DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 :
EDWARD TOLLA LINTIN
HESTY RAHAYU PERTIWI
IFFAH KARIMAH NATSIR
IRMA DAMAYANTI
KAMELIAWATI A
Puji syukur kepada kehadirat Tuhan yang telah memberikan kasih karunia-Nya
kepada saya dan memberikan kelancaran dalam pembuatan makalah ini, sehinggah
“Kasus Pelanggaran Etika di Industri”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari
Makalah ini saya buat berdasarkan sistematika penulisan makalah yang telah
ditentukan sebelumnya. Isi yang tercantum dalam laporan ini sesuai dengan referensi dari
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini, mohon maaf apabila terdapat
banyak kesalahan dalam penyusunan dan penyajian makalah ini. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penyusun agar dapat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................... iError! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ............................................ Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang .............................................................. Error! Bookmark not defined.
B. Tujuan Makalah ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 3
A. Pengertian Etika Bisnis................................................................................................ 3
B. Prinsip Etika Bisnis ............................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
A. Contoh Kasus Melanggar Etika Bisnis ....................................................................... 6
B. Analisis Kasus Etika Bisnis............................................................................................ 8
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 10
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah perusahaan bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab
sosial yang baik. Kata “etika” berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang
cukup luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan, adaptasi, akhlak, watak,
perasaan, sikap dan cara berpikir. Kata “moralitas” dari kata lain “moralis” dan
merupakan kata abstrak dari “moral” yang menunjuk kepada baik dan buruknya suatu
perbuatan. Sedangkan definisi dari etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara
ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang
berlaku secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menunjang
maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Apalagi akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan
Dalam mekanisme pasar bebas diberikan kebebasan luas kepada seluruh pelaku
ekonomi. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari
pelanggaran etika bisnis dan persaingan tidak sehat dalam upaya penguasaan pasar
terasa semakin memberatkan para pengusaha menengah kebawah yang kurang memiliki
kemampuan bersaing. Oleh karena itu, perlu adanya sanksi yang tegas mengenai larangan
praktik monopoli dan usaha yang tidak sehat agar dapat mengurangi terjadinya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etika bisnis merupakan landasan tentang moralitas dalam ekonomi atau bisnis dan
ekonomi dan mencapai tujuan atau mendapatkan laba, sehingga kita harus menguasai
sudut pandang ekonomi, hukum dan etika maupun moral agar bisa mencapai target yang
diinginkan. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh manusia, aspek
baik atau buruk yang dilakukan oleh seseorang. Tetapi sampai sekarang masih belom
Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang yang
gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk melakukan
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki
standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral
sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan
3
1. Prinsip otonomi, Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk
dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan secara
bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada
baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang
teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan
secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
3. Prinsip tidak berniat jahat, Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran.
Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan
itu.
4. Prinsip keadilan, Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait
dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
4
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar
setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
5. Prinsip hormat pada diri sendiri, Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut
5
BAB III
PEMBAHASAN
bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih
PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan
Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena
PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada
3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan
swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar,
Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu
6
melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan
kemakmuran rakyat.
1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai
listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat
Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy,
Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga
listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini
diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan
Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi
bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN
berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah
7
serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar
masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu
secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan
juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas.
Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor
Jika dilihat dari teori etika deontologi : Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik
Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau
tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan listrik secara
adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan usahany
Jika dilihat dari teori etika teleologi : Dalam kasus ini, monopoli di PT. PLN
terbentuk secara tidak langsung dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana
daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara untuk kepentingan
8
Jika ditinjau dari teori utilitarianisme : Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori
etika utilitarianisme dinilai tidak etis, karena mereka melakukan monopoli. Sehingga
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari wacana diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara
masyarakat. Tindakan PT. PLN ini telah melanggar Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
B. Saran
Untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat secara adil dan merata, ada
usaha di bidang listrik. Akan tetapi Pemerintah harus tetap mengontrol dan
yang merugikan masyarakat. Atau Pemerintah dapat memperbaiki kinerja PT. PLN
saat ini, sehingga menjadi lebih baik demi tercapainya kebutuhan dan kesejahteraan
10
DAFTAR PUSTAKA
http://triyasapritantina.blogspot.co.id/2011/09/tugas-etika-bisnis.html
https://khoyunitapublish.wordpress.com/2013/12/10/teori-teori-etika/
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
http://vtastubblefield.wordpress.com/2013/01/30/pentingnya-etika-dalam-berbisnis/
http://dianavia.blogspot.com/2011/10/prinsip-prinsip-etika-bisnis.html
11