Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM

CARIES DENTIN

1. Pengertian (Definisi) Lubang gigi/karies sampai ke dentin


2. Anamnesis - Perubahan warna gigi
- Permukaan gigi terasa kasar, tajam
- Terasa ada makanan yang mudah tersangkut
- Jika akut disertai rasa ngilu, jika kronis umumnya
ada rasa ngilu
3. Pemeriksaan Fisik - Pemeriksaan sondasi dan tes vitalitasi gigi masih
baik
- Pemeriksaan perkusi dan palpasi apabila ada keluhan
yang meyertai
- Pemeriksaan dengan pewarnaan deteksi karies gigi
(bila perlu)
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Caries dentin
6. Diagnosis Banding Abrasi, atrisi, erosi dan abfraksi
7. Pemeriksaan Foto xray gigi persiapkan bila perlu
Penunjang
8. Terapi Prosedur tergantung pada kondisi kedalaman dan basan yang
akan digunakan
- Karies emai:
1. Jika mengandung estetika, ditempat
2. Jika tidak menganggu, recounturing (diasah),
dipoles, ulas flour untuk meningkatkan
remineralisasi
- Bila dentin yang menutup pulpa telah tipis
- Pulpacapping indirect: ekskavasi jaringan karies,
berikan pelapis dentin, semua perawatan yang
dilakukan harus disertai edukasi pasien
- DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi,
pemilihan sikat gigi, pastanya, edukasi pasien untuk
pengaturan diet.
Bahan tempat pasien komposit dengan bahan bonding
generasi v
1. Pembersihan gigi dari debris dan dengan alat scaling
manual, diakhiri dengan bawah/ sikat
2. Bentuk outline form untuk melakukan tempatan yang
mempunyai retensi dan resistensi yang optimal
3. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies
gigi (jaringan lunak dan warna coklat/ hitam harus
dibuang sampai terlihat putih bersih)warna hitam
yang menunjukan proses karies terhenti perlu
diangkat jika dan menganggu estetik
4. Jaringan email yang didukungdentin harus
dihilangkan
5. Keringkan kavitas dengan kapas kecil
6. Aplikasikan ETSA asam selama 30 drtik / sesuai
petunjuk penggunaan
7. Cuci/ bilas dengan air mengalir
8. Isolasi daerah sekitar gigi
9. Keringkan sampai keadaan lembab/ moist/boleh
sampai kering sehari / berubah warna/ doff) atau
sesuai petunjuk penggunaan.
10. Oleskan bonding lalu lakukan penyinaraan dengan
light cure unit selama 10-20 detik
11. Aplikasikan flowable resin komposit pada dinding
kavitas, kemudian dilakukan penyinaraan dengan
light curing unit selama 20”
12. Aplikasikan packable resin komposit dengan sistem
layet by layer dengan ketebalan nya 2mm, setiap
lapisan dilakukan penyinaran dengan light curing
unit selama 10-20”
13. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi
14. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek gigitan dengan gigi
antagonisnya menggunakan articulating paper
15. Poles
9. Edukasi
10. Prognosis Baik
11. Penelaah Kritis Dokter Gigi
12. Kriteria Pemulangan
Pasien
13. Kepustakaan Edi hartini sundoro, 2005, serta ilmu konservasi gigi, UI-
Press,2007
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM

CARIES PROFUNDA TERBUKA

1. Pengertian (Definisi) Kondisi inflamasi pulpa yang menetap dan simtiomatik atau
asimtomatik yang disebabkan oleh suatu jejas dimana pilpa
tidak dapat mengulangi inflamsi yang terjadi sehingga pulpa
tidak dapat kembali ke kondisi sehat.
2. Anamnesis - Nyeri tajam berlangsung cepat dan menetap dapat
hilang dan timbul kembali secara spontan (tanpa
rangsangan) serta secara terus menerus
- Nyeri tajam yang berlangsung secara terus menerus
menjalar kebelakang telinga
- Nyeri juga dapat timbul akibat perubahan temperatur/
rasa terutama dingin, manis, asam dengan ciri khas
rasa sakit menetap lama
- Penderita kadang-kadang tidak dapat menunjukan
gigi yang sakit dengan tepat
- Kavitas dalam yang mencapai pulpa/karies dibawah
tumpatan lama, dilakukan anamnesis menunjukan
pernah mengalami rasa sakit yang spontan, karies
terlihat kavitas profunda dan tes vitalitas menunjukan
rasa sakit yang menetap cukup lama
3. Pemeriksaan Fisik - Karies dentin yang dalam/kavitas mendekati pulpa
gigi, sondasi posittif sakit menetap
- Perkusi (-) tekanan (-)
- Vitasitas positif sakit yang menetap lama walaupun
rangsangan segera dihilangkan
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Caries profunda
6. Diagnosis Banding Pada wala pulpitis/ reversible, bedanya pada pulpitis
reversible muncul apabila ada rangsamgan (bukan spontan)
dan bersifat menetap
7. Pemeriksaan Foto xray gigi periapihal
Penunjang
8. Terapi - Pada pelayanan kesehatan tingkat pertama hasru
seperti ini dimasukkan dalam tindakan endodentik
darurat untuk mengurangi rasa sakit (karena tekanan)
dengan cara pulpektomi pada gigi berakar tunggal
dan pulpektomi pada gigi berakar ganda, perlu segera
dilakukan anastesi lokal dan ekstirpasi jaringan pulpa
- Perawatan endodentik disesuaikan dengan keadaan
gigi yaitu gigi apeks terbuka dan gigi apeks tertutup
- Pada dewasa muda dengan pulpitis ringan dilakukan
pulpotomi
- Pada gigi dewasa dengan perawatan saluran akar
(pulpektomi) dan dilanjutkan restorasi yang sesuai
1. Pulpotomi anestesi, isolasi gigi, disinfeksi gigi,
preparasi kavitas, pembukaan atap pulpa,
pulpatomi dengan eksavator tajam, penghentian
perdarahan, aplikasi Ca (OH)2, sementasi dengan
aplikasi pasta dan tumpatan tetap
2. Pulpektomi dan perawatan saluran akar:
- Anestesi pengukuran panjang kerja, preparasi
kavitas, pembukaan atap pulpa, pengambilan pulpa
dikamar pulpa dengan ekskavator tajalm, perdarahan
ditekan dengan kapas steril, ekstirpasi pulpa,
pembentukan saluran akar dengan jarum endodentik
yang sesuai, irigasi naocl, keringkan saluran akar
dengan paper point, pengobatan saluran akar
9. Edukasi
10. Prognosis Baik
11. Penelaah Kritis Dokter Gigi
12. Kriteria Pemulangan
Pasien
13. Kepustakaan Edi hartini sundoro, 2005, serta ilmu konservasi gigi, UI-
Press,2007
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM

GINGGIVITIS AKIBAT PLAK MIKROBIAL

1. Pengertian (Definisi) Gingivitis (peradangan gingiva) akibat plak menyebabkan


inflamasi gingiva tanpa disertai kehilangan pelekatan
2. Anamnesis Gusi mudah berdarah dan berwarna kemerahan, terdapat
pembesaran pada tepi gusi dan gigi
3. Pemeriksaan Fisik Ginggivitis disertai tanda-tanda klinis kemrahan dan
pembesaran (edema) jaringan ginngiva, berdarah bila
disentuh, perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus
atau plak mikrobial, tanpa bukti radigrafis adanya kerusakan
puncak tulang adveolar yang disertai keluhan rasa gatal pada
gusi deisela sela gigi
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Ginggivitis
6. Diagnosis Banding Tidak ada
7. Pemeriksaan Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis,
Penunjang mikrobiologi bila diperlukan
8. Terapi a. Pendidikan kesehatan mulut dan intruksi
mengendalikan plakbmikrobila dirumah
b. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan lakukan
supra dan sub ginggiva
c. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak dan
penggunaan alat kebersihan mulut guna
meningkatkan kemampuan pasien untuk
membersihkan gigi geliginya
d. Koreksi faktor-faktor yang memudahkan retensi plak
mikrobial antara lain; koreksi mahkota yang over
counter, margin yang over hang (mengemper) atau
ruang embrasur yang sempit, kontak terbuka gigi
tiruan yang kurang pas, karies gigi dan gigi malposisi
e. Pada kasus tertentu, dilakukan koreksi secara bedah
pada bentuk /kontur ginggiva, agar pasien dapat
menjaga kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk
ginngiva sehat
f. Sesudah fase terapi aktif tersebut diatas dilakukan
evakuasi untuk menetukan perawatan selanjutnya
yaitu pemeliharaan periodental
9. Edukasi
10. Prognosis Baik, jika tanpa kerusakan tulang
11. Penelaah Kritis Dokter Gigi
12. Kriteria Pemulangan
Pasien
13. Kepustakaan - Standar kompetensi periodensia
- Parameters of care. Suplements journal of
periodontolog vol. 71, no 5 may 2000, hal 847-883
- S.H. daliemunthe: terapi periodental, 2006- S.W
Prayitno: periologi klinik: fondasi kedokteran gigi
masa depan, 2003
- Edward’s cohen: Atlas of cosmethic and
recontructive periodental surgery 3th Ed, 2009.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM

ATRISI, ABRASI DAN EROSI

1. Pengertian (Definisi) Ausnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh karena
fungsinya karena kebiasaan buruk cara menyikat gigi yang
salah/ karena asam dan karena trauma oklusi.
Hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang bukan
disebabkan oleh karies/trauma dan merupakan akibat
alamiah dari proses penuaan
- Atrisi: hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh proses mekanis yang terjadi pada
gigi yang saling berantagonis (sebab fisiologis
pengunyahaan)
- Abrasi: hilangnya permukaan jaringan keras gigi
disebabkan oleh faktor mekanisme dan kebiasaan
buruk
- Erosi: hilangnya permukaan jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh proes kimia dan tidak melibatkan
bakteri
2. Anamnesis Kadang disertai rasa ngilu oleh karena hipersensitif dentin
3. Pemeriksaan Fisik - Hilangnya permukaan jaringan keras (email, dentin
sementum) pada permukaan gigi
- Apabila hilangnya permukaan gigi yang sudah dalam
maka akan disertai dengan dentin hipersensitif
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Atrisi, Abrasi, Erosi
6. Diagnosis Banding Hipersensitif dentin karena karies
7. Pemeriksaan Tidak diperlukan
Penunjang
8. Terapi - Rehabilitasi gigi tergantung lokasi dan keparahan
jika perlu pada atrisi didahului dengan peninggian
gigitan kemudian direstorasi dengan tumpatan
direk/indirek
- Perlu diingat bahwa rehabilitas tidak akan berhasil
apabila kebiasaan buruk tidak dihilangkan
- DHE: edukasi pasien tentang cara menggosok gigi,
pemilihan sikat gigi dan pastanya
Edukasi pasien, konsul diet
- Tindakan preventif: bila masih mengenai email
dengan aplikasi flour topikal untuk meningkatkan
remineralisasi
- Tindakan kuratif:
1. Tergantung lokasi dan keparahan jika perlu pada
atrisi didahului dengan peninggian gigit
2. Pada kasus abfraksi perlu dilakukan oclusal
adjusment
3. Bergantung pada keparahan hilangnya
permukaan jaringan keras dan lokasi bila
diservikal dengan badan GIE, Bila dioklusal
direstorasi mahkota.
9. Edukasi
10. Prognosis Baik, jika penderita kooperatif dan dapat menghilangkan
kebiasaan buruk
11. Penelaah Kritis Dokter Gigi
12. Kriteria Pemulangan
Pasien
13. Kepustakaan Edi hartini sundoro, 2005, serta ilmu konservasi gigi, UI-
Press,2007
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH BATAM

NEKROSIS PULPA

1. Pengertian (Definisi) Kematian pulpa dapat sebagian/ seluruhnya yang disebabkan


oleh adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi kimiawi
2. Anamnesis - Kadang dijumpai tidak ada simptom sakit
- Pada nekrosis total keadaan jaringan perapeks
normal/ sedikit meradang sehingga tekanan/ perkusi
kadang kadang peka

3. Pemeriksaan Fisik - Tanda klinis yang sering ditemui adanya jaringan


mati, perubahan warna gigi, transluensi gigi
berkurang, nekrosis sebagian deseaksi terhadap
rangsang panas
- Nekrosis koagulasi juga sering disebut nekrosis
steril, ditandai oleh jaringan pulpa yang mengeras
dan tidak berbau
- Pada nekrosis liquefaksi/ ganggren pulpa, jaringan
pulpa lisis dan berbau busuk
- Perlu dilakukan pemeriksaan vitalitas gigi dan foto
rontgen jika diperlukan
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja Ganggren pulpa
6. Diagnosis Banding - Pulpitis irreversible akut
- Degenerasi pulpa
7. Pemeriksaan Foto xray gigi persiapkan bila diperlukan
Penunjang
8. Terapi Perlu diperkirakan kondisi kerusakan dan jaringan
pendukung yang masih ada. Pada dasarnya perlu penilain
prognosis yang baik untuk perawatan mempertahankan gigi
1. Gigi dilakukukan perawatan dan dipertahankan
- Apabila jaringan gigi yang tersisa masih cukup kuat
untuk tumpatan nekrosis pulpa dapat ditangani
dengan perawatan saluran akar, dijelaskan pada
pasien prosedur tindakan kedokteran pulpitis
irreversible
- Perawatab saluran akar dapat dilakukan pada kasus
gigi dengan akar tunggal, dan gigi akar ganda yang
lurus dengan sudut pandang kerja pada orifice tidak
terhalang
- Selain kasus tersebut dokter gigi harus merujuk ke
spesialis konservasi gigi
2. Gigi diindikasikan untuk dilakukan pencabutan
- Apabila pendukukng gigi sudah tidak ada dan gigi
dianggap sudah tidak layak untuk dipertahankan (dari
segi biaya, waktu, ataupun kesanggupan pasien)
maka tindakan pencabutan menjadi pilihan utama
- Prosedur tindakan cabut tanpa penyulit:
a. Pemeriksaan vitalitas
b. Pemberian antiseptik pada daerah pencabutan dan
anestesi
c. Anestesi lokal/ mandibular sesuai kebutuhan
d. Pencabutan
e. Pemeriksaan kelengkapan gigi dan periksa soket
f. Kompresi soket gigi
g. Instruksi pasca ekstrasi
- Bila perlu kita berikan obat sesuai indikasi
antibiotika/ analgesik
9. Edukasi
10. Prognosis 1. Untuk perwatan mempertahankan gigi prognosis
baik, jika tidak ada keluhan selama 2 tahun dan foto
radiologi tidak ada kelainan diapeks
2. Untuk tindakan pencabutan: prognosis baik
11. Penelaah Kritis Dokter Gigi
12. Kriteria Pemulangan
Pasien
13. Kepustakaan Textbook of oral and maxillofacial surgery, SM Balaji, 2nd,
El sevier, New delhi, 2013

Anda mungkin juga menyukai