DOSEN PENGAMPU
Isfandayani, M.Si.
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS ISLAM 45
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkah, rahmat, dan
hidayah yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “Korupsi Pada PT Asuransi Jiwasraya”
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu mata kuliah Ekonomi Islam
Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini untuk memenuhi tugas mata Ekonomi Islam dalam
membuat makalahtentang Korupsi pada PT Asuransi Jiwasraya. Maksud dari
penuliisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi Asuransi
2. Untuk mengetahui unsure- unsure dalam asuransi
3. Untuk mengetahui fungsi asuransi
4. Untuk mengetahui faktor terjadinya korupsi pada PT Asuransi Jiwasraya
5. Untuk mengetahui korupsi menurut pendapat ibnu khaldun
6. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menangani masalah korupsi pada
PT Asuransi Jiwasraya menurut paradigma syariah islam
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Asuransi menurut Undang-Undang No.40 tahun 2014 tentang Perasuransian pada Ketentuan
Umum Pasal 1 yang menyebutkan bahwa Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
Asuransi menurut Bab Sembilan pasal 246 KUHD ( Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang ) adalah Asuransi atau penanggungan adalah suatu perjanjian dimana seorang
3
penanggung mengikat diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan mungkin akan diderita karena suatu peristiwa tertentu. 11
Berdasarkan definisi tersebut, asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi resiko yang
melekat pada usaha tertentu, dimana didasari oleh aturan -aturan hukum yang didalamnya
telah dijelaskan bahwa berdasarkan perjanjian kedua belah pihak yaitu Tertanggung
(Nasabah) kepada Penanggung (Pihak Asuransi) apabila terjadi kerugian tertanggung yang
berkepentingan akan merasa aman dari ancaman tersebut, sebab jika kerugian itu betul-betul
terjadi penanggunglah yang akan menggantinya
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang atau
santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila
terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang
tak tertentu
4
2. Alat penyebar risiko. Risiko yang seharusnya diterima sepenuhnya oleh tertanggung
dapat disebarkan kepada penanggung, sehingga tertanggung mendapatkan rasa aman
dalam menjalankan aktivitasnya. Konsekuensi dari penyebaran risiko ini adalah
kewajiban premi yang harus dibayar oleh pihak tertanggung.
3. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Nilai pertanggungan dan besarnya
premi ditentukan berdasarkan aspek keadilan bagi kedua belah pihak yang merasa
diuntungkan atau dirugikan atas kesepakatan yang terjadi. Perhitungan besarnya
premi dan nilai pertanggungan hanya dapat dilakukan oleh ahli aktuaria yang
mempunyai kredibilitas baik dan dilakukan dengan perhitungan yang tepat.
b) Manfaat Asuransi
Menurut Martono (2002, pp. 145-146) asuransi memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Rasa aman dan perlindungan. Sebagai individu maupun pengusaha, polis yang
dimiliki memberikan rasa aman atas kerugian yang mungkin akan terjadi.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Nilai pertanggungan dan
besarnya premi diperhitungkan secara akurat dengan mempertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Semakin besar nilai pertanggungan semakin besar
pula premi yang harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan jaminan memperoleh kredit dan dapat dijadikan
sebagai kelengkapan memperoleh kredit. Besar kredit yang dapat diberikan oleh
perusahaan asuransi kepada tertanggung sesuai dengan nilai pertanggungan. Untuk
memperoleh kredit dari bank diperlukan agunan (berupa rumah, gedung ) dan agunan
tersebut harus diasuransikan.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayar oleh
tertanggung memiliki unsur tabungan yang memperoleh pendapatan berupa bunga
dan bonus tambahan sebagai perjanjian.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
negatif Rp3,29 triliun.Disebut laba semu karena melakukan rekayasa akuntansi
(window dressing). Hasil pemeriksaan BPK akan menjadi dasar bagi Kejagung
mengambil putusan terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas kondisi
Jiwasraya.
7
keagamaan seseorang, rasa kemanusiaannya sudah hilang, maka dia tak ada bedanya
dengan binatang," kata Khaldun. (okw/ega)
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kasus Jiwasraya, gagal bayar hingga dugaan korupsi. Persoalan keuangan
Jiwasraya telah terjadi sejak awal 2000-an. PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah
menjadi sorotan masyarakat. Asuransi jiwa tertua di Indonesia itu mengalami tekanan
likuiditas sehingga ekuitas perseroan tercatat negatif Rp23,92 triliun pada September
2019. Selain itu, Jiwasraya membutuhkan uang sebesar Rp32,89 triliun untuk kembali
sehat.
Kementerian BUMN juga mensinyalir investasi Jiwasraya banyak ditaruh di
saham-saham gorengan. Hal ini yang menjadi satu dari sekian masalah gagal bayar
klaim Asuransi Jiwasraya. Selain Kejagung, Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta
juga menaikkan status pemeriksaan dari penyelidikan menjadi penyidikan pada kasus
dugaan korupsi.
Pada 8 Januari, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan pernyataan
resmi terkait skandal Jiwasraya. Salah satunya, laba perseroan sejak 2006
Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan ekuitas
Jiwasraya tercatat negatif Rp3,29 triliun. Disebut laba semu karena melakukan
rekayasa akuntansi (window dressing). Hasil pemeriksaan BPK akan menjadi dasar.
Kasus korupsi yang dikaitkan dengan Ibnu Khaldun.Pemikir Muslim ternama
yag hidup pada abad ke-14, Ibnu Khaldun, menilai penting adanya rasa kebersamaan,
serta senasib dan sepenanggungan, atau disebutnya sebagai ashabiyah sebagai
penjamin kelangsungan sebuah negara. Hilangnya ashabiyah itu, kata dia, akan
melahirkan antara lain perilaku korupsi.Khaldun mengamati jatuh bangunnya
kesultanan dan menulisnya kesimpulannya dalam buku The Muqaddimah
(Mukadimah).
solusi untuk mencegah korupsi menurut paradigma syari’ah Islam yaitu
dengan rekrutmen SDM aparat negara wajib berasaskan profesionalitas dan Integritas,
bukan berasaskan egoisme yang pada akhirnya berujung pada korupsi,kolusi, dan
nepotisme. Dan negara wajib melakukan pembinaan kepada seluruh aparat dan
pegawainya, memberikan gaji dan fasilitas yang layak kepada aparatnya.Islam
melarang menerima suap atau hadiah atau dalam istilah korupsi dikatakan gratifikasi
bagi para aparat negara.
9
3.2 Saran
Kasus korupsiJiwasrayaharus dilakukan audit investigatif untuk memastikan kemana
larinya investasi ini sehingga bisa me-recovery nilai-nilai investasi yang sudah akhirnya
mengorbankan jutaan nasabah. Kasus ini pemerintah harus bertindak tegas dalam mengusut
tuntas perkara kasus korupsi keuangan dan dana investasi, sehingga dapat menggantikan
kerugian nasabah. Selain upaya penindakan hukum, pemerintah juga dinilainnya perlu
memikirkan dampak dari segi bisnis terutama yaitu pemulihan keuangan perusahaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnbcindonesia.com/market/20191218210034-17-124271/ini-penjelasan-lengkap-
kejagung-soal-kasus-korupsi-jiwasraya
https://news.detik.com/berita/d-3172589/ibnu-khaldun-korupsi-terjadi-karena-pejabat-mengejar-
kemewahan-hidup
https://www.kompasiana.com/ulvia/57ed18b1dc9373cd164376c7/faktorfaktor-dan-cara-
pencegahan-korupsi-dalam-islam
11