Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA BISNIS

”PELANGGARAN ETIKA BISNIS OLEH OREO PT. NABISCO”

Disusun oleh :

Rina Mega SP 41183402170084

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI


Jl. Cut Meutia N0.83, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat 17113
Tlp. 021-8801027
Fakultas Ekonomi, Manajemen
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan kasih
sayang-Nya, saya tak akan dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa,
sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas individu untuk mata kuliah Etika
Bisnis pada semester V dengan mengangkat tema “Pelanggaran Etika Bisnis Oleh Oreo PT.
Nabisco”.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari kebijaksanaan bisnis yang
melanggar etika berbisnis. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik
dan saran demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun.

Bekasi, Oktober 2019

Rina Mega SP

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii


BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PENGERTIAN ETIKA BISNIS ............................................................................................................. 2
A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS ................................................................................................. 2
B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS ........................................................................................... 2
BAB III ................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
A. KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS OLEH OREO PT. NABISCO ............................. 4
B. ANALISIS KASUS ETIKA BISNIS .......................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................................................... 6
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................... 6
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................... 6
B. SARAN ....................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial yang
baik. Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup luas
yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan, adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap dan
cara berpikir. Kata “moralitas” dari kata lain “moralis” dan merupakan kata abstrak dari
“moral” yang menunjuk kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. Sedangkan definisi dari
etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis
yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Apalagi
akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya tentang perilaku bisnis terutama
menjelang mekanisme pasar bebas.

Dalam mekanisme pasar bebas diberikan kebebasan luas kepada seluruh pelaku bisnis untuk
melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Hal ini terjadi
akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga
terjadi penyimpangan norma-norma etis. Bahkan, pelanggaran etika bisnis dan persaingan
tidak sehat dalam upaya penguasaan pasar terasa semakin memberatkan para pengusaha
menengah kebawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing. Oleh karena itu, perlu
adanya sanksi yang tegas mengenai larangan praktik monopoli dan usaha yang tidak sehat
agar dapat mengurangi terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam dunia usaha.

1
BAB II

PENGERTIAN ETIKA BISNIS

A. PENGERTIAN ETIKA BISNIS

Etika bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan semua
pihak yang terkait untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan ilmu ekonomi dan
mencapai tujuan atau mendapatkan laba, sehingga kita harus menguasai sudut pandang
ekonomi, hukum dan etika maupun moral agar bisa mencapai target yang diinginkan.
Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek baik atau buruk
yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang masih belom pernah etika bisnis
mendapat begitu banyak perhatian seperti sekarang.
Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang diberikan
oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan dan disalah gunakan dalam
penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan perbuatan yang
melanggar etika bisnis.

B. PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan
untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang
mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis
sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi, Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara
bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

2. Prinsip kejujuran, Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam


mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak,
baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang
teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan
perusahaan tersebut. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan
secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.

2
3. Prinsip tidak berniat jahat, Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran.
Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan
itu.

4. Prinsip keadilan, Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait
dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar
setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.

5. Prinsip hormat pada diri sendiri, Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut
melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.

3
BAB III

PEMBAHASAN

A. KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS OLEH OREO PT. NABISCO

Dijilat,diputer,lalu dicelupin. Itulah sepenggalan kata yang selalu masyarakat dengar


dari salah satu perusahaan biskuit ternama, Kraft Indonesia, Oreo.

Brand image dengan yel-yel yang mudah dicerna seperti kasus di atas, sangat melekat
kepada anak-anak. Segmentasi PT.Nabisco pun tepat dalam mengeluarkan produk biskuit
coklat berlapiskan susu ini, yaitu anak-anak. Ada pepatah mengatakan “tak ada satu pun
orangtua yang tidak menyayangi anaknya”. Ini merupakan ungkapan yang tepat bagi
orangtua yang mempunyai anak-anak terlebih anak yang masih berusia kecil. Kekhawatiran
orangtua ini, menjadi membludak sebab diisukannya biskuit oreo, yang merupakan biskuit
favorit anak-anak, mengandung bahan melamin.

Hal ini cukup berlangsung lama di dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan
menurun drastis. BPOM dan dinas kesehatan mengatakan bahwa oreo produksi luar negri
mengandung melamin dan tidak layak untuk dikonsumsi karna berbahaya bagi kesehatan
maka harus ditarik dari peredarannya. Pembersihan nama oreo pun sebagai biskuit berbahaya
cukup menguras tenaga bagi public relation PT. Nabisco.

Kutipan BPOM, “Yang ditarik BPOM hanya produk yang berasal dari luar negeri
dan bukan produksi dalam negeri. Untuk membedakannya lihat kode di kemasan produk
tersebut.Kode MD = produksi dalam negeri,aman dikonsumsi.Sedangkan ML = produksi
luar negeri.”Gonjang-ganjing susu yang mengandung melamin akhirnya merembet juga ke
Indonesia.BPOM telah mengeluarkan pelarangan terhadap peredaran 28 produk yang
dicurigai menggunakan bahan baku susu bermelamin dari Cina,diantaranya yang akrab di
telinga kita antara lain : Oreo sandwich cokelat/wafer stick dan M & M’s.
Maaf kalau mengecewakan para penggemar Oreo tapi ini kenyataan,ini bukan hoaks lho.
Selain Oreo dan M & M’s ada beberapa produk yang diduga mengandung bahan susu dari
Cina seperti es krim Indo Meiji,susu Dutch Lady dll.
Seperti di ketahui heboh susu dan produk turunannya yang mengandung formalin telah
mengguncang Cina karena telah merenggut nyawa 4 bayi dan menyebabkan sekitar 6244 bayi
terkena penyakit ginjal akut.(sumber : Kompas,20 September 2008)

4
B. ANALISIS KASUS ETIKA BISNIS

Dari kasus diatas yaitu Pelanggaran Etika Bisnis oleh Oreo PT. Nabisco, perusahaan
tersebut adalah perusahaan modern yang memiliki tanggung jawab atas tindakan perusahaan
kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan terdiri atas tindakan atau kelalaian
orang-orang berbeda yang bekerja sama dengan perusahaan sehingga tindakan atau kelalaian
mereka adalah tindakan perusahaan.
Dari kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Oreo PT. Nabisco perusahaan tersebut telah
melakukan pelanggaran terhadap prinsip etika bisnis yaitu prinsip kejujuran. Perusahaan
tersebut tidak memberikan peringatan kepada konsumen mengenai kandungan yang ada di
dalam produk yang sangat berbahaya dan melakukan kecurangan yaitu memperendah biaya
produksi produk agar mendapatkan keuntungan atau laba yang besar. Perusahaan tersebut
menyampingkan kesehatan konsumen dengan menggunakan zat berbahaya (melamin) yang
tidak layak di konsumsi dalam produknya. Dalam zat melamin tersebut dapat menyebabkan
kanker hati dan lambung.

5
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh Oreo PT. Nabisco dapat disimpulkan bahwa
perusahaan tersebut telah melakukan pelanggaran prinsip etika bisnis yaitu prinsip kejujuran.
Perusahaan tersebut menggunakan zat yang berbahaya yaitu melamin untuk kesehatan
konsumen yang dapat menimbulkan kanker hati dan lambung dalam produknya dan
perusahaan tersebut melakukan kecurangan dengan memperendah biaya produksi produk
untuk mendapatkan keuntungan atau laba yang besar.

B. SARAN

Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan
asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan
seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan produknya
karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan perusahaan maka
perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar karena kepercayaan
atau loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

6
DAFTAR PUSTAKA

 https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori-teori-etika/
 http://kelompok7rismatulkaromah.blogspot.co.id/2016/06/contoh-kasus-pelanggaran-
etika-bisnis.html
 http://dianavia.blogspot.com/2011/10/prinsip-prinsip-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai