Anda di halaman 1dari 12

Desensitisasi

Instruktur : drg. R. Harry Dharmawan Setyawardhana, M.Kes


Oleh
Gina Maulida Riani Al-Syams (2131111320036)
Hipersensitivitas Dentin
Dentin hypersensitivitas (DH) merupakan
nyeri tajam dan singkat yang timbul dari
dentin yang terbuka sebagai respons
terhadap rangsangan yang dapat berupa
taktil, termal, evaporatif, kimia, atau
osmotik.

DH ditandai dengan onset yang cepat,


nyeri yang tajam dan durasi yang singkat,
yang merupakan gejala klinis umum dan
multipel yang dihadapi oleh orang
dewasa.

(Martins et al, 2020; Hu et al, 2020)


Etiologi Hipersensitivitas Dentin
Adanya kavitas Tanpa adanya kavitas

Karies, abrasi, atrisi, erosi atau abfraksi Umumnya karena terjadi resesi
gingiva yang menyebabkan
permukaan akar terbuka, dan ngilu
setelah perawatan bleaching,
scaling dan root planing, restorasi
yang cacat, sindroma gigi retak,
penggunaan bur tanpa air
pendingin, dll.

Resesi gingiva  terbukanya permukaan akar gigi akibat


migrasi gingival margin dan junctional-epithelium ke
apikal. Secara klinis ditandai dengan gingival margin
(Rasni et al, 2020; Alsaydali et al, 2017) berada apikal dari cemento-enamel junction (CEJ).
Mekanisme Hipersensitivitas Dentin

Bahwa paparan dentin (karena banyak


alasan) menyebabkan hilangnya email dan
tubulus dentin dalam keadaan terbuka.

Meningkatkan permeabilitas tubulus dentin


Teori hidrodinamik
sehingga aliran cairan ke dalam tubulus
dentin kecil.

Menyebabkan rasa sakit saat terkena


stimulus eksternal.

(Hu et al, 2020)


Mekanisme Pengobatan Hipersensitivitas Dentin
1.
Menghalangi konduksi impuls saraf dari serat saraf A-beta dan A-delta di pulpa dan
mempengaruhi transmisi sinyal nyeri yang disebabkan oleh rangsangan eksternal
dengan meningkatkan konsentrasi ion kalium. Beberapa pasta gigi desensitisasi yang
mengandung kalium tersedia di pasaran.

2.

Mengurangi aliran cairan melalui tubulus dentin kecil dengan menghalangi mekanisme
hidrodinamik dalam tubulus dentin ini.

(Hu et al, 2020)


Desensitisasi
Definisi
Desensitisasi merupakan perawatan manajemen
hipersensitivitas dentin yang bekerja dengan cara menghambat
transmisi saraf atau menutup tubulus dentin yang terbuka
untuk mengurangi permeabilitas dentin.

Mekanisme
 Oklusi tubulus dentin bekerja melalui pengendapan protein
atau pembentukan pelikel superfisial.
 Depolarisasi saraf melibatkan penetrasi dan difusi ion ke
dalam struktur dentin dan masuk ke pulpa.

(Alqahtani et al, 2020; Hu et al, 2020; Ghidaa et al, 2021)


Jenis Desensitisasi

1 Agen desensitisasi rumah tangga yang biasanya yaitu pasta gigi, obat
kumur, atau permen karet.

2 Presipitasi protein dengan glutaraldehida, silver nitrate, zinc


chloride, dan strontium chloride hexahydrate.

Menghambat tubulus dentinalis dengan sodium fluoride, stannous


3 fluoride, strontium chloride, potassium oxalate, calcium phosphate,
calcium carbo-nate, dan bioactive glasses (SiO2–P2O5–CaO– Na2O).

 Pelapis (sealer) dentin adesif dengan fluoride varnishes, oxalic acid

4 and resin, glass ionomer cement, komposit, dan dentin bonding agent.
 Laser dengan neodymium: yttrium aluminum garnet (Nd-YAG) laser,
GaAlAs (galium-aluminium-arsenide laser), dan Erbium-YAG laser.
 Medikasi homeopathic dengan propolis
(Alqahtani et al, 2020; Hu et al, 2020; Rasni et al, 2021)
Jenis Desensitisasi
American Dental Association telah menyetujui pasta gigi berikut untuk
tujuan desensitisasi: Sensodyne dan Thermodent, yang mengandung
strontium klorida, Crest Sensitivity Protection, Denquel, dan Promise,
yang mengandung potasium nitrat; dan Protect, yang mengandung
sodium sitrat. Larutan dan gel pembilas fluoride juga dapat digunakan
setelah prosedur kontrol biofilm biasa.
Agen yang digunakan oleh praktisi dental, yaitu larutan dan
pasta fluoride secara historis telah menjadi agen pilihan.

(Newman dan Carranza, 2018)


Teknik Desensitisasi

Menggunakan krim topikal, varnish, pasta


gigi, bubuk polis, single dose applicator,
campuran bubuk/cairan, dan modifikasi resin.

(Rasni et al, 2021)


Teknik Desensitisasi
Metode perawatan terkini untuk dentin hipersensitif adalah penggunaan
pernis atau bonding agent untuk menutup tubulus dentin. Bahan
restoratif yang lebih baru, seperti semen glass-ionomer dan bahan
pengikat dentin (dentine adhesive), sedang diselidiki.

Saat ini, larutan kalium oksalat (Protect) dan ferric oxalate (Sensodyne
Sealant) adalah bahan yang disukai, dan aplikator khusus telah
dikembangkan untuk penggunaannya. Agen-agen ini membentuk kristal
kalsium oksalat tidak larut yang menyumbat tubulus dentin.

(Newman dan Carranza, 2018)


Daftar Pustaka
Al Qahtani WA, Sandeepa NC, Abdullah EK, Mousa YM, Ganem AA, Alqahtani EA, et al. A Clinical Study Comparing the Efficacy of Sesame Oil with Desensitizing
Tooth Paste in Reducing Dentinal Hypersensitivity: A Randomized Controlled Trial. Hindawi International Journal of Dentistry. 2020; 2020; 3.
 
Alsaydali WM, Elmarakhy AM, Alkhanani MJ, Alghabban AS. How to Deal with Cervical Tooth Sensitiviy. Mod Res Dent. 2017; 1(1): 1-3.
 
Ghidaa Y, Anwar A, Farah S, Waad B, Mona R, Nada A. Effectiveness of Sodium Fluoride Varnish and/or Diode laser in Decreasing Post-Bleaching Hypersensitivity: A
Comparative Study. Studi Dental Journal. 2021; 9(24): 4-6.
 
Hu M, Zheng G, Jiang R, Han J, Zhang Y, Lin H. The Evaluation of the Desensitization Effect of a Desensitizing Agent and Desensitizing Toothpastes in Vitro. Dental
Materials Journal. 2020; 39(5): 855-61.

Newman M, Carranza FA, Takei H, Klokkevold V. Carranza’s Clinical Periodontology 13th ed. Saunder. Elsevier: China; 2018.
 
Martins CC, Firmino RT, Riva JJ, Ge L, Carrasco-Labra A, Brignardello-Petersen R, et al. Desensitizing Toothpastes for Dentin Hypersensitivity: A Network Meta-
analysis. Journal of Dental Research. 2020; 99(5): 514-22.
 
Rasni PND. Khoman JA. Penatalaksanaan Hipersensitivitas Dentin. e-GiGi. 2021; 9(2): 134-136.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai