Sumber : Ovum
Apasaja yang diingingkan pelanggan
wholesale ?
Kriteria Purchase Layanan Wholesale
Kriteria Purchase Utama
Price
total price, struktur discount , biaya perubahan kontrak
yang termurah bukan berarti yang terbaik - price for quality
Long-term relationship
partnership dan inter-dependency
trust dan saling memahami pada semua level
account management yang proaktif
Service level factor
quality of service
service availability (termasuk lama waktu perbaikan )
back-to-back service level untuk pengguna akhir
Kriteria Purchase Sekunder
Flexibility
untuk memenuhi requirement yang dinamis
Sangat penting untuk mobile provider dan provider untuk
enterprise
Delivery lead-time
delivery dibandingkan dengan janji layanan
memenuhi harapan pelanggan
Service packaging
terjadi peningkatan tingkat kepentingan tiap tahun
termasuk produk dengan label-putih atau label sesuai
service provider
Kriteria Penting berdasar Segmen
Pelanggan Wholesale
PELUANG DAN TANTANGAN
BISNIS WHOLESALE
Peluang Bisnis Wholesale
Konvensional Baru
Keterangan :
• Category A ( matured ) : Eropa, USA, Australia, Asia maju
• Category B ( upcoming ) : Asia berkembang, Eropa Timur,
Amerika Latin, Timur tengah
• Category C ( following up fast ) : Afrika
Layanan Transit
Kebutuhan meningkat :
Peningkatan jumlah SLJJ dan operator Limo
Peningkatan trafik akibat tarif yang lebih murah
Direct connection dalam kondisi tertentu sulit dilakukan
Di beberapa negara, layanan transit tidak menjadi
layanan yang relevan
Incumbent memiliki ‘monopoli’ yang besar
Operator Mobile menjadi kompetitor utama
Isu-isu penting :
Billing dan settlement tripartite
QoS pendistribusian tanggung jawab
Dark Fiber / Lambda
Dark Fiber
• Incumbent tidak tertarik karena keterbatasan
jumlah pair
• Akan menjadi bisnis yang menarik bagi new
entrant bisnis backbone
Lambda
• Kemunculan DWDM memungkinkan incumbent
memberikan layanan ini
• Operator Mobile menjadi pelanggan potensial
• Belum ada regulasi yang mengatur
Interconnect Exchange
• Pada lingkungan dengan operator yang sangat
banyak, bisnis interconnect exchange menjadi
solusi yang lebih efisien
• Direct connection mungkin menjadi tidak feasible
bagi operator kecil, karena :
– Biaya penyelenggaraan
– Kompleksitas Jaringan
– Jarak ke POI milik operator besar
• Operator incumbent sangat sesuai bila
menawarkan layanan ini
Bulk SMS
• Pasar sedang tumbuh karena tumbuhnya :
– Sektor mobile
– Sektor limo
• Layanan VAS SMS kedepan menjadi sangat
populer
• Operator Limo kecil dan content provider lebih
memilih bermitra dengan aggregator tunggal
daripada multi operator
• Incumbent dapat menyediakan layanan Bulk
SMS
• Pasar masih unregulated
Tantangan Bisnis Wholesale
• Pengikisan konstributor
utama pendapatan
• Makin kompetitifnya pasar
via price
• Tantangan regulasi
• PLC yg makin pendek
• Mahalnya end of life cost
20
Tantangan Bisnis Wholesale
21
Tantangan Bisnis Wholesale
• Meningkatnya kebutuhan akan
layanan yang memuaskan
pelanggan
• Pelanggan semakin cerdas
dalam memilih operator /
layanan
• Pelanggan memiliki kebebasan
yang sangat besar dalam
memilih
22
Tantangan Bisnis Wholesale
• New Entrant : membangun sendiri atau
menyewa
• Isu-isu yang dihadapi new entrant :
– Mahalnya biaya atas layanan wholesale
– Menghadapi kuatnya persaingan dengan
incumbent yang memiliki skala bisnis retail yang
lebih besar
– Membangun vs Menyewa
Membangun vs Menyewa
• Membangun Sendiri :
– Untuk memperkecil biaya operasi
– Meningkatkan independensi
– Adanya prospek lain selain di bisnis retail dengan
menyewakan excess capacity
• Tantangan membangun sendiri :
– Tingginya biaya modal dan O&M pada tahun-tahun
pertama
– Rentan terhadap strategi kompetitor bila
pembangunan tersebut memakan waktu yang cukup
lama
Strategi Incumbent
Mengenali tantangan new entrant yang memutuskan
untuk membangun :
Loss of revenue
Munculnya kompetisi di level retail maupun wholesale
Idle capacity
Melakukan kapitalisasi posisi untuk menawarkan layanan
wholesale
Penggunaan secara optimal excess capacity
Melihat kompetisi di retail menjadi peluang bukan hanya
sebagai ancaman saja
Menjaga agar new entrant tetap bergantung
Meyakinkan agar new entrant tidak masuk dalam bisnis
wholesale
MENJADI WHOLESALER
TELEKOMUNIKASI IDEAL
Apasaja yang bisa Dilakukan agar Memiliki
Differensiasi ?
Innovate to differentiate
Thank You
Sesi 2
Trend GLOBAL dalam Bisnis
Telecom Wholesale
Joko Suryana
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
Pengantar
Outline
• Fundamental Shift
• Pergeseran Demand
• Munculnya OLO tipe baru
• Stagnasi Pendapatan
• Komoditisasi Jaringan
• Konsolidasi Value Chain
Fundamental Shift
• Industri Wholesale telekomunikasi menghadapi suatu
pergeseran yang mendasar akibat perubahan supply dan
dinamika demand.
BISNIS WHOLESALE
Service
Reseller Carrier
Provider
Content/Appl
Branding Network Services
End
Customer
Stagnasi Revenue
• Secara keseluruhan, revenue layanan wholesale worldwide mengalami
stagnasi sehingga terjadi pengurangan margin profit serta mendorong
reduksi biaya
CAGR 4 %
CAGR 13 %
Wholesale Retail
market market
Operators
Wholesale End user
/ service
suppliers customers
providers
Wholesale Tradisional hanya membatasi pada penyedia
jaringan
dan kapasitas
IT
IT
Wholesale Retail
market market
Operators
Wholesale End user
/ service
suppliers customers
providers
Bagi wholesale tradisional, layanan dasar hanya
memberi revenue flat
20
06
07
08
09
10
11
20
20
20
20
20
20
20
Agenda
Pesan Kunci
Evolusi Jaringan Telekomunikasi
Pemain Non-traditional
Pemain Traditional
Role of network ownership
Kesimpulan
Wholesale provider perlu membantu provider retail
untuk me-manage cost dan membuat layanan baru
250 40
35
30
25
150
Mobile
20
Fixed
100
15
10
50
5
0 0
2007 2008 2009 2010 2011 2007 2008 2009 2010 2011
Pemain Traditional sedang mencari cara untuk
mengatasi new entrant
Banyak Pelanggan yang sanggup membayar
layanan premium
Types of service level upgrade for which surveyed SMEs would pay a premium
Uptime guarantee
Minimum speed guarantee
8 9
7 8
7
6
Revenues (EUR bn)
0 0
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
Source: Analysys Research 2007
Biaya operasi jaringan membutuhkan
sepertiga anggaran
Typical mobile Mobile operators network
operator expenditure sharing agreements
100%
90%
Country Operators
Portion of expenditure
80%
70% Australia 3, Telstra
60%
50%
40% Spain FT, Vodafone
30%
20%
10% India Hutchison,
0% Airtel
Other spend
Interconnection
UK Vodafone,
Customer care Orange
Retention and Acquisition
Network Source: Analysys Research 2007
Operator-operator yang sukses melakukan reduksi cost
dengan outsourcing
Indexed opex as a portion of Network operators
revenues for network operators outsourcing agreements
120%
Operator Outsourcer
Indexed opex as a portion of revenues
100%
Vodafone Nokia-Siemens
80% Australia
60% Elisa (Finland) Daxtum Oy
40%
Telecom NZ Alcatel,
20% Ericsson,
0%
Lucent
2000 2001 2002 2003 2004 TMN Motorola
Outsourcers Non-outsourcers
Joko Suryana
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
Outline
• Kondisi Existing Bisnis Wholesale
• Trend Bisnis Wholesale
• Keputusan OLO Menyewa atau Menyediakan
sendiri
• Strategi Melakukan Bisnis Retail dan sekaligus
Bisnis Wholesale
Kondisi Bisnis Wholesale Telekomunikasi di
Indonesia
• Peluang bisnis wholesale ini sangat sejalan
dengan semakin ketatnya bisnis retail. Operator
retail seluler yang sedang bertumbuh semisal
Axis, Three, Smartfren tentu membutuhkan
dukungan jaringan backbone dan jaringan akses
agar dapat segera masuk pasar.
• Di sisi lain, kebutuhan akan peningkatan proteksi
dan redundancy jaringan oleh operator retail
eksisting besar semisal Telkomsel, Indosat
ataupun XL tentu merupakan lahan pendapatan
baru operator wholesale baru.
Trend Kompetisi Bisnis Wholesale Jasa
Jaringan
• Barrier to entry yang sebelumnya dikendalikan oleh
operator incumbent seperti Telkom dan Indosat, secara
berangsur-angsur makin berkurang :
– Munculnya carrier-independent operator seperti ICONPlus
dan Moratel.
– Operator baru wholesale lainnya seperti PGN dan BUMD
telekomunikasi di tiap ibukota provinsi juga akan turut
meramaikan bisnis wholesale jasa jaringan ini.
• Potensi munculnya operator Fiber Optik dari operator
transportasi :
– Jasa Marga dengan FO di sepanjang Toll trans Java
– PT.KAI dengan FO di sepanjang Rail
Trend Kompetisi Bisnis Wholesale Jasa
Jaringan
• Operator retail eksisting juga mulai melihat perlunya
membangun sendiri infrastruktur backbone :
– untuk memberikan proteksi dan redundancy agar kinerja
operasional jaringan memiliki kehandalan yang sangat
tinggi.
• Kecenderungan para operator retail membangun ring-
ring metro ini akan berdampak pada bisnis wholesale
jasa jaringan.
• Kondisi ini akan menyebabkan harga bandwidth akan
semakin turun baik untuk link intracity maupun
intercity.
Trend Kompetisi Bisnis Wholesale Jasa
Jaringan
• Penggelaran teknologi transport baru seperti MPLS, DWDM,
Metro Ethernet akan menjadi indicator evolusi jaringan
kedepan yang mengarah pada Next Generation Network :
– berbagai mode transport serta berbagai jenis layanan akan
secara cepat dan cost effective digelar oleh tiap operator.
• Trafik all-IP menjadi platform bersama penyelenggara layanan
telekomunikasi sehingga membawa pada konvergensi jaringan
dan layanan telekomunikasi di tanah air.
Kebijakan Sewa dan Membangun
• Jaringan
Operator telekomunikasi Sendiri
bukan incumbent selalu
dihadapkan pada pilihan untuk membangun jaringan
sendiri atau menyewa dari operator wholesale.
• Dominasi incumbent menyebabkan operator new entrant
atau operator retail skala bisnis sedang tidak mendapatkan
layanan sewa jaringan sebagaimana yang diharapkan.
– Berakibat pada kebutuhan untuk menyediakan sendiri jaringan
secara mandiri dengan membangun infrastruktur intracity
terlebih dahulu.
– Sedangkan untuk penyediaan infrastruktur intercity, dari survey
lapangan yang dilakukan, tercatat bahwa pembangunan
bersama para operator new entrant dengan operator retail skala
sedang lebih dipilih untuk mengurangi biaya CAPEX.
Pertimbangan Membangun Sendiri atau Menyewa
Infrastruktur Telekomunikasi
• Terdapat tiga alasan utama dalam memutuskan apakah
akan menyewa atau membangun sendiri :
– Alasan yang terkait dengan Regulasi, yaitu pada saat
pengambilan keputusan seberapa kondusif regulasi yang
diterapkan dalam mempengaruhi new entrant untuk
membangun sendiri atau menyewa dari incumbent.
– Alasan yang terkait dengan Finansial, yaitu pertimbangan-
pertimbangan yang menyangkut kondisi keuangan internal
dan prediksi cash flow sesuai business plan
– Alasan yang terkait dengan Strategi, yaitu bagaimana dan
kapan operator akan masuk pasar serta bagaimana cara
paling tepat untuk mensiasati kondisi persaingan yang
sedang terjadi
Pertimbangan Membangun Sendiri atau Menyewa
Infrastruktur Telekomunikasi
Alasan Yang Terkait dg Regulasi
Alasan yang Terkait dg Finansial
Alasan yang Terkait dg Strategi
Strategi Penyeimbangan Bisnis Wholesale dan Retail
Telekomunikasi
Joko Suryana
School of Electrical Engineering and Informatics
Institut Teknologi Bandung
1. INTRODUCTION OF
TELECOMMUNICATION WHOLESALE BUSINESS
106
1. INTRODUCTION OF
TELECOMMUNICATION WHOLESALE BUSINESS
107
1. INTRODUCTION OF
TELECOMMUNICATION WHOLESALE BUSINESS
108
1. INTRODUCTION : International Carrier
International Business Size in Mio
Wholesaler Minute /year
109
1. INTRODUCTION :
Voice Telecommunication Business Channels
Corporate buying process End-User : B to C
Contractual basis (Personal;In-
For their own product roamer;student)
complimentary Simple buying process
Act as customer or reseller B to Act as customer
B (MNC,NC,SME) Retail
Market Channel
Corporate
Market Channel
Wholesale
Market Channel
Wholesale transaction (mobile operator; VoIP Player; Calling
card; IDD operator; Carrier; ISP)
Act as wholesaler
110 Inter-Carrier partnership
2. OPPORTUNITY : Wholesale Business Chain
Domestic
Operator
Domestic:
Calling Card
Carrier OPERATOR
Carrier
Carrier
Singapore
Malaysia
111
2. OPPORTUNITY : Market’s need
112
2. WHOLESALE BUSINESS OPPORTUNITY
113
3. BUSINESS MODELS : Commercial Arrangement
114
3. BUSINESS MODELS :
Bilateral Business Arrangement
115
3. BUSINESS MODELS :
Bilateral Business Arrangement
Business Arrangement -Operator A India via SingTel : 1Mio min. x $ 0,06 = $ 60,000
E.g. -SingTel Indo via Operator A : 500,000 min x $0.09 = $ 45,000
116
3. BUSINESS MODELS :
Bilateral Business Arrangement
Business Arrangement - Operator A India via SingTel : 750,000 min. x $ 0,06 = $ 45,000
- SingTel Indo via Operator A : 500,000 min x $0.09 = $ 45,000
E.g.
Balance payment $. 0
117
3. BUSINESS MODELS :
Bilateral Business Arrangement
SWAP Arrangement
Business Arrangement - Operator A Thailand via SingTel : 750,000 min. x $ 0,06 = $ 45,000
E.g. - SingTel Malaysia via Operator A : 500,000 min x $0.0 = $ 45,000
Balance payment $. 0
- Each parties can get fixed rate for certain period agreed
Benefit - Addressed for wholesale traffic
118
3. BUSINESS MODELS :
Bilateral Business Arrangement
White Label
Common Terms & Condition - Using allocated number provided by network operator
applied - Bulk transaction system
119
3. BUSINESS MODELS :
Multiparty Business Arrangement
Multi-Party
120
3. BUSINESS MODELS : Service Classification
Service Classification
High quality
Prime High rate
CLI
Direct routing to # B operator
TDM Connection
Customer Service
Premium
Good quality
Reasonable rate
Customer service
Routed to routing combination (Direct & LCR)
Standard
Virtual Transit Fair quality
Reasonable rate
Service (VTS)
Limited CS; Routed to routing combination (Direct & LCR)
122
3. BUSINESS MODELS : Service
Service to Partner
123
3. BUSINESS MODELS :
Target Market & Quality Service
Service offered VS Targeted Market
Determine target market and set how’s our service offer
How far you will serve your customer ?
Goal :
Profit maximization by improving quality of service, optimizing
Network utilization and enhancing customer satisfaction
124
3. BUSINESS MODELS : Traffic Volume VS Price
- Quality = Revenue =
125
3. BUSINESS MODELS : Traffic Volume VS Price
126
Traffic Routing Management 3. BUSINESS MODEL
Commercial
-Rate
-Bilateral Volume Commitment
-Payment system
Quality
-ASR, PDD, MOS, SCR, etc.
-Coverage completeness
-Link Capacity availability
Traffic Routing
Consideration
Exchange traffic balancing
- Minimize financial risk : bad debt
Synergy
-Synergizing business among sister companies within group
-Synergizing business among alliance member
127
3. BUSINESS MODEL
Traffic Routing Management
Single rate
-Same rate
Multi Rate
-Tier based on traffic volume
-Different rate based on POI
-Different rate based on partnership (exchange rate, increase margin, etc.)
Bulk
Pricing Model -Bulk amount for 1 E1 capacity 24 hours / day
-Bulk amount based on time band (peak; off peak)
Special Rate
-For special deal (promotion, achieve target, special program)
128
4. PARTNERSHIP
Carrier Classification
129
4. PARTNERSHIP
Requirements Setting
-Termination destination
Service Required -Service classification
-Customer support
Quality:
-ASR, PDD, MOS,
Quality & Value Added Value Added :
-Exchange traffic, co-branding, etc.
130
KSF 5. Key Success Factor
131
5. Key Success Factor
KSF
132
Thank You