Anda di halaman 1dari 20

FITOKIMIA

Dosen : Vera Ladeska. M.Farm.,Apt


Kelas F1
Kelompok 1 :
 Kadek Niti Priani 1704015104
 Nur Euis Fajriyah 1704015310
 Sarah Rafify 1704015229
 Sella Oktaviani 1704015010
Pemisahan senyawa bahan alam pada sampel anda masing2.
A. Pembuatan simplsia
Bobot sampel anda 1 Kg
Metode pengeringan Kering angin
Bobot setelah kering 500 g
Waktu yg dibutuhkan untuk 3 hari
pengeringan
Bobot simplisia setelah 400 g
diayak (no.40)

1. Buat bagan kerja pembuatan simplisianya (secara umum dgn metode tsb)!

1. Pengumpulan bahan baku


2. Sortasi Basah
pengumpulan tanaman segar yang
memisahkan pengotor anorganik
sudah siap panen yang akan
dan organik pada bahan segar.
digunakan. simplisia yang
bobot yang digunakan 1kg
digunakan tanaman pegagan.

3. Pencucian 4. Pengubahan Bentuk


membersihkan bahan tanaman bagian tanaman yang berukuran
dari kotoran seperti tanah dan besar dan keras, karena yang
mengurangi jumlah mikroba atau digunakan tanaman herba maka
cemaran pestisida. proses ini tidak diperlukan

5. Pengeringan
6. Sortasi Kering
menurunkan kadar air agar tidak
pemilihan tanaman yang sudah
terjadi pertumbuhan mikroba
kering dan pemisahan bagian
selama penyimpanan. dilakukan
tanaman yang rusak dan berwarna
dengan metode pengeringan
coklat. didapati bobot 500g
kering angin selama 3 hari

7. Penghalusan 8. Penyimpanan
Menghaluskan simpisia yang sudah simplisia yang sudah di ayak
kering dengan blender, lalu dimasukkan kedalam wadah
lakukan pengayakan dengan Mesh tertutup rapat, bersih dan kering.
no.40 hasil akhir bobt yang didapat 400g.
2. Berikan penjelasan mengenai tiap tahapan pembuatan simplisia tersebut!
 Pengumpulan bahan baku
pengumpulan tanaman segar yang sudah siap panen yang akan digunakan. simplisia yang
digunakan tanaman pegagan.
 Sortasi Basah
memisahkan pengotor anorganik(berasal dari luar tanaman, contoh :tanah, kerikil) dan
organic(bagian tanaman lain seperti rumput atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan dan bagian yang rusak karena termakan ulat atau busuk dan kerig) pada bahan
segar. bobot yang digunakan 1kg
 Pencucian
membersihkan bahan tanaman dari kotoran seperti tanah dan mengurangi jumlah mikroba
atau cemaran pestisida.
 Pengubahan Bentuk(Perajangan)
bagian tanaman yang berukuran besar dan keras dengan tujuan untuk meningkatkan luas
permukaan bahan sehingga air jaringan mudah menguap selama proses pengeringan dan
bahan menjadi makin mudah dan cepat, karena yang digunakan tanaman herba maka
proses ini tidak diperlukan
 Pengeringan
menurunkan kadar air agar tidak terjadi pertumbuhan mikroba selama penyimpanan.
dilakukan dengan metode pengeringan kering angin selama 3 hari
 Sortasi Kering
pemilihan tanaman yang sudah kering dan pemisahan bagian tanaman yang rusak dan
berwarna coklat. didapati bobot 500g
 Penghalusan
Menghaluskan simpisia yang sudah kering dengan blender, lalu lakukan pengayakan
dengan Mesh no.40
 Penyimpanan
simplisia yang sudah di ayak dimasukkan kedalam wadah tertutup rapat, bersih dan
kering. hasil akhir bobt yang didapat 400g.

3. Jelaskan fungsi dibuatnya simplisia!


 Agar simplisia mampu mempertahankan kandungan zat yang berkhasiat dan tidak
mengalami kerusakan dan dapat disimpan (Tahan lama)
4. Jelaskan fungsi pengayakan!
 Untuk mempersiapkan ukuran serbuk yang cukup baik agar memudahkan dalam proses
ekstraksi, dan untuk memisahkan simplisia yang telah digiling apabila ada ukuran yang
belum rata.
5. jelaskan arti no ayakan 40!
 artinya dalam sepanjang 1 inchi terdapat 40 lubang persegi, semakin besar angka mesh
nya semakin banyak pula lubang perseginya artinya partikel yang masuk melewati lubang
semakin kecil juga.
b. Penapisan Simplisia
Senyawa Metabolit Primer Kesimpulan
Karbohidrat +
Asam amino -
Asam lemak -
Senyawa metabolit sekunder
Fenolik +
Tanin +
Flavonoid +
Alkaloid +
Triterpenoid/steroid +
Saponin +

1. Apa tujuan dilakukan penapisan fitokimia?


 Untuk mengetahui informasi awal golongan senyawa sehingga memudahkan
pengisolasian, dan untuk mengetahui adanya kandungan atau senyawa di dalam simplisia
yang bisa dimanfaatkan.
2. Jelaskan masing-masing isi dan fungsi reagen/pereaksi yang digunakan untuk tiap deteksi
senyawa tersebut!
 Senyawa Metabolit Primer
Karbohidrat :
- Larutan fehling A (CuSO4 dalam air)
- Larutan fehling B (Kalium Natrium Tartrat + NaOH larutkan dalam 1L aquadest)
- Molisch (α-naftol dalam etanol 95%)
Asam Amino :
- Larutan 0,1% ninhidrin-aseton (Ninhidrin (triketohidrindehidrat) + etanol 95%)
- Pereaksi fearon (Natrium pentasianoamoniumferat 1% dlm aquadest)
Asam lemak :
- Larutan 2’,7’-diklorofluoresein 0,2% etanol
- Larutan 0,5% rodamin B atau 6G dalam etanol
- Asam sulfat 25%
 Senyawa metabolit sekunder
Fenolik:
- Folin ciocalteau (air, natrium tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam
klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin dan Ciocalteu, 1944).)
- Vanillin HCL pekat
- Fecl3 5% (5 gram FeCl3 dalam 100ml larutan aquadest)
Tanin ;
- Larutan gelatin 10%
- Nacl gelatin
- FeCl3 3% (3 gram FeCl3 dalam 100l larutan aquadest)
Flavonoid :
- Uji Shiinoda (serbuk Mg dan beberapa tetes HCL 5M)
Alkaloid :
- Dragendorf (kalium tetraiodobismutat)
- Mayer (larutan merkurium (II) klorida ditambah dengan kalium iodida akan
bereaksi membentuk endapan merah-merkurium (II) iodida.
- Iodoplatinat
Triterpenoid :
- Liebermann-Bouchard (asam asetat anhidrat dan H2SO4)
Saponin :
- HCL 2N
3. Jelaskan tentang reaksi yang terjadi dari masinng-masing senyawa terhadap
reagen/pereaksi yang digunakan!
 Senyawa Metabolit Primer
Karbohidrat :
- Pereaksi Fehling : Akan terjadi ndapan kupro oksida
- Molisch : Akan terbentuk cincin ungu (pada batas kedua cairan)
Asam Amino :
- Larutan 0,1% ninhidrin-aseton : warna ungu hingga biru abu-abu, kecuali prolin
memberikan warna kuning
Asam lemak :
- Larutan 2’,7’-diklorofluoresein 0,2% etanol : menghasilkan fluoresensi warna
hijau muda pada latar belakang sinar UV

- Asam sulfat 25% dengan pemanasan : membentuk warna coklat muda


 Senyawa metabolit sekunder
Fenolik:
- Folin ciocalteau : di atas tangas air akan terbentuk warna biru
- Vanillin HCL pekat : akan timbul warna
- Fecl3 5% (5 gram FeCl3 dalam 100ml larutan aquadest)
Tanin ;
- Larutan gelatin 10%
- Nacl gelatin
- FeCl3 3% : terbentuk warna ungu
Flavonoid :
- Uji Shiinoda : warna merah hingga warna merah lembayung yang timbul
menandakan adanya senyawa flavanon, flavonol, flavanonol, dan dihidroflavonol
Alkaloid :
- Dragendorf :terdapat endapan yang timbul
- Mayer : terdapat endapan yang timbul
- Iodoplatinat : endapan yang timbul
Triterpenoid :
- Liebermann-Bouchard : menghasilkan warna hijau biru
Saponin :
- HCL 2N : menghasilkan buih yang stabil

4. Berikan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dibandingkan dengan penapisan


fitokimia pada literatur (atau jurnal yang terpublikasi)!
 Hasil penapisan fitokimia pada daun pegagan bahwa yang pengujian senyawa fitokimia
tersebut yang merupakan senyawa metabolit sekunder menggunakan pereaksi pewarna
kecuali pada pengujian saponin. Tanin dan flavanoid merupakan golongan fenol.
Ditemukan positif mengandung tannin, saponin, steroid, dan tidak mengandung alkaloid
maupun flavonoid. Hasil ini sesuai dengan jurnal “Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
Herba Pegagan dan Analisa Rendemen” oleh Widarika Santi Hapsari , Rohmayanti ,
Fitriana Yuliastuti , Missya Putri Kurnia Pradani Univeristas Muhammadiyah Magelang.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metabolit primer dan sekunder!
 Metabolit primer : metabolit pembangunan dimana metabolit ini dibutuhkan oleh
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya sendiri
 Metabolit sekunder : merupakan produk akhir yang digunakan oleh tanaman untuk
pertahanan diri terhadap organisme lain
6. Jelaskan perbedaan masing-masing senyawa tersebut!
 Karbohidrat : metabolit primer, mempunyai struktur stereo isomer D (dekstro) atau L
(levo) tergantung pada posisi atom H dan gugus OH pada atom C asimetrik yang
berdekatan dengan CH2OH
 Asam Amino : metabolit primer tidak berwarna, larut dalam air, serta memiliki gugus
karboksilat dan amina
 Asam lemak : merupakan senyawa karboksilat alifatik dengan ratai karbon panjang (<8).
Asam lemak tidak larut air namun larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic.
 Fenolik : merupakan metabolit sekunder yang sering terdapat pada tanaman. Istilah ini
mengacu pada senyawa yang mengandug senyawa aromatis dengan satu atau dua gugus
hidroksil.
 Tannin : metabolit sekunder yang merupakan suatu polifenol yang terdapat didalam
jaringan kayu seperti kulit batang, atau pada daun dqan buah. Tannin mampu
meyebabkan koloid dalam airdan membentuk endapan dengan adanya protein.
 Flavonoid : terdapat dalam banyak tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali dijumpai
hanya flavonoid t7unggal alam jarigan tumbuhan. Flavonoid merupakan senyawa fenol
sehingga memiliki sifat agak asam dan warnanya akan berubah jika ditambah dengan
basa atau ammonia.
 Alkaloid : metabolit sekunder dengan sifat basa, berasal dari tumbuhan dan hewan,
umumnya memiliki taom N pada system cincin heterosiklik (tidak semua anggota cincin
memiliki atom N). sering memiliki aktivitas biologis pada manusia dan hewan.
 Saponin : metabolit sekunder yang memiliki bobot molekul tertinggi. Senyawa ini larut
dalam air namun tidak larut dalam pelarut non-polar seperti eter. Saponi bersifat beracun
terhadap ikan dan dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa an
menghemolisis sel darah.
C. Ekstraksi
Simplisia sampel anda sebanyak 50 g diekstraksi dengan metode Soxhlet menggunakan pelarut
etanol 70% sebanyak 300 mL. Hasil ekstrak cair kemudian dipekatkan dengan rotary
evaoporator dan dilanjutkan dengan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.
Parameter Hasil
Organoleptis
- bentuk Ekstrak kental
- warna Coklat kehijauan
- bau Aromatik
- rasa Khas
Bobot ekstrak kental 10,20 g

1. Buat bagan kerja pembuatan ekstrak dengan metode ekstraksi tsb!

Buatlah selongsong (timbel) dari kertas


Bersihkan soklet, masukan 3 butir batu
saring, ukurannya disesuaikan dengan
didihkan dan keringkan, timbang dan catat
besarnya tabung soklet, timbang berat
berat labu + batu didih
selongsong kosong

Masukkan selongsong yang berisi sampel


ke dalam soklet, dan sambungkan soklet timbang serbuk sebanyak 50 g dan di
dengan labu soklet, dan olesi bagian ujung bungkus dengan kertas saring sebagai isi
dengan vaslinn. dan berdirikan labu pada selongsong, dan timbanglah
mantel panas

Tampung filtrate dan


masukan pelarut etanol 70% (300 ml) hingga kedalam
masukan
1,5 siklus dan nyalakan sokletnya
wadah tertutup rapat
Lakukan proses sokletasi sampai warna
hitung waktu yang dibutuhkan untuk 1X siklus ekstrak yang menetes menjadi jernih
2. Jelaskan keunggulan dan kelemahan metode ekstraksi tersebut!
KEUNTUNGAN :
 Jumlah pelarut yang digunakan relative konstan dan sedikit
 Simplisia yang diekstrak menggunakan cairan yang murni sehingga didapatkan
penyari zat aktif yang lebih banyak.
 Pemanasan dapat diatur
 Dapat digunakan untuk sampel yang memiliki tekstur yang lunak
 Pelarut organic dapat mengambil senyawa organic beerulang kali

KERUGIAN
 Tidak baik dipakai untuk mengekstrak bahan-bahan yang mudah rusak (tidak
tahan panas)
 Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih yang rendah
 Cairan penyari didihkan terus menerus, sehingga cairan penyari harus murni
3. Jelaskan keunggulan dan kelemahan etanol 70% sebagai pelarut pengekstraksi!
KEUNTUNGAN
 Selektif
 Netral
 Tidak beracun
 Absorbsinya baik
 Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit
KERUGIAN
 Lebih mahal dibandingkan dengan air
 Dengan diketahui kandungan tersebut maka dapat dilakukan beberapa percobaan
untuk mencari perbandingan pelarut yang tepat
 Perbandingan eetanol dengan air tergantung dengan bahan yang akan kita sari
4. Gambarkan, sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing bagian dari alat ekstraksi
tersebut!

1. Kondensor : Berfungsi sebagai pendingin, dan juga untu mempercepat prosese


pengembunan
2. Timbal : Berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang yang ingin diambil zatnya
3. Pipa F : Berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses
penguapan
4. Sifon : Berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila ada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan dengan 1kali siklus
5. Labu alas biulat : Berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plat : Berfungsi sebagai pemanas larutan..

5. Jelaskan fungsi melakukan pemekatan ekstrak!


Untuk mendapatkan konsentrasi senyawa lebih besar dan untuk memudahkan
penyimpanan.
6. Gambarkan, sebutkan dan jelaskan fungsi masing-masing bagian dari alat rotary
evaporator! serta jelaskan prinsip kerjanya!

1. Hot plate berfungsi untuk mengatur suhu pada waterbath dengan temperatur yang
diinginkan (tergantung titik didih dari pelarut).
2. Waterbathsebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas yang
berisi “sampel”
3. Ujung rotor “sampel” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung
4. Lubang kondensorberfungsi pintu masuk bagi air kedalam kondensor yang airnya
disedot oleh pompa vakum.
5. Kondensor berfungsi sebagai pendingin yang mempercepat proses perubahan fasa,
dari fasa gas ke fasa cair.
6. Lubang kondensor berfungsi pintu keluar bagi air dari dalam kondensor
7. Labu alas bulat penampung berfungsi sebagai wadah bagi penampung pelarut.
8. Ujung rotor “penampung” berfungsi sebagai tempat labu alas bulat penampung
bergantung.

Prinsipnya : destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada
penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna
agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik didihnya.
7. Tuliskan rumus perhitungan rendemen dan hitung rendemen ekstrak tersebut! jelaskan tujuan
menghitung rendemen dan kaitkan dengan perolehan kandungan kimia yang terdapat dalam
simplisia!

Berat ekstrak yang diperoleh(g)


%rendemen= X 100 %
Berat simplisia yang diekstrak ( g)

10,20 g
% rendeme X 100 %=20.4 %
50 g

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ekstrak dan sebutkan jenis-jenis ekstrak serta
perbedaannya!
 Ekatraksi atau penyarian merupakan suatu proses penarikan senyawa-senyawa kimia
dari tumbuh-tumbuhan, hewan atau bahan alam lain menggunankan pelarut yang
sesuai.
 Jenis- jenis ekstrak :
1. Ekstrak encer : adalah sediaan yang memiliki konsentrasi semacam madu dan
dapat dihitung
2. Ekstrak kental : adalah sediaan yang dapat dilihat dalam dalam keadaan dingin
dan tidak dapat dihitung. Kandungan airnya berjumlah 30%. Tingginya
kandungan air dapat menyebabkan ketidakstabilan
3. Ekstrak kering adalah : adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan
mudah dituang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%
4. Ekatrak cair : Ekstrak yang dibuat sdemikiannya sehingga satu bagian simplisia
sesuai dengan dua bagian ekstrak cair.
Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan
kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimum bagi unsur yang tidak
diinginkan
D. Fraksinasi
Ekstrak kental etanol 70% sebanyak 10 g difraksinasi (cair-cair) dengan pelarut n-heksana, etil
asetat dan air (dengan prosedur seperti pada modul). Hasil fraksinasi masing-masing dipekatkan
hingga diperoleh data sbb:
Jenis fraksi Bobot
n-heksana 1,59 g
Etil asetat 3,52 g
air 4,89 g

1. apa tujuan fraksinasi? apa perbedaan fraksinasi dengan ekstraksi?


 Tujuan farksinasi : Mengelompokan senyawa berdasarkan sifat kepolarannya
Perbedaan fraksinasi dengan ekstraksi:
- Fraksinasi : Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan pelarut yang berbeda tingkat
kepolarannya
- Ekstraksi : Proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
2. jelaskan prinsip kerja dari fraksinasi!
 Prinsip Kerja Fraksinasi : proses pemurnian zat atau senyawa cair dimana zat
pencampurannya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh
dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan.

3. jelaskan syarat pelarut yang dapat digunakan pada prosedur fraksinasi!


 Syarat pelarut :
- spesifik
- sesuai dengan persyaratan
- pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga senyawa tertentu terpisahkan menurut
kesesuaain sifat dengan cairan pelarut
4. buatlah bagan kerja prosedur fraksinasi tersebut!

(10g) ekstrak + aquadest (50ml)

masukan corong pisah

Fraksinasi dengan n-heksan 1/3 (15ml) jumlah larutan ekstrak+ aquadest

kocok perlahan
Proses diulang 2x

Cuci hasil fraksinasi dengan aquadest 1/3(10ml) volume fraksi n-heksan

fraksinasi dengan etil asetat (15ml) sebanyak 2x

Fraksi monitor dengan KLT

simpan dalam botol vial

Larutan fraksi diuapkan dengan rotary evaporator

Simpan

5. mengapa menggunakan pelarut n-heksana terlebih dahulu baru disusul dengan etil asetat?
 Fraksinasi dilakukan dari pelarut dengan tingkat kepolaran rendah atau nonpolar seperti
n-heksan bertujuan agar proses pengikatan senyawa bertahap dan agar seluruh senyawa
tidak ditarik oleh pelarut polar yang bersifat menarik seluruh senyawa.

6. senyawa apa saja yang dapat ditarik oleh pelarut n-heksana, etil asetat dan air?
 N-heksan : menarik Senyawa non polar
Etil asetat : menarik Senyawa semipolar
Air : menarik senyawa polar
7. bagaimana cara menggojog corong pisah yang baik?
 Dilakukan dengan cara: Campuran dan dua fase pelarut dimasukkan ke dalam corong dari
atas dengan corong keran ditutup. Pelarut yang digunakan memiliki bobot jenis yang
berbeda. Corong kemudian ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase
larutan tercampur. Corong kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan
tekanan uap yang berlebihan. Corong kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua
fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase larutan ini
dipisahkan dengan mengontrol keran corong.

8. mengapa perlu dilakukan pengulangan fraksinasi pada tiap pelarut yang digunakan?
 Karena jika dilakukan dengan pengulangan fraksinasi hasil yang didapatkan akan lebih
bagus efektifitasnya daripada tidak dilakukan pengulangan pada pelarut. Dan mencegah
terbentuknya 3 lapisan karena pembentukan emulsi.
9. hitunglah rendemen masing-masing fraksi terhadap ekstrak kental yang difraksinasi!
berat ekstrak yang diperoleh
. Rumus → Rendemen (%) = x 100 %
berat simplisia kering yang digunakan % ekstraksi
1,59 g
 Rendemen n-heksan = x 100 %
10 g

= 15,9 %

3,52 g
 Rendemen etil asetat = x 100%
10 g
= 32,5 %
4,89 g
 Rendemen air ¿ x 100 %
10 g
= 48,9 %
E. Kromatografi Kolom (KK)
Fraksi etil asetat (3,52 g) yang diperoleh kemudian dilakukan pemisahan dengan kromatografi
kolom menggunakan fase diam silika gel. Kolom disiapkan dengan cara basah. Sampel fraksi
disiapkan dengan cara membuat bubur preadsorpsi. Proses elusi dilakukan menggunakan sistem
Step Gradient Polarity/SGP yaitu: heksana 100%, n-heksana:etil asetat (3:7), n-heksana:etil
asetat (1:1), n-heksana:etil asetat (1:9), etil asetat 100%, etil asetat: methanol (9:1). Hasil
pemisahan ditampung pada vial berdasarkan warna yang terpisah yaitu: SF1, SF2, SF3, SF4, dan
SF5. Semua subfraksi diuapkan pelarutnya hingga diperoleh subfraksi kental/kering.
1. apa tujuan dilakukan pemisahan dengan KK?
 Untuk mengisolasi senyawa metabolit sekunder dengan tehnik kromatografi
kolom
 Mengidentifikasi senyawa hasil isolasi dengan tehnik kromatografi kolom
 Tujuan utama kromatografi adalah untuk memisahkan komponen yang berbeda
dari suatu campuran larutan. Resolusi menyatakan daya pemisahan antar
komponen dalam campuran. Semakin tinggi resolusi kromatogram, semakin baik
pemisahan sampel yang dihasilkan oleh kolom.
2. apa yang dimaksud dengan plat silika gel GF254?
 Silika Gel GF254 artinya silica gel dengan fluoresen yang berpendar pada 254 nm,
maksudnya silica gel terkadang ditambah senyawa fluoresensi agar bila disinari dengan
sinar UV dapat berfluoresensi atau berpendar
3. apa tujuan plat diaktifkan?
 Lempeng / plat yang akan digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar pada proses
elusi lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan dengan sampel. Pengaktifan
lempeng dilakukan dalam oven pada suhu 110℃ selama 30 menit.
4. Jelaskan cara penyiapan kolom dengan cara basah? apa keunggulannya?
 Kapas diletakan dibagian dasar kolom
 Silikia disiapkan sejumlah 20X berat sampel lalu ditambahkan eluen yang akan
digunakan, diamkan beberapa saat
 Masukan silica yang telah basah ke dalam kolom menggunakan corong sambil
diketuk-ketuk secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelombang udara yang
dapat memecah kolom dan keran terbuka, pelarut yang keluar ditampung
 Setelah kolom sudah terbentuk dan tidak ada gelombang udara maka sampel yang
akan diisolasi dapat diletakan diatas silica
 Lalu di elusi dengan eluen yang telah disiapkan
Keunggulan : adanya lapisan pasir kecil yang yang melindungi bentuk lapisan organic
dari kecepatan baru ditambahkan eluen
5. jelaskan cara penyiapan sampel dengan cara membuat bubur preadsorpsi! apa
keunggulannya?
(a) Pada metode kering, kolom pertama kali diisi dengan serbuk kering fasa diam, kemudian
kolom dialiri fasa gerak hingga seluruh kolom terbasahi. Mulai titik ini, fasa diam tidak
diperkenankan mengering.
(b) Pada metode basah, fasa diam dibasahi dengan fasa gerak hingga menjadi bubur di luar
kolom, dan kemudian dituangkan perlahan-lahan ke dalam kolom. Pencampuran dan
penuangan harus ekstra hati-hati untuk mencegah munculnya gelembung udara. Larutan
bahan organik diletakkan di bagian atas fasa diam menggunakan pipet. Lapisan ini
biasanya ditutup dengan lapisan kecil pasir atau katun atau wol kaca untuk melindungi
bentuk lapisan organik dari tuangan eluen. Eluen kemudian dialirkan perlahan melalui
kolom sambil membawa sampel bahan organik. Sering kali, wadah eluen sferis atau
corong pisah bersumbat yang sudah diisi eluen diletakkan di bagian atas kolom.
 Keuntungan kromatografi kolom adalah biaya yang rendah dan kemudahan
membuang fasa diam yang telah digunakan. Kemudahan pembuangan fasa diam
ini mencegah kontaminasi silang dan degradasi fasa diam akibat pemakaian ulang
atau daur ulang.

6. jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem Step Gradient Polarity/SGP?


Step Gradient Polarity/SGP adalah eluen yang digunakan yang memiliki tingkat
kepolaran nya
F. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Semua subfraksi yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan metode KLT. Sampel SF
dilarutkan dengan methanol:kloroform (9:1) sampai larut. Fase diam yang digunakan adalah
plat silika gel GF 254 yang sebelumnya sudah diaktifkan dalam oven 110° selama 30 menit.
Fase gerak yang digunakan adalah n-butanol : asam asetat : air (4:1:5) (yang digunakan adalah
lapisan atas). Sampel ditotol dengan pipa kapiler. Jarak rambat eluen (fase gerak) adalah 8 cm.
Noda/bercak diamati dibawah sinar UV 254 dan 365 nm. Pengamatan dilanjutkan dengan
menyemprot plat menggunakan FeCl3 3%. Hasil yang diperoleh adalah sbb:
Sub Fraksi (SF) Bercak Rf (UV 254) Rf (UV 365) Rf (FeCl3)
SF1 1 0,88 TD TD
2 0,80 TD TD
3 0,75 TD TD
SF 2 1 0,75 TD TD
2 0,72 TD TD
3 0,66 0,66 TD
4 0,59 0,59 0,59 (bercak biru kehitaman)
SF 3 1 0,59 0,59 0,59 (bercak biru kehitaman)
2 0,55 0,55 0,55 (bercak biru kehitaman)
3 0,50 0,50 TD
SF 4 1 0,45 0,45 TD
2 0,39 0,39 TD
SF5 1 0,33 0,33 TD
2 0,21 0,21 TD
Keterangan: TD = tidak terdeteksi
1. apa tujuan dilakukan pemisahan dengan KLT?
Tujuannya adalah untuk pemisahan komponen-komponen dalam senyawa atau campuran.

2. apa yang dimaksud dengan plat silika gel GF254?


Plat Silika gel GF254 adalah silika gel dengan pengikat dan indikator fluoresensi. Jenis
silica gel ini biasanya berfluoresensi kehijauan jika dilihat pada sinar ultra violet panjang
gelombang pendek. Sebagai indikator biasanya digunakan Timah Kadmium Sulfida atau
Mangan Timah Silika aktif.
3. apa tujuan plat diaktifkan?
Proses aktivasi didalam oven bertujuan untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat
pada plat sehingga daya serap plat menjadi maksimal.
4. tuliskan rumus perhitungan nilai Rf!

Nilai Rf = Jarak yang ditempuh senyawa


Jarak yang ditempuh pelarut

5. apa tujuan dilakukan pengamatan UV 254 dan 366 nm?


Alasan pengamatan digunakan lampu UV 254 nm ialah untuk pengamatan pada lempeng
atau dikatakan untuk melihat flouresensi pada lempeng.Mekanisme kerja pada UV 254 nm
ialah terjadinya flouresensi pada lempeng ini dikarenakan cahaya yang tampak merupakan
emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut. Sehingga ketika elektron tereksitasi
yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini dapat menyebabkan energi
yang dihasilkan akan terlepas.

Pengamatan digunakan lampu UV 366 nm ialah untuk menampakkan nodanya atau


dikatakan untuk melihat flouresensi pada noda. Mekanisme kerja lampu UV 366 nm ialaha
terjadinya flouresensi pada noda atau penampakkan pada noda, ini disebabkan karena daya
interaksi antara lampu UV 366 nm dengan gugus kromofor yang terdapat pada sampel
merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut. Sehingga ketika
elektron tereksitasi yakni perubahan suatu energi rendah ketingkat energi tinggi ini dapat
menyebabkan energi yang dihasilkan akan terlepas.

6. apa tujuan dilakukan pengamatan dengan pereaksi FeCl3?


Alasan pengamatan digunakan larutan FeCl3 ialah untuk mengetahui bahwa simplisia
mengandung fenolik atau tidak. Jika berwarna biru positif mengandung pirogalotanin dan
hijau positif mengandung  katekol ini dibuktikan karena bersifat oksidator sehingga dapat
digunakan.

7. jelaskan hasil yang diperoleh dari masing-masing subfraksi pada pengamatan di UV 254,
365 nm dan setelah disemprot FeCl3!
Hasil yang diperoleh pada pengamatan di sinar UV pada 254nm adalah terjadi flouresensi
akibat lampu UV yang masuk dan selanjutnya dipancarkan.
Hasil yang diperoleh pada 365nm adalah menyebabkan flouresensi pada noda yg dihasilkan
sampel akan memancarkan cahaya dari komponen.

8. apa kesimpulan dari hasil penelitian terrsebut? Didapatkan hasil dari pemisahan komponen
senyawa dari campuran sampel yang dapat diidentifikasikan melalui nilai retensi antara
senyawa dan pelarutnya, dan dapat dilakukan analisis berdasarkan panjang gelombang yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai