di Indonesia
WIDYA LUSI ARISONA, S.S.T., MPH
Sejarah
AKI dan AKB yang Para dokter SpOG
tinggi berusaha mencegah
Tahun
merintis BagianKesehatan Ibu dan
1950- Anak (BKIA)
an
1 2 3
Periode Keterlibatan
Periode perintisan Periode Pelita I
Pemerintah dalam
1950an - 1966 (1969-1974)
Program KB Nasional
6 5 4
7 8 9
Periode Pelita V Periode Pelita VI Periode Pasca
(1988-1993) (1993-1998) Reformasi
1. Periode Perintisan (1950an – 1966)
23 Desember 1957
• Pembentukan Perkumpulan Keluarga BerencanaIndonesia
(PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood Federation (IPPF)
Tahun 1967
• PKBI diakui sebagai badanhukum oleh Departemen
Kehakiman
PKBI memperjuangkan terwujudnyavkel
uarga- keluarga yang sejahtera melalui 3
macam usaha pelayanan yaitu :
Mengatur
kehamilan atau Mengobati Memberi nasihat
menjarangkan kemandulan perkawinan
kehamilan
2. Periode Keterlibatan
Pemerintahdalam Program KB Nasional
1967
• “Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian secara serius mengenai usaha-usaha pembatasan kelahiran,
dengan konsepsi keluarga berencana yang dapat dibenarkan oleh moral agama dan moral Pancasila”
• Sebagai tindak lanjut dari Pidato Presiden tersebut, Menkesra membentuk Panitia Ad Hoc yang bertugas
mempelajari kemungkinan program KB dijadikan Program Nasional.
7 September 1968
Pada tanggal 17 Oktober 1968
• dibentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional(LKBN) dengan Surat
Keputusan No.36/KPTS/Kesra/X/1968.
• Lembanga inistatusnya adalah sebagai Lembaga SemiPemerintah.
3. Periode Pelita I (1969-1974)
mulai dibentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Tahun 1972
Pada Periode Pelita I
• dikembangkan Periode Klinik (Clinical Approach)
4. Periode Pelita II (1974-1979)
Dalam kaitan inipada tahun 1973-1975 sudah mulai dirintis Pendidikan Kependudukan
sebagai pilot project
5. Periode Pelita III (1979-1984)
Periode ini dilakukan pendekatan Kemasyarakatan (partisipatif) yang didorong peranan dan
tanggung jawab masyarakat melalui organisasi/institusi masyarakat dan pemuka masyarakat
• Bertujuan untuk membina dan mempertahankan peserta KB yang sudah ada serta
meningkatkan jumlah peserta KB baru.
Pada periode ini juga secara resmi KB Mandiri mulai dicanangkan pada tanggal
28 Januari 1987 oleh Presiden Soeharto dalam acara penerimaan peserta KB Lestari
di Taman Mini Indonesia Indah.
Periode ini gerakan KB terus berupayameningkatkan kualitas petugas dan SDM dan pelayanan KB
• Sehingga diluncurkan strategi baru yaitu Kampanye Lingkaran Emas (LIMAS)
16 Maret 1998 Prof. Dr. Suyono diangkat sebagai Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan merangkap sebagai Kepala BKKBN
21 Mei 1998 Kepala BKKBN dijabat oleh Prof. Dr. Ida Bagus Oka sekaligus menjadi
Menteri Kependudukan
9. Periode Pasca Reformasi
Berdasarkan GBHN Tahun 1999 Program KB Nasional merupakan salah satu program utk
meningkatkan kualitas penduduk, mutu SDM, kesehatan dan kesejahteraan sosial yang
selama ini dilaksanakan mll :
• Pengaturan kelahiran
• Pendewasaan usia perkawinan
• Peningkatan ketahanan keluarga dan kesejahteraan keluarga
Pada tahun 1957 tepatnya pada tanggal 23 Desember 1957 dengan Dr. R Soeharto
sebagai ketua PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana yang membantu
masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela.
Tujuan demografis
• yaitu mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk berupa penurunan angka fertilitas dari 44 permil
pada tahun 1979 menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50 % dari keadaan pada tahun 1971.
Tujuan normatif
• yaitu dapatdihayati norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang pada satu waktu akan
menjadi falsafah hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.
Struktur dan Fungsi BKKBN
BKKBN pusat
• untuk mempersiapkanan kebijaksanaan umum dan mengkoordinasi
pelaksanaan program KB nasional dan kependudukan yang
mendukungnya.
BKKBN Prop. / Kab / Kota
• Menkoordinir penyelanggaraan KB di tingkat provinsi kabupaten / kota
• Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
• Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan program KB
• Menyusun dan pelaporan KB ke tingkat provinsi maupaun pusat
Tingkat Kecamatan
• Mengkoordinasi penyelenggaraan KB tingkat kecamatan.
• Mengadakan rapat koordinasi melibatkan pihak-pihak terkait.
• Mengdakan evaluasi pelaksanaan program KB berdasarkan laporan dan cakupan
wilayah.
• Pelaporan pelaksanaan kegiatan program KB ke tingkat Kabupaten / Kota.
Tingkat desa (PPKBD / sub PPKBD)
• Memberikan pelayanan kontrasepsi sederhana dan pil KB ulangan pada peserta KB
• Membina kelestarian peserta KB
• Memberi nasehat-nasehat untuk peserta KB akibat efek samping bila perlu merujuk
• Pencatatan dan pelaporan sederhana
• Memotivasi calon peserta KB baru
• Membantu PLKB di daerahnya
• Membantu penanggulangan isu-isu yang merugikan gerakan KB bersama aparat yang
berwenang
• Menerima, menyimpan dan menyalurkan alat kontrasepsi sederhana
Tingkat pos pelayanan terpadu (posyandu / pos kesehatan terpadu)
• Membantu petugas KB dalam pendataan peserta KB
• Membina kelestarian peserta KB dan penanggulangan isu-isu yang merugikan program KB
• Melayani kontrasepsi sederhana dan pil ulang
• Pelayanan rujukan sesuai kemampuan
• Pencatatan dan pelaporan
• Membantu pelaksanaan kegiatan integrasi dengan kegiatan KIA, imunisasi, konseling, upaya PKMD,
upaya UPPKS,gizi dan penaggulangan diare
Kelompok-kelompok akseptor
• Memberikan pelayanan KIE
• Memberikan alat kontrasepsi sederhana, pil ulangan
• Memotivasi dan penanggulangan isu-isu akibat pemakaian alat kontrasepsi
• Melakukan pencatatan
• Mengupayakan kemandirian ber KB bagi anggotanya
• Merujuk anggotanya yang mengalami kontrasepsi
Pesertra KB
• Menerima jasa pelayanan KB
• Meningkatkan kemandirian ber KB
VISI DAN MISI
• Menjadi lembaga yang handal dan
VISI dipercaya dalam mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan keluarga
berkualitas
• Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan
• Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
MISI
• Memfasilitasi Pembangunan Keluarga
• Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
• Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten
Tiga Nilai Revolusi Mental
• jujur, dipercaya, disiplin,bertanggung jawab, dan
Integritas
tidak munafik
• kerja sama, solidaritas,komunal,
Gotong royong
dan berorientasi padakemaslahatan umum
“Melaksanakan
Tugas B tugas pemerintahan
KKBN
di bidang
pengendalian
penduduk dan
penyelenggaraan
keluarga berencana”
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perkembangan KB di Indonesia
Penghambat Pendukung
Satatus
Pendidikan Agama
Waniita
Sosial Tinggi rendahnya sosial ekonomi dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan
program KB
Ekonomi Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi masyarakat karena
berkaitan dg kemampuan untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan.
Konseling
Pelayanan Kontrasepsi
Pelayanan Infertilitas
Konsultasi genetik
Tes keganasan
Adopsi
Strategi Pendekatan dan Cara
Operasional Program Pelayanan KB
Pendekatan kemasyarakatan (Community appoach).
• Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
• Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan
keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai
kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan
sejajar.
Pendekatan integrative(Integrative approach).
• Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan
menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
Strategi Pendekatan dan Cara
Operasional Program Pelayanan KB
Pendekatan kualitas (quality approach).
• Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi
Pendekatan kemandirian(self rellent approach).
• Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu
untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
Pendekatan 3 deminsi (three dimension approach).
• Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program
tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi
menjadi tiga kelompok, yaitu :
• 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
• 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
• 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB
CARA OPRASIONAL PELAYANAN
KB
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
• Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi,
penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.Dengan penerangan,
motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat
dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Pendidikan KB Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter
berupa pelatihan
Manfaat Keluarga Berencana terhadap
Pengendalian Penduduk (Bangsa dan
Negara)
Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan kependudukan yang merupakan bagian
yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta mencipatakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional.null
Manfaat Keluarga Berencana bagi kepentingan nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.null
Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk sebanding
dengan peningkatan produksi.
Dampak Program Keluarga Berencana
(KB) terhadap pencegahan kelahiran
Untuk ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
• Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dan terlalu pendek.
• Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak,
beristirahat, dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
.. .. menanggulangi masalah
2 kependudukan.
an
t i h
L a
Tugas diketik dalam bentuk
word dan di kumpulkan di WA
japri jam 16.00.