Basri A. Gani1, Cut Soraya2, Sunnati3, Abdillah Imron Nasution1 , Nurfal Zikri4, dan Rina
Rahadianur4
1.
Departmen Biologi Oral, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah
Kuala
2.
Departmen Konservasi Gigi, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Syiah Kuala
3.
Departmen Periodonsia, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah
Kuala
4.
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Dokter Gigi, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
ABSTRAK
Saliva merupakan cairan eksokrin yang mengandung unsur protein dan antibodi seperti sIgA
laktoferin peroksidase, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan pada pertahanan mukosa
rongga mulut dan gigi guna mencegah infeksi oral mikropatogen seperti C. albicans, S. mutans, dan
A. actinomycetemcpmitans. Patogenesis ketiga oral mikropatogen tersebut diawali dengan
mempengaruhi perubahan pH saliva sebagai langkah invasi dan infeksi pada mukosa oral dan pelikel
gigi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan pH saliva buatan setelah
diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans,dan A. Actinomycetemcpmitans. Materi penelitian ini
berupa Streptococcus mutans strain ATCC 31987, Candida albicans strain ATCC 10231,
Aggregatibacter actinomycetemcomitans strain ATTC 702358, dan saliva buatan. Untuk mengetahui
perubahan pH saliva, maka ketiga mikrobiota tersebut dikultur dan untuk menguji perubahan pH
saliva dilakukan uji interaksi ketiga mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan selama 24 jam
dengan pengaturan pH saliva sebagai indikator hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
interaksi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu
mereduksi perubahan pH saliva mengarah ke pH netral dengan kontrol perlakuan pH saliva 4, 5, 6, 8,
dan pH 9 secara statistik tidak tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05), begitu juga ketika
dilakukan interakasi diantara masing-masing mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan
menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05). Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas
biologi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu merubah
pH Saliva sekaligus mempertahankan pH netral, ini menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut
saling mendukung dan bekerjasama dalam mempengaruhi siklus biologi rongga mulut dengan pH
saliva sebagai indikator.
564
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
ABSTRACT
Saliva is a fluid that contains several elements protein like exocrine proteins and antibodies such as
lactoferrin sIgA peroxidase, albumin, polypeptides and oligopeptides that contribute to the defense of
the oral mucosa and dental pellicle to prevent infection oral micropathogen such as Candida albicans,
Streptococcus mutans and A. actinomycetemcomitans. The role plays of its micropathogen to change
pH of saliva as the indicator of oral diseases activities. This study aimed to assess changes in the pH
of artificial saliva after interacted by S. mutans, C. albicans, and A. Actinomycetemcpmitans. This
study material consists of S. mutans of strain ATCC 31987, C. albicans of strain ATCC 10231, and
A. actinomycetemcomitans of strain ATTC 702 358 also artificial saliva. The third of microbiota are
cultured and to examined saliva pH and incubated for 24 hours. The results showed, interaction S.
mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in artificial saliva can reduce salivary pH
changes leading to a neutral pH with the control treatment salivary pH 4, 5, 6, 8, and pH 9 (p> 0.05),
as well as do interacted between each microorganism in artificial saliva ( p <0.05). From the results of
the study showed biological activity of S. mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in
artificial saliva pH can affect to defence pH neutral, it illustrates that the microbiota of mutual support
and cooperation in influencing of the biological cycle of the oral cavity with a pH indicator.
565
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
566
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
567
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
Tabel 2. Perubahan pH saliva buatan setelah menjadi patogen apabila dipengaruhi oleh
diinteraksikan sesamanya diantara oral S. faktor tersebut.19
mutans, C. albicans, dan A. Interaksi antara S. mutans dengan A.
actinomycetemcomitans. actinomycetemcomitans dan C. albicans dengan
Jenis Mikroorganisme Perubahan pH saliva
A. actinomycetemcomitans sebagaimana yang
dalam saliva buatan pH 4 pH 5 pH 6 pH 8 pH 9
diperlihatkan dalam tabel 2 secara umum
Streptococcus mutan dan
6,76 6,93 7,07 8,18 8,19 sangat signifikan (p<0,05). Artinya oral
Candida albicans
Streptococcus mutan dan mikroptagogen tersebut dapat menurunkan pH
6,47 6,53 7,04 7,95 7,82 saliva dari pH kontrol 8 dan 9 mendekati pH
A. actinomycetemcomitans
A. actinomycetemcomitans
7.32 7.23 7.25 7.27 7.34
netral (7,2-7,9). Hal ini ada kaitannya dengan
dan Candida albicans komponen bioaktif yang terkandung dalam
saliva buatan dimungkinkan dapat
PEMBAHASAN mempengaruhi perubahan pH oleh bakteri dan
Penelitian tentang S. mutans penyebab jamur tersebut sedangkan pada kondisi saliva
karies gigi, A. actinomycetemcomitans normal dilaporkan sIg A dan protein laktoferin
penyebab periodontitis, dan C. albicans memiliki peran biologis untuk menghambat
penyebab oral candidiasis telah banyak aktivitas oral mikrobiota terkait dengan
dilaporkan dapat mempengaruhi kesehatan perbahan pH saliva.17 Tetapi secara spesifik
rongga mulut yang salah satu dampaknya interaksi S. mutans dengan C. albicans dalam
adalah berkaitan dengan ketidakseimbangan saliva buatan justru meningkatkan pH lebih
pH saliva.15. Hal ini disebabkan pH saliva alkalis pada pH kontrol 4, 5, dan 6. Hal ini
memiliki peranan penting untuk mengatur dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme
aktivitas metabolisme mikrobiota flora normal tersebut disamping dapat stabil dalam
dan keseimbangan biologi rongga mulut. lingkungan asam juga mampu beradaptasi
Perubahan pH saliva dapat menyebabkan pada lingkungan basa dan ini disebut dengan
mikroorganisme flora normal rongga mulut kelabilan asam.19
berkembang menjadi patogen, sehingga dapat Streptococcus mutans dan C. albicans
mempercepat terjadinya invasi, inflamasi dan merupakan dua mikroorganisme yang selalu
infeksi terhadap host.16 mengekspresikan sifat virulensinya ketika
Terjadinya perubahan pH saliva buatan terjadi kelabilan asam dalam rongga mulut dan
setelah diinteraksikan dengan S. mutans, C. dapat stabil pertumbuhannya sekalipun pada
albicans, dan A. actinomycetemcomitans pH asam kritis (3-4,5).1 Menurut Niemi20
selama 24 jam (tabel 1) menunjukkan ketiga kelabilan asam dapat memicu dan memacu sifat
mikroorganisme tersebut memiliki sifat virulensi mikroorganisme tersebut menjadi
adaptasi terhadap pH pertumbuhannya, lebih patogen, sekaligus mempengaruhi sifat
disamping itu juga saliva dapat berfungsi biologi saliva. Streptococcus mutans memiliki
sebagai kontrol biologis bagi aktivitas oral sifat asidogenik dan asidurik dengan
mikrobiota tersebut dalam saliva walaupun menghasilkan suatu polisakarida yang melekat
secara umum perubahannya tidak begitu disebut dekstran dan berperan pada
signifikan (p>0,05) dari kontrol pH perlakuan, pembentukan biofilm pada permukaan gigi
sehingga diduga terjadi fase penyesuaian diri sebelum menyebabkan kolonisasi, invasi dan
dari sifat masing-masing mikroorganisme infeksi pada enamel gigi sampai menyebabkan
tersebut. Sifat alamiah ini akan berubah seiring karies kronis.21 Sedangkan Candida albicans
terjadinya perubahan ekologi dan biologi dapat hidup pada variasi pH asam dan basa
rongga mulut akibat ketidakseimbangan yang apalagi pH netral, sekalipun pertumbuhannya
dipicu oleh berbagai faktor seperti gangguan lebih baik pada pH 4,5-6,5. Menurut Kruppa22
sistem hormonal dan pH rongga mulut.17 aktivitas dan ekspresi manoprotein C. albicans
Menurut Fernanda (2011)18 selain faktor dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH yang
hormonal, suhu, kimiawi, dan psikis ternyata dapat menghambat sintesis protein dan
pH dapat menjadi penentu utama sifat mengurangi aktivitas manan (protein dinding
patogenik oral mikrobiota seperti S. mutans, C. sel) sehingga mempengaruhi pertumbuhan C.
albicans, dan A. actinomycetemcomitans. hal albicans.
ini menunjukan bahwa sifat virulensi ketiga Sebagai bakteri yang stabil pada
mikrobiota rongga mulut ini akan aktif dan lingkungan basa, A. actinomycetemcomitans
mampu mempengaruhi C. albicans untuk
568
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
mengarahkan pH saliva buatan menjadi netral dapat mengganggu suplai energi sebagai
atau ke arah basa (tabel 2). Hal ini disebabkan penyebab terjadinya lisis sel.24
karena A. actinomycetemcomitans memiliki Penelitian oral candidiasis pada
sifat adhesi yang kuat dan berkolonisasi pengguna gigi tiruan menunjukkan bahwa
dengan baik dalam saliva sehingga kondisi pH interaksi C. albicans dengan spesies
saliva mampu dikontrol oleh bakteri tersebut Streptococcus Sp dan Actinomyces Sp dalam
untuk menyeimbangkan pH dan pertumbuhan saliva dapat menurunkan pupulasi C.
jamur C. albicans.23,24 albicans. Disamping itu, kejadian ini menurut
Secara molekuler, residu asam amino Diana12 terjadi sebagai akibat dari aktivitas
39–864 dari molekul Pac S. mutans berperan molekul lipopolisakarida yang dihasilkan oleh
pada perlekatan terhadap protein saliva, spesies bakteri tersebut mampu menghambat
sehingga terjadi lokalisasi produk asam pembentukan hifa C. albicans, sehingga
dengan konsentrasi yang tinggi pada memudahkan terjadinya penetrasi molekul
permukaan enamel gigi. Asam ini akan protein permukaan bakteri tersebut ke dalam
menurunkan pH rongga mulut sehingga sel C. albicans.26
mampu menyebabkan demineralisasi enamel.14 Penelitian ini memiliki hubungan
Sedangkan secara seluler juga dipengaruhi relevansi yang erat kaitannya dengan pengaruh
oleh dua protein dinding sel seperti fruktosa aktivitas oral mikropatogen terhadap
yang dihidrolisis oleh fructosyltransferase dan perubahan pH saliva buatan, karena hasil
dekstran oleh glucosyltransferase. Proses ini penelitian ini memberikan informasi bahwa
bertujuan untuk mempertahankan kelabilan pH pada kondisi normal C. albicans, S. mutans,
kritis dan glucosyltransferase (GTF) serta dan A. Actinomycetemcomitans dapat stabil
glucan binding protein (GBP) sebagai protein mempertahankan lingkungan pH rongga mulut
pemicu untuk menghasilkan asam laktat oleh untuk menjaga kestabilan hidupnya sebagai
S. mutans maupun dari bakteri lain yang flora normal, namun akan patogen bila kondisi
menjadi perantara kolonisasi pada enamel gigi, pH saliva berubah, sekaligus memberikan
sehingga glukosa-dekstran dapat menurunkan informasi bahwa pH saliva akan fleksibel
sifat saliva sebagai pelindung dan antibakteri berubah ketika terjadi ketidakseimbangan
pada permukaan gigi.25 biologi rongga mulut, untuk itu diperlukan
Interaksi antar mikrobiota dalam rongga upaya untuk menseimbangkan pH saliva
mulut selain difasilitasi oleh komponen protein dalam mulut sebagai kontrol pertumbuhan oral
saliva juga terjadi akibat interaksi ikatan mikrobiota patogen dan penyangga aktivitas
molekul antar protein, ikatan hidrofobisitas ekologi dan biologi rongga mulut, hal ini
pada permukaan sel, ikatan elektrostatis dan sebagai upaya untuk mempertahankan integritas
ikatan molekul protein matrik biofilm yang bakteri patogen sebagai mikroorganisme flora
berinteraksi satu dengan lainnya antara C. normal, sehingga dapat mencegah infeksi dan
albicans dengan S. mutans maupun dengan A. penyakit rongga mulut seperti karies gigi, oral
actinomycetemcomitans. Ikatan dan interaksi candidiasis dan periodontitis.
antar molekul protein tersebut membentuk
koaggregasi dan menyebabkan adhesi antara KESIMPULAN
satu mikroorganisme dengan lainnya.15 Salah Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
satu fungsi interaksi antar molekul mikrobiota aktivitas biologi S. mutans, C. albicans, dan A.
tersebut mempertahankan keseimbangan pH actinomycetemcomitans dalam saliva buatan
rongga mulut, termasuk pH saliva sebagai mampu merubah pH Saliva sekaligus
kontrol bilogi dan ekologi rongga mulut. mempertahankan pH netral, ini
Selain itu, tingkat keasaman saliva juga menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut
tergantung dari ion hidrogen yang terkandung saling mendukung dan bekerjasama dalam
di dalam larutan tersebut. Pada pH basa, C. mempengaruhi siklus biologi rongga mulut
albicans tidak mampu beradaptasi karena dengan pH saliva sebagai indikator. Untuk
terjadi peningkatan reaktivitas polisakarida memperkuat penelitian ini maka diperlukan
dinding sel dengan komponen protein saliva, penelitian lanjutan diantaranya menguji sifat
sehingga mempengaruhi ketahanan dinding sel virulensi dan kemampuan memfasilitais
dan menyebabkan terjadinya instabilitas diantara mikroorganisme setelah diinteraksikan
serapan ion hidrogen oleh sitoplasma yang dalam saliva sekaligus melihat viskositas saliva
pada hewan model setelah direaksikan dengan
569
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
oral mikropatogen tersebut dengan pH sebagai 10. Vijayaprasad KE, Ravichandra KS, Vasa
kontrol indikator. AA, Suzan S. Relation of salivary calcium,
UCAPAN TERIMA KASIH phosphorus and alkaline phosphatase with
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, the incidence of dental caries in children. J
Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai Indian Soc Pedod Prev Dent 2010; 28:
dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam 156-161.
Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen Muda 11. Lončar B, Stipetić MM, Baričević M, and
Tahun Anggaran 2011 Nomor: 2159 /H11/LK- Risović D. The effect of low-level laser
PNBP/2011, Tanggal 18 Mei 2011 therapy on salivary glands in patients with
xerostomia. Photomedicine and Laser
DAFTAR PUSTAKA Surgery 2011; 29(3):171-175.
1. Basri AG. Acidogenic and aciduric 12. Diana K. Morales, Deborah A. Hogan.
properties of Streptococcus mutans as the Candida albicans interaction with bacteria
bacteriostatic against oral microbiota in the context of human health and
pathogen. Cakradonya Dental Journal disease. Microbiol Mol Biol Rev 2010;
2010; 2(1): 128-136. 21:245-345.
2. Ardila CM, Alzate J, and Guzmán IC. 13. Basri AG. Diversity of Candida albicans
Relationship between Gram negative virulence factor as the infectious
enteric rods, Aggregatibacter recognizer. Cakradonya Dental Journal
actinomycetemcomitans, and clinical 2011;3(1):323-331.
parameters in periodontal disease. J Indian 14. Basri AG, Tanzil A, Mangundjaja S.
Soc Periodontol 2012; 16(1):65–69. Molecular aspect of the Streptococcus
3. Loesche W. Dental caries and mutans virulence properties. Indonesian
periodontitis: contrasting two infections Journal of Dentistry 2006;13(2):107-114.
that have medical implications. 15. Taubman MA, Genco RJ, and Hillman JD.
2007;21(2):471-502 The specific pathogen-free human: A new
4. Filoche S, Wong L, and Sissons CH. Oral frontier in oral infectious disease research.
Biofilms: Emerging Concepts in Microbial Adv Dent Res 1989;3(l):58-68.
Ecology. J Dent Res 2010; 89(1): 8-18. 16. Hasturk H, Kantarci A, Thomas E. Dyke
5. Vílchez, R., Lemme, A., Ballhausen, B., V. Oral inflammatory diseases and
Thiel, V., Schulz, S., Jansen, R., Sztajer, systemic inflammation: role of the
H. and Wagner-Döbler, I. Streptococcus macrophage. Front Immunol 2012;
mutans Inhibits Candida albicans Hyphal 3:118;1-17.
Formation by the Fatty Acid Signaling 17. Marcotte H, Lavoie MC. Oral Microbial
Molecule trans-2-Decenoic Acid (SDSF). ecology and the role of salivary
ChemBioChem 2010; 11:1552–1562. Immunoglobulin A. Microbiol Mol Biol
6. Puy CL. The rôle of saliva in maintaining Rev 1998; 62(1):71–109.
oral health and as an aid to diagnosis. Med 18. Fernanda GB, Camila FO. Amanda F,
Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11:449- Cristina K. Vanderlei SB, Denise M P,
55. Spolidório, Josimeri H, Carlos ADSC. In
7. Dawes C. Salivary flow patten and the vitro effect of low-level laser therapy on
health of hard and soft oral tissues. typical oral microbial biofilms. Braz Dent
Journal American Dental Association J 2011; 22(6):502-510.
2008; 139:185-245. 19. Saha S, Tomaro-Duchesneau C, Malhotra
8. Damle SG, Vidya I, Yadav R, Bhattal H, M, Tabrizian M, Prakash S. Suppression
Loomba A. Quantitative determination of of Streptococcus mutans and Candida
inorganic constituents in saliva and their albicans by Probiotics: an In vitro Study.
relationship with dental caries experience Dentistry journal 2012; 2(6):141.
in children. Dentistry Journal 2012;2 20. Niemi LZ. Host ligands and oral bacterial
(3):131-135. Adhesion: Studies on phosphorylated
9. Ilie O, Van Loosdrecht MCM, Picioreanu polypeptides and gp-340 in saliva and
C. Mathematical modelling of tooth milk. Dissertation. Department of
demineralization and pH profiles in dental Odontology, Umeå University, Umeå;
plaque. Journal of Theoretical Biology 2010:11-26.
2012;309:159–175.
570
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618
571