Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF GIGI DAN MULUT

KARIES DENTIN

1. No. ICD-10 K02.52 Dental caries on pit and fissure surface pnetrating into dentin
K02.62 Dental caries on smooth surface penetrating into dentin
2. Pengertian − Karies yang terjadi pada email sebagai lanjutan karies dini yang
(Definisi)
lapisan permukaannya rusak
─ Karies yang sudah berkembang mencapai dentin
3. Anamnesa ─ Permukaan gigi terasa kasar dan tajam
─ Sering sangkut makanan
─ Kalau akut disertai rasa ngilu, tapi sering juga tidak ada rasa ngilu
─ Gigi berubah warna

4. Pemeriksaan ─ Pemeriksaan sondasi dan tes vitalitas gigi masih baik


Fisik
─ Perkusi dan palpasi apabila ada keluhan
5. Pemeriksaan Foto x ray periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa Abrasi, atrisi, erosi
Banding
7. Pengobatan Prosedur tindakan pengobatan tergantung pada kondisi kedalaman
karies. Bila dentin yang menutup pulpa telah tipis, dilakukan Pulp capping
indirect, ekskavasi jaringan karies, diberikan pelapis dentin.

Pengobatan karies dentin tanpa disertai keluhan ngilu yang mendalam:


1. Bentuk outline form untuk melakukan tumpatan yang mempunyai
retensi dan resistensi yang optimal
2. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi
3. Jaringan email yang tidak didukung dentin harus dihilangkan
4. Keringkan kavitas dengan kapas kecil
5. Aplikasikan etsa asam selama 30 detik atau sesuai petunjuk
penggunaan
6. Cuci/bilas dengan air yang mengalir
7. Isolasi daerah sekitar gigi
8. Keringkan sampai keadaan lembab/moist
9. Oleskan bonding/adhesive, kemudian diangin-anginkan.
10. Aplikasikan flowable resin komposit pada dinding kavitas, kemudian
dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik
11. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem layer by layer/
selapis demi selapis dengan ketebalan lapisan maksimal 2 mm
12. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
13. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi antagonis
menggunakan articulating paper
14. Polis
Peralatan dan bahan/alat yang digunakan:
1. Dental unit lengkap
2. Alat pemeriksaan standar
3. Set alat ART
4. Enamel Access Cutter, carver, hatchet, carver, excavator spoon,
besar, sedang, dan kecil
5. Bor untuk preparasi
6. Bahan tumpatan (resin komposit)
7. Bahan pelapis dentin/ bahan pulp capping
8. Alat polis

Lama perawatan: 1-2 kali kunjungan


8. Prognosa Baik
9. Edukasi Memberikan informasi kepada pasien tentang penyebab kerusakan gigi,
tata laksanana perawatan, dan pencegahan. Contohnya, cara menggosok
gigi, pemilihan sikat gigi dan pastanya, dan pengaturan diet.
10. Kepustakaan - FDI policy statement, 2002, Minimal Intervention in the Management
of Dental Caries, FDI General Assembly, vienna Austria
- Chocrane NJ, Saranathan S, Cai F, Cross KJ, Reynold EC, 2008,
Enamel subsurface Lesion Remineralisation with Casein
Phosphopeptide Stabilised Solution Calcium, Phosphate and
Fluoride, Caries research Journal, 42: 88-97.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

PULPITIS IRREVERSIBEL

1. No. ICD-10 K04.0 Irreversible pulpitis


2. Pengertian Kondisi inflamasi pulpa yang menetap, dan simtomatik atau asimptomatik
(Definisi) yang disebabkan oleh suatu jejas, diamana pulpa tidak dapat
menanggulangi inflamasi yang terjadi sehingga pulpa tidak dapat kembali
ke kondisi sehat.
3. Anamnesa - Nyeri tajam, berlangsung cepat dan menetap, dapat hilang dan
timbul kembali secara spontan, serta secara terus-menerus. Nyeri
tajam, yang berlangsung terus menerus menjalar ke belakang
telinga.
- Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan temperatur/rasa, terutama
dingin, manis dan asam dengan ciri khas rasa sakit menetap lama’
- Penderita seringkali tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit
dengan tepat
4. Pemeriksaan - Karies dentin yang dalam atau kavitas mendekati pulpa gigi
Fisik - Sondase positif sakit menetap
- Perkusi negatif
- Tekanan negatif
- Vitalitas positif, sakit yang menetap lama walaupun rangsangan
segera dihilangkan
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapial jika diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa Pulpitis awal/reversible
Banding
7. Pengobatan - Tindakan pengobatan pertama adalah untuk mengurangi rasa sakit
(karena tekanan) dengan cara pulpektomi pada gigi berakar tunggal
dan pulpotomi pada gigi berakar ganda. Perlu segera dilakukan
anastesi lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa.
- Perawatan endodontik disesuaikan dengan keadaan gigi, yaitu gigi
apeks terbuka dan tertutup.
- Pada dewasa muda, dilakukan pulpotomi
- Pada gigi dewasa dilakukan pulpektomi dan dilanjutkan restorasi
yang sesuai.

1. Pulpotomi
Anastesi, isolasi gigi, desinfeksi gigi, preparasi kavitas, pembukaan
akar pulpa, pulpotomi dengan eskavator tajam, penghetian
pendarahan, aplikasi Ca(OH)2, sementasi dengan aplikasi pasta dan
tumpatan tetap.
2. Pulpektomi dan perawatan saluran akar:
Anastesi, pengukuran panjang kerja, preparasi kavitas, pembukaan
atap pulpa, pengambilan pulpa di kamar pulpa dengan eskavator
tajam, pendarahan ditekan dengan kapas steril, ekstirpasi pulpa,
pembentukan saluran akar dengan jarum endodontikyang sesuai,
irigasi NaOCL, pengeringan saluran akar dengan paper point,
pengobatan saluran akar. Pada kunjungan berikutya pengisian
saluran akar dengan guttap point dan sealer.
Tumpatan tetap dengan onlay, crown, atau resin komposit.

Peralatan dan bahan yang digunakan:


1. Dental unit lengkap
2. Alat diagnosis lengkap
3. Alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap, cairan
irigasi, desinfektan, jarum endodontik, paper point, kapas steril,
guttap point, root canal sealer, tumpatan sementara, dan
tumpatan tetap.
8. Prognosa Bergantung pada daya tahan jaringan, pemulihan pertama 3 bulan
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut dan kooperatif
untuk menyelesaikan perawatan giginya.
10. Kepustakaan -Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba-serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-
Press,2007.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

NEKROSIS PULPA

1. No. ICD-10 K.04.1 Necrosis of pulp


2. Pengertian Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang disebabkan oleh
(Definisi) adanya jejas bakteri, trauma, dan iritasi kimiawi.
3. Anamnesa - Rasa sakit kadang ada kadang tidak
- Pada nekrosis total, jaringan periapikal normal atau sedikit
meradang, sehingga kadang-kadang sakit bila diperkusi.
4. Pemeriksaan - Perubahan warna gigi, jaringan pulpa mati, pada nekrosis sebagian
Fisik bereaksi terhadap rangsangan panas.
- Pada gangren pulpa, pulpa lisis dan berbau busuk.
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa - Pulpitis irreversible akut
Banding - Degenarasi pulpa
7. Pengobatan Diperkirakan terlebih dahulu kondisi kerusakan dan jaringan pendukung
yang masih ada. Perlu penilaian prognosis yang baik untuk perawatan
mempertahankan gigi.

1) Gigi dilakukan perawatan dan dipertahankan


Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat untuk
tumpatan nekrosis pulpa, dapat ditangani dengan Perawatan
Saluran Akar.
2) Gigi diindikasikan untuk dilakukan pencabutan
Apabila jaringan pendukung gigi sudah tidak ada dan gigi
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari segi biaya,
waktu, atau kesanggupan pasien) maka pencabutan menjadi
pilihan utama.

Peralatan dan bahan yang digunakan:


1) Untuk perawatan mempertahankan gigi:
- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis lengkap
- Alat dan bahan untuk perawatan endodontik lengkap, tumpatan
sementara, dan tumpatan tetap.
2) Untuk tindakan pencabutan:
- Dental unit lengkap
- Tensimeter
- Standar alat diagnostik
- Set alat eksodonsia
- Bahan antiseptik dan desinfektan
- Kapas steril

Pemberian obat sesuai indikasi: antibiotik, analgetik, dan ruborontia.


8. Prognosa - Untuk perawatan mempertahankan gigi, prognosa baik apabila tidak
ada keluhan selama 2 tahun dan pada foto radiologi tidak ada
kelainan periapikal
- Untuk tindakan pencabutan, prognosis baik
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut dan kooperatif
untuk menyelesaikan perawatan giginya.
10. Kepustakaan Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, SM Balaji, 2nd ed, Elsevier,
New Delhi, 2013.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF GIGI DAN MULUT

ABSES PERIODONTAL

1. No. ICD-10 K.05.21 Aggressive periodontitis, localized/periodontal abcess


2. Pengertian Infeksi purulen lokal pada jaringan yang berbatasan/berdekatan dengan
(Definisi) poket periodontal yang dapat memicu kerusakan ligamen periodontal dan
tulang alveolar. Hal Ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak,
kalkulus, infeksi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan.
3. Anamnesa - Gigi sensitif terhadap tekanan/perkusi dan kadang-kadang goyang
- Terdapat pembengkakan pada gusi

4. Pemeriksaan - Gingiva bengkak, licin, mengkilap dan nyeri dengan daerah yang
Fisik menimbulkan rasa nyeri bila dipegang
- Tampak cairan eksudat purulen dan kedalaman probing meningkat
- Kerusakan perlekatan terjadi secara cepat
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa - Kista
Banding - Granuloma
7. Pengobatan - Drainase dengan membersihkan poket periodontal
- Menyingkirkan plak kalkulus, dan bahan iritan lainnya dan atau menginsisi
abses
- Irigasi poket periodontal, pengaturan oklusal yang terbatas,
pemberian anti mikroba dan pengelolaan kenyamanan pasien
- Tindakan bedah untuk akses dari proses pembersihan akar gigi perlu
dipertimbangkan
- Bila diperlukan dilakukan ekstraksi gigi
- Pemberian obat kumur, analgetik, antipiretik dan antibiotika. Drug of
choice antibiotik yang diberikan antara lain:
Doksisiklin 1 x 100 mg (waktu paruh 24 jam)
Amoxicillin 3 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)
Ciprofloxacin 2 x 500 mg (waktu paruh 12 jam)
Metronidazole 2 x 500 mg (waktu paruh 8 jam)

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis lengkap
- Alat dan bahan perawatan periodontal
- Set peralatan bedah minor gigi
- Bahan antiseptik dan desinfektan
- Kapas steril

8. Prognosa Baik, bila faktor etiologi dapat dikendalikan, tidak disertai penyakit
sistemik atau dapat dikendalikan dan tidak merokok.
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut dan kooperatif
untuk menyelesaikan perawatan giginya.
10. Kepustakaan Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, SM Balaji, 2nd ed, Elsevier,
New Delhi, 2013.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

AKAR GIGI TERTINGGAL

1. No. ICD-10 K.08.3 Retained dental root


2. Pengertian Sisa/bagian akar yang ada/masih ada di dalam rongga mulut
(Definisi)
3. Anamnesa - Gigi berlubang besar dan pecah menjadi berbentuk seperti tonggak
- Kadang tanpa disertai rasa sakit tetapi mengganggu proses
pengunyahan
4. Pemeriksaan - Tampak sisa/bagian akar dalam rongga
Fisik - Gingivitis positif/negatif
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa Tidak ada
Banding
7. Pengobatan - Pemeriksaan vitalitas
- Anastesi lokal, kemudian infiltrasi
- Sterilisasi daerah kerja
- Ekstraksi
Pemberian antibiotik dan analgetik bila diperlukan

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis standar
- Alat dan bahan anastesi
- Alat pencabutan

8. Prognosa Baik
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut
10. Kepustakaan Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, SM Balaji, 2nd ed, Elsevier,
New Delhi, 2013.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

PERIODONTITIS KRONIS DENGAN KEHILANGAN JARINGAN


PERIODONTAL RINGAN – SEDANG

1. No. ICD-10 K.05.3 Chronic periodontitis


2. Pengertian Periodontitis kronis adalah inflamasi gingiva yang meluas ke perlekatan
(Definisi) jaringan di sekitarnya. Penyakit ini ditandai dengan kehilangan
perlekatan klinis akibat destruksi ligamen periodontal dan kehilangan
tulang pendukung di sekitarnya
3. Anamnesa - Keluhan rasa gatal pada gusi di sela sela gigi, rasa tidak nyaman,
rasa nyeri saat mengunyah atau menggigit
- Gigi goyang
- Gusi bengkak
4. Pemeriksaan - Edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing dan surpurasi
Fisik - Kerusakan ringan ditandai dengan kedalaman probing periodontal
sampai dengan 4 mm dengan kehilangan perlekatan sampai
dengan 2 mm
- Kerusakan sedang ditandai dengan kedalaman probing sampai
dengan 6 mm dengan kehilangan perlekatan sampai dengan 4 mm
- Gambaran radiografis menunjukkan kehilangan tulang alveolar
- Gigi goyang
- Kehilangan perlekatan gigi dapat terjadi pada satu gigi, beberapa
gigi atau seluruh gigi
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal dan panoramic bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa Periapikal abses
Banding
7. Pengobatan Terapi Inisial
1. Dilakukan eliminasi atau kontrol faktor risiko yang mempengaruhi
periodontitis kronis. Perlu dipertimbangkan untuk berkonsultasi
dengan dokter yang merawat pasien
2. Instruksi dan evaluasi pengendalian plak pasien
3. Skeling supra dan sub gingiva serta pembersihan akar gigi untuk
membersihkan plak mikrobial dan kalkulus
4. Pemberian anti mikroba
5. Faktor lokal yang menyebabkan periodontitis kronis harus
dieliminasi yaitu :
- Membongkar/memperbaiki bentuk restorasi yang mengemper
dan mahkota yang over kontour
- Koreksi piranti prostetik yang menimbulkan rasa sakit
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan interproksimal
- Odontoplasti
- Pergerakan gigi minor
- Perbaikan kontak terbuka yang menyebabkan impaksi makanan
- Perawatan trauma oklusi
- Rujuk ke spesialis bila diperlukan
6. Perawatan faktor resiko yang masih ada, misalnya kontrol terhadap
kebiasaan merokok dan kontrol diabetes.
7. Evaluasi hasil terapi inisial dilakukan setelah interval waktu tertentu
yang disesuaikan terhadap adanya pengurangan inflamasi dan
perbaikan jaringan. Reevaluasi periodontal dinilai berdasarkan
temuan klinis yang relevan dengan keadaan pasien. Temuan klinis
ini dibandingkan dengan dokumentasi awal pada rekam medis, dan
digunakan untuk menilai hasil terapi inisail sebagai pertimbangan
perawatan selanjutnya.
8. Karena alasan kondisi sistemik, perawatan untuk mengendalikan
penyakit dapat ditunda berdasarkan keinginan pasien atau
pertimbangan dokter gigi.
9. Jika hasil terapi inisial menunjukkan keberhasilan perawatan pada
jaringan periodontal, selanjutnya dilakukan terapi pemeliharaan.
10. Jika hasil terapi inisial tidak berpengaruh pada kondisi periodontal,
selanjutnya dijadwalakn terapi perawatan bedah untuk
mendapatkan kesembuhan periodontal yang diharapkan dan untuk
mengkoreksi cacat anatomik.

Terapi Pemeliharaan
- Dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya,
riwayat penyakit medik dan dental, serta pengkajian ulang terhadap
keputusan yang telah diambil sbelumnya
- Pasien dapat dikembalikan ke terapi periodontal aktif lagi bila
terjadi kekambuhan.

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat pemeriksaan standar
- Alat dan bahan perawatan periodontal

8. Prognosa - Baik, bila kondisi tulang alveolar masih memadai, faktor etiologi
dapat dihilangkan, pasien kooperatif, tidak disertai penyakit
sistemik dan tidak merokok
- Sedang , bila kondisi tulang alveolar kurang memadai, beberapa
gigi goyang, terjadi kelainan furkasi derajat satu, tetapi
kemungkinan dapat dipertahankan bila pasoen kooperatif, tidak
disertai penyakit sistemik dan tidak merokok
- Buruk, bila kehilangan tulang berat, gigi goyang, kelainan furkasi
sampai dengan derajat dua, pasien tidak kooperatif, menderita
penyakit sistemik dan perokok berat.
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut, menghentikan
kebiasaan merokok dan kooperatif menjalankan instruksi dokter yang
merawatnya.
10. Kepustakaan - Standar Kompetensi Periodonsia.
- Parameters of Care, Supplements Journal of Periodontology vol.71,
no.5, May 2000, hal. 847 – 883.
- Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
- S.H. Dalimunthe: Terapi Periodontal, 2006.
- S.W.Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa
Depan, 2003.
- Edward’s Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal
Surgery 3th Ed, 2009.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

GINGIVITIS AKIBAT PLAK MIKROBIAL

1. No. ICD-10 K.05.00 Acute gingivitis, plaque induced


2. Pengertian Gingivitis (peradangan gingiva) adalah inflamasi gingiva tanpa disertai
(Definisi) kehilangan perlekatan, yang disebabkan oleh invasi toksin atau bakteri
pada gingiva
3. Anamnesa Gusi mudah berdarah dan berwarna kemerahan , terdapat pembesaran
pada tepi gusi dan gigi
4. Pemeriksaan - Warna kemerahan dan edema jaringan gingiva
Fisik - Berdarah bila disentuh
- Perubahan bentuk dan konsistensi
- Ada kalkulus dan plak
- Keluhan rasa gatal pada gusi di sela-sela gigi
- Gambaran radiografis tidak ada kerusakan puncak tulang alveolar
5. Pemeriksaan Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis bila
Penunjang diperlukan
6. Diagnosa Tidak ada
Banding
7. Pengobatan Terapi Inisial
11. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak
mikrobial di rumah
12. Pemnersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra dan sub
gingiva
13. Pemberian obat anti mikroba dan obat anti plak, dan penggunaan
alat kebersihan mulut guna meningkatkan kemampuan pasien
untuk membersihkan gigi geliginya
14. Koreksi faktor-faktor yang memudahkan retensi plak mikrobila
antara lain:
- Koreksi mahkota yang yang over kontour, margin yang over
hang atau ruang embrasure yang sempit, kontak terbuka, gigi
tiruan sebagian cekat/ gigi tiruan sebagian lepasan yang kurang
pas, gigi karies dan gigi malposisi
- Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada
bentuk/kontour giingiva, agar psien dapat menjaga kebersihan
mulut, sesuai kontour dan bentuk gingiva sehat
- Restorasi lesi karies, terutama karies servikal dan interproksimal
- Sesudah fase terapi aktif, lakukan evaluasi untuk menentukan
perawatan selanjutnya, yaitu terapi pemeliharaan periodontal.

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat pemeriksaan standar
- Periodontal probe
- Alat polis
- Alat skaler makro dan mikro tipis
- Larutan irigasi sub gingiva (aquadest, larutan saline steril, povidone
iodine, larutan garam hangat dan H2O2 3%)
- Alkohol 70%
- Bahan desensitisasi gigi Stannous Fluoride (SnF)
- A2lat dan bahan anastesi lokal (spuit disposabel dan jarum ukuran
15 x 306 mm, spuit disposable dan jarum ukuran 15 x 306 mm,
citoject dan jarum)
- Alat dan bahan scaling sub gingiva, penghalusan akar dan
kuretase (pack periodontal, kuret Gracey’s no. 1s/d 14)
- Bahan cetak untuk model kerja bila perlu buat splint
- Alat untuk gingivektomi, gingivoplasti dan operasi flap

8. Prognosa - Baik, bila tidak terjadi kerusakan tulang alveolar, i, faktor etiologi
dapat dihilangkan, pasien kooperatif, tidak disertai penyakit
sistemik dan tidak merokok

9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut, menghentikan


kebiasaan merokok dan kooperatif menjalankan instruksi dokter yang
merawatnya.
10. Kepustakaan - Standar Kompetensi Periodonsia.
- Parameters of Care, Supplements Journal of Periodontology vol.71,
no.5, May 2000, hal. 847 – 883.
- Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006.
- S.H. Dalimunthe: Terapi Periodontal, 2006.
- S.W.Prayitno: Periodontologi Klinik: Fondasi Kedokteran Gigi Masa
Depan, 2003.
- Edward’s Cohen: Atlas of Cosmethic and Reconstructive Periodontal
Surgery 3th Ed, 2009.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

HYPEREMIA PULPA GIGI TETAP MUDA

1. No. ICD-10 K04.00 Initial (hyperemia)


2. Pengertian Lesi karies/trauma mengenai email/dentin, dasar kavitas
(Definisi) keras/lunak,pulpa belum buka
3. Anamnesa Sakit menetap kurang dari satu menit bila terkena rangsangan (minuman
dingin/makan manis/asam)

4. Pemeriksaan - Karies sampai ke dentin


Fisik - Sondase positif
- Perkusi negatif
- Tekanan negatif
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal
Penunjang
6. Diagnosa - Pulpitis akut
Banding - Periodontitis akut/eksaserbasi
7. Pengobatan - Pembuatan foto rontgen dental
- Pembuangan jaringan karies
- Preparasi sesuai materi tumpatan
- Cuci dan keringkan kavitas, isolasi
- Aplikasikan pasta calcium hidroksida
- Letakkan tumpatan tetap
- Cek oklusi
- Polis
- Kontrol setiap 3 bulan

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis lengkap
- Alat dan bahan tumpatan komposit/GIC

8. Prognosa Baik
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut dan dan
meningkatkan kesadaran akan kesehatan gigi dan mulut
10. Kepustakaan Protocol for Clinicals Pediatric Dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of
Pedodontics.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF GIGI DAN MULUT

PERSITENSI GIGI SULUNG

1. No. ICD-10 K.00.6 Retained (persistent) primary tooth


2. Pengertian Gigi sulung belum tanggal, gigi tetap pengganti sudah erupsi
(Definisi)
3. Anamnesa Gigi tetap berjejal karena gigi tetap pengganti sejenis di dalam rongga
mulut
4. Pemeriksaan - Sakit negatif/positif
Fisik - Derajat kegoyangan gigi negatif/positif
- Gingivitis negatif/positif
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa Gigi berlebih (supernumerary teeth)
Banding
7. Pengobatan - Kondisikan pasien agar tidak cemas sehingga koperatif
- Sterilisasi daerah kerja
- Anastesi topikal atau lokal sesuai indikasi
- Ekstraksi gigi
- Observasi terhadap susunan gigi geligi tetap (3 bulan)
- Preventif, bila tampak gejala maloklusi menetap, lanjutkan dengan
merujuk perawatan interseptik ortodontik
Peralatan dan bahan yang digunakan:
- Dental unit lengkap
- Alat pemeriksaan standar
- Bahan anastesi dan antiseptik/desinfektan
- Alat pencabutan gigi sulung

8. Prognosa Baik
9. Edukasi Memberikan kepahaman terhadap orang tua untuk fokus terhadap
perbaikan kesehatan gigi dan mulut anak
10. Kepustakaan Protocols for Clinical Pediatric Dentistry, Vol 4, Annual 1996, Journal of
Pedodontics
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita

PANDUAN PRAKTIK KLINIS


SMF GIGI DAN MULUT

ABSES PERIAPIKAL

1. No. ICD-10 K.04.7 Periapical abcess without sinus


2. Pengertian Lesi likuefaksi bersifat akut/kronis yang menyebar atau terlokalisir di
(Definisi) dalam tulang alveolar. Merupakan lanjutan proses nekrosis pulpa yang
dapat menimbulkan rasa sakit karena tekanan abses.
3. Anamnesa - Nyeri dan sakit pada saat mengunyah
- Terdapat benjolan abses
- Pembengkakan
4. Pemeriksaan - Abses periapeks kronis tidak ada gejala klinis biasanya ada fistula
Fisik intra oral
- Abses periapkes akut terdapat rasa sakit pada palpasi dan perkusi
dan diikuti pembengkakan di daerah akar gigi
-
5. Pemeriksaan Foto X-ray gigi periapikal bila diperlukan
Penunjang
6. Diagnosa - Kista
Banding - Granuloma
7. Pengobatan - Bila terjadi abses selain dilakukan pembukaan kamar pulpa untuk
drainase saluran akar juga dilakukan insisi. Selain itu juga dilakukan
over instrument tidak lebih dari 1 mm dari apkeks gigi dengan alat
preparasi saluran akar nomor 25
- Pembukaaan kamar pulpa, pembersihan saluran akar, irigasi,
pemberian obat, sterilisasi dan ditumpat sementara
- Bila apeks lebar, preparasi saluran akar, irigasi, keringkan dan diisi
dengan Ca(OH)2 hingga 1 mm sebelum apeks, kemudian tumpat
sementara. Untuk pemakaian Ca(OH)2 dievaluasi 1 minggu, 3 bulan,
dan 6 bulan kemudian. Apabila apeks sudah menutup dilanjutkan
perawatan saluran akar kemudian diisi dengan guttap poin
- Apabila endo konveinsional tidak berhasil dirujuk ke spesialis
- Pemberian obat kumur, analgetik, antipiretik dan antibiotika.
Antibiotik yang diberikan antara lain:
Doksisiklin 1 x 100 mg selama 7 hari
Amoxicillin 3 x 500 mg selama 5 hari
Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 5 hari
Metronidazole 2 x 500 mg selama 5 hari

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis lengkap
- Alat dan bahan perawatan dan endo bedah,konvensional lengkap
- Set peralatan bedah minor gigi
- Bahan antiseptik dan desinfektan
- Kapas – kasa steril

8. Prognosa Baik,
9. Edukasi Memotivasi pasien menjaga kebersihan rongga mulut dan kooperatif
untuk menyelesaikan perawatan giginya.
10. Kepustakaan Edi Hartini, Sundoro, 2005, Serba – serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI-Press,
2007
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF GIGI DAN MULUT

ULKUS TRAUMATIK

1. No. ICD-10 K12.04 Traumatic ulcer


2. Pengertian Lesi ulkus pada mukosa/jaringan lunak mulut yang terjadi karena trauma
(Definisi) mekanis akibat objek yang tajam dan keras misalnya, kawat ortodonti,
basis gigi tiruan, sisa akar gigi, atau tergigit saat mengunyah, tertusuk
sikat gigi atau duri ikan/tulang ayam dan lain – lain
3. Anamnesa Riwayat munculnya lesi karena kontak/benturan dengan objek keras pada
jaringan lunak rongga mulut
4. Pemeriksaan - Ukserasi dangkal berbentuk sesuai penyebab trauma, permukaan
Fisik tertutup eksudat putih kekuningan, dikelilingi halo erythematous,
tingkat nyeri bervariasi
- Tidak didahului oleh demam, dan tidak ada pembesaran kelenjar
limfe regional

5. Pemeriksaan Jika dalam waktu 10 – 14 hari setelah penyebab dihilangkan, lesi tidak
Penunjang mengalami perbaikan, dipertimbangkan untuk biopsi
6. Diagnosa - Karsinoma sel skuamosa
Banding - Stomatitis aftosa rekuren
7. Pengobatan - KIE ( Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)
- Kausatif : Menghilangkan penyebab trauma (pencabutan sisa akar,
penghakusan permukaan gigi/tumpatan tajam, melapisi braket
dengan wax, hilangkan kebiasaan buruk
- Simptomatik: antiseptik kumur atau anastetik topikal kumur
( klorheksidin gukonat 0,2%, suspensi tetrasiklin 2% benzocain borax
glicerin) dapat ditambah emolien untuk menutup ulkus.
- Supportif: multivitamin, diet lunak untuk anak

Peralatan dan bahan yang digunakan:


- Dental unit lengkap
- Alat diagnosis lengkap
- Bahan antiseptik dan desinfektan
- Kassa steril
- Larutan antiseptik klorheksidin glukonat 0,2%

8. Prognosa Baik
9. Edukasi Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pasien akan kebersihan gigi
dan mulut
10. Kepustakaan - Greenberg, Glick, Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed, 2008.
- McLeod I. Practical Oral Medicine, 2006.
- Cawson RA, Odell EW. Essentials of Oral Pathology and Oral
Medicine 7th ed.
Drg. Ida Fenny Elysa M.Kes
Drg. Qonita

Anda mungkin juga menyukai