Anda di halaman 1dari 19

PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DISEKOLAH
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Psikologi Belajar
Yang diampu oleh dosen Ahmad Rosidi M.Pd.I.

Disusun oleh :
Hodri :2019096011715
Badrus Sholeh :2019096011706
Eva Ningsiti Qomariatul:2019096011732
Waridatus Sakdiyah :2019096011733

INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI ) AL-QODIRI JEMBER


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN AKADAMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
bantuan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Pengertian Konsep Belajar...................................................................2
B. Pengertian Konsep Pembelajaran ....…………………………………8
C. Aliran Dalam Pemikiran Islam...........................................................14

BAB III PENUTUP.........................................................................................19


3.1 Kesimpulan..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang tak dapat dipisahkan
satu sam lain dalam proses Pendidikan. Jika ada proses belajar, maka disitu ada
pembelajaran. Dan jika ada pembelajaran maka berarti disitu ada proses belajar.
Begitu seterunya, saling terkait, dan tak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Perbedaan Belajar dan Pembelajaran terletak pada penekanannya, pembahasan
masalah belajar lebih menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam
rangkan perubahan timgkah lakunya. Adapun pembelajaran lebih menekankan pada
guru dalam upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep belajar?
b. Bagaimana konsep pembelajaran?
3. Tujuan dan Manfaat
a. Dapat mengetahui konsep belajar dan pembelajaran
b. Dapat memahami faktor-faktor yang ada dalam proses belajar dan
pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR BELAJAR

1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebuthan hidupnya.
Santrock dan yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahann yang relative
permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan reber mendefinisikan belajar
dalam dua pengertian, Yaitu :
 Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan
 Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng
sebagai hasil Latihan yang diperkuat.

Dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh


pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya
interaksi dengan lingkungannya.
2. Unsur-Unsur Belajar
Dalam melakukan belajar, ada unsur – unsur yang harus ada, berupa:
tujuan, kesiapan, situasi belajar, interpretasi, respons, konsekuensi, dan reaksi
terhadap kegagalan. Unsur belajar menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga;
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ada juga Unsur-unsur dinamis dalam belajar
yakni:Motivasi dan upaya memotivasinya, Bahan dan upaya penyediaannya, Alat
bantu belajar dan upaya penyediaannya, Suasana belajar dan upaya
pengembangannya, dan Kondisi subyek yang belajar dan upaya
pengembangannya.
Jadi belajar memiliki unsur manusia, bahan yang diajarkan, motivasi, alat
bantu belajar, suasana belajar, kondisi subjek yang belajar, dan reaksi. Komponen

2
atau unsur harus ada yang lebih sistematis dari belajar yaitu harus adanya
pembelajaran, aktivitas, dan situasi. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi
untuk menghasilkan perubahan perilaku.

3. Tujuan Belajar
Belajar memiliki tujuan melakukan perubahan dalam diri berupa tingkah
laku. Contohnya seorang anak kecil yang tadinya sebelum memasuki sekolah
bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya tetapi setelah masuk
bangku sekolah tingkah lakunya menjadi baik, tidak cengeng lagi, dan sudah mau
bergaul dengna temannya. Contoh lainnya berupa seorang pelajar SMA yang
sering meninggalkan rumah dan tidur di tempat temannya, sering berkelahi,
malas belajar, dan sebagainya, kemudian sekolahnya dipindahkan ke kota lain,
dan tingkah lakunya berubah menjadi lebih baik disebabkan karena anak tersebut
mengalami proses pembelajaran di lingkungan yang baru. Dari contoh tersebut
terdapat perubahan yang hasilnya positif yang dialami dengan belajar.
Tujuan berikutnya adalah mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi
yang lebih baik. Kebiasaan buruk akan menghambat jalan menuju kebahagiaan.
Caranya adalah dengna belajar melatih diri menjauhkan dari kebiasaan buruk
dengan modal keyakinan dan tekad bulat harus berhasil misalnya: merokok,
keluyuran, selingkuh, bermalas-malasan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya belajar juga bertujuan utnuk mengubah sikap, dari negatif
menjadi positif, tiak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan
sebagainya. Misalnya seorang remaja yang selalu mennetang keinginan atau
nasehta orangtuanya , tetapi setelah mendengar dan mengikuti pengajian, belajar
dari apa yang disampaikan di tempat pengajian, dia berubah menjadi lebih baik,
lebih patuh dan cinta pada orangtuanya.
Tujuan belajar selanjutnya adalah mengubah keterampilan. Misalnya
seseorang yang tidak bisa bermain gitar atau piano akan menjadi bisa bahkan
mahir dalam memainkannya bila mengalami proses belajar untuk
memainkannya. Begitu juga dengan olahraga, misalnya seseorang yang tidak

3
mahir memainkan raket dan shuttlecock pada permainan bulu tangkis akan
menjadi bisa dengan belajar secara terus menerus.
Menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu merupakan tujuan
lainnya dari belajar. Dari tidak mengetahui tentang sesuatu, melalui belajar dia
akan mengetahui tentang hal tersebut. Seeeorang yang tidak mengetahui bahasa
Inggris, dengna belajar bahasa Inggris dengan baik dan berkesinambungan maka
dia akan memiliki pengetahuan dan ilmu tentang bahasa Inggris. Contoh lainnya
orang yang tidak mengetahui tentang bulan, dengan belajar dia akan mengetahui
keadaan di bulan. Ilmu pengetahuan terus berkembang tanpa mengenal batas.
Bila semua orang melakukan kegiatan belajar dengan baik, maka ia akan dapat
mengetahui perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa belajar itu memiliki tujuan yang
positif, kegiatan yang harus dilakukan secara terus menerus dari mulai kecil
sampai besarnya, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Pada intinya tujuan belajar itu
adalah adanya perubahan tingkah laku dari pengalaman yang diperoleh secara
terus menerus dan sistematis.

4. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah landasan berfikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar an pembelajarn dapat dilaksanakan dengan baik.
Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu & Zein, 2001:1089).
Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus,
1993). Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya
(Dardiri, 1996). Adapun yang menjadi prinsip dalam belajar adalah kematangan
jasmani dan rohani, memiliki kesiapan, memahami tujuan, memiliki
kesungguhan, serta ulangan dan latihan.
Prinsip Belajar menurut Slameto ada dua yakni berdasarkan prasyarat
yang diperlukan untuk belajar dan Sesuai dengan materi yang dipelajari.
Sementara prinsip Belajar Menurut Gestalt adalah suatu transfer belajar antara

4
pendidik dan peserta didik sehinnga mengalami perkembangan dari proses
interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan
peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui
teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya.
Kemudian, disampaikan lagi bahwa prinsip belajar adalah prinsip efek
kepuasan (law of effect), prinsip Pengulangan (law of exercise), Prinsip kesiapan
(law of readiness), prinsip kesan pertama (law of primacy), Prinsip makna yang
dalam (law of intensty), Prinsip bahan baru (law of recentcy), Prinsip gabungan
(perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan). Namun secara
umum prinsip belajar berupa: Perhatian dan Motivasi, Keaktifan, Keterlibatan
langsung atau pengalaman, Pengulangan, Tantangan, Balikan dan penguatan (law
of effect), dan Perbedaan individual.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belajar memiliki beberapa prinsip;
seperti perhatian dan motivasi, memiliki tujuan, terlibat secara langsung,
pengulangan, pembimbing, penguatan, memiliki kesungguhan, perbedaan
individual, dan lainnya.

5. Ciri-ciri Perilaku Belajar


Tingkah laku yang di kategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-
ciri sebagai berikut.
 Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar , suatu perilaku digolongkan
sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan
tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya
 Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional ,perubahan yang terjadi
berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan
menyebabkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnta.
 Perubahan bersifat positif dan aktif , diakatakan positif apabila perilaku
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik

5
dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi
dengan sendirinya, melainkan karena usaha perilaku sendiri.
 Perubahan bersifat permanen apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja,
melainkan akan terus berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih
 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan tingkah laku dalam
belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oelh perilaku belajar
terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
 Perubahan mencakup seluruh aspek tinngkah laku jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami peubahan tangka laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagai.

6. Motivasi Belajar
Biggs dan tefler menyatakan bahwa ada empat golongan motivasi belajar
siswa antara lain :
1. Motivasi Instrumental. Siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah
atau menghindari hukuman
2. Motivasi social. Siswa belajar untuk menyelenggarakan tugas, dalam hal ini
keterlibatan siswa pada tugas menonjol
3. Motivasi berprestasi. Siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan
yang telah ditetapkannya.
4. Motfasi intrinsic. siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Motifasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi
yang tinggi tersebut dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku antara lain :
a. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi
b. Adanya perasaan dan keterlibatan efektif siswa yang tinggi dalam belajar.
c. Adanya upaya siswauntuk senantiasa memelihara atau menjaga senantiasa
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Keller Menyusun perangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS.
Model ARCS ini merupakan Empat kategori kondisi yang harus diperhatikan

6
guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan
memberi tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
1. Attention (perhatian). Perhatian munculkarena didorong adanya rasa ingin
tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu perlu mendapat rangsangan sehingga
siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang dierikan.
2. Relevance (relevansi). Relevansi menunjukan adanya hubungan angtar materi
pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
3. Confidence (kepercayaan diri). Percaya diri merupakan potensi untuk dapat
berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura mengembangkan
konsep ini menjadi konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan
keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melaksanakan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
4. Satisfaction (kepuasan). Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan
menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai
tujuan yang serupa.
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama
yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Pe
Dari uraian di atas, kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa kata Islam
dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan herserah diri
kepada Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebaliagiaan hidup, baik di
dunia maupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kcsadaran dan kemauan
diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari
fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak clalam kandungan sudah menyatakan
patuh dan tunduk kepada Tuhan.
Dengan demikian, perkataan Islam sudah menggambarkan kodrat manusia
sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada "I'uhan”. Keadaan ini membawa
pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai
wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikianlah pengertian
Islam dari segi kebahasaan sepanjang yang dapat kita pahami dari berbagai
sumber yang dikemukakan para ahli.

7
B. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajarann merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh Pendidikan untuk menyampaikan ilmu pengetetahuan mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yamg dapat menyebabkan perta didik melakukan
kegiatan belajar.
Menurut Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan .sistem
lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. k
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang di maksud dengan lingkungan disini
adalah ruang belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu :
1. Pengertian kuantitatif, penularan pengetahuan dari guru kepada siswa.
Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siwa
sehingga memberikan hasil yang optimal
2. Pengertian Institusional, penataan segala kemampuan mengajar
sehingga berjalan efisien. Guru harus selalu siap mengadaptasi berbagi
Teknik mengajar
3. Pengertian kualitatif, upaya guru untuk memudahkan belajar siswa.
Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga
melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang effektif dan efisien.

8
2. Ciri – ciri Pembelajaran

Dari pengertian pembelajaran di atas dapat diambil ciri – ciri pembelajarn


sebagai beikut: pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan, pembelajaran
memiliki interaksi, pembelajaran melibatkan perubahan, pembelajaran
bertahan lama seiring dengan waktu, lingkungan belajar, dan pembelajaran
terjadi melalui pengalaman. Trianto menyampaikan ciri-ciri belajar sebagai
berikut: siswa terlibat aktif dalam belajarnya, siswa belajar materi
(pengetahuan) secara bermakna dengan bekerja dan berfikir, dan informasi
baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan
skemata yang dimiliki siswa.
Ada juga yang menyatakan hal tersebut dengan lebih sederhana.
Pembelajaran memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
 Rencana: Penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang
merupakan unsur system pembelajaran dalam satu rencana khusus.
 saling ketergantungan: Unsur-unsur system pembelajaran yang serasi
dalam suatu keseluruhan.
 Tujuan: Sistim pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak
dicapai.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip – prinsip pembelajaran prinsip perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung /berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan
penguatan, dan prinsip perbedaan individual. Prinsip pembelajaran abad ke –
21 digagas oleh Jennifer Nichols (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013
/10/01/prinsip-pembelajaran-abad-ke-21/) antara lain:
 Instruction should be student-centered
Instruction should be student-centered yang menyatakan bahwa
pengembangan pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru juga berperan sebagai

9
pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan
kesulitan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan dan
keterampilannya.
 Education should be collaborative
Education should be collaborative yang menyatakan bahwa siswa
harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain.
 Learning should have context
Learning should have context,yang menyatakan materi pelajaran perlu
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan
metode pembelajaran yang memungkinkan siswa terhubung dengan
dunia nyata.
 Schools should be integrated with society
Schools should be integrated with society,yang menyatakan bahwa
sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajarn hal yang harus
dimiliki dalam melaksanakan proses pembelajaran, hal tersebut dapat berupa
model belajar siswa, kolaborasi dalam belajar, belajar melalui konteks, dan
kebutuhan sekolah harus disesuaikan dengan sosial.

4. Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran


Kompetensi pembelajaran adalah tergambar dalam siklus seperti di bawah
ini: Informasi Verbal
(Verbal
Information)
Strategi Kognitif Ketrampilan
(Cognitive Strategy) Motorik
(Psycomotor Skill)

Ketrampilan Sikap (Attitude)


Intelektual
(Intelectual Skill)

10
Sesuai dengan taksonomi hasil atau komptensi dalam belajar menurut
Gagne di atas, tiga ranah atau domain yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan pembelajaran (Bloom, The Taxonomy of Educational
Objectives; The Classification of Educational Goals, 1964) yakni; ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dengan mengetahui tujuan pembelajaran,
siswa akan termotivasi dalam melakukan proses belajar dalam upaya untuk
mencapai komptensi yang diharapkan.

5. Komponen – komponen Pembelajaran


Adapun yang menjadi komponen dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut: Tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi
pembelajaran. Dalam sumber pdf dinyatakan lebih sederhana tentang
komponen pembelajaran ini yakni tujuan, materi /bahan ajar, metode dan
media, evaluasi, anak didik, dan adanya pendidikan.

6. Perspektif Pembelajaran yang Sukses


Pembelajaran yang sukses trelihat dengan adanya peran aktif siswa dalam
pembelajaran, adanya latihan atau praktik, adanya perbedaan individual,
adanya konteks nyata, adanya umpan balik ketika proses pembelajaran, dan
adanya interaksi sosial akibat ari pembelajaran tersebut.

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan untuk sehingga terjai
perubahan tingkah laku diakibatkan oleh pengalaman. Adapun faktor yang
mempengaruhinya ada banyak sekalai.
Sumadi Surya Brata (2009) membagi menjadi dua secara garis besar,
yakni internal dan eksternal. Faktor eksternal yang datang dari luar pelajar itu ada
dua pula yakni non-sosial dan sosial, sementara faktor internalnya adalah
fisiologis dan psikologis. Faktor non – sosial berupa keadaan cuaca, suhu udara,

11
waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letak dan gedungnya), alat-alat yang
dipakai untuk belajar (alat tulis, buku-buku, alat peraga, dsbnya). Faktor sosial
yang mempengaruhi belajar adalah faktor manusia (sesama manusia), baik
manusia itu ada (hadir) maupun tidak langsung hadir.
Faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar adalah tuna jasmani pada
umumnya (seperti nutrisi dan penyakit) dan keadaan fisiologis tertentu seperti
panca indera. Sementara faktor psikologisnya adalahadanya sigat ingin tahu,
adanya sifat kreatif, adanya keinginan untuk mendpatkan simpati, adanya
keinginan untuk memperbeiki kesalahan yang lalu, adanya keinginan
mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, dan adanya ganjaran atau
hukuman. Adanya kebutuhan kecintaan, penerimaan, dan kebutuhan untuk
mendapatkan kehormatan juga merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar.
Bila kesemua atau salah satunya terdapat dalam kegiatan belajar, atau
tidak terpenuhi, tentu akan mengakibatkan terganggunya proses belajar yang
dihadapi oleh siswa sehingga hasil belajar yang akan dicapai juga tidak
maksimal.

D. TEORI – TEORI BELAJAR


Banyak ahli yangmengungkapkan teori tentang belajar; seperti teori
spekulatif, teori eksperimen, teori Thorndike, teori Pavlovisme, teori
behaviorisme, teori Skinner, teori Gestalt, teori medan dan teori eklektik.
Menurut teori spekulatif belajar merupakan proses mengulang-ulang bahan
(skolastik, golongan kontra reformasi, dan ahli psikologi daya) dan memberikan
tanggapan (menurut Herbert). Menurut teori eksperimen belajar juga merupakan
ulangan (Hermann Ebbinghaus). Thorndike menyampaikan teori tentang belajar
berupa trial and error, dan ini dilakukan juga dengan cara pengulangan. Teori
belajar yang disampaikan oleh Pavlov adalah belajar itu merupakan eksperimen
yang berhubungan dengna tingkah laku manusia, ini punya opengaruh besar
terhadap lahirnya teori behaviorisme.

12
Teori behaviorisme (Watson) merupakan teori belajar yang menyatakan
bahwa belajar dipengaruhi oleh lingkungan. Selanjutnya teori Skinner yang
menyatakan bahwa sama dengan Throndike dimana belajar dipengaruhi oleh
rangsangan. Teori Gestalt yang menyatakan bahwa belajar itu harus utuh
(insighfull learning), teori medan yang mengungkapkan bahwa adanya perubahan
struktur kognitif dalam belajar, hukuman dan hadiah mempengaruhi. Terakhir
teori eklektik yakni dalam belajar anak didik harus diberlakukan dengan lebih
tepat. dan masih banyak lagi teori teori yang lainnya.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan
perubahan perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Pembelajaran adalah
adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara pelajar dengan lingkungannya baik
itu kepada pengajar,teman teman,media pembelajaran,atau sumber belajar yang
lain. Sedangkan ciri ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan
komponen komponen sebagai berikut: tujuan pembelajaran,peserta
didik,pendidik,materi belajar,metode belajar,sumber belajar serta evaluasi.
Semua komponen tersebut saling terkait atau berhubungan untuk mewujudkan
proses belajar yang efektif dan efisien. Komponen komponen pembelajaran
tersebut sebagai suatu sistem yang utuh dan saling mendukung satu sama lain.

B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, maka penyusun sangat mengaharap
respon dari para teman-teman mahasiswa ataupun dari dosen dan saran
konstruktif dari siapa pun datangnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penyusun sendiri, dan umumnya para pembaca lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Nata, Abuddin, M.A. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,


Jakarta: Kencana.
Berliner David C. dalam The 100 –year journey of educational psychology from
interest, to disdain, to respect for practice.
Cronbach, Lee J. Educational Psychology. New Harcourt,
Grace Illeris, Knut. 2011. Contemporary Theories of Learning (Teori – teori
Pembelajaran Kontemporer) diterjemahkan oleh M. Khozim. Bandung: Nusa
Media.Kamus Besar Bahasa Indonesia
M. Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cip
Oemar Hamalik (2004) dalam M. Sobry Sutikno.
Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu SIswa Tumbuh dan
Berkembang. Alih bahasa Wahyu Indianti dkk. Pearson Merril Prentice Hall
(copyright oleh Erlangga).
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan alih bahasa oleh Tri Wibowo B.S. Jakarta:
Kencana
Sardiman, 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Perkasa.
Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories: An Educational Perspective (Teori-teori
Pembeljaran: Perspekltif Pendidikan) Jogjakarta: Pustaka pelajar.
Sumadi Suryabrata. Psikologi Pendidikan. 2002.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Thorndike, Edward L.1990. Educational Psychology. NEW YORK: Columbia
University Press.
Triyanto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep
Konsep Landasan, an Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).Jakarta: Prenada Media Group
Udin S. Winataputra, (2007: 1.9) Teori belajar danPembelajaran.
Wasty Soemanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2010/03/tokoh-psikologi-edward-lee-
thorndike.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/10/01/prinsip-pembelajaran-abad-ke-21/

15
16

Anda mungkin juga menyukai