KEPEMIMPINAN
Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian
(Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si.)
Disusun oleh:
Annisa Shada
(173080007)
B. Konsep Kepemimpinan
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan semenjak zaman kuno telah dibahas oleh para cerdik pandai.
Mereka mengemukakan berbagai definisi dan teori mengenai kepemimpinan,
tetapi mereka tidak sepakat mengenai formula kepemimpinan.
Definisi kepemimpinan menurut para pakar:
a. Yukl, Garry (2010) : Leadership is the process of influencing others
to understand and agree about what needs to
be done and how to do it, and the process of
facilitating individual and collective efforts to
accomplish shared objectives.
b. Lussier, Robert N. & : Leadership is the influencing process of
Achua, Christopher leaders and followers to achieve
F. (2007) organizational objectives through change.
c. Nanus, Burt & : ... a leader of nonprofit organization is a
Dobbs, Stephen M. person who marshall the people, capital, and
(1999) intellectual resource f the organization to
move it in the right direction.
d. Headquarter, : Leadership is the process of influencing
Departmen of Army people by providing purpose, directio, and
(2006) motivation while operating to accomplish the
mission and imroving the organization.
Definisi diatas berbeda satu sama lain walaupun ada indikator yang sama.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan sebgai proses pemimpin menciptakan
visi dan melakukan interaksi saling memengaruhi dengan para pengikutnya untuk
merealisasikan visi. Dijelaskan lai lebih rinci sebagai berikut.
a. Proses, kepemimpinan memerlukan waktu bukan sesuatu yang terjadi
seketika, yang lamanya waktu tersebut tergantung pada situasi pada latar
kepemimpinan, kualitas pemimpin, dan kualitas pengikut.
b. Pemimpin, inti dari kepemimpinan adalah pemimmpin yang di setiap
organisasi atau sistem memiliki sebutan yang berbeda.
c. Visi, untuk menjasi pemimin seseorang harus mempunyai visi mengenai
sistem sosial yang dipimpinnya. Visi adalah sesuatu yang diimpikan dan
ingin dicapai pada masa mendatang.
d. Memengaruhi, proses mengubah perilaku, sikap, mindset, pendapat dan
sebagainya agar mau dan mampu bergerak mencapai visi dan misi sistem
sosial.
e. Pengikut, kepemimpinan dalah interaksi saling mempengaruhi antara
pemimpin dan pengikutnya.
f. Merealisasi visi, tujuan kepemimpinan adalah merealisasi visi dari
pemimpin dan pengikutnya. Keberhasian dari kepemimpinan ditentukan
oleh tercapainya visi tersebut.
Kepemimpinan yang baik adalah lebih daripada sekedar kalkulasi dan
perencanaan atau mengikuti ceklis, walaupun analisis rasional dapat
mengembangkan kepemimpinan yang baik. Kepemimpinan yang baik juga
meliputi menyentuh perasaan pengikut, dan emosi memainkan peran penting
dalam kepemimpinan.
2. Pemimpin
Pemimpin adalah tokoh atau elit anggota sistem sosial yang dikenal oleh orang
dan berupaya memengaruhi para pengikutnya secara langsung atau tidak
langsung. Pemimpin adalah tokoh masyarakat yang dikenal secara langsung
maupun tidak langsung oleh para pengikutnya.
Pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin formal dan pemimpin
informal. pemimpin formal adalah pemimpin yang menduduki posisi atau jabatan
formal kepemimpinan dalam suatu organisasi formal yang didirikan berdasarkan
undang-undang atau peraturan negara atau peraturan perusahaan, serta dipilih oleh
mereka yang berhak mengangkat atau memilihnya. Pemimpin informal adalah
pemimpin yang tidak menduduki jabatan organisasi formal dalam sistem sosial,
akan tetapi mempunyai pengaruh terhadap para anggota sistem sosial.
Para peneliti ilmu kepemimpinan berusaha mencari tahu karakteristik yang
dapat membuat seseorang menjadi pemimpin. Untuk itu mereka meneliti kualitas
fisik dan kejiwaan serta sosial dari peemimpin. Untuk menjadi pemimpin,
seseorang harus memenuhi kualifikasi tertentu.
a. Elit Masyarakat
Pemimpin adalah elit anggota sistem sosial yang mempunyai kualitas
pendidikan, ekonomi atau status sosial yang relatif lebih tinggi daripada
para anggota sistem sosial lainnya. Banyak pemimpin yang berasal dari
status sosial rendah, kemudian meniti karir sehingga dapat bergerak ke
status sosial yang lebih tinggi, ia menjadi pemimpin karena dipilih,
diangkat, keturunan atau dituakan oleh para anggota sistem sosial lainnya.
b. Kualitas Fisik
Seorang pemimpin memerlukan kesehatan fisik dan jiwa yang prima. Jika
seorang pemimpin tidak sehat secara fisik maupun jiwanya, ia tidak akan
melaksanakan fungsinya dengan baik dan akan sangat bergantung pada
bantuan para pengikutnya.
c. Kualitas Psikologi
Orang yang tidak sehat jiwanya atau kualitas psikologinya rendah, sulit
untuk menjadi pemimpin. Adapun aspek dari kualitas psikologi sebagai
berikut:
1) Memahami diri sendiri.
Pemimpin harus memahami kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri
serta mengukur apakah dirinya mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Jika tidak, maka ia
harus belajar dan mengembangkan dirinya.
2) Kecerdasan intelektual
Seorang pemimpin merupakan seorang yang intelektual, orang yang
cerdas, berakal dan mudah memahami sesuatu. Pemimpin selalu
menghadapi tantangan dalam melakukan perubahan untuk mencapai
visinya, untuk itu diperlukan kapasitas intelektual yang memadai untuk
memahami visi dan ligkungannya baik internal maupun eksternal
sistem sosialnya.
3) Kecerdasan emosional
Emosi pemimpin sangat memengaruhi perilaku pemimpin dalam
memengaruhi pengikutnya.
4) Kecerdasan spiritual
Pemimpin yang cerdas secara spiritual akan melaksanakan tugasnya
dengan motivasi yang berupa imbalan melebihi imbalan finansial dan
status, serta memandang pekerjaannya sebagai bentuk pelayanan
terhadap sang pencipta.
5) Kecerdasan sosial
Pemimpin memerlukan kecerdasan sosial untuk memengaruhi dan
memotivasi pengikutnya. Tinggi rendahnya kecerdasan sosial
pemimpin sangat memengaruhi keberhasilan kepemimpinannya.
6) Kreativitas dan inovasi
Kepemimpinan memerlukan pemimpin dan pengikut yang kreatif dan
inovatif. Pemimpin tidak hanya harus memiliki kreativitas dan inovasi
yang tinggi, tetapi juga harus mengembangkan budaya kreativitas dan
inovasi dalam organisasinya.
7) Komunikator
Agar dapat memengaruhi pengikutnya dengan baik, pemimpin harus
mempunyai kompetensi mengenai komunikasi interpersonal.
8) Kepribadian
Kepribadian pemimpin sangat memengaruhi pola perilakunya dalam
memimpin pengikutnya. Pemimpin yang mempunyai kepribadian kuat
mempunyai ketahan-malangan tinggi, sabar, dan santun dalam
menghadapi masalah sulit.
9) Pengambil risiko
Dalam menciptakan perubahan, pemimpin harus berani mengambil
risiko dan memengaruhi pengikutnya untuk ikut ambil risiko.
10) Integritas
Mempunyai integritas tinggi merupakan persyarata penting bagi
seorang pemimpin. Kepemimpinan dapat gagal jika pemimpin dan
para pengikutnya tidak memiliki integritas terhadap dirinya, organisasi
dan kepada para pengikutnya.
11) Toleransi terhadap stres
Seorang pemimpin memerlukan keterampilan mengendalikan stres.
3. Kepemimpinan, Manajemen, dan Administrasi
Dalam membahas ilmu kepemimpinan perlu dibahas juga perbedaan
kepemimpinan, manajemen dan administrasi. Ketiga istilah tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda akan tetapi saling terkait. Menurut John P. Kotter
(1990), manajemen berupaya menciptakan stabilitas sedangkan kepemimpinan
berupaya menciptakan perubahan. Kotter juga menyatakan bahwa kepemimpinan
hanya dapat berhasil apabila didukung oleh manajemen yang kuat, manajemen
yang kuat hanya dapat dikembangkan oleh seorang pemimpin yang kuat. Berikut
perbedaan istilah kepemimpinan dan istilah manajemen.
Kepemimpinan Manajemen
Proses pemimpin menciptakan visi, Proses melaksanakan aktivitas,
misi, memengaruhi pengikut untuk dengan atau melalui orang dan
merealisasikan visi alat untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan
Visi Tujuan
Menciptakan perubahan Mempertahankan stabilitas
Fungsi: memengaruhi, Perencanaan, pengorganisasian,
memberdayakan, memotivasi, memimpin dan pengontrolan
mewakili sistem sosial,
mempersatukan, memanajemen
konflik
Berani mengambil risiko tinggi Berani mengambil risiko rendah
dan sedang
Melakukan sesuatu yang benar (Do Melakukan sesuatu dengan benar
the right thing) (Do the thing right)
Mempunyai pengikut Mempunyai bawahan
Memimpin orang Memanajemeni pekerjaan
Fleksibel Kaku
Memberdayakan Mengontrol
Menggunakan konflik Menghindari konflik
C. Fungsi Kepemimpinan
1. Menciptakan Visi
Visi merupakan tujuan yang sangat luas, paling umum yang melukiskan
aspirasi masa depan tanpa menunjukkan cara yang diperlukan untuk mencapainya.
Akan tetapi tidak semua tujuan disebut visi. Suatu tujuan disebut visi jika
memenuhi persyaratan berikut:
a. Hasil abstraksi. Visi merupakan hasil abstraksi apa yang dicita-citakan,
sesuatu yang ingin dicapai dimasa mendatang. Visi mengandung
pengertian umum bukan pengertian rinci yang menyatakan pengertian dan
mempergunakan angka-angka kuantitatif.
b. Visi relatif tetap. Visi berada di benak pemimin dan para pengikutnya
relatif dalam jangka waktu yang lama, 5 sampai 25 tahun. Namun tidak
berarti visi tidak dapat berubah, jika lingkungan eksternal dan internal
berubah, maka visi dievaluasi dan mungkin berubah.
c. Visi dilukiskan dengan kalimat pendek, filosofis. Karena menggunakan
kalimat pendek isinya dapat ditafsirkan secara meluas sesuai dengan
perkembangan waktu.
d. Visi memberikan aspirasi dan motivasi. Visi memberikan aspirasi dan
motivasi untuk melakukan sesuatu kepada pemimpin dan pengikutnya.
Visi menarik dan mndorong merekauntu mencapai tujuan organisasi.
Sejumlah pemimpin menciptakan visinya melalui penelitian perkembangan
sejarah masyarakatnya dan berdialog dengan anggota masyarakatnya. Karena visi
bukan hanya untuk pemimpin saja tetapi juga untuk masyarakat luas, maka dalam
pembentukannya pemimpin mengajak pengikutnya untuk berdialog mengenai apa
yng diinginkan diharapkan di masa mendatang.
Gary Yukl (2010) menyatakan untuk menciptakan visi suatu organisasi
seornag pemimpin memerlukan kemampuan analisis, intuisi dan kretivitas untu
menyintesiskan visi. Visi yang sukses tidak hanya hasil kreasi dari seorang
pemimpin saja, tetapi hasil kerja dari berbagai orang dalam organisasi. Visi
tersebut diproses dan didiskusikan dalam waktu yang lama. Gary Yukl
mengemukakan panduan untuk memformulasikan suatu visi.
a. Mengikutsertakan para pemangku kepentingan kunci.
b. Mengidentifikasikan nilai-niai dan ide-ide bersama.
c. Mengidentifikasi objektif strategik yang mempunyai daya tarik meluas.
d. Mengidentifikasi elemen-elemen relevan dalam ideologi lama.
e. Pertautan visi dengan kompetensi para pengikut dan prestasi sebelumnya.
f. Secara terus-menerus menilai dan memperbaiki visi.
2. Mengembangkan Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah norma, nilai, asumsi, filsafat organisasi dan
sebagainya yang dikembangkan oleh pemimpin organisasi dan diajarkan kepada
para aggota baru dan diterapkan dalam perilaku organisasi mereka. Pemimpin
dapat memengaruhi budaya organisasi melalui berbagai cara, beberapa cara
menurut Gary Yukl sebagai berikut:
a. Perilaku kepemimpinan. Salah satu cara pemimpin untuk berkomunikasi
tentang nilai-nilai dan harapan dengan menunjukkan loyalitas,
pengorbanan diri dan layanan yang berlebih. Dalam aktivitas harian,
pemimpin juga mengomunikasikan prioritas mereka terhadap pemilihan
barang yang diminta, diukur, dikomentari, dikritik dan dipuji. Sebaliknya,
dengan tidak memerhatikan kepada sesuatu, pemimpin mengiri sinyal
bahwa sesuatu itu tidak penting.
b. Program dan sistem. Sesi mengenai anggaran formal, laporan, prosedur
evaluasi kinerja dan program pengembangan manajemen dapat dipakai
untuk menekankan sejumlah nilai-nilai dan kepercayaan mengenai
perilaku orang. Program orientasi dpat digunakan untuk menyosialisasikan
pegawai baru mengenai budaya organisasi.
c. Kriteria untuk imbalan dan keputusan personalia. Pengaruh dari budaya
lebih kuat jika organisasi menyediakan informasi realistik mengenai
kriteria dan persyaratan untuk sukse, dan keputusan personel akan
konsisten dengan kriteria.
d. Mendesain struktur dan fasilitas organisasi. Desain mengenai struktur
organisasi dapat merefleksikan nilai-nilai dan kepercayaan mengenai
orang dan proses. Desain fasilitas juga dapat merefleksikan nilai-nilai
dasar.
e. Bentuk-bentuk kultural. Nilai-nilai dan kepercayaan juga dipengaruhi oleh
bentuk-bentuk kultural seperti simbol, slogan, ritual dan seremoni.
3. Menciptakan Sinergi
Tugas penting seorang pemimpin adalah menyatukan para pengikutnya dan
menggerakkan mereka mencapaitujuan organisasi. Setiap anggota mempunyai
fungsi dan peran yang berbeda dan harus memberikan kontribusinya untuk
mencapai tujuan organisasi.
4. Menciptakan Perubahan
Gary Yukl mengemukakan pedoman untuk melaksanakan perubahan besar,
pedoman tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Menciptakan suatu rasa urgensinya keperluan terhadap perubahan.
b. Mengomunikasikan suatu visi jelas mengenai benefit yang akan diperoleh
dari perubahan.
c. Mengidentifikasi orang-orang yang dukungannya sangat esensial dan
resistensi.
d. Membangun koalisi untuk mendukung perubahan.
e. Memakai satuan tugas untuk mengarahkan pelaksanaan perubahan.
f. Mengisi posisi kunci dengan orang yang kompeten sebagai agen
perubahan.
g. Memeberdayakan orang-orang yang kompeten untuk membantu
perencanaan dan melaksanakan perubahan.
h. Membuat perubahan dramatik, simbolik yang memengaruhi pekerjaan.
i. Mempersiapkan para pemangku untukberubah dengan menjelaskan
bagaimana perubahan akan memengaruhi mereka.
j. Membantu para pemangku kepentingan menyelesaikan stres dan kesulitan
akibat perubahan besar.
k. Memberikan peluang untuk sukses awal yang membangun percaya diri.
l. Memonitor kemajuan perubahan dan membuat penyesuaian jika perlu.
m. Terus menginformasikan pemangku kepentingan mengenai kemajuan
perubahan.
n. Menunjukkan optimisme dan terus komitmen terhadap perubahan.
5. Memotivasi Para Pengikut
Memotivasi para pengikut merupakan upaya yang memerlukan pemikiran
sistematis mengenai keadaan para pengikut dan teknik motivasi yang digunakan.
Secara umum, motivasi para pengikut terdiri dari dua macam yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik muncul dari diri pengikut, pemimpi hanya menumbuhkan
dan mendorong hasrat, keinginan, kesadaran, kemauan dan etos kerja untuk
bergerak mencapai tujuan. Mereka melaksanakannya dengan penuh kesadaran
tidak karena terpaksan dan tidak mengharapkan imbalan. Sedangkan motivasi
ekstrinsik berasal dari luar diri pengikut. Mereka bergerak, bekerja, bertindak
untuk mencapai tujuan karena ingin mendapat imbalan dari pemimpin berupa
penghargaan, komisi, dll.
6. Memberdayakan Pengikut
Pemberdayaan harus dilakukan melalui proses sistematis, adapun prosesnya
sebagai berikut:
a. Analisis kualitas pengikut. Pemimpin menganalisis kualitas pengikutnya
baik dari segi fisik, psikologis, maupun kompetensinya.
b. Keunggulan dan kelemahan pengikut. Hasil dari analisis kualitas pengikut
adalah keunggulan dan kelemahn pegikut.
c. Menentukan tujuan pemberdayan. Tujuan dirancang berdasarkan
ketentuan berikut:
1) Sasaran pemberdayaan orgnisasi
2) Melakukan benchmarking
d. Rencana intervensi. Intervensi yang harus dilakukan sangat bervariasi
tergantung tujuan pemberdayaan, antara lain:
1) Melakukan pygmallion effect kepada para pengikut.
2) Mengkooptasi
3) Memberikan deskripsi tugas kepada setiap pengikut dan
mendelegasikan kekuasaan kepada mereka.
4) Merencanakan dan melaksanakan program pengembangan sumber
daya manusia.
5) Mentoring dan modelling
6) Perencanaan dan pengembangan karir
7) Melakukan perluasan pekerjaan dan memperkaya pekerjaan
8) Mengembangkan kretivitas dan inovasi
9) Program pelatihan fisik
10) Pengembangan integritas dan etos kerja
11) Pengembangan disiplin
e. Pelaksanaan pemberdayaan. Dilaksanakan secara sistematis engan
mengobservasi perubahan, perkembangan dan bagaimana para pengikut
merespon intervesi pemberdayaan.
f. Evaluasi dan balikan pemberdayaan. Hasil evaluasi digunakan untuk
pembuatan keputusan manajemen SDM.
7. Mewakili Sistem Sosial
Seorang pemimpin mewakili sistem sosial atau organisasi yang dipimpin.
Pemimpin bertindak sebagai tokoh, simbol, dan wajah sistem sosial yang
dipimpin. Dalam memimpin sistem sosialnya, pemimpin melaksanakan sejumlah
peran kepemimpinan atau manajerialnya, Gary Yukl menguraikan peran-peran
pemimpin sebagai berikut:
a. Peran pemimpin (leader role)
b. Peran penghubung (laison role)
c. Peran kepala (figurehead role)
d. Peran memonitor (monitor role)
e. Peran diseminasi (disseminator role)
f. Peran jurubicara (spokeperson role)
g. Peran kewirausahaan ( enterpreneural role)
h. Peran penyelesaian gangguan (disturbance handler role)
i. Peran alokator sumber-sumber (resource alocator)
j. Peran negosiator (negotiator role)
8. Manajer Konflik
Terdapat lima gaya manajemen konflik, diantaranya sebagai berikut:
a. Kompetisi (competing). Gaya manajemen ini berorientasi pada kekuasaan
dan kekuatan untuk mengalahkan lawan konfliknya, solusi yang dituju
adalah solusi “win and lose”.
b. Kolaborasi (colaborating). Gaya manajemen ini mencari alternatif solusi
yang memuaskan kedua pihak yang berkonflik dengan mengadakan
pendekatan dan negosiasi baik secara langsung maupun mealui pihak
ketiga.
c. Kompromi (compromising). Pihak-pihak yang berkonflik melakukan
negosiasi dan menggunakan taktik “give and take” masing-masing untuk
mendapatkan sebagian dari tujuan mereka. Solusi yang dicapai merupakan
solusi jalan tengah yang memuaskan sebagian dari keinginan mereka.
d. Menghindar (avoiding). Gaya manajemen konfllik ini berupa menjauhkank
diri dari pokok masalah konflik yang merugikan dan tak mungkin
dimenangkan.
e. Mengakomodasi (accomodating). Pihak yang berkonflik mengabaikan
kepentingan dan tujuan diri sendiri dan berupaya memenuhi sepenuhnya
tujuan dan kepentingan lawan.
9. Membelajarkan Organisasi
Pemimpin harus membelajarkan organisasi terus menerus agar mampu
menyesuaikan diri dengan dengan masyarakat yang dilayani. Pembelajaran
organisasi merupakan keadaan dimana para anggota organisasi secara terus-
menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil-hasil yang
mereka inginkan.
BAB 2
PROFESI DAN ILMU KEPEMIMPINAN
A. Profesi Kepemimpinan
1. Pengertian Profesi
Menurut Lynn, profesi menyajikan layanan-layanan tertentu atau khusus.
Layanan tersebut disajikan oleh orang tertentu dan tidak sembarang orang dapat
melaksanakannya. Dalam profesi kepemimpinan, layanan khusus tersebut antara
lain berupa pelaksanaan fungsi kepemimpinan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan
profesi jika memenuhi persyaratan berikut:
a. Profesi merupakan pekerjaan penuh waktu.
b. Profesi memerlukan penerapan ilmu pengetahuan.
c. Otonomi.
d. Lembaga pendidikan profesi.
e. Kode etik profesi.
f. Asosiasi profesi.
g. Literatur profesi.
h. Lembaga penelitian.
2. Kepemimpinan Langsung dan Tidak Langsung
Dalam kepemimpinan langsung, pemimpin memengaruhi pengikutnya secara
langsung tanpa perantara. Dalam kepemimpinan tidak langsung pemimpin
memengaruhi pengikutnya melalui sebuah perantara.
3. Kepemimpinan Formal dan Informal
Pemimpin formal mempunyai wewenang untuk memimpin suatu organisasi
dan memberikan perintah kepada para anggota organisasinya yang berada di
bawah kekuasaanya. Jika menolak, pemimpin formal berwenang memberikan
valensi negatif. Kepemimpinan informal adalah kepemimpinan yang dasarnya
tidak dipilih secara formal, namun diangkat menjadi pemimpin informal karena
dianggap mempunyai keunggulan fisik, psikologis, ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Dalam organisasi formal, pemimpin informal tidak mempunyai
wewwnang untuk menghukum dan memberi perintah anggota organisasi. Tetapi,
ia mampu memengaruhi anggota organisasi melalui visinya, memberi contoh,
perilaku dan praktik menyelesaikan masalah.
4. Kepemimpinan Internasional
Organisasi dapat berkembang dari organisasi lokal, ke organisasi nasional,
regional dan internasional. Organisasi ini mempunyai pemimpin yang mereka
pilih untuk kurun waktu tertentu secara bergilir dan mempunyai sekretariat
bersama.
B. Etika Kepemimpinan
1. Pengertian
Etika adalah ilmu dan standar mengenai sesuatu yang benar dan sesuatu yang
salah, sesuatu yang boleh dilakukan dan sesuatu yang tidak boleh dilakukan.
Perilaku yang benar adalah perilaku yang etis, dan perilaku yang salah adalah
perilaku yang tidak etis.
Kepemimpinan etis adalah kepemimpinan yang mendemontrasikan perilaku
yang secara normatif tepat melalui tindakan-tindakan personal dan interpersonal,
dan promosi perbuatan seperti itu kepada para pengikut melalui komunikasi dua
arah, penguatan dan pembuatan keputusan. Pemimpin juga mempunyai fungsi
menciptakan, menngembangkan dan mengubah budaya organisasi yang
memenuhi standar etika. Budaya organisasi yang etis membuat para pemimpin,
anggota organisasi merasa puas dan berupaya berkinerja tinggi.
2. Fungsi Etika Kepemimpinan
Etika memengaruhi perilaku pemimpin dan perilaku para pengikut, adapun
prosesnya sebagai berikut:
a. Norma etika. Norma yang ada dalam organisasi atau sistem sosial
merupakan bagian dari budaya organisasi.
b. Pemimpin. Pemimpin harus memberikan contoh penerapan norma dan
nilai dalam perilaku organisasi dan perilaku pribadi para anggota
organisasi.
c. Perilaku memengaruhi pemimpin yang etis. Jika pemimpin menerapkan
norma dan nilai-nilai etika, maka terciptalah teknik memengaruhi dari
pemimpin yang etis.
d. Iklim etika. Iklim etika adalah persepsi pemimpin dan pengikut mengenai
apa yang teerjadi secara rutin dalam lingkungan internal organisasi.
e. Kinerja pengikut. Iklim etika memungkinkan para pengikut bekerja secara
maksimal.
f. Visi tercapai. Jika kinerja pengikut maksimal, dapat diprediksi kinerja
organisasi akan maksimal dan visi tercapai.
3. Perilaku Etis
Seorang pemimpin yang etis perilakunya mengacu pada norma-norma etika,
karkteristik perilaku etis antara lain:
a. Dapat dipercaya
b. Menghargai dan menghormati orang lain.
c. Bertanggung jawab
d. Adil
e. Kewargaan organisasi
f. Menggunakan kekuasaannya secara bijak
g. Jujur
C. Ilmu Kepemimpinan
1. Fungsi Teori Kepemimpinan
Untuk memimin suatu organisasi, pemimpin sebaiknya mempelajari ilmu
kepemimpinan dan ilmu-ilmu yang mendukungnya. Dengan menerapkan ilmu-
ilmu tersebut kemungkinan keberhasilannya lebih besar dan malpraktik
kepemimpinan dapat dicegah.
2. Jenis Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi teori deskriptif dan teori
perskriptif. Teori deskriptif adalah teori yang melukiskan hakikat, definisi, arti
atau makna sesuatu. Teori perskriptif adalah teori yang memberikan preskripsi,
cara melakukan, dan model-model melakukan sesuatu.
Teori kepemimpinan juga dapat dikelompokkan berdasarkan aspek dari
kepemimpinan yang dibahas dalam teori, antara lain:
a. Teori kepemimpinan umum (general leadership theory). Teori ini
membahas kepemimpinan sebagai fenomena komprehensif, mencakup
semua aspek kepemimpinan.
b. Teori gaya kepemimpinan (leadership style theory). Teori yang membahas
pola perilaku pemimpin dalam memengaruhi pengikutnya.
c. Teori kekuasaan (social power theory). Teori yang membahas kekuasaan
atau potensi pemimpin dalam memengaruhi.
d. Teori kepengikutan (followership theory). Teori yang membahas mengenai
tipologi dan karakteristik pengikut dan perilakunya dalam berinteraksi
dengan pemimpin.
e. Teori memotivasi pengikut (motivation theory). Teori yang membahas
bagaimana pemimpin memotivasi para pengikutnya.
f. Teori membuat keputusan (decision making theory). Teori yang membahas
bagaimana pemimpin membuat keputusan.
g. Teori etika kepemimpinan (leadership ethics theory). Teori yang
membahas bagaimana kepemimpin yang etis.
C. Politik Organisasi
1. Pengertian
Politik organisasi adalah aktivitas individual dan kelompok anggota organisasi
yang menggunakan politik dalam hubungan interpersonal dalam organisasi untuk
memengaruhi anggota organisasi lainnya untuk merealisasi tujuannya atau
menghindari akibat negatif suatu tindakan.
Politik adalah proses memperoleh dan menggunakan kekuasaan untuk
mencapai tujuan tertentu dalam suatu sistem sosial atau organisasi. Manusia
merupakan makhluk politik yang berupaya memperoleh dan menggunakan
kekuasaannya untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadinya.
C. Kepemimpinan Toksik
1. Pengertian
Menurut Marcia Lynn Qhicker (1996) kepemimpinan toksik adalah pemimpin
yang disebabkan oleh pemimpin yang idak etis, tidak berintegritas dan
kepemimpinan yang disfungsional. Menurut Lipman-blomen ada beberapa faktor
psikologi yang terjadi dalam kepemimpinan toksik, yaitu:
a. Tak kompeten
b. Kaku
c. Tanpa pengendalian diri
d. Tidak punya perasaan
e. Korup
Sedangkan Zangaro,yager, dan Proulx (2010) mengemukakan karakteristik
lainya dari kepemimpinan toksik antara lain:
a. Berpusat pada diri sendiri
b. Mengeksploitasi
c. Perilaku mengontrol
d. Tidak menghormati oranglain
e. Menekan kreativitas dan inovasi para pegawai
f. Tidak mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi
2. Kepemimpinan Toksik di Indonesia
Ciri dari kepemimpinan toksik di Indonesia adalah pemanfaatan dan
penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin pemerintahan.
Fenomena kepemimpinan toksik yang nyata terlihat dilembaga-lembaga
pemerintah antara lain sebagai berikut.
a. Kapitalis birokrat. Sebagian besar para birokrat indonesia
memperjualbelikan jabatan dan posisinya untuk mendapatkan keuntungan
finansial bagi dirinya sendiri, kelompok dan golongannya.
b. Korupsi. Satu fenomena yang khas indonesia adalah korupsi yang
dilakukan oleh pemimpin unit organisasi pemerintah dan anak buahnya
secara bersama.
c. Kepemimpinan autokratik dan paternalistik. Kepemimpinan otokratik
membuat para birokrat pemerintah takut kepada pemimpin atau atasan.
d. Pemimpin memanfaatkan sumber-sumber organisasi tanpa hak. Banyak
pemimpin Indonesia memanfaatkan sumber-sumber organisasi tanpa hak
yang diatur oleh UU atau ketentuan organisasi.
e. Pemimpin tidak menyukai bawahannya yang lebih pandai, lebih kreatif,
dan inovatif. Di indonesia para pimpinan birokrasi tak menyukai bawahan
yang lebih pandai,lebih kreatif dan lebih inovatif dari mereka.
3. Mengatasi Kepemimpinan Toksik
Untuk meminimalkan dan mencegah kepemimpinan tosik langkah-langkah
berikut perlu dilakukan :
a. Melakukan pelatihan kepemimpinan
Disamping diberikan materi mengenai prinsip-prinsip kepemimpinan yang
baik, para peserta diberikan fenomena dan perilaku yang dapat
menimbulkan kepemimpinan toksik serta akibat kepemimpinan toksik
terhadap anggota organisasi dan organisasi.
b. Pementoran
Dalam hal ini mentor merupakan orang yang mempunyai kualitas
kepemimpinan tinggi yang telah berhasil melaksanakan kepemimpinan
dengan baik sesuai dengan nilai-nilai kepemimpinan organisasi dan
mencegah kepemimpinan toksik.
c. Audit internal kepemimpinan
Penelitian mengenai kepemimpinan toksik dilakukan dan hasilnya dibahas
dengan para anggota organisasi dan para manajer dan pemimpin organisasi
sebagai balikan.
d. Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi tidak hanya melakukan perbaikan sistem renumerasi
pegawai, tapi juga menyusun peraturan di setiap unit erja dan mengawasi
dengan ketat pelaksanaannya.
e. Undang-undang Whistle Blower
Dewasa ini sudah saatnya indonesia memiliki undang-undang Whistle
Blower yang memungkinkan setiap warga negara Indonesia yang
mengetahui perilaku kepemimpinan toksik yang merugikan negara dapat
menuntutnya dipengadilan.
BAB 5
WANITA DAN KEPEMIMPINAN
A. Wanita dan Manajemen
1. Peran Wanita
Chizuko Ueno menyatakan bahwa PD II merupakan masa pembebasan wanita.
Ketika terjadi perang, sebagian besar kaum laki-laki di Jepang dan Amerika
Serikat menjadi tentara dan meninggalkan pabrik-pabrik perlatan perang, industri,
perdagangan, rumah sakit, sekolah-sekolah, pertanian dan sebagainya. Tanpa ada
yang mengantikannya, aktivitas-aktivitas tersebut tidak dapat berjalan dan
berfungsi dengan baik. Untuk mengisi kekosongan tersebut, wanita Jepang,
Amerika Serikat dan Inggris keluar dari fungsi tradisional mengurusi rumah
tangga menggantikan peran laki-laki. Mereka bekerja di pabrik-pabrik
persenjataan militer, membuat kapal perang, di samping bekerja diberbagai posisi
sipil. Tanpa peran wanita tentara Jepang tentara sekutu tidak akan mampu
bertahan dalam PD II selama 6 tahun.
2. Perstereotipan Wanita di Tempat Kerja
Dalam bidang ketenagakerjaan, sebagian manajer menganggap ada perbedaan
gender dalam dalam ketenagakerjaan walaupun wanita dan laki-laki memiliki hak
yang sama. Perbedaan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Menurut UU ketengakerjaan,
wanita tidak boleh bekerja pada hari pertama dan kedua masa haid
bulanannya.
b. Wanita harus diberi cuti
hamil sebulan sebelum melahirkan dan dua bulan setelah melahirkan.
c. Wanita yang mengalami PMS
akan terganggu fungsi pekerjaan yang dapat menurunkan kenerjanya.
d. Wanita yang sudah
melahirkan terganggu tidurnya karena harus mengurusi bayinya dimalam
hari.
Peran dan kepemimpinan wanita sangat menentukan perkembangan dan
kemakmuran sangat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu negara.
Negara-negara makmur, jumah wanita yang bekerja lebih banyak daripada
negara-negara miskin. Di negara-negara tersebut, wanita juga memegang peranan
besar dalam pemerintahan, bisnis dan layanan publik.
3. Pelecehan Seksual
Wirawan (2012) mendefinisikan pelecehan seksual adalah perilaku verbal,
perilaku tertulis dan/atau fisik dari agen yang tidak dikehendaki oleh target yang
bertujuan untuk terjadinya hubungan seksual dengan menggunakan kekuasaan
atau janji-janji. Menurut Deidre Takeyama dan Brian H. Kleiner, pelecehan
seksual muncul dalam 3 bentuk, yaitu:
a. Quid pro quo. Pelecehan seksual yang langsung dikaitkan dengan
pemberian atau tidak memberikan keuntungan ekonomi. Contoh, kenaikan
jabatan yang akan diberikan jika melakukan hubungan seksual.
b. Hostile environment harassment. Pelecehan seksual yang berdasarkan pada
perilaku tidak irasional, campur tangan terhadap kinerja seseorang, atau
menciptakan lingkungan kerja yang intimidatif, permusuhn dan ancaman.
Lingkungan tersebut terdiri dari:
1) Menggoda, lelucon, pernyataan atau pertanyaan seksual.
2) Tekanan untuk berkencan dan berhubungan seksual.
3) Surat atau telepon yang bersifat seksual.
4) Pandangan seksual penuh nafsu
5) Menyentuh, mendekap, memojokkan dan mencubit penuh nafsu.
6) Upaya untuk memerkosa atau serangan seksual.
c. Sexual favoritism. Muncul jika target mendapatkan sesuatu jika memenuhi
kehendak agen walaupun target tidak menginginkan. Target adalah orang
favorit agen.
B. Kepemimpinan Wanita
1. Dasar Perbedaan Gender dalam Kepemimpinan
Perbedaan tersebut berdasarkan pada asumsi berikut:
a. Perbedaan fisik.
b. Jenis dan jumlah hormon berbeda.
c. Otak
d. Psikologi
e. Persepsi lingungan sosial.
f. Undnag-undang
2. Takut Sukses
Walaupun prekembangan masyarakat dan hasil penelitian menunjukkan peran
wanita yang berkembang dalam lingkungan persamaan gender, dalam
kepemimpinan, wanita belum mampu menyamai laki-laki. Mayoritas
kepemimpinan masih dipimpin oleh pemimpin laki-laki. Mungkin salah satu
penyebabnya bahwa takut sukses wanita lebih tinggi daripada laki-laki.
BAB 6
KEPEMIMPINAN BISNIS
A. Konsep Kepemimpinan Bisnis
1. Pengertian
Kepemimpinan bisnis adalah kepemimpinan yang berlangsung di perusahaan
atau organisasi profit. Organisasi bisnis berbeda dengan organisasi nonprofit
seperti lembag pemerintahan, lembaga pendidikan, militer, polisi dan sebagainya
walaupun mungkin sama-sama menyajikan produk dalam bentuk jasa.
Kepemimpinan bisnis adalah proses pemimpin bisnis menentukan visi
perusahaan dan memengaruhi para pegawai, konsumen dan para pemasok
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mempergunakan prinsip-
prinsip kewirausahaan. Pemimpin bisnis mempunyai fungsi menciptakan fungsi
perusahaan yaitu menentukan arah perusahaan lima sampai dua puluh lima tahun
ke depan. Pemimpin bisnis berupaya mencapai tujuan perusahaan dengan
mempergunakan prinsip-prinsip kewirausahaan.
2. Kewirausahaan
a. Pengertian
Robert D. Hisrich, Michael P. Peters dan Dean A. Shepherd
mendefinisikan kewirausahaan sebagai berikut:
1) Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru
dengan nilai. Kewirausaan dapat membuat sesuatu yang tidak bernilai
menjadi bernilai.
2) Mengerahkan waktu, upaya, dan sumber-sumber. Untuk mencapai
tujuannya, wirausaha mengerahkan sumber-sumber bisnis yang
diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.
3) Memahami bahwa berwirausaha menghadapi risiko. Wirausaha
menyadari bahwa upayanya tersebut menghadapi risiko finansial
maupun kejiwaan.
4) Percaya akan mendapatkan imbalan. Wirausaha percaya jika ia
bekerja keras dan barang jasanya dikonsumsi oleh anggota
masyarakat, ia akan menerima sejumlah imbalan baik berupa
finansial, kepuasan jiwa dan independensi.
b. Karakteristik
Karakteristik seorang wirausaha sukses antara lain:
1) Mempunyai visi 7) Pekerja keras
dan misi bisnis. 8) Persuasif
2) Internal lokus 9) Disiplin
kontrol. 10) Ketahanmalangan
3) Pengambil risiko. 11) Energetik
4) Tidak takut gagal. 12) Kecerdasan emosional
5) Percaya diri tinggi. 13) Kecerdasan sosia
6) Adaptabilitas
3. Model
Kepemimpinan Bisnis
Model kepemimpinan bisnis adalah grafis yang melukiskan sistem
kepemimpinan bisnis dalam memproduksi barang dan jasa untuk disajikan
kepada para konsumen. Adapun komponen kepemimpinan bisnis sebagai berikut:
a. Kepemimpinan kewirausahaan.
b. Visi dan misi bisnis
c. Strategi bisnis
d. Aktivitas manajemen bisnis
e. Budaya dan iklim organisasi
f. Hasil bisnis
B. Karakteristik
Kepemimpinan bisnis adalah kepemimpinan yang berdasarkan pada
kewirausahaan, adapun karakeristik pemimpin jenis ini sebagai berikut:
1. Kepemimpinan autentik
Kepemimpinan yang diarahkan kepercayaan, nilai-nilai, dan filsafat pribadi
pemimpin yang bersifat unik.
2. Inovasi secara terus menerus
Seorang wirausaha merupakan inovator untuk memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat dan yang dihadapi para pegawainya.
3. Kepemimpinan berdasarkan prestasi
Pemimpin melakukan brainstorming, memetakan pikiran, dan berpikir untuk
menciptakan cara dan melakukan percobaan untuk mencapai tujuan yang
diimpikan.
4. Melakukan tindakan
Seorang wirausaha berupaya untuk merelisasikan mimpinya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasanya.
5. Pengambil risiko
Wirausaha mempercayai bahwa setiap tindakan usaha selalu mengandung risiko.
6. Kebutuhan untuk otonomi
Wirausaha membuat keputusan secara otonom dengan mempertimbangkan situasi
bisnis, kebutuhan konsumen dan faktor-faktor persaingan.
7. Internal locus control
Lokus kontrol berkaitan dengan kepercayaan mengenai tempat di mana seseorang
menentukan nasib, keberhasilan, dan kegagalan seseorang dalam mencapai
tujuannya.
BAB 7
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
A. Konsep Kepemimpinan Pendidikan
1. Konsep Dasar
Kepemimpinan pendidikan adalah proses pemimpin pendidikan memengaruhi
para peserta didik dan para pemangku kepentingan pendidikan serta menciptakan
sinergi untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada sejumlah kata kunci yang perlu
dijabarkan dar definisi tersebut
a. Pemimpin pendidikan. Pemimpin lembaga pendidikan yang secara
langsung mengelola organisasi yang melaksanakan pendidikan.
b. Peserta didik. Siswa di sekolah dasar maupun menengah, mahasiswa
perguruan tinggi, siswa pendidikan nonformal, dan petatar program
pengembangan SDM.
c. Para pemangku kepentingan. Mereka yang ikut memengaruhi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan. Para pemangku kepentingan dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Pemangku kepentingan primer adalah yang memengaruhi dan
dipengaruhi oleh proses pendidikan secara langsung yaitu kepala
sekolah, guru, pegawai administrasi dll.
2) Pemangku kepentingan sekunder adalah memengaruhi dan dipengaruhi
oleh proses pembelajaran secara tidak langsung yaitu para pejabat
eksekutif dan birokrat pendidikan di tingkat pusat, pejabat eksekutif
daerah, dll.
d. Memengaruhi. Proses mengubah pengetahuan, keterampilan, sikap,
perilaku, nilai-nilai, motivasi untuk memengaruhi peserta didik, para
pemangku kepentingan primer dan sekunder.
e. Menciptakan sinergi. Menciptakan sinergi para pemangku kepentingan
dan proses pebelajaran peserta didik untuk mencapai itujuan pendidikan.
f. Tujuan pendidikan. Bagian dari tujuan negara yanng tercantum dalam UU.
2. Model Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpin adalah suatu sistem dan berbagai pakar dan asosiasi
kepemimpinan telah membuat berbagai model mengenai kepemimpinan
pendidikan. Model AELM mneyatakan kepemimpinan pendidikan harus
mempunyai sejumlah kompetensi berikut:
a. Kepemimpinan kurikulum dan pedagogik.
b. Kepemimpinan organisasi dan manajemen.
c. Kepemimpinan kultural dan kebajikan.
d. Kepemimpinan politik dan masyarakat.
e. Optimalisasi pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik.
B. Sistem Pendidikan Nasional
1. Konsep dan Struktur Sistem Pendidikan Nasional
Sistem pendidikan nasional terdiri dari jalur pendidikan formal dan pendidikan
informal. Sistem pendidikan nasional terdiri dari beberapa jenjang, yaitu:
a. Pendidikan usia dini e. Pendidikan formal
b. Pendidikan dasar f. Pendidikan nonformal
c. Pendidikan menengah g. Pendidikan kedinasan
d. Pendidikan tinggi h. Pendidikan keagamaan
2. Struktur Kepemimpinan Pendidikan
a. Kepemimpinan pendidikan di pemerintah pusat. Puncak pimpinan
pendidikan berada di tangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional yang menentukan kebijakan nasional pendidikna dan
kebudayaan.
b. Kepemimpinan pendidikan di pemerintah daerah. Terdiri dari:
1) Kepemimpinan pendidikan provinsi
2) Kepemimpinan pendidikan kabupaten
3) Kepemimpinan pendidikan kota
c. Kepemimpinan di satuan pendidikan. Yaitu kepemimpinan di satuan
penyelenggara pendidikan.
C. Kepemimpinan Pendidikan Dasar dan Menengah
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin sekolah dan manajer sekolah
atau administrator sekolah, adapun fungsinya sebagai berikut:
a. Menentukan visi, misi dan strategi sekolah.
b. Budaya organisasi sekolah.
c. Iklim yang kondusif.
d. Kurikulum
e. Proses pembelajaran.
f. Mengembangkan fasilitas pendidikan.
g. Mengembangkan manajemen sekolah.
h. Peran manajerial
i. Mengembangkan SDM sekolah
2. Guru
Sebagai tenaga pendidik, guru juga sebagai pemimpin dalam pendidikan dan
pembelajaran di kelas, dengan kata lain guru merupakan pemimpin bagi anak
didiknya. Seorang guru harus efektif dan efisien dalam melaksanakan tugasnya,
untuk itu seorang guru memerlukan karakteristik sebagai berikut:
a. Mencintai anak f. Rasa humor.
didiknya. g. Mengembangkan iklim
b. Pemimpin kelas.
c. Energetik dan antusias h. Manajemen waktu.
d. Kreatif dan inovatif. i. Penampilan yang menarik.
e. Optimis dan idealis. j. Adil.
3. Pengawas Sekolah
Pengawas sekolah merupakan salah satu jenis pemimpin birokratik pendidikan
yang berperan aktif dalam mencapai keberhasilan sekolah dalam mencapai
tujuannya. Pengawas sekolah melaksanakan supervisi dalam mencapai standar
nasional pendidikan dan penjamin mutu pendidikan.
D. Kepemimpinan Pendidikan Tinggi
1. Pengertian dan Asas Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi yag terdiri PTN dan PTS. Pendidikan tinggi dirancang dan
dikelola dengan berasaskan sebagai berikut:
a. Kebenaran ilmiah f. Kebajikan
b. Penalaran g. Tanggung jawab
c. Kejujuran h. Kebinekaan
d. Keadilan i. Keterjangkauan
e. Manfaat
2. Tujuan Perguruan Tinggi
Menurut pasal 5 UUPT, pendidikan tinggi didirikan dengan tujuan sebagai
berikut:
a. Berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,
berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya
untuk kepentingan bangsa.
b. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau
teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya
saing bangsa.
c. Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang
memerhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar bermanfaat bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat
manusia.
d. Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya
penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Bentuk Perguruan Tinggi
Menurut pasal 5 UUPT,bentuk perguruan tinggi terdiri atas:
a. Universitas yaitu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat mendirikan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun
ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
b. Institut yaitu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademi dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah
rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu dan jika memenuhi
syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
c. Sekolah tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat
menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
d. Politeknik yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai
rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat
dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
e. Akademi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu daan/atau
dalam beberapa caban ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu.
f. Akademi komunitas yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat
diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal
untuk memenuhi kebutuhan khusus.
4. Kepemimpinan
Prinsip dasar penentuan kepemimpinan perguruan tinggi adalah dipilih oleh
senat universitas untuk rektor dan direktur program sarjana, dan senat fakultas
untuk dekan fakultas. Untuk perguruan tinggi negeri diangkat oleh presiden atas
usul menteri pendidikan. Untuk perguruan tinggi swasta diangkat oleh yayasan
penyelenggara.
BAB 8
KEPEMIMPINAN MILITER
A. Doktrin Militer
1. Pengertian
Doktrin militer adalah pernyataan formal yang menyatakan bagaimana tentara
melaksanakan tugas dan fungsinya. Doktrin merupakan prinsip-prinsip dasar yang
mengarahkan aktivitas dan tindakan militer, akan tetapi bukan suatu peraturan
yang kaku karena untuk melaksanakannya memerlukan penilaian dan kreativitas
pemimpin dan para anggota militer. Doktrin militer menghubungkan teori,
sejarah, pengalaman dan eksperimen militer di suatu negara. Doktrin memberikan
panduan kepada para perenacana operasi militer dan pemimpin militer bagimana
melaksanankan tugas dan fungsinya.
2. Sumber-sumber Doktrin
Penyusunan doktrin militer perlu mempergunakan sumber-sumber yang
akurat, antara lain:
a. Pengalaman sejarah f. Keadaan lingkungan
b. Bentuk negara eksternal
c. Wilayah negara g. Keadaan lingkungan internal
d. Peraturan perundangan h. Agama
e. Masalah-masalah i. Geopolitik negara
pertahanan yang j. Komposisi suku bangsa dan
dihadapi ras negara
3. Jenis Doktrin Militer
Doktrin militer merupakan ketentuan dasar bagaimana menyelenggarakan dan
bagaimana melakukan perang suatu negara. Ketentuan tersebut dirinci menjadi
berbagai jenis doktrin, yaitu:
a. Sejarah militer merupakan akar dari doktrin militer.
b. Doktrin fundamental merupakan fondasi dari doktrin militer lainnya.
Doktrin fundamental mendefinisikan sifat dari perang, tujuan daripada
kekuatan militer, hubungan antara kekuatan militer dengan instrmen-
instrumen kekuasaan lainnya.
c. Doktrin lingkungan adalah penjabaran doktrin fundamental untuk doktrin
lingkungan tertentu.
d. Doktrin organizational adalah kepercayaan mengenai operasi organisasi
atau kelompok militer yang terkait dengan organisasi militer tertentu.
Doktrin jenis ini mengemukakan peran dan misi suatu organisasi, tujuan
yang sekarang, organisasi administrasi, penyebaran kekuatan dipengaruhi
situasi yang sedang terjadi dan taktik perang.
B. Taktik Memengaruhi
Dalam memengaruhi, agen mempergunakan taktik memengaruhi yaitu pola
perilaku yang dirancang dan dilaksanakan untuk menciptakan pengaruh yang
mengubah takdir. Ada beberapa taktik memengaruhi, diantaranya:
1. Taktik legitimasi. Dalam taktik ini agen menunjukkan kepada target bahwa agen
menduduki posisi tertentu dalam organisasi dimana target merupakan bawahan,
anak buah, atau pengikut dari agen.
2. Taktik persuasi personal. Taktik di mana agen mempergunakan data, fakta,
pengalaman, teori ilmu pengetahuan, visi, misi, peraturan, undang-undang,
prosedur kerja untuk memengaruhi target.
3. Taktik pertukaran. Dalam taktik ini agen menjanjikan untuk memberikan sesuatu
jika target menuruti perintah, begitu juga sebaliknya.
4. Taktik koalisi. Taktik dimana agen meminta bantuan orang lain untuk membujuk
atau memengaruhi target agar mematuhi perintah dan harapan agen.
5. Taktik meminta dukungan atasan. Agen meminta dukungan atau persetujuan
atasannya sebelum memengaruhi target.
6. Taktik mengambil hati. Agen berupaya mengambil hati target agar mempunyai
perasaan positif terhadap target.
7. Taktik permintaan personal. Agen menggunakan hubungan personal yang baik
untuk memengaruhi target.
8. Taktik mengkooptasi. Dalam taktik ini agen mengikutsertakan target dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi suatu program atau proyek atau
kegiatannya.
9. Taktik pygmallion effect. Adalah mengharapkan orang lain atau diri sendiri
terhadap seorang individu, menyebabkan individu tersebut cenderung berupaya
untuk memenuhi harapan tersebut.
10. Taktik menekan. Taktik ini agen menggunakan ancaman untuk memengaruhi
target.
C. Proses Memengaruhi
Pemimpin yang mempunyai keterampilan dan pengalaman tinggi lebih mudah
memengaruhi daripada mereka yang keterampilan dan pengalamannya rendah.
Sebelum memengaruhi, agen menentukan tujuan memengaruhi target. Setelah itu,
agen mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai target yang akan
dipengaruhi. Berdasarkan informasi tersebut, agen kemudian memilih taktik yang
tepat untuk memengaruhi target. Untuk memengaruhi diperlukan sumber-sumber
memengaruhi, yaitu kekuasaan, imbalan untuk target, dan penciptaan situasi untuk
memengaruhi target.
Keluaran memengaruhi adalah tinggi rendahnya pengaruh agen terhadap
target. Pengaruh adalah perubahan target dari posisi sebelum terjadinya proses
memengaruhi ke posisi sudah sesudah berakhirnya proses memengaruhi. keluaran
tersebut dapat berupa:
1. Target mematuhi baik sikap maupun perilaku.
2. Target menuruti perintah
3. Target menolak perintah.