Anda di halaman 1dari 16

Lampiran Keputusan Direktur RSKDGM Prov.

Sul-Sel
Nomor : 440.7/ /DISKES
Tanggal : 29 Maret 2019

Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
Provinsi Sulawesi Selatan
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Impaksi
RSKDGM ( ICD 10 : K 07.3 )
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Gigi yang mengalami kesukaran/kegagalan erupsi, yang disebabkan
oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain,
tertutup tulang yang tebal dan/ atau jaringan lunak di sekitarnya.
Anamnesis Keluhan utama nyeri di regio gigi belakang yang sering disertai
dengan kesulitan membuka mulut dan nyeri kepala.
Diagnosis Pada pemeriksaan terlihat gigi secara keseluruhan atau sebagian
besar berada di dalam tulang rahang dengan berbagai posisi.
Diagnosis Banding Ameloblastoma, Odontoma, Kista odontogenik
Pemeriksaan Foto periapikal, Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Bedah Mulut
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan - Other surgical extraction of tooth
- Excision of dental lesion of jaw
Penyulit Overculitis
Dysphagia
Prognosis Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Sanationam: ad bonam
Quo Ad Functionam : ad bonam
Informed Consent Mutlak diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga
mengerti tentang keadaan penyakit pasien, rencana pengobatan yang
akan dilakukan, penyulit dari penyakit serta prognosisnya dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
Informasi, Konsultasi Sebab : Terjadi karena gigi yang erupsi normalnya terhalang atau
& Edukasi terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis
sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai
oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang
sudah erupsi.
Akibat : Pembengkakan di regio impaksi gigi, sulit membuka mulut
dan lebih lanjut dapat terbentuk abses atau berkembang menjadi
kista odontogenic
Masa Pemulihan 1 – 2 minggu
Output Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Standar Pelayanan Medis dari Ditjen Pelayanan Medis Depkes
RI
2. Ellis III,E, et al,Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery,
5th edition, St. Louis: Mosby an Imprint of Elsevier Science.
2008
3. D.Fragiskos, Fragiskos, Oral Surgery, Springer, Berlin, 2007
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
PANDUAN PRAKTIK Provinsi Sulawesi Selatan
KLINIS

Nekrose Pulpa
RSKDGM ( ICD 10 : )
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/1
Definisi Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang merupakan proses
lanjutan dari inflamasi pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi
darah secara tiba-tiba akibat trauma.
Anamnesis Keluhan utama terdapat kematian pulpa lebih sering terjadi pada
kondisi fase kronis dibanding fase akut.
Diagnosis Pulpa tidak merespon terhadap tes suhu, tes elektrik dan tes kavitas
Diagnosis Banding Periodontitis akut
Pemeriksaan Foto periapikal, Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Konservasi
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan Perawatan Saluran Akar
Restorasi
Penyulit Kondisi gigi dan Rongga Mulut
Prognosis Prognosis untuk kasus nekrosis pulpa pada jangka panjang dan
gejala setelah perawatan adalah dua hal utama yang harus
diperhitungkan dalam menentukan jumlah kunjungan
Informed Consent Mutlak diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga
mengerti tentang keadaan penyakit pasien, rencana pengobatan yang
akan dilakukan, penyulit dari penyakit serta prognosisnya dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
Informasi, Konsultasi Sebab : Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya
& Edukasi infeksi bakteria pada jaringan pulpa
Akibat : inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat
terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa.
Masa Pemulihan 1 – 2 minggu
Output Hilangnya rasa sakit
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Standar Pelayanan Medis dari Ditjen Pelayanan Medis Depkes
RI
2. Hilton TJ, 2009. Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A
Review of the Literature. Oper Dent.34(5):615–625.
3. Walton RE dan Torabinejab M, 1996. Prinsip dan praktek ilmu
endodonsi. Alih bahasa, Narlan S, Winiati S, Bambang N. Ed ke
2. Jakarta EGC. Hal. 32-42.
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
Provinsi Sulawesi Selatan
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Pulpitis Irreversible
RSKDGM ( ICD 10 : )
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/1
Definisi Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa
pulih walaupun penyebabnya dihilangkan.
Anamnesis Keluhan utama terdapat rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab
telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa
penyebab yang jelas.
Diagnosis Karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusi dan
tekan kadang-kadang ada keluhan.
Diagnosis Banding Periodontitis akut
Pemeriksaan Foto periapikal, Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Konservasi
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan - Pulpektomi
- Restorasi
Penyulit Overculitis
Dysphagia
Prognosis Prognosis untuk kasus pulpitis irreversible baik apabila pulpa
diambil kemudian dilakukan terapi endodontik dan restorasi yang
tepat.
Informed Consent Mutlak diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga
mengerti tentang keadaan penyakit pasien, rencana pengobatan yang
akan dilakukan, penyulit dari penyakit serta prognosisnya dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
Informasi, Konsultasi Sebab : stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat
& Edukasi menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali
ke kondisi semula atau normal
Akibat : Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-
jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan.
Masa Pemulihan 1 – 2 minggu
Output Hilangnya rasa sakit.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Standar Pelayanan Medis dari Ditjen Pelayanan Medis Depkes
RI
2. Hilton TJ, 2009. Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A
Review of the Literature. Oper Dent.34(5):615–625.
3. Walton RE dan Torabinejab M, 1996. Prinsip dan praktek ilmu
endodonsi. Alih bahasa, Narlan S, Winiati S, Bambang N. Ed ke
2. Jakarta EGC. Hal. 32-42.
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
Provinsi Sulawesi Selatan
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Pulpitis reversible
RSKDGM ( ICD 10 : )
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/1
Definisi Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi ringan sampai
sedang yang disebabkan oleh stimulus noksius, tetapi kemampuan
pulpa untuk kembali seperti semula memiliki kemungkinan yang
masih besar dan rasa sakit akan hilang bila stimulus dihilangkan.
Anamnesis Keluhan utama terdapat rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat
diakibatkan oleh stimulus thermal, trauma maupun stimulus
kimiawi.
Diagnosis Tes vitalitas merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan
terdapat suatu keadaan nekrosis pada sekitar daerah pulpa atau
jaringan sekitarnya.
Diagnosis Banding Pulpitis Irreversible
Pemeriksaan Foto periapikal, Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Konservasi
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan - Pulp capping
- Restorasi
Penyulit Kondisi gigi dan Rongga Mulut
Prognosis Prognosis untuk untuk pulpa adalah baik jika etiologi dihilangkan
sedini mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah terjadiya perluasan
kearah pulpitis ireversibel yang semakin parah
Informed Consent Mutlak diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga
mengerti tentang keadaan penyakit pasien, rencana pengobatan yang
akan dilakukan, penyulit dari penyakit serta prognosisnya dan
komplikasi yang mungkin terjadi.
Informasi, Konsultasi Sebab : terjadi kerusakan pada pulpa yang sangat kecil sehingga ada
& Edukasi kemungkinan untuk kembali seperti semula.
Akibat : Pulpa bereaksi terhadap stimuli panas dan dingin yang
hanya dirasakan sebagai rasa sakit.
Masa Pemulihan 1 – 2 minggu
Output Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Standar Pelayanan Medis dari Ditjen Pelayanan Medis Depkes
RI
2. Hilton TJ, 2009. Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A
Review of the Literature. Oper Dent.34(5):615–625.
3. Walton RE dan Torabinejab M, 1996. Prinsip dan praktek ilmu
endodonsi. Alih bahasa, Narlan S, Winiati S, Bambang N. Ed ke
2. Jakarta EGC. Hal. 32-42.
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
Provinsi Sulawesi Selatan
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

Gingivitis
RSKDGM ( ICD 10 : K 05.00 )
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Gingivitis (peradangan gingiva) adalah inflamasi gingiva tanpa
disertai kehilangan perlekatan.
Anamnesis Gusi mudah berdarah dan berwarna kemerahan, terdapat
pembesaran pada tepi gusi dan gigi.
Diagnosis Pada pemeriksaan terlihat tanda-tanda klinis kemerahan dan
pembesaran (edema) jaringan gingiva, berdarah biladisentuh,
perubahan bentuk dan konsistensi, ada kalkulus dan atau plak
microbial, tanpa bukti radiografis adanya keruasakan puncak tulang
alveolar, yang disertai keluhan rasa gatal pada gusi di sela-sela gigi.
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis
Penunjang (bila diperlukan)
Pelaku SMF Periodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan Dental scaling and polishing, dental debridement, prophylaxis,
plaque removal
Penyulit Pasien tidak kooperatif,disertai penyakit/ kondisi sistemik dan
pasien merokok
Prognosis Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Sanationam: ad bonam
Quo Ad Functionam : ad bonam
Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan
keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
Informasi, Konsultasi Terapi Inisial
& Edukasi a. Pendidikan kesehatan mulut dan instruksi pengendalian plak
microbial di rumah
b. Pembersihan permukaan gigi dari plak dan kalkulus supra
dan sub gingiva
c. Pemberian obat anti mikroba dan obat antiplak, dan
pengunaan alat kebersihan mulut guna meningkatkan
kemampuan pasien untuk membersihkan gigi geliginya.
d. Koreksi factor-faktor yang memudahkan retensi
plakmikrobial antara lain : koreksi mahkota yang over
contour, margin yang over hang, atau ruang embasur yang
sempit, kontak terbuka, gigi tiruan sebagian cekat/ gigi tiruan
sebagian (GTS) lepasan yang kurang pas, gigi karies dan gigi
malposisi.
e. Pada kasus tertentu dilakukan koreksi secara bedah pada
bentuk/ kontur gingiva, agar pasien dapat menjaga
kebersihan mulut, sesuai kontur dan bentuk gingiva sehat.
f. Sesudah fase terapi aktif tersebut di atas, dilakukan evaluasi
untuk menentukan perawatan selanjutnya, yaitu terapi
pemeliharaan periodontal.
Masa Pemulihan 3-4 kali kunjungan
Output Penurunan tanda-tanda klinis inflamasi gingiva secara nyata,
perlekatan klinis stabil, pengurangan skor plak sesuai dengan plak
yang ada pada gingiva sehat. Hilangnya keluhan rasa gatal pada gusi
di sela-sela gigi, rasa tidak nyaman, rasa nyeri saat mengunyah atau
mengigit dan gigi goyang atau gusi bengkak.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Standar kompetensi periodonsia
2. Parameters of Care, Suplements Journal of Periodontology Vol.
7, no.5, May 2000, hal 847 – 883
3. Carranza’s Clinical Periodontology 10th Ed, 2006
4. Rose: Periodontics Medicine, Surgery and Implants, 2004.
5. S.H Daliemunthe : Terapi Periodontal, 2006
6. S.W Prayitno: Periodontologi Klinik : Fondasi Kedokteran Gigi
Masa depan, 2003.
7. Edward’s Cohen : Atlas of Cosmetic and Reconstructive
Periodontal Surgery 3th Ed, 2009.
Disahkan oleh
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSKD Gigi dan Mulut
KLINIS Provinsi Sulawesi Selatan

GIGI TIRUAN
SEBAGIAN LEPASAN
RSKDGM (GTSL)
Provinsi Sulawesi IMMEDIATE
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Gigi tiruan yang dibuat sebelum pencabutan, lalu dipasang segera
setelah pencabutan.
Anamnesis Keluhan utama pasien yang ingin dibuatkan gigi tiruan di daerah
anterior dan tidak ingin ada masa ompong (tidak bergigi).
Diagnosis Klasifikasikasi Kennedy kelas III dan IV daerah anterior
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan Laboratorium mikroskopis, serologis, hematologis, mikrobiologis
Penunjang (bila diperlukan)
Pelaku SMF Prostodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan 1. Sterilitas alat dan dental unit
2. Siapkan alat diagnostic, sendok cetak anatomis
3. Dudukkan pasien di dental unit dan atur posisinya
4. Anamneses pasien
5. Diagnose pasien
6. Membuat desain gigitiruan
7. Pencetakan dengan menggunakan irreversibel hydrocolloid
untuk Rahang atas dan rahang bawah sebagai model studi
dan model kerja
8. Proses Laboratorium
9. Pencabutan gigi yang akan diganti
10. Insersi gigitiruan segera setelah pencabutan
11. Kontrol 24 jam setelah insersi pasca pencabutan
12. Kontrol seminggu setelah insersi
13. Kontrol sebulan
14. Penggantian gigitiruan imediat
Penyulit Pasien tidak kooperatif,disertai penyakit/ kondisi sistemik dan
pasien merokok
Prognosis Baik
Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan
keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
Informasi, Konsultasi Menginformasikan pada pasien jadwal kontrol berikutnya dan
& Edukasi kemungkinan GT longgar setelah 1 bulan pemasangan
Masa Pemulihan 4-5 kali kunjungan
Output Penutupan luka dengan sempurna pasca pencabutan dan gigi tiruan
dapat digunakan untuk fungsi pengunyahan, estetik dan fonetik.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Kraljevic S,et al. Immediate dentures. Acta Stomat Croat 2001.
p. 281-285.
2. Zarb AG, Bolender CL. Prosthodontic treatment for edentulous
patients. St. Louis: Mosby. 2004. p.123-59.
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
PANDUAN PRAKTIK Provinsi Sulawesi Selatan
KLINIS

REPARASI GIGI
TIRUAN
RSKDGM (RELINE DAN
Provinsi Sulawesi REBASE)
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/1
Definisi Suatu tindakan perbaikan atau pembetulan dari geligi tiruan dengan
tujuan memperbaiki kelainan, kerusakan, kecekatan, retensi dan
stabilisasi setelah denture dipakai oleh pemakai denture
Anamnesis Gigi tiruan terasa longgar dan sudah tidak pas lagi di dalam rongga
mulut sehingga mengganggu fungsi pengunyahan,estetik dan fonetik
Diagnosis -
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan -
Penunjang
Pelaku SMF Prostodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan - Menyambung sementara
- Mencoba gigi tiruan
- Mencetak I gigi tiruan sebagai sendok cetak
- Mencetak II ( rahang dan gigi tiruan )
- Penyelesaian gigi tiruan di laboratorium
- Pemeriksaan gigi tiruan pasca pemasangan

Penyulit -
Prognosis Baik
Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan
keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
Informasi, Konsultasi Menginformasikan pada pasien tentang kemungkinan adaptasi GT
& Edukasi setelah reparasi
Masa Pemulihan 1-2 kali kunjungan
Output Gigi tiruan dapat digunakan kembali untuk fungsi pengunyahan,
estetik dan fonetik.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit, keadaan pasien setiap
kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Kraljevic S,et al. Immediate dentures. Acta Stomat Croat
2001. p. 281-285.
2. Zarb AG, Bolender CL. Prosthodontic treatment for
edentulous patients. St. Louis: Mosby. 2004. p.123-59
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
PANDUAN PRAKTIK
Provinsi Sulawesi Selatan
KLINIS

GIGI TIRUAN
SEBAGIAN LEPASAN
RSKDGM (GTSL)
Provinsi Sulawesi Acrylic/Valplast
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Suatu prothesa yang terbuat dari bahan akrilik atau metalframe yang
mengganti sebagian gigi dalam rongga mulut yang hilang
Anamnesis Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan karena kehilangan sebagian gigi di
rahang atas dan bawah
Diagnosis Klasifikasi Kennedy kelas I,II,III,IV
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Prostodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan 1. Alat
 Alat diagnostic
 Sendok cetak anatomis
 Sendok cetak fisiologis
 Lecron
 Bunsen
 Alat polis
2.Caranya :
 Sterilitas alat dan dental unit
 Siapkan alat diagnostic, sendok cetak anatomis
 Dudukkan pasien di dental unit dan atur posisinya
 Anamneses pasien
 Menentukan diagnose
 Membuat desain gigitiruan
 Pencetakan dengan menggunakan irreversibel
hydrocolloid untuk Rahang atas dan rahang bawah
 Pembuatan sendok cetak perseorangan RB dan RA
dan border moulding dengan stick compound.
 Mencetak fungsional dengan bahan hidrophilic vinyl
polysiloxane (reguler)
 Selanjutnya hasil cetakan dicor dengan dental stone
untuk mendapatkan model kerja
 Pembuatan basis dan galangan gigit Rahang Bawah
dan atas
 Prosedur Pencetakan retromylohioid atau dinamik
 Mencobakan basis dan galengan gigit RB
 pengukuran DV dan penentuan gigitan
 Penentuan posisi relasi sentrik
 try in di pasien
 kirim ke laboratorium u pembuatan gigitiruan
 insersi gigitiruan
 kontrol I
 kontrol II
1. kontrol III
Penyulit Pasien tidak kooperatif,disertai penyakit/ kondisi sistemik dan
pasien merokok
Prognosis Baik
Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan
keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
Informasi, Konsultasi Menginformasikan pada pasien jadwal kontrol berikutnya dan
& Edukasi kemungkinan GT longgar setelah 1 bulan pemasangan
Masa Pemulihan 4-5 kali kunjungan
Output Gigi tiruan dapat digunakan kembali untuk fungsi pengunyahan,
estetik dan fonetik.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga mengerti
tentang keadaan rongga mulut pasien, rencana jenis gigi tiruan yang
akan dibuatkan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Daftar Pustaka 1. Carr. B. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics
11th ed. St. Louis: Elsevier Mosby. 2005:16:292-9
2. Lechner, Sybill dan AR McGreggor. Removable Partial
Prosthodontic a case oriented manual of treatment planning.
Wolfe Pub. 1994:4:37-40.
3. Davenport, J. A Colour Atlasof Removable Partial Dentures.
England.Wolfe medical pub. 1988:4:169-71.
4. Nallaswamy,D. Textbook of Prosthodontics. Jaypee Brothers
medical Publisher(P)ltd. 2003:16:267
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
PANDUAN PRAKTIK Provinsi Sulawesi Selatan
KLINIS

GIGI TIRUAN PENUH


(GTP)
RSKDGM Acrylic/Luciton
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Suatu prothesa yang terbuat dari bahan akrilik yang mengganti
seluruh gigi dalam rongga mulut yang hilang
Anamnesis Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan karena kehilangan seluruh gigi di
rahang atas dan bawah
Diagnosis Edentulous RA/RB
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan -
Penunjang
Pelaku SMF Prostodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan 1. Alat:
 Alat diagnostik
 Sendok cetak anatomis
 Sendok cetak fisiologis
 Lecron
 Bunsen
 Alat polis
2. Caranya :
 Sterilitas alat dan dental unit
 Siapkan alat diagnostic, sendok cetak anatomis
 Dudukkan pasien di dental unit dan atur posisinya
 Anamneses pasien
 Menentukan diagnose pasien
 Membuat desain gigitiruan
 Cetak rahang atas dan bawah dengan bahan
hidrocoloid irreversibel (pencetakan anatomis)
 Cor gips tipe 2 atau 3 model anatomis
 pembuatan sendok cetak individual
 border molding
 pencetakan dengan bahan elastomer menggunakan
sendok cetak fisiologis dengan teknik retromylohioid
atau pencetakan dinamis
 cor gips tipe 2 atau 3 untul model kerja
 pembuatan bite rim
 pengambilan gigitan, dimensi vertical, posisi distal
 tanam di articulator
 penyusunan gigi anterior
 penyusunan gigi posterior
 try di pasien
 kirim ke laboratorium u pembuatan gigitiruan
 insersi gigitiruan
 kontrol I
 kontrol II
 kontrol III
Penyulit Lingir rendah, adanya eksostosis
Prognosis Baik
Informed Consent Untuk melakukan perawatan yang menimbulkan luka pada jaringan
keras maupun jaringan lunak, harus ada persetujuan tertulis.
Informasi, Konsultasi Menginformasikan pada pasien bahwa ada proses adaptasi GT
& Edukasi setelah insersi.
Masa Pemulihan 4-5 kali kunjungan
Output Gigi tiruan dapat digunakan kembali untuk fungsi pengunyahan,
estetik dan fonetik.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga mengerti
tentang keadaan rongga mulut pasien, rencana jenis gigi tiruan yang
akan dibuatkan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Daftar Pustaka 1. Carr. B. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics 11th ed.
St. Louis: Elsevier Mosby. 2005:16:292-9
2. Lechner, Sybill dan AR McGreggor. Removable Partial
Prosthodontic a case oriented manual of treatment planning.
Wolfe Pub. 1994:4:37-40.
3. Davenport, J. A Colour Atlasof Removable Partial Dentures.
England.Wolfe medical pub. 1988:4:169-71.
4. Nallaswamy,D. Textbook of Prosthodontics. Jaypee Brothers
medical Publisher(P)ltd. 2003:16:267
Disahkan oleh
Direktur RSKD Gigi dan Mulut
Provinsi Sulawesi Selatan
PANDUAN PRAKTIK
KLINIS

OVERDENTURE
RSKDGM
Provinsi Sulawesi
Selatan drg. Hj.Lulik Sri Handayani, MARS
NIP. 19640618 199302 2 004
No. 440.7/ /DISKES Terbit ke : 1 Tanggal : 29 Maret 2019 Hal: 1/2
Definisi Gigi tiruan lepasan yang disanggah oleh periodontium dan sisa gigi
yang telah dirawat saluran akar atau telah mengalami modifikasi
perawatan .
Anamnesis Keluhan utama pasien yang ingin dibuatkan gigi tiruan tetapi gigi
asli yang mengalami kerusakan tidak mau dicabut.
Diagnosis Klasifikasikasi Kennedy kelas I ,II, III dan IV
Diagnosis Banding Tidak ada
Pemeriksaan Foto periapikal, Foto panoramik
Penunjang
Pelaku SMF Prostodonsia
Konsultasi -
Perawatan RS Rawat jalan
Penatalaksanaan 1. Alat:
 Alat diagnostic
 Sendok cetak anatomis
 Sendok cetak fisiologis
 Lecron
 Bunsen
 Alat polis
2. Caranya :
 Sterilitas alat dan dental unit
 Siapkan alat diagnostic, sendok cetak anatomis
 Dudukkan pasien di dental unit dan atur posisinya
 Anamneses pasien
 Menentukan diagnose
 Membuat desain gigitiruan
 Konsul ke bagian konservasi untuk dirawat endodontik
 Pencetakan dengan menggunakan irreversibel hydrocolloid
untuk Rahang atas dan rahang bawah
 Pembuatan sendok cetak perseorangan RB dan RA dan
border moulding dengan stick compound.
 Mencetak fungsional dengan bahan hidrophilic vinyl
polysiloxane (reguler)
 Selanjutnya hasil cetakan dicor dengan dental stone untuk
mendapatkan model kerja
 Kirim ke lab untuk dibuatkan koping logam atau dapat
dibuatkan bare rooth dengan komposit
 Insersi koping logam atau bare rooth coping
 Mencetak fungsional dengan bahan hidrophilic vinyl
polysiloxane (reguler)
 Pembuatan basis dan galangan gigit Rahang Bawah dan atas
 Prosedur Pencetakan retromylohioid atau dinamik
 Mencobakan basis dan galengan gigit RB
 pengukuran DV dan penentuan gigitan
 Penentuan posisi relasi sentrik
 try in di pasien
 kirim ke laboratorium u pembuatan gigitiruan
 insersi gigitiruan
 kontrol I
 kontrol II
 kontrol III
Penyulit -
Prognosis Baik
Informed Consent Mutlak diberikan secara lisan dan tertulis agar pasien / keluarga
mengerti tentang keadaan rongga mulut pasien, rencana jenis gigi
tiruan yang akan dibuatkan, penyulit dari akar gigi yang akan
dijadikan pendukung overdenture dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
Informasi, Konsultasi Menginformasikan pada pasien bahwa ada proses adaptasi GT
& Edukasi setelah insersi.
Masa Pemulihan 4-5 kali kunjungan
Output Gigi tiruan dapat digunakan kembali untuk fungsi pengunyahan,
estetik dan fonetik.
Patologi Anatomi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Catatan Medik Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up, penelitian.
Dilakukan pencatatan identitas pasien secara jelas dan lengkap,
penatalaksanaan, penyulit, keadaan gigi tiruan dan jaringan
pendukung pasien setiap kali kontrol.
Daftar Pustaka 1. Lord JL, Teel S. Overdenture: patients selection, using coping,
and evaluation. J Prosthet Dent 1995; 32:41-51.
2. Iskandar. Perawatan prostodonsi preventif dengan overdeutme
pada berbagai rahang. Buku kumpulan makalah ilmiah kongres
PDGl XlX 1995: 81-8
3. Gilling BRD. Magnetic retention for overdentures. Part II. J
Prosthet Dent 1983; 49: 607-18.

Anda mungkin juga menyukai