Anda di halaman 1dari 8

Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

PERUBAHAN PH SALIVA BUATAN SETELAH DIINTERAKSIKAN DENGAN Candida


albicans, Streptococcus mutans, DAN Aggregatibacter actinomycetemcomitans

Basri A. Gani1, Cut Soraya2, Sunnati3, Abdillah Imron Nasution1 , Nurfal Zikri4, dan Rina
Rahadianur4
1.
Departmen Biologi Oral, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah
Kuala
2.
Departmen Konservasi Gigi, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Syiah Kuala
3.
Departmen Periodonsia, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah
Kuala
4.
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Dokter Gigi, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Saliva merupakan cairan eksokrin yang mengandung unsur protein dan antibodi seperti sIgA
laktoferin peroksidase, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan pada pertahanan mukosa
rongga mulut dan gigi guna mencegah infeksi oral mikropatogen seperti C. albicans, S. mutans, dan
A. actinomycetemcpmitans. Patogenesis ketiga oral mikropatogen tersebut diawali dengan
mempengaruhi perubahan pH saliva sebagai langkah invasi dan infeksi pada mukosa oral dan pelikel
gigi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui perubahan pH saliva buatan setelah
diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans,dan A. Actinomycetemcpmitans. Materi penelitian ini
berupa Streptococcus mutans strain ATCC 31987, Candida albicans strain ATCC 10231,
Aggregatibacter actinomycetemcomitans strain ATTC 702358, dan saliva buatan. Untuk mengetahui
perubahan pH saliva, maka ketiga mikrobiota tersebut dikultur dan untuk menguji perubahan pH
saliva dilakukan uji interaksi ketiga mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan selama 24 jam
dengan pengaturan pH saliva sebagai indikator hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
interaksi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu
mereduksi perubahan pH saliva mengarah ke pH netral dengan kontrol perlakuan pH saliva 4, 5, 6, 8,
dan pH 9 secara statistik tidak tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05), begitu juga ketika
dilakukan interakasi diantara masing-masing mikroorganisme tersebut dalam saliva buatan
menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05). Hasil penelitian memperlihatkan aktivitas
biologi S. mutans, C. albicans, dan A. actinomycetemcomitans dalam saliva buatan mampu merubah
pH Saliva sekaligus mempertahankan pH netral, ini menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut
saling mendukung dan bekerjasama dalam mempengaruhi siklus biologi rongga mulut dengan pH
saliva sebagai indikator.

Kata Kunci: pH Saliva, Candida albicans, Streptococcus mutans, and Aggregatibacter.


actinomycetemcomitans

564
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

ABSTRACT
Saliva is a fluid that contains several elements protein like exocrine proteins and antibodies such as
lactoferrin sIgA peroxidase, albumin, polypeptides and oligopeptides that contribute to the defense of
the oral mucosa and dental pellicle to prevent infection oral micropathogen such as Candida albicans,
Streptococcus mutans and A. actinomycetemcomitans. The role plays of its micropathogen to change
pH of saliva as the indicator of oral diseases activities. This study aimed to assess changes in the pH
of artificial saliva after interacted by S. mutans, C. albicans, and A. Actinomycetemcpmitans. This
study material consists of S. mutans of strain ATCC 31987, C. albicans of strain ATCC 10231, and
A. actinomycetemcomitans of strain ATTC 702 358 also artificial saliva. The third of microbiota are
cultured and to examined saliva pH and incubated for 24 hours. The results showed, interaction S.
mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in artificial saliva can reduce salivary pH
changes leading to a neutral pH with the control treatment salivary pH 4, 5, 6, 8, and pH 9 (p> 0.05),
as well as do interacted between each microorganism in artificial saliva ( p <0.05). From the results of
the study showed biological activity of S. mutans, C. albicans, and A. actinomycetemcomitans in
artificial saliva pH can affect to defence pH neutral, it illustrates that the microbiota of mutual support
and cooperation in influencing of the biological cycle of the oral cavity with a pH indicator.

Keywords: Salivary pH, Candida albicans, Streptococcus mutans, and Aggregatibacter.


actinomycetemcomitans

565
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

PENDAHULUAN kelainan biologis rongga mulut seperti


Sebagai bakteri patogen rongga mulut, xerostomia, fenomena ini salah satu
Streptococcus mutans (S. mutans) dan penyebabnya adalah ketidakseimbangan
Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A. regulasi pH saliva.11 Selain itu, kondisi pH
Actinomycetemcomitans) dilaporkan masing kritis saliva tersebut juga diperparah oleh
sebagai penyebab karies gigi dan aktivitas fermentasi karbohidrat oleh sejumlah
periodontitis.1,2 Kendati berbeda infeksinya, mikroorganisme patogen rongga mulut, seperti
namun kedua bakteri ini dilaporkan saling C. albicans, S. mutans, dan A.
mendukung dalam proses patogenitasnya, actinomycetemcomitans.12
terutama pada pembentukan biofilm infeksi Perubahan pH saliva pada jaringan
karies gigi dan periodontitis.3 Disamping itu lunak mulut sering dihubungkan dengan
dua mikropatogen ini juga berperan penting terjadinya karies gigi, oral candidiasis dan
terhadap aktivitas moleculer jamur Candida periodontitis. Perubahan pH saliva asam dan
albicans (C. albicans) sebagai agen infeksi basa dapat memicu terjadinya viskositas saliva
oral candidiasis. Pada kondisi alkalis kedua dan mempermudah terjadinya fermentasi
bakteri tersebut dapat memfasilitasi C. karbohidrat dan protein saliva sehingga dapat
albicans membentuk biofilm pada mukosa menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan
mulut,4,5 namun demikian pada kondisi asam ketiga mikropatogen tersebut,11 dimana S.
justru C. albican mampu menyesuaikan diri mutans dapat bertahan hidup dalam pH kritis
dengan perubahan lingkungan asam pada 4,5-5,0 1 dan C. albicans dapat tumbuh pada
rongga mulut yang dipengaruhi oleh pH pH yang bervariasi, sekitar pH 4,5-6,5.13
saliva,6 artinya pH saliva dapat menentukan Sedangkan A. Actinomycetemcomitans dapat
sifat patogenitas dari mikropatogen tersebut. tumbuh lebih baik pada kondisi pH saliva 7-
Saliva merupakan cairan eksokrin yang 8,5.2
memiliki air sebagai kandungan utama sekitar Ketiga mikroorganisme ini selain
99%. Unsur pendukung lainnya terdiri atas patogen pada infeksi rongga mulut juga
komponen organik terdiri sodium, kalsium, memberikan kontribusi pada infeksi
kalium, magnesium, bikarbonat, khlorida, endocarditis.14 Pemberian obat anti bakteri
rodanida dan thiocynate (CNS), fosfat, disamping dapat meningkatkan pertumbuhan
potassium dan nitrat dan komponen anorganik jamur juga memberikan ancaman infeksi oral
terdiri dari amilase, peroksidase, maltase, candidiasis kronis. Upaya yang dapat menjadi
protein albumin, kretinin, mucin, vitamin C, solusi adalah dengan mengatur pH rongga
asam amino, lisosim, asam laktat, dan hormon mulut dengan pH saliva sebagai indikator dan
seperti testosteron dan kortisol saliva, juga peyangga aktivitas biologi rongga mulut
mengandung antibodi sIgA, laktoferin, dengan prinsip menghambat faktor virulennya
polipeptida dan oligopeptida yang berperan ketiga mikropatogen tersebut terhadap
pada pertahanan mukosa rongga mulut dan pembentukan biofilm, kolonisasi, invasi dan
pelikel gigi.7, 8 infeksi terhadap host.
Derajat keasaman (pH) saliva Saliva secara spesifik menjadi kontrol
dipengaruhi oleh diet, stimulasi sekresi saliva, aktivitas mikroorganisme patogen dalam
dan aktivitas mikroorganisme rongga mulut. rongga mulut melalui pengaturan pH saliva
Diet dengan karbohidrat yang tinggi dapat khususnya untuk menjaga keseimbangan pH
menyebabkan terjadinya penurunan pH saliva rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk
dan mempercepat terjadinya demineralisasi mengetahui perubahan pH saliva (asam dan
enamel gigi serta menghasilkan asam melalui basa) setelah diinteraksikan dengan C. albicans,
proses glikolisis yang dapat menurunkan pH S. mutans and A. actinomycetemcomitans serta
saliva mencapai pH kritis (5,5-5,2).9 interaksi diantaranya. Hasil penelitian ini
Sebaliknya, sifat alkalin dari saliva dapat dilaporkan dapat memberikan kontribusi untuk
menetralkan keasaman mulut dan mengurangi mencegah terjadinya invasi dan infeksi oleh
kerusakan gigi serta mencegah pembentukan oral mikropatogen tersebut terutama pada
plak, kalkulus dan mengurangi resiko karies gigi, oral candidiasis dan periodontitis
periodontitis. Selanjutnya kalsium yang melalui kontrol pH saliva untuk mengatur
terkandung dalam saliva dapat berperan pada siklus biologi dan ekologi rongga mulut.
remineralisasi email gigi.10 Perubahan sifat
biologis saliva cenderung mempengaruhi

566
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

BAHAN DAN METODE SDA dengan ose dan dimasukan ke dalam


Penelitian ini bersifat eksperimental larutan pepton. Selanjutnya dibandingkan
laboratorium in-vitro dan telah dilaksanakan tingkat kekeruhan campuran C. albicans
pada tahun 2011 di Laboratorium dalam pepton dengan larutan Mc Farland (1,5
Mikrobiologi dan Imunologi Fakultas x 108 CFU/ml ).
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Streptococcus mutans dan A.
Banda Aceh. Materi penelitian yang actinomicetemcomitans yang telah dikultur
digunakan adalah strain laboratorium S. dari media cair TSB serta C. albicans dalam
mutans strain ATCC 31987 dan C. albicans pepton, masing-masing disentrifus pada
strain ATCC 10231 yang diperoleh dari kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kemudian dikoleksi peletnya dan ditambahan
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala PBS secukupnya, kemudian untuk bakteri
serta A. actinomycetemcomitans strain ditambahkan PBS dan C. albicans
laboratoris ATTC 702358 yang diperoleh dari ditambahkan larutan pepton, masing-masing
Laboratorium Oral Biologi Fakultas sampai sampai 15 ml, kemudian divortek dan
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Ketiga diresuspensi kembali. Masing-masing
mikroorganisme ini selain patogen juga mikroorganisme tersebut diambil 2 ml dan
memberikan kontribusi sebagai kontrol biologi dimasukkan ke dalam saliva buatan yang telah
atau penyeimbang perubahan lingkungan asam dipreparasi pH menjadi 4,5,6,8, dan 9.
dan basa. Sebagai bahan analisis lainnya kemudian diinkubasi selama 72 jam dan setiap
digunakan saliva buatan (NaCl 0,702 g, KCN 24 jam diukur perubahan pH saliva dengan
0,221 g, NaHCO3 1,495 g, KCl 1,153 g, menggunakan pH meter dan pH saliva buatan
H2NCONH2 1,100 g, Na2HPO4 0,213 g, normal digunakan sebagai kontrol.
KH2PO4 0,204 g) yang diperoleh dari Data yang diperoleh dari interakasi
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran antara S. mutans, C. albicans dan A.
Universitas Indonesia. Saliva buatan ini actinomycetemcpmitans dalam saliva buatan
digunakan sebagai acuan interaksi diantara dianalisis secara statistik dengan pendekatan
ketiga mikropatogen tersebut di atas, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov kemudian
khususnya lingkungan asam dan basa. Untuk dilanjutkan dengan Repeated Measures dan
memperoleh hasil penelitian, maka berbagai ANOVA menggunakan perangkat lunak SPSS.
komponen materi tersebut dilakukan analisis
dalam berbagai bentuk pendekatan. HASIL PENELITIAN
Bakteri A. actinomicetemcomitans, dan Hasil penelitian ini dilaporkan dalam
S. mutans strain laboratorium dikultur dua bentuk analisis yaitu analisis terkait
menggunakan Metode Streak Plate. Untuk perubahan pH saliva setelah diinteraksikan
bakteri S. mutans dikultur pada media Muller dengan masing-masing oral mikropatogen
Hilton Agar (MHA) sedangkan A. (Tabel 1) dan perubahan pH saliva buatan
actinomicetemcomitans menggunakan media setelah diinteraksikan diantara oral mikropatogen
Nutrien Agar (NA). Masing-masing kedua dalam saliva buatan (Tabel 2). Saliva yang telah
bakteri tersebut dimasukkan kedalam anerobic diinteraksikan dengan S. mutans, C. albicans,
jar suasana anaerob dan diinkubasi pada suhu dan A. actinomycetemcomitans diukur pH saliva
370 C selama 48 jam. untuk uji konfirmasi 3 kali selama 24 jam. Sedangkan nilai pH yang
dilakukan pewarnaan gram kedua bakteri tersaji dari masing-masing tabel merupakan
tersebut. Selanjutnya dibiakkan pada media rata-rata dari tiga kali pemeriksaan.
cair TSB selama 48 jam dan dijadikan sampel
untuk dianalisis. Tabel 1. Perubahan pH saliva buatan setelah
diinteraksikan masing-masing dengan S.
Candida albicans strain laboratorium
mutans,C. albicans, dan A.
diambil sebanyak 1 ose dan dikultur pada actinomycetemcomitans.
media selektif Sabouraud Dextrose Agar Jenis Mikroorganisme Perubahan pH saliva
(SDA) dengan menggunakan metode gores dalam saliva buatan pH 4 pH 5 pH 6 pH 8 pH 9
(teknik goresan T). Kemudian diinkubasi di Streptococcus mutan 5.79 5.25 6.38 7.38 7.53
dalam inkubator selama 24-48 jam pada suhu Candida albicans 4.71 5.59 6.42 7.16 7.29
370 C. Koloni C. albicans yang tumbuh pada Aggregatibacter
5.84 6.75 7.91 8.49 8.43
media SDA dibuat suspensi dengan cara actinomycetemcomitans
mengambil 1 koloni C. albicans dari media

567
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

Tabel 2. Perubahan pH saliva buatan setelah menjadi patogen apabila dipengaruhi oleh
diinteraksikan sesamanya diantara oral S. faktor tersebut.19
mutans, C. albicans, dan A. Interaksi antara S. mutans dengan A.
actinomycetemcomitans. actinomycetemcomitans dan C. albicans dengan
Jenis Mikroorganisme Perubahan pH saliva
A. actinomycetemcomitans sebagaimana yang
dalam saliva buatan pH 4 pH 5 pH 6 pH 8 pH 9
diperlihatkan dalam tabel 2 secara umum
Streptococcus mutan dan
6,76 6,93 7,07 8,18 8,19 sangat signifikan (p<0,05). Artinya oral
Candida albicans
Streptococcus mutan dan mikroptagogen tersebut dapat menurunkan pH
6,47 6,53 7,04 7,95 7,82 saliva dari pH kontrol 8 dan 9 mendekati pH
A. actinomycetemcomitans
A. actinomycetemcomitans
7.32 7.23 7.25 7.27 7.34
netral (7,2-7,9). Hal ini ada kaitannya dengan
dan Candida albicans komponen bioaktif yang terkandung dalam
saliva buatan dimungkinkan dapat
PEMBAHASAN mempengaruhi perubahan pH oleh bakteri dan
Penelitian tentang S. mutans penyebab jamur tersebut sedangkan pada kondisi saliva
karies gigi, A. actinomycetemcomitans normal dilaporkan sIg A dan protein laktoferin
penyebab periodontitis, dan C. albicans memiliki peran biologis untuk menghambat
penyebab oral candidiasis telah banyak aktivitas oral mikrobiota terkait dengan
dilaporkan dapat mempengaruhi kesehatan perbahan pH saliva.17 Tetapi secara spesifik
rongga mulut yang salah satu dampaknya interaksi S. mutans dengan C. albicans dalam
adalah berkaitan dengan ketidakseimbangan saliva buatan justru meningkatkan pH lebih
pH saliva.15. Hal ini disebabkan pH saliva alkalis pada pH kontrol 4, 5, dan 6. Hal ini
memiliki peranan penting untuk mengatur dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme
aktivitas metabolisme mikrobiota flora normal tersebut disamping dapat stabil dalam
dan keseimbangan biologi rongga mulut. lingkungan asam juga mampu beradaptasi
Perubahan pH saliva dapat menyebabkan pada lingkungan basa dan ini disebut dengan
mikroorganisme flora normal rongga mulut kelabilan asam.19
berkembang menjadi patogen, sehingga dapat Streptococcus mutans dan C. albicans
mempercepat terjadinya invasi, inflamasi dan merupakan dua mikroorganisme yang selalu
infeksi terhadap host.16 mengekspresikan sifat virulensinya ketika
Terjadinya perubahan pH saliva buatan terjadi kelabilan asam dalam rongga mulut dan
setelah diinteraksikan dengan S. mutans, C. dapat stabil pertumbuhannya sekalipun pada
albicans, dan A. actinomycetemcomitans pH asam kritis (3-4,5).1 Menurut Niemi20
selama 24 jam (tabel 1) menunjukkan ketiga kelabilan asam dapat memicu dan memacu sifat
mikroorganisme tersebut memiliki sifat virulensi mikroorganisme tersebut menjadi
adaptasi terhadap pH pertumbuhannya, lebih patogen, sekaligus mempengaruhi sifat
disamping itu juga saliva dapat berfungsi biologi saliva. Streptococcus mutans memiliki
sebagai kontrol biologis bagi aktivitas oral sifat asidogenik dan asidurik dengan
mikrobiota tersebut dalam saliva walaupun menghasilkan suatu polisakarida yang melekat
secara umum perubahannya tidak begitu disebut dekstran dan berperan pada
signifikan (p>0,05) dari kontrol pH perlakuan, pembentukan biofilm pada permukaan gigi
sehingga diduga terjadi fase penyesuaian diri sebelum menyebabkan kolonisasi, invasi dan
dari sifat masing-masing mikroorganisme infeksi pada enamel gigi sampai menyebabkan
tersebut. Sifat alamiah ini akan berubah seiring karies kronis.21 Sedangkan Candida albicans
terjadinya perubahan ekologi dan biologi dapat hidup pada variasi pH asam dan basa
rongga mulut akibat ketidakseimbangan yang apalagi pH netral, sekalipun pertumbuhannya
dipicu oleh berbagai faktor seperti gangguan lebih baik pada pH 4,5-6,5. Menurut Kruppa22
sistem hormonal dan pH rongga mulut.17 aktivitas dan ekspresi manoprotein C. albicans
Menurut Fernanda (2011)18 selain faktor dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH yang
hormonal, suhu, kimiawi, dan psikis ternyata dapat menghambat sintesis protein dan
pH dapat menjadi penentu utama sifat mengurangi aktivitas manan (protein dinding
patogenik oral mikrobiota seperti S. mutans, C. sel) sehingga mempengaruhi pertumbuhan C.
albicans, dan A. actinomycetemcomitans. hal albicans.
ini menunjukan bahwa sifat virulensi ketiga Sebagai bakteri yang stabil pada
mikrobiota rongga mulut ini akan aktif dan lingkungan basa, A. actinomycetemcomitans
mampu mempengaruhi C. albicans untuk

568
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

mengarahkan pH saliva buatan menjadi netral dapat mengganggu suplai energi sebagai
atau ke arah basa (tabel 2). Hal ini disebabkan penyebab terjadinya lisis sel.24
karena A. actinomycetemcomitans memiliki Penelitian oral candidiasis pada
sifat adhesi yang kuat dan berkolonisasi pengguna gigi tiruan menunjukkan bahwa
dengan baik dalam saliva sehingga kondisi pH interaksi C. albicans dengan spesies
saliva mampu dikontrol oleh bakteri tersebut Streptococcus Sp dan Actinomyces Sp dalam
untuk menyeimbangkan pH dan pertumbuhan saliva dapat menurunkan pupulasi C.
jamur C. albicans.23,24 albicans. Disamping itu, kejadian ini menurut
Secara molekuler, residu asam amino Diana12 terjadi sebagai akibat dari aktivitas
39–864 dari molekul Pac S. mutans berperan molekul lipopolisakarida yang dihasilkan oleh
pada perlekatan terhadap protein saliva, spesies bakteri tersebut mampu menghambat
sehingga terjadi lokalisasi produk asam pembentukan hifa C. albicans, sehingga
dengan konsentrasi yang tinggi pada memudahkan terjadinya penetrasi molekul
permukaan enamel gigi. Asam ini akan protein permukaan bakteri tersebut ke dalam
menurunkan pH rongga mulut sehingga sel C. albicans.26
mampu menyebabkan demineralisasi enamel.14 Penelitian ini memiliki hubungan
Sedangkan secara seluler juga dipengaruhi relevansi yang erat kaitannya dengan pengaruh
oleh dua protein dinding sel seperti fruktosa aktivitas oral mikropatogen terhadap
yang dihidrolisis oleh fructosyltransferase dan perubahan pH saliva buatan, karena hasil
dekstran oleh glucosyltransferase. Proses ini penelitian ini memberikan informasi bahwa
bertujuan untuk mempertahankan kelabilan pH pada kondisi normal C. albicans, S. mutans,
kritis dan glucosyltransferase (GTF) serta dan A. Actinomycetemcomitans dapat stabil
glucan binding protein (GBP) sebagai protein mempertahankan lingkungan pH rongga mulut
pemicu untuk menghasilkan asam laktat oleh untuk menjaga kestabilan hidupnya sebagai
S. mutans maupun dari bakteri lain yang flora normal, namun akan patogen bila kondisi
menjadi perantara kolonisasi pada enamel gigi, pH saliva berubah, sekaligus memberikan
sehingga glukosa-dekstran dapat menurunkan informasi bahwa pH saliva akan fleksibel
sifat saliva sebagai pelindung dan antibakteri berubah ketika terjadi ketidakseimbangan
pada permukaan gigi.25 biologi rongga mulut, untuk itu diperlukan
Interaksi antar mikrobiota dalam rongga upaya untuk menseimbangkan pH saliva
mulut selain difasilitasi oleh komponen protein dalam mulut sebagai kontrol pertumbuhan oral
saliva juga terjadi akibat interaksi ikatan mikrobiota patogen dan penyangga aktivitas
molekul antar protein, ikatan hidrofobisitas ekologi dan biologi rongga mulut, hal ini
pada permukaan sel, ikatan elektrostatis dan sebagai upaya untuk mempertahankan integritas
ikatan molekul protein matrik biofilm yang bakteri patogen sebagai mikroorganisme flora
berinteraksi satu dengan lainnya antara C. normal, sehingga dapat mencegah infeksi dan
albicans dengan S. mutans maupun dengan A. penyakit rongga mulut seperti karies gigi, oral
actinomycetemcomitans. Ikatan dan interaksi candidiasis dan periodontitis.
antar molekul protein tersebut membentuk
koaggregasi dan menyebabkan adhesi antara KESIMPULAN
satu mikroorganisme dengan lainnya.15 Salah Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
satu fungsi interaksi antar molekul mikrobiota aktivitas biologi S. mutans, C. albicans, dan A.
tersebut mempertahankan keseimbangan pH actinomycetemcomitans dalam saliva buatan
rongga mulut, termasuk pH saliva sebagai mampu merubah pH Saliva sekaligus
kontrol bilogi dan ekologi rongga mulut. mempertahankan pH netral, ini
Selain itu, tingkat keasaman saliva juga menggambarkan bahwa mikrobiota tersebut
tergantung dari ion hidrogen yang terkandung saling mendukung dan bekerjasama dalam
di dalam larutan tersebut. Pada pH basa, C. mempengaruhi siklus biologi rongga mulut
albicans tidak mampu beradaptasi karena dengan pH saliva sebagai indikator. Untuk
terjadi peningkatan reaktivitas polisakarida memperkuat penelitian ini maka diperlukan
dinding sel dengan komponen protein saliva, penelitian lanjutan diantaranya menguji sifat
sehingga mempengaruhi ketahanan dinding sel virulensi dan kemampuan memfasilitais
dan menyebabkan terjadinya instabilitas diantara mikroorganisme setelah diinteraksikan
serapan ion hidrogen oleh sitoplasma yang dalam saliva sekaligus melihat viskositas saliva
pada hewan model setelah direaksikan dengan

569
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

oral mikropatogen tersebut dengan pH sebagai 10. Vijayaprasad KE, Ravichandra KS, Vasa
kontrol indikator. AA, Suzan S. Relation of salivary calcium,
UCAPAN TERIMA KASIH phosphorus and alkaline phosphatase with
Dibiayai oleh Universitas Syiah Kuala, the incidence of dental caries in children. J
Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai Indian Soc Pedod Prev Dent 2010; 28:
dengan Surat Perjanjian Penugasan Dalam 156-161.
Rangka Pelaksanaan Penelitian Dosen Muda 11. Lončar B, Stipetić MM, Baričević M, and
Tahun Anggaran 2011 Nomor: 2159 /H11/LK- Risović D. The effect of low-level laser
PNBP/2011, Tanggal 18 Mei 2011 therapy on salivary glands in patients with
xerostomia. Photomedicine and Laser
DAFTAR PUSTAKA Surgery 2011; 29(3):171-175.
1. Basri AG. Acidogenic and aciduric 12. Diana K. Morales, Deborah A. Hogan.
properties of Streptococcus mutans as the Candida albicans interaction with bacteria
bacteriostatic against oral microbiota in the context of human health and
pathogen. Cakradonya Dental Journal disease. Microbiol Mol Biol Rev 2010;
2010; 2(1): 128-136. 21:245-345.
2. Ardila CM, Alzate J, and Guzmán IC. 13. Basri AG. Diversity of Candida albicans
Relationship between Gram negative virulence factor as the infectious
enteric rods, Aggregatibacter recognizer. Cakradonya Dental Journal
actinomycetemcomitans, and clinical 2011;3(1):323-331.
parameters in periodontal disease. J Indian 14. Basri AG, Tanzil A, Mangundjaja S.
Soc Periodontol 2012; 16(1):65–69. Molecular aspect of the Streptococcus
3. Loesche W. Dental caries and mutans virulence properties. Indonesian
periodontitis: contrasting two infections Journal of Dentistry 2006;13(2):107-114.
that have medical implications. 15. Taubman MA, Genco RJ, and Hillman JD.
2007;21(2):471-502 The specific pathogen-free human: A new
4. Filoche S, Wong L, and Sissons CH. Oral frontier in oral infectious disease research.
Biofilms: Emerging Concepts in Microbial Adv Dent Res 1989;3(l):58-68.
Ecology. J Dent Res 2010; 89(1): 8-18. 16. Hasturk H, Kantarci A, Thomas E. Dyke
5. Vílchez, R., Lemme, A., Ballhausen, B., V. Oral inflammatory diseases and
Thiel, V., Schulz, S., Jansen, R., Sztajer, systemic inflammation: role of the
H. and Wagner-Döbler, I. Streptococcus macrophage. Front Immunol 2012;
mutans Inhibits Candida albicans Hyphal 3:118;1-17.
Formation by the Fatty Acid Signaling 17. Marcotte H, Lavoie MC. Oral Microbial
Molecule trans-2-Decenoic Acid (SDSF). ecology and the role of salivary
ChemBioChem 2010; 11:1552–1562. Immunoglobulin A. Microbiol Mol Biol
6. Puy CL. The rôle of saliva in maintaining Rev 1998; 62(1):71–109.
oral health and as an aid to diagnosis. Med 18. Fernanda GB, Camila FO. Amanda F,
Oral Patol Oral Cir Bucal 2006; 11:449- Cristina K. Vanderlei SB, Denise M P,
55. Spolidório, Josimeri H, Carlos ADSC. In
7. Dawes C. Salivary flow patten and the vitro effect of low-level laser therapy on
health of hard and soft oral tissues. typical oral microbial biofilms. Braz Dent
Journal American Dental Association J 2011; 22(6):502-510.
2008; 139:185-245. 19. Saha S, Tomaro-Duchesneau C, Malhotra
8. Damle SG, Vidya I, Yadav R, Bhattal H, M, Tabrizian M, Prakash S. Suppression
Loomba A. Quantitative determination of of Streptococcus mutans and Candida
inorganic constituents in saliva and their albicans by Probiotics: an In vitro Study.
relationship with dental caries experience Dentistry journal 2012; 2(6):141.
in children. Dentistry Journal 2012;2 20. Niemi LZ. Host ligands and oral bacterial
(3):131-135. Adhesion: Studies on phosphorylated
9. Ilie O, Van Loosdrecht MCM, Picioreanu polypeptides and gp-340 in saliva and
C. Mathematical modelling of tooth milk. Dissertation. Department of
demineralization and pH profiles in dental Odontology, Umeå University, Umeå;
plaque. Journal of Theoretical Biology 2010:11-26.
2012;309:159–175.

570
Cakradonya Dent J 2013; 5(2):542-618

21. Arthur RA, Cury AADC, Mattos-Graner


RO, Rosalen PL, Vale GC, Leme AFP,
Cury JA, Tabchoury CPM. Genotypic and
phenotypic analysis of S. mutans isolated
from dental biofilms formed In Vivo under
high cariogenic conditions. Braz Dent J
2011;22:4; 267-274.
22. Kruppa M, Greene RR, Noss I, Douglas
W, and Williams DL. Candida albicans
increases cell wall mannoprotein, but not
mannan, in response to blood, serum and
cultivation at physiological temperature.
Glycobiology Advance Access published:
Oxford University Press; 2011:1-28.
23. Ouhara K, Komatsuzawa H, Shiba H,
Uchida Y, Kawai T, Sayama K,
Hashimoto K, Taubman MA, Kurihara H,
Sugai M. Actinobacillus
actinomycetemcomitans Outer Membrane
Protein 100 Triggers Innate Immunity and
Production of β-Defensin and the 18-
Kilodalton Cationic Antimicrobial Protein
through the Fibronectin-Integrin Pathway
in Human Gingival Epithelial Cells.
Infection and Immunity 2006:74 (9):5211–
5220.
24. Lima LL, Farias FF, Carvalho MAR,
Alviano CS, Farias LM. Influence of
abiotic factors on the bacteriocinogenic
activity of Actinobacillus
actinomycetemcomitans. Research in
Microbiology 2002;153(4):249-252.
25. Bikandi J, Moragues, MD, Quindos, G,
Polonelli L, Ponton, J. Influence
enviromental pH on reactivity of Candida
albicans With Salivary IgA. J Dent Rest
2000; 79:1439.
26. Mayocchi K, Restelli, Alfredo M. Ultra
structural study of the effect of Candida
albicans on the surface of the temporary
enamel acta microspora. American Dental
Association 2009;18: 453-454.

571

Anda mungkin juga menyukai