Anda di halaman 1dari 2

1.

Mekanisme Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan gelombang suara masuk melalui telinga luar (daun
telinga). Kemudian gelombang suara memasuki rongga telinga dan mengalami amplifikasi
melalui proses resonansi. Selanjutnya gelombang suara akan menuju membran timpani. Di
membran timpani, gelombang suara diubah menjadi getaran. Getaran tersebut akan
menyebabkan tiga tulang pendengaran ikut bergetar untuk mengubah tekanan suara menjadi
energi mekanik. Dalam proses ini terjadi penyamaan impedansi antara telinga luar dan telinga
bagian tengah. Kemudian getaran diteruskan ke koklea, dimana pada koklea terdapat cairan
yang akan ikut bergetar. Akibat getaran tersebut, cairan akan bergerak dan merangsang sel-
sel rambut pada organ korti yang terdapat di koklea. Getaran tersebut kemudian akan
dikirimkan melalui saraf sensoris menuju otak dalam bentuk impuls. Otak menerima impuls
dan me-nerjemahkannya sebagai suara.

Manusia dapat melakukan persepsi terhadap gelombang akustik yang dite-rima. Persepsi
tersebut terbagi dua, yaitu Interaural Time Difference (ITD) dan Interaural Intensity
Difference (IID).
a. Interaural Time Difference (ITD), merupakan perbedaan waktu saat gelombang suara
sampai pada kedua teli-nga. Kedua telinga dipisahkan oleh jarak 18 cm sehingga
menyebabkan terja-dinya perbedaan waktu tersebut. Telinga yang lebih dekat dengan sumber
su-ara akan lebih cepat menerima gelombang suara dibandingkan telinga yang lain.
b. Interaural Intensity Difference (IID), menunjukkan bahwa posisi telinga yang lebih dekat
dengan sumber suara akan menerima intensitas suara yang lebih tinggi dibandingkan telinga
yang lain.

2. Mekanisme Pengecapan

Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang
sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan
makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang
diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita makan.

Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor kuncup pengecap menjadi kurang sensitif.
Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap
menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas,
dapat menyebabkan ‘tongue burning’ dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari. Lidah
yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang,
karena banyaknya plak yang terkumpul di permukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang
berkurang dan menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak
bekerja maksimal.

Saat kita terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah tidak
bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu
oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum
makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi
kuncup pengecap.

Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung2 syaraf-syaraf
pengecap yg terdapat di papilla  rangsang diteruskan ke otak ( otak memproses dan kita
merasakan berbagai rasa pada makanan ). Tetapi tidak seperti kelenjar saliva yang “istirahat”
pada saat kita tidur sehingga produksi saliva menurun, lidah tetap beraktivitas meskipun kita
sedang tidur. Lidah mendorong saliva ke tenggorokan supaya bisa ditelan.

3. Mekanisme Penglihatan

Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40 unsur
utama yang berbeda dan kesemua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses melihat.
kerusakan salah satu fungsi bagiannya saja akan menjadikan mata mustahil dapat melihat.
Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat dibelakangnya terdapat
iris, selain member warna pada mata iris juga dapat merubah ukurannya secara otomatis
sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang melekat padanya. Misalnya
ketika berada di tempat gelap iris akan membesar untuk memasukkan cahaya sebanyak
mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, iris akan mengecil untuk mengurangi cahaya
yang masuk ke mata. Ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikrimkan ke
otak, untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak
mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut.

Bagian mata lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa
bertugas memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang
mata. Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan
jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.

4. Mekanisme Perabaan
a. Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh dll) akan
diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan
kulit
b. Kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang),
c. Lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang.
d. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran
utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah
informasi sensorik ini).
e. Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex),
yang disebut korteks sensorik
5. Mekanisme Penciuman

Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput
lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh
serabut saraf menuju pusat pembau di otak. Kita dapat membau suatu zat karena zat yang
berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat tersebut akan
dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor, kemudian dibawa oleh saraf
pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau tersebut.

Anda mungkin juga menyukai