RASIONAL
Pendidikan jasmanimerupakan salah satumatapelajaran yang disajikan di SMU.
Mata pelajaraninimemilikikarakteristik yang berbedadibandingdenganmatapelajaran lain,
perbedaantersebutmeliputi: tujuan yang ingindicapai, prosedur yang harusdilaksanakan,
dan alatatau media yang digunakan.
Metodepengajaran, kondisipengajaran dan
hasilpengajaranmerupakantigavariabelutama yang mempengaruhipengajaran. Ketepatan
guru dalammemilihmetodemengajar, dan didukungdengankualitaskondisipengajaran yang
baik, makaakanberpengaruhterhadaphasilpengajaran. Efektifitaspengajaranmerupakan
salah satuindikatoruntukmengukurhasilpengajaran. Efektifitaspengajarandapatdilihatdari:
kecepatanpenguasaanmateripelajaran, kesesuaiandenganprosedur, kuantitaskinerja, dan
kualitashasilakhir. Pengajaranpendidikanjasmani yang efektif di SekolahMenengahUmum
(SMU) salah satunyadapatdiukurmelaluikuantitaskinerjasiswa, pada saat proses
belajarmengajar (PBM) berlangsung.
DisajikanDiluar Jam
Beberapa SMU di Malang sudahada yang
menyajikanmatapelajaranpendidikanjasmanidiluar jam pelajaran, yang dimaksuddiluar jam
pel- ajaranadalahapabila SMU masukpagi,
makakhususuntukmatapelajaranpendidikanjasmanidisajikan pada sore
hari, sehingga jam pelajaranlebihlonggar, baikuntukmelakukanpersiapan, melaksanakan
dan mengakhirikegiatan.
Masalahutama yang munculpenyajianmatapelajaranpendidikanjasmanidiluar jam
pelajaranadalah, apakahsemuasiswa SMU akanmengikutipelajaransecarapenuh,
karenatidaksedikitsiswa SMU yang berdomisilijauhdarisekolah,
sehinggasiswatersebuttidakmungkinseharipenuhberada di sekolahuntukmengikutikegiatan.
MenyajikanMateri Ganda
Penyajianmaterigandadapatditerapkansebagaialternatifdalammeningkatkanefektifit
aspengajaranpendidikanjasmani. Upayainiditempuhkarena SMU tertentumemilikisarana
dan prasarana yang tidakseimbangdenganjumlahsiswa,
sehinggaaktifitassiswasangatrendah. Untukmeningkatkanaktifitassiswaselama PBM
makadapatdilakukandenganmenyajikanmateriganda.
Penyajianmateritersebutdimaksudkanuntukmenambahjumlahsarana dan prasarana yang
dapatdimanfaatkansiswa, sehinggaselamamengikutipelajaransiswalebihbanyakbergerak.
Guru pendidikanjasmani SMU dapatmengelompokkansiswamenjadidua: putra dan
putri. Pada minggupertama, materiutamadisajikanuntuksiswaputra,
sedangkansiswaputrimelakukankegiatanolahraga lain yang berbentukpermainan dan
banyakmelibatkansiswamisalnyabolavoli. Pada minggukedua,
materidisajikanuntuksiswaputri, sedangkansiswaputramelakukankegiatanolahraga lain
yang berbentukpermainan.
Prinsipinidikemukakankarenahakikatpendidikanjasmaniadalahpendidikan yang
dilaksanakanmelaluigerak, sehinggagerakmerupakansaranautamauntukmencapaitujuan.
Siswa yang mengikutimatapelajaranpendidikanjasmaniharusbanyakbergerakselama PBM
berlangsung. Untukmeningkatkanfrekuensigeraksiswa, makaharusdisediakansarana dan
prasarana yang memadai, dan salah satucaranyaadalahmenambahsarana dan prasarana
yang dapatdigunakanselama PBM berlangsung. Denganmenyajikanmateriganda,
makasarana dan prasarana yang dapatdimanfaatkansiswa SMU selama PBM
lebihbanyakjumlahnya.
Penyajianmaterigandadikemukakansebagaiupayameningkatkanefektifitaspengajara
npendidikanjasmani di SMU. Untukdapatmenyajikanmateriinisecarabaik, makarambu-
rambutertentuharusdipenuhi oleh guru pendidikanjasmanidalammemilihmaterikedua.
Prinsippemilihanmaterikedua yang harusdiperhatikan guru pendidikanjasmani,
dalammenyajikanpengajaranmaterigandaadalah:
1. Materipelajaranberbentukpermainan yang banyakmelibatkansiswa, misalnyabolavoli,
sepakbola, bola basket, dan sebagainya.
2. Materipelajarantidakmembahayakansiswa, sehinggatanpadikontrol guru
siswaamanmelakukankegiatan.
3. Materipelajaran, pernahdiperoleh (disajikandalamkurikulum) di Sekolah Dasar (SD) atau
di SekolahMenengah Tingkat Pertama (SMTP),
sehinggasemuasiswadapatmelakukandenganbaik.
Contohpenyajianmaterigandadenganmateriutamalemparlembing, dapat
dilakukansebagaiberikut: Pada pertemuan I materilemparlembingdisajikanuntuksiswaputra,
sedangkansiswaputrimelakukankegiatanpendidikanjasmanidenganmateripermainan yang
tersedia di SMU, misalnyabolavoli. Pada pertemuan II (mingguberikutnya),
materilemparlembingdisajikanuntuksiswaputri, sedangkansiswaputradapatbermainbolavoli,
bola basket, dan sebagainya.
Dengancarainidiharapkansiswaakanlebihaktifdalammengikutimatapelajaranpendidi
kanjasmani, karenaalat yang dapatdigunakanlebihbanyak, dengancaraini guru
pendidikanjasmanidapatmemaksimalkankemampuansiswasesuaidengankondisisarana dan
prasarana yang dimilikisuatu SMU.
KESIMPULAN
Hasil pengajarandapatdiukurmelalui: (1) efektifitaspengajaran, (2)
efisiensipengajaran dan (3) dayatarikpengajaran.
Menilaiefektifitaspengajaranpendidikanjasmani di SMU
dapatdilihatdarikuantitaskinerjasiswaselama PBM berlangsung.
Upayameningkatkanefektifitaspembelajaranpendidikanjasmani di SMU
dapatdilakukandengancara: (1) Melengkapisarana dan prasaranasesuaikebutuhan, (2)
menyajikanmateri pada jam I dan II, (3) menyajikanmateridiluar jam, dan (4)
menyajikanmateriganda. Cara
iniditempuhsebagaiupayameningkatkanfrekuensisiswauntukbergerakselama PBM
berlangsungnya.
Penyajianmateripendidikanjasmanibertujuanuntukmengembangkanindividusecarao
rganis, neuromuskuler, intelektual, dan emosional, melaluiaktivitasjasmani (fisik).
Dengandemikianpengajaranpendidikanjasmani di SMU
harusbanyakmelibatkansiswauntukbergerak.
DAFTAR RUJUKAN
Abdulkadir, Ateng. 1993. Pendidikan Olahraga. PidatoPengukuhan Guru Besar FPOK.
Jakarta: Sabtu 30 Oktober 1993.
Annarino,Anthony, A. &Cowel. 1980. Curriculum Theory and Design in PhysicalEducation .
St. Louis: CV. Mosby Company.
Bennet, B. L. 1983. Comparative Physical Education and Sport . Philadelphia: Lea and
Febiger.
Bloom, Benyamin, S. 1985. Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman Hall
Inc.
Bucher, Charles, A. 1983. Foundation of Physical Education and Sport. St. Louis: CV.
Mosby Company.
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta:
Depdikbud P2LPTK.
Lawson Hal A. and Placek Judith H. 1981. Physical Education in The Secondary
Schools;Curriculum Alternatives. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Mustain, Wendy C. 1990. Are you the best teacher you can be?. Journal of
PhysicalEducation Recreation and Dance. (JOHPERD). Volume 61 Number 2
February pp.88-93.
Pangrazi Robert P. and Daur, Victor P. 1989. Dynamic Physical Education For
ElementarySchool Children. New York: Macmillan Publishing Company.
Rijsdorp, K. 1975. Gymnology. Terjemahan Abdulkadir Ateng, Jakarta: DitjenPemuda dan
OlahragaDepdikbud.
Siedentop, D. 1980. Physical Education Introductory Analysis. Dubuqua, Iowa: Wm. C.
Brown.
SK Mendikbud 0413/U/1987. TentangPerubahan Nama Pendidikan Olahraga
danKesehatan menjadi Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud
Soemosasmito,Soenardi. 1988. Dasar Proses dan EfektivitasBelajarMengajarPendidikan
Jasmani. Jakarta: P2LPTK DitjenDiktiDepdikbud.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI
SEKOLAH DASAR
A. RASIONAL
Pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes) merupakan salah
satumatapelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar (SD). Mata
pelajaraniniseharusnyamemilikikedudukan yang setaradenganmatapelajaranpendidikan
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan matapelajaran lain yang disajikan di
SD.
PenyajianmateriPenjaskes yang dominanmenggunakanaktivitasfisiksebagai media
utamauntukmencapaitujuandenganpersentase yang lebihbanyak pada domain
psikomotordibandingdengan domain kognitif dan
afektifdianggapkurangmemilikisumbangandalambidangpendidikan dan pengajaran.
Kenyataantersebutdapatdilihatdaribeberapamatapelajaransaja yang yang di-
EBTANAS-kan,
haltersebutmemperlihatkanbahwabelumadakesamaanpenghargaanterhadapmatapelajaran
di SD, termasuk juga untukmatapelajaranPenjaskes, yang
dianggapkurangpentingdalammenunjangtercapainyatujuanpendidikan,
sepertimatapelajaran lain yang dominan pada aspekkognitif.
PemberiannilaimatapelajaranPenjaskes yang diperolehmelaluitestulis, yang
diperolehdaritessumatifmerupakankesalahanpelaksanaanevaluasiPenjaskes yang
seharusnyatidakterjadi. Data tersebutsekaligusmerupakan salah satubuktibahwa model
evaluasipendidikanjasmani yang dilaksanakan pada saatsekarangperludikajiulang.
14
B. RUANG LINGKUP KAJIAN
PerbedaanpenyajianmateripelajaranPenjaskesdibandingdenganmatapelajaran lain
diantaranyaterletak pada pelaksanaankegiatan. Dalampendidikanjasmani,
aktivitasfisikmerupakan media utama yang digunakanuntukmencapaitujuan.
Selaindariaspeksiswa,
aspekkebijakanternyatacugaturutmempengaruhikesalahandalammelakukanevaluasi.
Testulis pada EBTA untukmatapelajaranPenjaskesmerupakan salah satukebijakan yang
kurangtepat, karenatidaksesuaiantaratujuanmatapelajaranPenjaskesdenganinstrumen
yang digunakanuntukmengukur.
Berangkatdarihasilpenelitiantersebut,
sudahselayaknyakebijakanmemasukkanPenjaskesdiujikan pada EBTA harusdihapuskan,
karenamendudukiposisi yang paling rendahdibandingdengan domain lain, yang
hanyamemilikibobot 22,91%.
Kebijakan yang dapatdiusulkanadalahmatapelajaranPenjaskesmerupakanpra-
syaratbagisiswauntukmengikuti EBTA dan EBTANAS. Siswa yang memilikikesegaran
PengertianTes
Dalampendidikanjasmani, terdapatbeberapajenistes,
diantaranyaberupatespengetahuanuntukmengukurkemampuankognitifmaupunafektif,
biasanyatesiniberbentukpertanyaan-pertanyaan. Tesketerampilancabang-cabangolahraga
dan kesegaranjasmanimerupakantes yang mewakili domain psikomotor.
PengertianPengukuran
MenurutVerducci (1980)
pengukuranmerupakanaspekkuantitatifuntukmenentukaninformasitentangsifatatauperlengk
apansecaratepat. Kirkendall, (1980) menyatakanpengukuranmerupakan proses
pengumpulaninformasi. MenurutArikunto (1991)
mengukuradalahmembandingkansesuatudengansatuukurantertentu, dan
pengukuranbersifatkuantitatif.
Dengandemikiandapatdisimpulkantujuanpengukuran dan
evaluasidapatmemilikimeliputi: (1) penentuan status siswa, (2) pengelompokansiswa, (3)
seleksi, (4) diagnostik dan bimbingan, (5) motivasi, (6) mempertahankanstandar, dan (7)
melengkapipengalamanpendidikan.
Pengukuranharusdilakukansecaraobyektif
PrinsipKontinyuitas
PrinsipMenyeluruh (Komprehensif)
PENGEMBANGAN EVALUASI
PENJASKES
PengembanganinstrumenevaluasiPenjaskesharusberorientasikepadatujuanPenjask
es. Duakegiatan yang harusdilakukandalammelakukanevaluasiadalahtes dan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA