Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MALDICKY RAMADHAN

NIM : 1935036
MAKUL : HUKUM TATA NEGARA
DOSEN : RAYENDRA PERMANA,M.kn.

Pengertian Sentralisasi

Sentralisasi adalah penyerahan kekuasaan sekaligus wewenang politik dan wewenang


administrasi pemerintahan kepada pemerintah pusat secara utuh. Pemerintah di sini adalah
presiden dan juga dewan kabinet.

Wewenang politik adalah wewenang membuat sekaligus memutuskan sebuah kebijakan.


Sedangkan wewenang administrasi adalah sebuah wewenang untuk menjalankan atau
melaksanakan sebuah kebijakan.

Di Indonesia sendiri, asas sentralisasi hanya diterapkan pada beberapa jajaran aparatur seperti
lembaga yang menjamin keamanan negara, TNI. Wewenangnya dalam melindungi NKRI
dipusatkan pada tiga titik utama yakni udara, laut dan darat. Selain TNI, Indonesia juga memiliki
Bank Indonesia yang menjadi pusat atau titik utama kebijakan perbankan dan moneter.

Kekurangan dan Kelebihan Sentralisasi

Penerapan asas sentralisasi dalam penyelenggaraan negara tentunya memiliki kelebihan


sekaligus kekurangan. Karena itu asas sentralisasi ini tidak serta merta diterapkan dalam jalannya
sistem ketatanegaraan.

Namun, kelebihan asas sentralisasi ini juga tepat saat digunakan pada beberapa bidang jalannya
pemerintahan. Kelebihan dari asas sentralisasi ini sendiri diwujudkan dalam bentuk totaliterisme
dalam penyelenggaraan pendidikan.

Selain itu asas sentralisasi ini memberikan keseragaman dalam manajemen bahkan sejak aspek
perencanaan, proses kelola, evaluasi hingga pengembangan sekolah. Organisasi juga menjadi
lebih ramping karena pusat kegiatan dari organisasi terpusat.

Asas sentralisasi juga menjadikan perencanaan sekaligus pengembangan organisasi atau negara
lebih terintegrasi.

Namun dibalik keunggulannya, asas sentralisasi ini sendiri menyimpan beberapa kekurangan.
Salah satunya kendali keputusan pemerintahan berada di tangan pemerintah pusat. Menjadikan
keputusan selalu membutuhkan waktu yang lebih lama.

Selain itu asas sentralisasi ini menjadikan sumber daya manusia di dalam pemerintahan bersifat
robotic dan tidak memiliki inisiatif juga kreativitas. Cenderung melahirkan sistem pemerintahan
yang lebih otoriter dan membatasi hingga tidak mengakui hak-hak dari daerah.
Asas sentralisasi juga membuat kekayaan negara baik nasional dan juga dari daerah dieksploitasi
untuk memenuhi kepentingan segelintir orang. Di dalam negara yang menjalankan asas
sentralisasi, kemampuan berinovasi akan mati yang sangat tidak sesuai dengan masyarakat
demokrasi.

Pengertian Desentralisasi

Berkebalikan dengan sentralisasi, Desentralisasi melimpahkan wewenang dari pemerintah


pusat kepada pemerintah daerah. Dengan asas desentralisasi pemerintah daerah memungkinkan
untuk membuat peraturan tersendiri dalam daerahnya. Peraturan yang hanya dimiliki oleh daerah
tersebut.

Pengertian asas desentralisasi ini sendiri telah diatur dalam Undang-undang Nomor 5 tahun
1974. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa ada penyerahan urusan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah. Namun pelimpahan wewenang kepada daerah ini semata-mata
untuk tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih efisien.

Masih di dalam undang-undang juga disebutkan bahwa pelimpahan wewenang kepada daerah ini
menghasilkan sebuah otonomi daerah. Di mana otonomi ini memberikan kebebasan kepada
masyarakat di daerah untuk mengatur sekaligus mengurusi kepentingan sendiri.

Otonomi sebagai bentuk dari desentralisasi pemerintahan mengharuskan daerah mengatur sendiri
jalannya pemerintahan di daerah. Tentunya kewenangan yang diberikan ini disertai sebuah
pertanggung jawaban kepada pemerintah pusat.

Karena itu untuk beberapa wewenang seperti keamanan masih dikendalikan oleh pusat. Namun
beberapa wewenang seperti rencana pendanaan hingga kebijakan penyelenggaraan pemerintahan
berada dalam wewenang daerah.

Kekurangan dan Kelebihan Desentralisasi

Dalam penerapannya diberbagai bidang penyelenggaraan negara, asas desentralisasi yang


diterapkan untuk daerah memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya terletak pada struktur
organisasi pemerintah pusat yang lebih efisien.

Mengingat dalam penerapan asas desentralisasi ini, daerah diberikan wewenang otonomi untuk
mengatur kebijakannya sendiri. Sehingga manajemen pengelolaan pemerintah pusat menjadi
lebih ringan.

Asas desentralisasi ini juga menjadikan kinerja pemerintah pusat lebih ringan dan tidak
bertumpuk. Efisiensi waktu pengambilan keputusan dapat dilakukan mengingat daerah memiliki
wewenang untuk menyelesaikan masalah sendiri tanpa harus menunggu instruksi dari
pemerintah pusat.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah memicu produktivitas kerja. Sayangnya asas
desentralisasi ini tidak hanya memiliki kelebihan, namun juga kekurangan saat diterapkan. Salah
satunya adalah semakin berkembangnya organisasi pemerintahan.

Dengan organisasi yang semakin besar, maka koordinasi antara masing-masing organisasi ini
semakin sulit dilakukan. Kesesuaian antara kepentingan pusat dan daerah juga seringkali timbul
masalah. Bahkan akibat paling parah adalah membuat paham kedaerahan semakin kuat.

Paham kedaerahan yang kuat ini biasanya disebabkan oleh dampak dari desentralisasi itu sendiri
yakni desentralisasi teritorial yang sangat berbahaya hingga menyebabkan perpecahan bangsa.

Pengertian Dekonsentrasi

Asas terakhir yang digunakan dalam penyelenggaraan negara adalah dekonsentrasi. Asas ini
merupakan sebuah pelimpahan atau delegasi wewenang administrasi pemerintahan yang
dilakukan pemerintah pusat kepada seorang pejabat daerah.

Dengan catatan pelimpahan wewenang yang dimaksud adalah wewenang secara administrasi
saja. Sedangkan untuk wewenang politik masih berada dalam kendali pemerintah pusat.
Mudahnya, asas dekonsentrasi ini merupakan gabungan atau kombinasi dari asas sentralisasi dan
desentralisasi.

Keberadaan asas dekonsentrasi ini menjadi jawaban atas kelemahan dari asas sentralisasi dan
desentralisasi. Karena itu penerapannya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sekaligus
efektivitas dari sebuah penyelenggaraan negara.

Selain itu dengan penerapan dekonsentrasi ini membuat kelola pembangunan sekaligus
pelayanan publik semakin optimal. Dengan adanya asas dekonsentrasi juga membuat komunikasi
sosial masyarakat dan budaya menjadi lebih baik. Harmonisasi pelaksanaan pembangunan juga
lebih terjaga demikian pula dengan keutuhan NKRI.

Terdapat beberapa badan negara yang menerapkan asas dekonsentrasi dalam operasionalnya.
Salah satu badan yang menerapkan asas dekonsentrasi adalah kantor pelayanan pajak yang
diberikan wewenang administrasi mengenai pungutan pajak, namun hanya sebatas administrasi.

Sementara kendali pajak masih dipegang oleh pemerintahan pusat. Selain kantor pajak, juga ada
badan penyelenggara dinas perhubungan hingga badan penyelenggaran dinas pekerjaan umum.

Kekurangan dan Kelebihan Dekonsentrasi

Dalam penerapannya, asas dekonsentrasi ini memiliki beberapa kelebihan seperti berkurangnya
keluhan daerah atas setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat. Mengingat delegasi
wewenang administrasi ini membuat pejabat daerah menjadi penyambung dari kebijakan
pemerintah pusat.
Selain itu jalinan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan rakyat juga dapat dibangun
sehingga tidak sering terjadi kesalahpahaman.

Adanya pelimpahan wewenang administrasi melalui asas dekonsentrasi ini juga memungkinkan
perangkat-perangkat dekonsentrasi yang ada di daerah berhak untuk mengamankan kebijakan
dari pemerintah pusat itu sendiri.

Kebijakan yang dimaksud tidak terbatas dari kebijakan politik, administrasi hingga ekonomi.
Selain itu keuntungan paling penting dari penerapan dekonsentrasi ini adalah menjadi sebuah alat
yang efektif untuk membangun persatuan nasional.

Sayangnya penerapan asas dekonsentrasi ini juga menimbulkan beberapa risiko dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya semakin bertambah sulitnya koordinasi dengan
pejabat dekonsentrasi.

Juga membuat adanya gangguan yang terjadi pada keseimbangan dari berbagai kepentingan
daerah. Selain itu penerapan asas dekonsentrasi ini juga mengembangkan paham fanatisme
kedaerahan yang sangat kuat dan berbahaya.

Otonomi Daerah: Arti, Maksud dan Tujuannya

Otonomi daerah adalah hak yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
disebutkan bahwa daerah provinsi berkedudukan sebagai daerah otonom sekaligus wilayah
administratif. Dengan kata lain daerah provinsi dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan
dekonsentrasi.

Pemberian otonomi daerah ini dilaksanakan berdasarkan prinsip negara kesatuan sehingga
otonomi daerah merupakan subsistem dari negara kesatuan. Dalam negara kesatuan kedaulatan
hanya ada pada pemerintah pusat dan tidak ada pada daerah.

Pemerintahan daerah dalam negara kesatuan merupakan satu kesatuan dengan pemerintahan
nasional. Oleh karena itu, walaupun daerah diberikan kewenangan otonomi seluas-luasnya akan
tetapi tanggung jawab akhir tetap berada di tangan pemerintah pusat.

Tujuan diterapkannya adalah memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah


bisa disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan ciri khas daerah masing-masing.

Jadi daerah otonom harus berperan nyata dalam mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarkat melalui pelayanan publik, pemberdayaan, partisipasi masyarakat, dan peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan
kekhasan suatu dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia antara lain sebagai berikut:

Mempertahankan bentuk dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana


ketentuan pasal 37 ayat (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi,
”Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan”.

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan


pendapatan masyarakat.
 Memajukan bangsa melalui inovasi dan kreativitas aparatur sipil negara di daerah.
 Melaksanakan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, kesempatan dan kualitas pelayanan
publik, dan daya saing daerah.
 Mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis.
 Nah, sekarang lihat disekeliling Anda. Dimana tempat tinggal Anda? Di kota atau di
desa? Apakah desa itu? Mari kita tinjau pengertian dari desa.

Pengertian Desa dan Otonominya

Desa, menurut pengertian umum adalah sebuah aglomerasi permukiman di area perdesaan.
Secara pemerintahan, istilah desa digunakan sebagai pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa.

Di pulau Jawa, sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang
disebut kampung. Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau
Petinggi di Kalimantan Timur, Klebun di Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu
di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan


yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa
adalah 6 tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga
memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.

Sedangkan penjelasan Undang-Undang No. 6 tahun 2014 mengatakan Desa adalah desa dan desa
adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Jadi, kewenangan dari desa adalah:

 Kewenangan desa adalah:


 Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
 Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung
dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
 Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
 Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa

Dalam kaitannya dengan otonomi daerah, desa merupakan perwujudan daerah tekecl dari
otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai