jelaskan bagaimana terjadinya masalah pada kasus di atas !


Jawab :
Karena klien memiliki komplikasi penyakit yang cukup beragam yaitu DM
tipe 2, ISK, UTI, Pyelonefritis Bilateral. Sehingga memungkinkan terjadinya
berbagai macam keluhan seperti bengkak/udem/edema Meningkatnya volume
darah ke ginjal kemudian Ginjal tidak mampu menyaring darah yang terlalu
banyak, terjadi kerusakan ginjal, menurunnya GFR, Gangguan fungsi ginjal
berlangsung kronik. Kemudian terjadi edema.
Untuk mual muntah sendiri diakibatkan oleh tingginya kadar BUN dalam darah
sehingga terjadi mual dan muntah.

2. Jelaskan mekanisme kompensasi pada awal terjadinya masalah!


Jawab :
Mekanisme terjadinya masalah yaitu tubuh akan meningkatkan kreatinin
serum >0.3 mg/dl dalam kurun waktu 48 jam, atau/kemudian terjadinya
peningkatan kreatinin serum >1.5 kali dari nilai dasar yang perkirakan terjadi
dalam kurun waktu 7 hari. Kemudian keluaran urine kurang dari 0.5
Ml/kgBB/jam dalam kurun waktu 6 jam.

3. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostic pada kasus di atas !
(Terlampir di pemeriksaan penunjang)!!!

4. Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan


pada kasus di atas dan tentuka masuk ke diagnosis keperawatan yang mana ?
(Terampir di terapi obat)!!!

5. Bandingkan dan bedakan parameter pengkajian hemodinamik (tekanan darah,


frekuensi pernapasan, tekanan vena sentral, curah jantung, tahanan vaskular
sistemik) pada kasus di atas!
Jawab :
Hemodinamik : nadi 120 x/menit, TD 170/100 mmHg

6. Rumuskan Diagnosis keperawatatan ( Definisi, Penyebab, gejala mayor dan


minor)
(Terlampir di asuhan keperawatan)!!!
7. Tentukan standar Luaran ( definisi, ekspektasi dan kriteria hasil !
(Terlampir di asuhan keperawatan)!!!

8. Buat Intervensi keperawatan (Definisi dan Tindakan (observasi, terapeutik,


edukasi dan kolaborasi) baik pada kasus di atas !
(Terlampir di asuhan keperawatan)!!!

JAWABAN
PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama :Ny. U
Usia : 48 tahun
Alamat : Dusun X

Diagnose medis : ISK, DM tipe 2, UTI, Pyelonefritis


Bilateral.

Keluhan Utama
mengeluhkan mual, muntah, sejak 3 hari yang lalu, dan kadang-kadang suhu
badan panas, ada pembengkakan pada kedua kaki, b.a.k terasa sakit, dan tidak
mampu beraktivitas Pasien rutin HD 3 kali perminggu dengan durasi 4-6 jam
dan ada batasan cairan 500 cc/ 24 jam.

Riwayat Penyait Terdahulu


Riwayat penyakit klien : klien dirawat di RS sudah 2 kali. Tahun 2002 masuk
dengan diagnosa ISK, dengan hasil USG Hidronefrosis dan nefrolithiasis dan
riwayat Hipertensi dan DM tipe 2 sampai dengan saat ini. Tahun 2005 masuk
dengan diagnosa UTI, Pyelonefritis Bilateral.
Pemeriksaan Penunjang

Tanggal pemeriksaan : 23 Oktober 2020


Jenis Hasil Nilai Rujukan
Hasil Pemeriksaan AGD
- pH : 7,22 7.35 - 7.45
- PCO2 15,6 35 – 45
- PO2 121,8 80 – 100
- TCO2 11,0
- BE -10,6 -2 s/d 2 mEq/L, Asidosis
terjadi pada BE <-2
mEq/L.
Sedangkan pada alkalosis
terjadi pada BE >2 mEq

- Sat O2 98,6 95 – 100%


- HCO3 16,4 22 - 26

Lab 02/09/20
- Hb: 5,8 gr/dl 12 – 16 g/dL
- Ht 20% Wanita 38 – 46%
- leukosit 21.000 u/L 5.000 – 10.000
- trombosit 332.000/ul 150.000 – 40. 000
- ureum 174 mg/dl Wanita 6-21 mg/dL
- kreatinin 11,9 mg/dl Wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL
- Kalium 5,7 meq. 3,5 – 5 mEq/L

Hasil pemeriksaan eGFR 10 mL/menit/1,73 m2 Nilai normal diatas 60,


jika nilai berada pada 15-
60 menunjukan adanya
penyakit ginjal
Terapi Obat

Nama obat Dosis Rute Kegunaan


Bicnat 3x500 mg Oral Obat untuk mengatasi asidosis
metabolic. Untuk menetralkan asam
/urine yg terlalu asam
Primperan 5 mg/tablet oral Untuk meredakan mual dan muntah
mendapat transfusi PC: 220 cc IV Untuk mengganti cairan darah yang
PC hilang
dilakukan HD Cyto - Untuk mengeluarkan zat-zat
racun/ureum dalam darah
PENGKAJIAN PRIMARY SURPEY

Airway : clear (tidak ada masalah)

Breathing : RR 28 x/menit

Circulation : nadi 120 x/menit, TD 170/100 mmHg

Disability : kesadaran CM, adanya bengkak di kedua kaki

Exposure : tidak ada jejas/luka

Foley Cateter : adanya rasa sakit saat BAK (lakukan pemasangan kateter
urine)

Gastric Tube : adanya mual, muntah (lakukan pemasangan NGT)

PENGKAJIAN SECONDARY SURPEY


A (allergic) : Tidak ada alergi
M (medication/obat yang dikonsumsi) : Therapi yang diberikan :
3x500 mg, Bicnat, k/p tab Primperan bila mual, mendapat transfusi PC: 220
cc dan klien dilakukan HD Cyto pada tanggal 02/09/20

P (pass illness/penyakit penyerta) : Riwayat Hipertensi dan


DM tipe 2 sampai dengan saat ini. Tahun 2005 masuk dengan diagnosa UTI,
Pyelonefritis Bilateral.

L (last meal/makan terakhir) : Tidak Ada

E (event/environment/kejadian/lingkungan) : Tidak Ada

ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. Data Subjektif : pasien mengalami peningkatan Gangguan Sirkulasi
nadi Spontan
Data Objektif :
- Frekuensi nadi 120
x/menit suhu sering meningkat/panas
- Tekanan darah 170/110
mmHg
- suhu 37.5 RR meningkat

TD darah menurun

Gangguan Sirkulasi Spontan


2. Data Subjektif : Hipertensi Hypervolemia
- Klien mengeluh kedua
kakinya bengkak
Meningkatnya volume darah
ke ginjal
Data Objektif :
- Ada pembengkakan
pada kedua kaki
- Ht : 20% (turun) Ginjal tidak mampu menyaring
- Hb 5,8 gr/dl (turun) darah yang terlalu banyak

Kerusakan ginjal

Menurunnya GFR

Gangguan fungsi ginjal


berlangsung kronik

CKD

Kerusakan glomelurus

Meningkatnya permeabilitas
kapiler

Menurunnya tekanan onkotik


Transudasi cairan intravaskuler
ke intertisial

Hipovolemi

Aktivasi rennin angiotensin


aldosteron 2

Retensi Na dan air

Edema

Hipervolemia

3. Data Subjektif Perubahan neurologic Retensi Urine


- Klien mengeluh BAK
terasa sakit

Perubahan struktur kandung


kemih/degenerative
Data Objektif
- Dysuria/anuria
- Distensi kandung kemih
- Inkontinensia berlebih Perubahan otot urinary
Gangguan kontrol berkemih

Defesiensi tahanan uretra

Tekanan dalam kandung


kemih meningkat

Inkontinensia urine

Retensi Urine

4. Data Subjektif Penyakit penyerta (DM tipe 2) Resiko Defisit Nutrisi


- Klien mengeluh mual,
muntah, sejak 3 hari
yang lalu. Defisiensi insulin

Data Objektif
- Glukagon meningkat

Glukoneogenesis
Lemak

Ketonemia

Protein

BUN meningkat

pH menurun

mual, muntah

Resiko Defisit Nutrisi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal No Diagnose Keperawatan Kode


Jumat, 16 1 Gangguan Sirkulasi Spontan D.0007
Oktober
2 Hypervolemia D.0022
2020
3 Retensi Urine D.0050

4 Resiko Defisit Nutrisi D.0032


INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnose Tujuan & Kriteria Intervensi


Hasil
1. Gangguan Sesetelah dilakukannya Intervensi Utama
Sirkulasi tindakan keperawatan Resusitasi Cairan (I.003139)
Spontan selama 2 x 24 jam Definisi: memberikan cairan intravena dengan
diharapkan gangguan cepat sesuai indikasi
sirkulasi spontan Tindakan
membaik dengan kriteria Observasi:
hasil:
- Identifikasi kelas syok untuk estimasi
1. Frekuensi nadi
kehilangan darah
cukup menurun
- Monitor status hemodinamik
(4)
- Monitor status oksigen
2. Tekanan darah
- Monitor kelebihan cairan
menurun (5)
- Monitor output cairan tubuh (mis. Cairan
3. Frekuensi napas
nasogastric, cairan selang dada)
menurun (5)
- Monitor nilai BUN, kreatinin, protein
total, dan albumin, jika perlu
- Monitor tanda dan gejala edema paru
Terapeutik

- Pasang jalur IV berukuran besar (mis.


Nomor 14 atau 16)
- Berikan infus cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
kolaborasi

- Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah


cairan (mis. Kristaloid, koloid)
- Kolaborasi pemberian produk darah

Intervensi pendukung

1. Manajemen jalan napas (I.01011)


2. Pemantauan cairan (I.03121)
3. Pemantauan tanda vital (I.02060)
4. Pembrian obat intravena (I.02065)

2. Hypervolemia Setelah dilakukannya 1. Manajemen Hipervolemia(I.03114)


tindakan keperawatan Observasi :
selama 3 x 24 jam - Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Hipervolemia/kelebihan (mis. Ortopnea, dyspnea, edema, JVP atau
cairan dapat teratasi CVP meningkat, refleks hepatojugular
dengan Kriteria Hasil : positif, suara nafas tambahan)
Keseimbangan Cairan - Identifikasi penyebab hypervolemia
(L.03020) : - Monitor status hemodinamik (frekuensi
1. Asupan cairan jantung, CVP, MAP, TD, PAP, PCWP,
membaik (5) CI) jika tersedia
2. Haluaran urine - Monitor intake dan output cairan
meningkat (5) - Monitor tanda hemokonsentrasi (mis.
3. Edema menurun (5) Kadar natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urin)
Perfusi Renal (L.02013) - Monitor tanda peningkatan tekanan
1. Jumlah urine onkotik, plasma, (mis. Kadar protein dan
meningkat (5) albumin meningkat)
2. Tekanan darah
- Monitor kecepatan infus secara ketat
sistolik mebaik
- Monitor efek samping diuretic (mis.
(5)
Hipotensi ortostatik, hypovolemia,
3. Tekanan darah
hypokalemia, hiponatremia)
diastolic
membaik (5)
Terapeutik :
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
derajat

Edukasi :
- Anjurkan melapor jika haluaran urine
kurang 0,5 mL/Kg/jam dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika BB bertambah >1
kgdalam sehari
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat
asupan dan haluaran cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan

Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretic
- Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian kontinuous renal
replacemen terapi (CRRT) jika perlu

Pemantauan Cairan (I.03121)


Tindakan :
Observasi
- Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Monitor frekuensi napas
- Monitor tekanan darah
- Monitor berat badan
- Monitor waktu pengisian kapiler
- Monitor elastisitas atau turgor kulit
- Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urin
- Monitor kadar albumin dan kadar protein
total
- Monitor hasil pemeriksaaan serum
(Hematokrit, natrium, kalium, dan BUN)
- Monitor intake dan output cairan
- Identifikasi tanda-tanda hipovolemi (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urine
menurun, hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine meningkat,
berat badan menurun dalam waktu
singkat)
- Identifikasi tanda-tanda hypervolemia,
(mis. dyspnea, edema perifer, edema
anasarka, edema seluruh tubuh, JVP
meningkat, CVP meningkat, BB
menurun dalam waktu singkat)

Terapeutik :
- Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Intervensi Pendukung
1. Dukungan kepatuhan program
pengobatan (I. 12361)
Observasi
- Identifikasi kepatuhan menjalani
program pengobatan

Terapeutik
- Buat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
- Buat jadwal pendamping keluarga untuk
bergantian menemani pasien selama
menjalani program pengobatan, jika
perlu
- Dokumentasikan aktivitas selama
menjalani proses pengobatan
- Diskusikan hal-hal yang dapat
mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan
- Libatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang diajarai

Edukasi
- Informasikan program pengobatan yang
harus dijalani
- Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi
dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan
- Anjurkan pasien dan keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan kesehatan
terdekat, jika perlu

Edukasi Hemodialisis (I. 12373)


Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi

Terapeutik
- Persiapkan materi dan alat peraga
hemodialisis
- Buat media dan format evaluasi
hemodialisis
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan dengan pasien dan keluarga
- Lakukan modifikasi proses pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga
untuk bertanya dan mengemukakan
perasaannya

3. Retensi Urine Setelah dilakukannya Kateterisasi Urine (I.04148)


tindakan selama 3 x 24 Observasi :
jam eliminasi urine - Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran,
teratasi dengan Kriteria tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi
Hasil : kandung kemih, inkontinensia urine, reflex
Eliminasi Urine berkemih)
(L.04034) : Terapeutik :
1. Berkemih tidak tuntas - Siapkan peralatan, bahan-bahan dan
(hesitancy) menurun ruangan tindakan
(5) - Siapkan pasien : bebaskan pakaian
2. Urine menetes bawah dan posisikan supine (untuk laki-
(dribbling) menurun laki)
(5) dari urine menetes - Pasang sarung tangan
menjadi normal - Bersihkan daerah perineal atau
3. Anuria menurun (5) preposium dengan cairan NaCl atau
aquades
- Lakukan insersi kateter urine dengan
menerapkan prinsip aseptic
- Sambungkan kateter urine dengan urine
bag
- Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai
anjuran pabrik
- Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau
dip aha
- Pastikan kantung urine ditempatkan lebih
rendah dari kandung kemih
- Berikan label waktu pemasangan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dari pemasangan kateter
urine
- Anjurkan menarik napas saat insersi
selang kateter

Intervensi Pendukung :
- Manajemen nyeri
- Perawatan inkontinensia urine
- Perawatan kateter urine

4. Resiko Defisit Setelah dilakukannya 1. Manajemen Nutrisi (I.03119)


Nutrisi tindakan selama 3 x 24 Observasi :
jam defisit nutrisi teratasi - Identifikasi status nutrisi
dengan Kriteria Hasil : - Identifikasi alergi dan intolerasi makanan
Status Nutrisi : - Identifikasi makanan yang disukai
1. Porsi makanan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
yang dihabiskan nutrien
meningkat (5) - Identifkasi perlunya penggunaan selang
2. Verbalisasi nasogastrik
keinginan untuk - Monitor asupan makanan
meningkatkan - Monitor berat badan
nutrisi meningkat - Monitor hasil penelitian laboratorium
(5)
3. Pengetahuan Terapeutik
tentang pilihan - Lakukan oral hygiene sebelum makan,
makanan yang jika perlu
sehat meningkat - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
(5) Piramida makanan)
4. Frekuensi makan - Sajikan makanan secara menarik dan
meningkat (5) suhu yang sesuai
5. Nafsu makan - Berikan makanan tinggi serat untuk
meningkat (5) mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu


- Anjurkan diet yang di programkan

Anda mungkin juga menyukai