Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI

Centers for Disease Control and Prevention (2015) mengklasifikasikan gonore menjadi 4

golongan yaitu:

1) Infeksi gonokokal non komplikasi/ Uncomplicated Gonococcal Infections. Infeksi

gonokokal yang termasuk dalam golongan ini adalah infeksi gonokokal urogenital (serviks,

uretra dan rektum), faring dan gonokokal konjungtivitis.

2) Infeksi gonokokal diseminasi/ Disseminated Gonococcal Infections. Infeksi gonokokal

diseminasi ditandai dengan munculnya lesi pada kulit, arthritis dan seringkali komplikasi

perihepatitis, endokarditis dan meningitis.

3) Infeksi gonokokal pada neonatus/ Gonococcal Infections Among Neonates. Infeksi

gonokokal dapat menjadi masalah serius bagi ibu hamil yang terinfeksi dikarenakan dapat

mengakibatkan ophtalmia neonatorum/ infeksi konjungtivitis pada bayi baru lahir sehingga

terjadi kebutaan pada bayi baru lahir. Infeksi gonokokal pada neonatus terdiri dari ophtalmia

neonatorum dan gonococcal scalp abscesses

4) Infeksi gonokokal pada bayi dan anak/ Gonococcal Infections Among Infants and

Children. Golongan klasifikasi ini sama dengan golongan infeksi gonokokal non komplikasi

dan infeksi gonokokal diseminasi, tetapi golongan ini dibuat untuk memberikan panduan

pengobatan yang lebih efektif berdasarkan usia

DIAGNOSIS

Anamnesis
Hal yang perlu ditanyakan kepada pasien adalah onset, frekuensi, sifat muncul keluhan,

durasi, sifat keluhan, lokasi, hubungan dengan fungsi fisiologis, akibat terhadap kehidupan

sehari-hari, usaha yang sudah dilakukan. Perlu ditanyakan juga mengenai keluhan peyerta

dan riwayat penyakit yang ditanyakan termasuk adanya IMS sebelumnya, serta gejala dari

IMS pada pasangan seksual saat ini atau sebelumnya, riwayat pengobatan IMS sebelumnya,

jenis kontrasepsi yang dipakai dan adanya riwayat dari kekerasan seksual. Pada wanita perlu

ditanyakan termasuk juga periode menstruasi terakhir dan paritas, termasuk riwayat dari

kehamilan ektopik.

Pemeriksaan Fisik

Pria

- Discharge purulent atau mukopurulen uretra, didapatkan dengan melakukan teknik

milking

- Pemeriksaan epididymitis: nyeri dan edema epididimal unilateral

Wanita

- Discharge vaginal purulent atau mukopurulen, atau discharge servikal

- Perdarahan vagina, vulvovaginitis kerapuhan serviks (tendensi perdarahan saat

manipulasi)

- Nyeri gerakan serviks saat pemeriksaan palpasi bimanual

- Rasa penuh dan/ tenderness pada adneksa, unilateral maupun bilateral

- Nyeri/tenderness pada abdominal bawah, dengan atau tanpa rebound tenderness

- Kemungkinan nyeri punggung (terutama bila PID)

- Tenderness kuadran kanan atas (bila perihepatitis)

Pemeriksaan Laboratorium
1. Pewarnaan gram

Pemeriksaan ini dikatakan positif jika ditemukan diplokokus gram negative dengan

morfologi tipikal yang ditemukan berhubungan dengan neutrophil.

TATALAKSANA

Pemberian KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) mengenai management sex partner

dimana pasangan sex harus mendapatkan penanganan berupa tes diagnosis dan selain

pengobatan harus mendapatkan konseling.

Tatalaksana non farmakologis dapat berupa

konseling, abstinensia (tidak berhubungan seksual) hingga terbukti sembuh dari pemeriksaan

laboratorium atau jika terpaksa gunakan kondom, dan kunjungan kembali pada hari ke-7 bila

tidak ada perbaikan. Konseling yang dilakukan oleh dokter ke pasien harus memuat tentang

penyakit gonore, cara penularan, komplikasi, pentingnya mengobati pasangan seksual, risiko

tertular penyakit lain seperti HIV, hepatitis C, hepatitis B, serta infeksi menular seksual lain.

- Penggunaan kondom untuk proteksi.

- Pasien seharusnya menghindari kontak seksual sampai pengobatan selesai dan juga

sampai pasangan seksualnya selesai dievaluasi dan diobati.

Anda mungkin juga menyukai