Anda di halaman 1dari 5

PERTEMUAN 1

BAB 15 (Pemeriksaan Aset Takberwujud)


Alfiyani Nur Hidayanti, S.E., M.Si., Akt

Pemeriksaan Aset Takberwujud


A. Pengertian dan sifat aset tidak berwujud menurut SAK (IAI,2009:76)
Aset tidak berwujud adalah aset moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik.
Suatu aset dapat diidentifikasikan jika:
1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari
perusahaan dan dijual,dialihkan ,dilisensikan,disewakan atau ditukarkan melalui suatu
kontrak terkait aset atau liabilitas secara individual atau secara bersama-sama.

Hak yang timbul dan dimiliki seseorang ketika dia


memasuki suatu persetujuan/kontrak dengan pihak lain.

2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya,terlepas apakah hak ytersebut
dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajiban
lainnya.

Aset tidak berwujud tidak termasuk:


1. Efek (surat berharga), atau
2. Hak atas mineral dan cadangan mineral, misalnya minyak, gas alam dan sumber daya
yang tidak dapat diperbarui lainnya.

Aset tidak berwujud diakui jika:


1. Kemungkinan perusahaan akan memperoleh menfaat ekonomi masa depan dari aset
tersebut.
2. Biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal.

Entitas mengukur aset tidak berwujud pada awalnya sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri atas:
1. Harga beli,termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan,setelah
diskon dan potongan dagang.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset
sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuan.
B. Pengertian dan Sifat Aset Takberwujud menurut PSAK No.19 (Revisi 2010) 19.4
 Aset takberwujud adalah aset nonmonoter teridentifikasi tanpa wujud fisik.
 Persyaratan ini diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau
mengembangkan secara internal aset tak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk
menambah,mengganti sebaguian, atau memperbaiki aset tersebut.
a. Aset takberwujud diakui jika, dan hanya jika:
 Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut.
 Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
b. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomi masa depan, entitas
menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan
estimasi terbaik menejemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang umur
manfaat aset tersebut.
c. Dalam menilai tingkat kepastiaan adanya manfaat ekonomi masa depan yang
timbul dari penggunaan aset tidak berwujud.entitas mempertimbangkan bukti yang
tersedia pada saat pengakuan awal aset tak berwujud dengan memberikan
penekanan yang lebih besar pada bukti ekstern.
d. Aset takberwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.
 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan
lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika
dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama kali diakui sesuai dengan
persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
 Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak berwujud selama umur
manfaatnya Sama dengan penyusutan, dalam aset
takberwujud disebut amortisasi

Sifat Aset Takberwujud:


1. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
2. Tidak mempunyai bentuk
3. Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang, dan
jumlahnya cukup material.

Contoh:
1. Goodwill
2. Hak Paten
3. Hak Cipta
4. franchise
C. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Aset Takberwujud
Tujuan aset takberwujud adalah sebagai berikut.
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud.
b. Untuk memeriksa apakah perolehan,penambahan dan penghapusan aset
takberwujud,didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang.
c. Untuk memeriksa apakah aset takberwujud yang dimiliki perusahaan masih
mempunyai kegunaan dimasa yang akan datang (manfaatnya lebih dari satu tahun).
d. Untuk memriksa apakah amortisasi aset takberwujud dilakukan sesuai dengan
standar akuntansi yang keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
e. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset takberwujud
sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.
f. Untuk memeriksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan
sudah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

D. Audit Prosedur atas Aset Takberwujud


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset takberwujud.
2. Minta perician aset btakberwujud per pertanggal laporan posisi keuangan (neraca)
yang antara lain menunjukan : saldo awal,penambahan,amortisasi dan penghapusan
serta saldo akhir.
3. Cocokan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar ,lalu chek footing dan cross
footing.
4. Periksa penambahan aset tak berwujud:
a. Apakah diotorisasi pejabat entitas yang berwenang.
b. Periksa notulen rapat direksi/pemegang saham,untuk mengetahui apakah otorisasi
tersebut diberikan melalui rapat tersebut.
c. Periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-bukti pendukungnya.
5. Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset takberwujud.
a. Periksa apakah amortisasi dilakukan sesuai standar akuntansi keuangan di
indonesia ETAP/PSAK/IFRS dan perhitungannya akurat. Jika asret takberwujud
dihapuskan ,misalnya goodwiil.karena tidak lagi mempunyai kegunaan,maka harus
diperiksa otorisasi dari pejabat entitas yang berwenang.
6. Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat entitas dengan pihak ketiga yang in gin
menggunakan hak paten,hak cipta,dan franchise yang dimiliki perusahaan. Periksa
apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan.
7. Periksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di indonesia ETAP/PSAK/IFRS.

Anda mungkin juga menyukai